Kenapa harus menggunakan penelitian kuantitatif

Kenapa harus menggunakan penelitian kuantitatif

Perbesar

Ilustrasi (Sumber: Pixabay)

Perbedaan jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat dilihat dari beberapa segi. Perlu kamu ketahui bahwa kedua metode atau pendekatan penelitian tersebut tidak selamanya saling bertentangan satu sama lain. Ada juga beberapa hal juga memiliki kesamaan atau kemiripan.

Desain Penelitian. Jenis penelitian kuantitatif memiliki sifat yang khusus, terperinci, dan statis. Alur dari penelitian kuantatif sendiri sudah direncanakan sejak awal dan tidak dapat diubah lagi. Sedangkan jenis penelitian kualitatif bersifat umum, fleksibel, dan dinamis. Penelitian kualitatif sendiri dapat berkembang selama proses penelitian berlangsung.

Analisis Data. Jenis penelitian kuantitatif dapat dianalisis pada tahap akhir sebelum laporan, sedangkan kualitatif dapat dianalisis selama proses penelitian berlangsung.

Istilah Subjek Penelitian. Kuantitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan responden. Kualitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan narasumber.

Cara Memandang Fakta. Penelitian kuantitatif memandang "Fakta/Kebenaran" berada pada objek penelitian di luar sana. Peneliti harus netral dan tidak memihak. Apapun yang ditemukan di lapangan, itulah fakta. Penelitian kuantitatif berangkat dari teori menuju data.

Sedangkan penelitian kualitatif memandang "Fakta/Kebenaran" tergantung pada cara peneliti menginterpretasikan data. Hal ini dikarenakan ada hal-hal kompleks yang tidak bisa sekadar dijelaskan oleh angka, seperti perasaan manusia. Penelitian kuantitatif berangkat dari data yang kemudian dijelaskan oleh teori-teori yang dianggap relevan, untuk menghasilkan suatu teori yang menguatkan teori yang sudah ada.

Pengumpulan Data. Pada penelitian kuantitatif Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan serangkaian instrumen penelitian berupa tes/kuesioner. Data yang terkumpul kemudian dikonversikan menggunakan kategori/kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kualitas penelitian kuantitatif ditentukan oleh banyaknya responden penelitian yang terlibat.

Sedangkan, penelitian kualitatif lebih berfokus pada sesuatu yang tidak bisa diukur oleh hitam putih kebenaran, sehingga pada penelitian kualitatif peneliti mengorek data sedalam-dalamnya atas hal-hal tertentu. Sehingga, kualitas penelitian kualitatif tidak terlalu ditentukan oleh banyaknya narasumber yang terlibat, tetapi seberapa dalam peneliti menggali informasi spesifik dari narasumber yang dipilih.

Representasi Data. Hasil penelitian kuantitatif dipresentasikan dalam bentuk hasil penghitungan matematis. Hasil penghitungan dianggap sebagai fakta yang sudah terkonfirmasi. Keabsahan penelitian kuantitatif sangat ditentukan oleh validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan.

Sedangkan hasil penelitian kualitatif berupa interpretasi peneliti akan sebuah fenomena, sehingga laporan penelitian akan lebih banyak mengandung deskripsi.

Implikasi Hasil Riset. Hasil penelitian kuantitatif berupa fakta/teori yang berlaku secara umum (generalized). Kapanpun dan di manapun, fakta itu berlaku. Sedangkan hasil penelitan kualitatif memiliki implikasi yang terbatas pada situasi-situasi tertentu. Sehingga, hasil penelitian kualitatif tidak bisa digeneralisasi dalam setting berbeda.

Macam Metode. Kuantitatif memiliki macam metode seperti eksperimen, survey, korelasi, regresi, analisis jalur, expost facto. Sedangkan kualitatif memiliki metode fenomenologi, etnografi, studi kasus, historis, grounded theory.

Tujuan Penelitian. Kuantitaif menjelaskan hubungan antar variabel, menguji teori, melakukan generalisasi fenomena sosial yang diteliti. Sedangkan kualitatif memeroleh pemahaman mendalam, mengembangkan teori, mendeskripikan realitas dan kompleksitas sosial.

Jenis Data. Kuantitatif jenis datanya numerik dan statistik, sedangkan kualitatif jenis datanya deskriptif dan eksploratif.

Kenapa harus menggunakan penelitian kuantitatif

Kapan saya harus menggunakan metode penelitian kuantitatif?

      Pertanyaan tersebut ada;ah pertanyaan dasar memilih metode penelitian, apalagi ketika masih banyak hal yang yang tidak bisa dimengerti atas metode tersebut. Kapan menggunakan metode penelitian kuantitatif? Jawaban untuk pertanyaan tersebut bukanlah mudah. Kesulitannya adalah mengapa dan kapan, apakah tidak ada metode lain.

         Menurut salah seorang ahli Swanson dan Holton mengatakan, para peneliti mengumpulkan data untuk untuk dua alasan dasar? Untuk memahami fenomena lebih baik dalam suatu kelompok tertentu yang dipelajari, dan untuk membuat inferensi tentang kelompok yang lebih besar melebihi yang dipelajari. Sejalan dengan itu, teknik kuantitatif adalah secara khusus bisa digunakan ketika mempelajari kelompok besar dari orang dan pembuatan generalisasi dari sampel yang dipelajari ke kelompok lebih besar. 

Ketika ada pertanyaan, kapan metode kuantitatif digunakan maka ditemukan jawabannya dari seorang ahli yaitu Craswell, untuk memilih apakah akan menggunakan metode penelitian kuantitatif maka masalah penelitian adalah, paradigma, strategi, metode, pengalaman pribadi, kemampuan, semua hal tersebut turut mempengaruhi dalam memilih metode tersebut. 

  1. Dari masalah penelitian yang sudah ada, jika mengharuskan identifikasi, faktor-faktor mempengaruhi hasil yang ada, pemahaman prediksi penelitian. Pendekatan ini juga layak digunakan untuk menguji teori dan hipotesis.
  2. Dari paradigma, jika peneliti menganggap bahwa sebab sangat mungkin menentukan akibat atau hasil akhir, maka pendekatan kuantitatif menjadi yang terbaik digunakan seorang peneliti. Paradigma tersebut harus sesuai dengan sejarah dan aturan main dalam meneliti.
  3. Dari strategi penelitian. Jika seorang peneliti menggunakan metode penelitian dengan cara survei, misalnya yang berusaha memaparkan secara kuantitatif kecenderungan sikap atau opini dari populasi yang ada dalam suatu wilayah dengan meneliti beberapa sampel dari populasi tersebut, jadi yang terbaik adalah kuantitatif.
  4. Dari metode penelitian (pengumpulan data dan analisis data). Jika data tersebut membutuhkan instrumen dan menganalisis jenis data numerik. Serta menafsirkan hal-hal yang berhubungan langsung dengan kecenderungan yang ada dalam penelitian, maka pendekatan kuantitatiflah yang terbaik.
  5. Oleh karena itu kuantitatif secara esensial adalah teknik pengumpulan data numerik untuk menjelaskan satu fenomena tertentu, maka pertanyaan yang rasanya serta merta cocok untuk dijawab dengan metode penelitian kuantitatif adalah: pertanyaan “who”, “what”, “where”, “how many”, dan “how much”. Pertanyaan itu cocok untuk dijawab melalui survei deskriptif. Sedangkan pertanyaan “how much”, “how far”, “to what extent” dan “why”, paling cocok digunakan adalah survei eksplatori kuantitatif.

         Kapan penliti tidak harus menggunakan metode penelitian kuantitatif Sukamolson sebagaimana dikutip oleh Vanderstoep dan Johnston mengatakan, ada tipe pertanyaan lain yang tidak cocok dengan metode kuantitatif:

  1. Situasi pertama di mana penelitian kuantitatif akan gagal pada saat peneliti ingin mendalami sebuah penelitian yang lebih dalam. Penelitian kuantitatif tidak akan cocok ketika seorang peneliti ingin mendalami sebuah masalah, hanya saja metode kuantitatif hanya cocok  sebuah populasi besar. Untuk masuk ke masalah dan menjelaskan masalah secara yang mendalam adalah dengan metode etnografi, wawancara mendalam dan metode kualitatif lainnya.
  2. Peneliti harus tahu bahwa metode penelitian kuantitatif kurang cocok untuk membangun hipotesis dan membangun teori. Hipotesis dan teori bisa diuji melalui satu literatur.
  3. Apabila kasus yang ingin dipelajari adalah secara khusus kompleks,  studi kualitatif in-depth akan lebih cocok dibandingkan dengan kuantitatif.
  4. Akhirnya, meskipun metode kuantitatif adalah yang terbaik untuk mencari sebab dan akibat, metode kualitatif lebih cocok untuk melihat makna dan suatu kejadian atau peristiwa tertentu.

Sumber: Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Ulber Siahaan, 2015)

Tags : Metopel