Khotbah tentang JANGAN BERBUAT dosa lagi

Khotbah tentang JANGAN BERBUAT dosa lagi

Senin, 4 April 2022

Hari Biasa Pekan Prapaskah V

Dan 13:1-9,15-17,19-30

Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6

Yoh 8:1-11 atau Yoh 8:12-20

Tidak ada manusia yang luput dari kelemahan, kesalahan, dan dosa. Demikian pun dengan kita yang kerap kali jatuh dalam dosa, baik secara sadar maupun tanpa disengaja. Melalui dosa yang kita lakukan, kita mendatangkan hukuman dan kematian pada diri kita sendiri. Kita berada di bawah hukuman, karena kita tidak taat dan melanggar perintah-perintah Tuhan, seperti seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Kita tidak jauh berbeda dengan ia yang dihadapkan pada Yesus.

            Meskipun kita berdosa dan layak mendapatkan hukuman, hukum dan kasih Allah mengatasi segalanya. Allah mengutus Putra-Nya sendiri untuk membawa keselamatan pada orang-orang berdosa, bagi kita pula. Melalui tatapan-Nya yang penuh kasih, perkataan yang lembut, dan sentuhan-Nya yang menggenggam tangan kita serta mengangkat kita dari dosa, Ia mengampuni kita, “Aku pun tidak menghukum engkau,” serupa dengan, “Aku mengampunimu.”Lalu, permenungan bagi kita, kapan dan disaat apa kita diampuni?

            Saat penuh rahmat pengampunan tidak lain tidak bukan kita dapatkan dalam sakramen rekonsiliasi, yakni di saat dimana kita datang dengan pertobatan hati dan berjumpa dengan Kristus yang Maharahim dalam diri imam. Perjumpaan inilah yang mendatangkan pengampunan dan keselamatan. Menjelang perayaan puncak misteri Paskah Kristus, kita diundang untuk menyadari diri kita yang berdosa; untuk mengakui dosa kita; untuk menjumpai Yesus yang menunggu di bilik sunyi, yang siap merangkul dan mengampuni kita. Melalui sakramen rekonsiliasi, dos akita diampuni dan kita bisa mendengar sabdaNya sendiri, “Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Fr. Widyawan

“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.” (1 Korintus 15:33-34)

Bacaan : 1 Korintus 15:30-34

Apakah anda kenal dengan Dorothy Day? Dorothy Day (8 November 1897 – 29 November 1980) lahir di Brooklyn, Amerika Serikat. Dorothy merasakan sulitnya hidup di masa perang Amerika. Suasana perang yang menimbulkan penindasan, penderitaan, dan ketidakadilan; membawanya kepada perjuangan di bidang jurnalistik dan aktivitas sosial. Sebelum ia percaya Tuhan dan memberi diri dibaptis, Dorothy menganut gaya hidup bebas dan berpikiran radikal. Ia pernah menjalani hidup kohabitasi (hidup serumah tanpa ikatan perkawinan), mengandung, dan melakukan aborsi. Laki-laki terakhir yang berstatus kohabitasi dengannya adalah Forster Batterham, seorang ateis yang anarkis. Ketika Dorothy merasakan penerimaan dan kasih persaudaraan yang luar biasa di sebuah gereja, itu menjadi titik balik kehidupan rohaninya. Ia memutuskan menerima sakramen baptisan pada 28 Desember 1927. Nama Dorothy menjadi semakin terkenal, ketika ia berkampanye dalam membela orang-orang miskin, terbuang, lapar, dan para tunawisma.

Pada 29 November 1980, Dorothy Day meninggal dunia dan dimakamkan di New York. Paus Yohanes Paulus II di tahun 2000 memberinya gelar “Pelayan Tuhan”. Sebuah gambaran kehidupan yang indah, ketika menjemput ajal telah meninggalkan perbuatan dosa dan hidup mengabdikan diri untuk membela sesama, sebagai pelayan Tuhan. Rasul Paulus dengan jelas memberikan pengajarannya kepada jemaat Korintus bahwa keyakinannya akan kebangkitan Kristus, telah membawanya berkomitmen dalam menjalani pelayanan yang penuh bahaya bagi Kristus. Ia rela menderita, melawan binatang buas, dan setiap hari berhadapan dengan maut. Semua itu dilakukan karena percaya akan janji kehidupan dan keselamatan kekal di dalam Kristus. Paulus menyatakan, “Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati.” (ay. 32b). Paulus juga menegaskan agar umat Tuhan tidak sesat, karena pergaulan yang buruk dapat merusakkan kebiasaan yang baik. Ia meminta orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus untuk tidak berbuat dosa lagi. Dunia dengan segala pesona dan godaannya, selalu menarik setiap orang untuk jatuh dalam dosa. Tetapi umat Tuhan sanggup menepisnya. (NLU)

Sadarlah Kembali Dan Jangan Berbuat Dosa Lagi!

Khotbah tentang JANGAN BERBUAT dosa lagi

Serpent and apple

(Yohanes 5:14)

Oleh: Pdt. Dr. Nyoman Enos, M.Th.

“Engkau telah sembuh, jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk”

A. Bila orang Kristen berbuat dosa, dia akan kehilangan 10 hal dalam kehidupannya :

  1. Kehilangan persekutuan dengan Allah (1 Yohanes 5:5-7)
  2. Kehilangan sukacita abadi (Mazmur 32:3-5)
  3. Kehilangan berkat (Yesaya 59:2)
  4. Kehilangan kemenangan (Yosua 7:5)
  5. Kehilangan smangat mlayani Tuhan (Ibrani 12:1-3)
  6. Kehilangan ketenangan (Yesaya 48:22)
  7. Kehilangan kesehatan (1 Korintus 11:30)
  8. Kehilangan kehormatan atau diremehkan (Matius 5:13)
  9. Kehilangan buah-buah Roh Kudus (Yoh 15:5-6)
  10. Kehilangan sejahtera karena hukuman Allah (Ibrani 12:5-6)

B. Aplikasi

  1. Dosa membuat kita kehilangan kemuliaan (Roma 3:23), sebab itu jangan kita berbuat dosa lagi.
  2. Marilah kita mentaati firman Tuhan, maka damai sejahtramu dan kebahagianmu akan terus melimpah. (Yesaya 48:18)