Kenapa ibu hamil sering sakit perut di bagian bawah?

Kehamilan

dr. Devia Irine Putri, 05 Jan 2022

Ditinjau oleh Tim Medis Klikdokter

Sakit perut dapat terjadi pada setiap ibu hamil di semua trimester. Apakah kondisi ini pasti berbahaya?

Kenapa ibu hamil sering sakit perut di bagian bawah?

Sering kali ibu hamil mengalami berbagai keluhan yang mengganggu. Salah satunya adalah sakit perut.

Sakit perut saat hamil dapat terjadi dalam berbagai intensitas dan frekuensi. Ada yang mengeluhkan rasa sakit yang tajam, ada pula yang hanya berupa rasa tidak nyaman di perut.

Lalu, apa saja penyebab sakit perut saat hamil? Apakah kondisi tersebut berbahaya? Simak faktanya berikut ini.

Penyebab Perut Sakit Saat Hamil yang Tidak Berbahaya

Bisa dibilang, perut sakit saat hamil umum terjadi. Beberapa penyebab sakit perut yang normal pada ibu hamil, yaitu:

1. Ekspansi Rahim

Sakit perut saat hamil dapat terjadi akibat pembesaran rahim. Seiring bertambahnya usia kehamilan, ukuran uterus pun akan bertambah. 

Bertambahnya ukuran uterus tersebut akan mendesak organ lain dalam rongga perut sehingga menimbulkan rasa nyeri.

Sakit perut akibat pembesaran rahim biasanya bersifat tajam, tetapi tidak berlangsung lama. Kondisi umumnya akan membaik dengan istirahat sejenak. 

Artikel Lainnya: Cara Ampuh Mengatasi Maag saat Hamil

2. Peningkatan Gas di Lambung

Saat hamil, hormon progesteron meningkat dalam tubuh. Hormon ini menyebabkan otot polos berelaksasi, termasuk otot saluran pencernaan. Gerakan lambung dan usus pun melambat.

Selain itu, ukuran uterus yang membesar dan mendesak lambung. Akibatnya, terjadi penumpukan gas di lambung.

Ibu hamil biasanya akan mengeluh perut terasa begah, kembung, dan nyeri. Sakit perut ini biasanya akan berkurang saat ibu berbaring ke kiri atau setelah bersendawa atau buang angin.

3. Konstipasi

Salah satu penyebab sakit perut saat hamil adalah konstipasi. Penyebabnya sama dengan peningkatan gas di lambung, yaitu adanya hormon progesteron.

Gerakan usus yang melambat akibat peningkatan hormon menyebabkan pengeluaran feses jadi lebih jarang dari biasanya.

Saat konstipasi terjadi, ibu hamil umumnya akan merasa sakit perut, terutama saat akan buang air besar. 

Artikel Lainnya: Tips Ampuh Cegah Diare untuk Ibu Hamil

4. Nyeri Ligamen Rotundum

Ligamen rotundum (round ligament) adalah ligamen yang menyokong rahim. Ligamen ini terdiri atas jaringan ikat yang ikut meregang bersama rahim. Makin besar usia kehamilan, makin teregang pula ligamen ini dan dapat memicu rasa nyeri.

Nyeri pada perut akibat teregangnya ligamen rotundum kebanyakan terjadi saat ibu batuk, bersin, tertawa keras, atau berpindah dari posisi duduk ke berdiri.

Sakit perut biasanya dirasakan di area depan perut hingga ke perut bagian bawah. Umumnya, rasa nyeri akan berkurang bila ibu beristirahat.

5. Kontraksi Palsu (Braxton-Hicks)

Memasuki trimester ketiga, ibu hamil akan sering mengalami kontraksi palsu atau Braxton-Hicks. Kontraksi ini sama sekali tidak berhubungan dengan pembukaan leher rahim ataupun persalinan.

Pada kontraksi palsu, ibu merasakan nyeri yang tidak terlalu hebat. Biasanya nyeri pun dirasakan sebentar.

Dehidrasi merupakan pencetus kontraksi palsu yang paling sering. Karena itu, sakit perut karena kontraksi palsu biasanya akan berkurang dengan minum air putih dalam jumlah cukup.

Artikel Lainnya: Hamil Tua, Sebaiknya Hindari Tidur Telentang

Penyebab Perut Sakit Saat Hamil yang Berbahaya

Meskipun sebagian besar tidak berbahaya, perut sakit selama hamil tetap tidak boleh dianggap remeh.

Berikut ini beberapa kondisi berbahaya yang ditandai dengan sering sakit perut saat hamil: 

1. Keguguran

Nyeri perut di awal kehamilan disertai dengan munculnya bercak darah bisa menjadi pertanda dari keguguran. 

Segera konsultasikan dengan dokter kandungan apabila Anda mengalami keluhan ini.

2. Kehamilan Ektopik

Penyebab sakit perut saat hamil yang mungkin terjadi adalah kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik adalah hamil di luar kandungan, biasanya di salah satu tuba falopi.

Pada awalnya, kehamilan ektopik tidak menunjukkan gejala. Namun semakin bertambah usia kehamilan, gejala pun muncul semakin sering, seperti sakit perut dan dapat disertai dengan perdarahan.

Kehamilan ektopik tidak bisa dilanjutkan dan perlu segera ditangani, salah satunya dengan tindakan operasi.

Artikel Lainnya: Bunda, Kenali Tanda-tanda Keguguran Palsu

3. Preeklampsia

Sakit perut saat hamil bisa menjadi tanda preeklampsia. Pada preeklampsia, biasanya keluhan sakit perut berada di sisi kanan atas dan area ulu hati yang dapat menjalar hingga ke punggung.

Pada kondisi lebih lanjut, gejala preeklampsia bisa berubah menjadi lebih berat, seperti muncul kejang. Kondisi ini pun berakhir menjadi eklampsia.

4. Solusio Plasenta

Solusio plasenta bisa menjadi salah satu penyebab sakit perut saat hamil. Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta sebelum waktunya.

Kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan dari jalan lahir, yang disertai dengan sakit perut tak tertahankan.

Apabila tidak ditangani dengan segera, kondisi ini berbahaya bagi ibu dan kandungannya. Pasalnya, plasenta merupakan bagian penting untuk menyalurkan asupan nutrisi dan oksigen ke tubuh bayi.

Selain itu, perdarahan pada ibu yang tak diatasi dapat mengakibatkan syok dan berujung kematian.

Artikel Lainnya: Perdarahan Usai Hubungan Seks saat Hamil, Efek Solusio Plasenta?

5. Apendisitis

Penyebab sakit perut pada ibu hamil yang berbahaya tidak selalu berhubungan dengan masalah pada kandungannya. Tapi bisa juga dengan organ lain di sekitarnya, salah satunya adalah infeksi usus buntu atau apendisitis.

Apendisitis dapat terjadi pada siapa saja, tak terkecuali ibu hamil. Pada kondisi ini, gejala yang muncul adalah nyeri perut yang dapat disertai dengan demam, mual, dan muntah.

6. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) saat hamil cukup sering terjadi, dan menjadi penyebab perut sakit saat hamil.

Beberapa ibu hamil mungkin tidak mengeluhkan gejala. Namun, sebagian merasakan gejala berupa:

  • Rasa tidak nyaman saat BAK yang dideskripsikan sebagai rasa panas maupun pedih.
  • Demam.
  • Muncul urine yang keruh atau bercampur darah.
  • Keluhan nyeri perut, terutama perut bawah.

Tidak semua sakit perut saat hamil itu berbahaya. Namun, Anda tetap perlu mengetahui tanda-tanda bahayanya, seperti sakit perut hebat yang disertai perdarahan, pandangan kabur, gerakan janin berkurang, gangguan BAK, hingga penurunan kesadaran.

Dengan begitu, Anda bisa segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk ditangani secara tepat.

Jika punya pertanyaan lebih lanjut mengenai topik ini, Anda bisa konsultasi dengan dokter melalui fitur Live Chat di aplikasi Klikdokter.

[WA]

KehamilanSakit Perut

Konsultasi Dokter Terkait

Apa penyebab ibu hamil sering nyeri perut bagian bawah?

Saat bayi membesar dalam kandungan, kondisi ini membuat rahim dan ligamen bundar menjadi meregang. Peregangan ini yang membuat ibu kerap merasakan nyeri pada bagian perut bawah saat hamil.

Apakah bahaya jika ibu hamil mengalami sakit perut bagian bawah?

Sakit perut bagian bawah saat hamil umum dialami, khususnya mulai trimester 2 kehamilan. Akan tetapi, kondisi ini juga dapat terjadi di awal atau akhir masa kehamilan. Perlu diketahui bahwa kondisi ini merupakan hal yang normal dan tidak berbahaya bagi janin ataupun ibu hamil.

Apa yang harus dilakukan saat perut ibu hamil sakit?

Untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat sakit perut saat hamil di atas, beberapa hal berikut ini bisa Moms lakukan..
Mandi Air Hangat. ... .
Makan Banyak Serat. ... .
Sering Nyemil dan Minum Banyak Air. ... .
Lakukan Peregangan. ... .
Konsultasi ke Dokter..

Apa penyebab sakit pada perut bagian bawah?

Beragam Penyebab Sakit Perut Bagian Bawah Penyakit Crohn. Gangguan usus, seperti ileus. Radang usus buntu. Radang kandung kemih.