tirto.id - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Salah satu jenisnya adalah konjungsi koordinatif. Berikut adalah penjelasan selengkapnya. Konjungsi koordinatif adalah kata hubung yang dipakai untuk menggabungkan dua klausa yang berkedudukan setara. Dalam penerapannya, konjungsi koordinatif menghasilkan kalimat majemuk setara. Konjungsi yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: dan, dari, serta, melainkan, padahal, sedangkan, atau, tetapi. Sebagaimana dilansir buku EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan (2008) tulisan Ernawati Waridah, konjungsi koordinatif adalah kata penghubung yang menggabungkan dua klausa yang memiliki kedudukan setara.
Dalam penerapannya, kata penghubung koordinatif dipakai untuk menandai sebagai berikut: a. Hubungan penambah Contoh: dan b. Hubungan pemilihan Contoh: atau c. Hubungan perlawanan Contoh: tetapi
Baca juga:
Apabila diperhatikan secara saksama, penggabungan ketiga jenis kata penghubung di atas bisa menghasilkan kalimat majemuk setara. Terkait penjelasannya, akan dijelaskan di bawah ini. Rahma Barokah dalam buku Berpikir Cerdas dengan Bahasa Indonesia (2021) menuliskan, konjungsi koordinatif atau konjungsi setara sangat diperlukan dalam kalimat majemuk setara. Contoh: Ibu membaca buku (kalimat pertama) dan ayah membersihkan kebun (kalimat kedua) Dalam contoh di atas, antara kalimat pertama Ibu membaca buku dan kalimat kedua ayah membersihkan kebun dihubungkan dengan konjungsi koordinatif dan. Konjungsi koordinatif menandakan secara gramatikal atau leksikal kedua kalimat tersebut berfungsi sama atau setara. Sebab, subjek dalam kalimat pertama dengan subjek dalam kalimat kedua tidak ada yang lebih diutamakan, sehingga bersifat setara. Di sisi lain, konjungsi koordinatif berfungsi sebagai berikut:
Secara garis besar, konjungsi adalah kata atau ungkapan yang berfungsi sebagai penghubung antarkata, antarklausa, atau antarkalimat. Penggunaan kata hubung dalam sebuah kalimat atau paragraf berfungsi agar susunan kata atau kalimat memiliki koherensi (keterkaitan). Konjungsi dibagi menjadi lima kelompok, yakni konjungsi koordinatif, konjungsi subordnatif, konjungsi korelatif, konjungsi antarkalimat, dan konjungsi antarparagraf.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
KONJUNGSI KOORDINATIF
atau
tulisan menarik lainnya
Alexander Haryanto
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
Konjungsi, kata sambung, kata hubung, atau kata penghubung adalah partikel (kata tugas) yang digunakan untuk menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, ungkapan dengan ungkapan, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau bahkan paragraf dengan paragraf (khusus konjungsi antarparagraf disebut juga "transisi").[1][2] Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi.[3] Konjungsi bukanlah suatu objek dan juga tidak berfungsi untuk memberi arti suatu kata, konjungsi hanya menghubungkan kata dengan kata atau kalimat dengan kalimat dan sebagainya. Oleh karena itu, kata yang sama dapat berfungsi sebagai preposisi pada suatu satu, adverbia pada posisi kedua, atau konjungsi pada bagian yang lain.
Berdasarkan letaknya, konjungsi dibagi menjai dua, yaitu konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat.
Konjungsi intrakalimat merupakan konjungsi yang menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa yang berada dalam satu kalimat. Konjungsi intrakalimat terbagi menjadi dua, menurut derajat klausa yang mengapitnya.
Konjungsi koordinatif menghubungkan dua klausa yang sederajat atau setara.[4] Konjungsi koordinatif terdiri dari beberapa macam:
Konjungsi subordinatif menghubungkan dua klausa yang tidak setara atau sederajat, yaitu antara anak kalimat dan induk kalimat.[4] Konjungsi subordinatif terdiri dari beberapa macam:
Konjungsi antarkalimatKonjungsi antarkalimat merupakan konjungsi yang menghubungkan dua kalimat yang berbeda, sehingga konjungsi ini biasanya terletak di awal kalimat kedua. Misalnya: Oleh sebab itu, dengan demikian, dan namun.[5]
Wikibuku Bahasa Indonesia memiliki halaman berjudul Konjungsi
|