Kemajuan apa saja yang berkembang pada masa kekuasaan dinasti ayyubiyah?

BAB. II

PERADABAN ISLAM PADA MASA DAULAH AL-AYYUBIYAH

A.      Kemajuan di bidang Pendidikan

Bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan salah satu sektor yang mendapat perhatian besar dari Khalifah Ayyubiyah. Diantara usaha yang dilakukan untuk memajukan pendidikan:

1.      Membentuk Departemen Khusus Pendidikan dan Penerjemahan.

Khalifah Al-Hakim (Daulah Fatimiyah) 1021 M pernah membentuk lembaga Darul Hikam pada masanya. Daulah Ayyubiyah, mengubah lembaga tersebut menjadi Departemen Pendidikan dan Penerjemahan. Departemen tersebut mampu dan berhasil menerjemahkan dari bahasa  asing ke bahasa Arab.

2.      Mengubah Al-azhar.

            Al-Azhar dibangun oleh Mu’iz li Dinillah (341-365H/952-975M) (Daulah Fatimiyah) melalui panglima Jauhar As-Saghiri membangun Mesjid Al-Azhar pada tahun 363H / 974M. mesjid tersebut berkembang menjadi lembaga pendidikan sebagai corong pengajaran paham Syi’ah.

Oleh Daulah Al-Ayyubiyah untuk mengajarkan ajaran agama dan ajaran Suni ditambah dengan disiplin ilmu lainnya seperti: fisika, kimia, biologi, dan ilmu hitung. Dengan perubahan tersebut Al-azhar semakin berkembang dengan pesat. Karena itu lebih banyak para pelajar muslim yang datang dari berbagai penjuru untuk menuntut ilmu sampai saat sekarang.

3.      Membangun lembaga pendidikan di setiap kota.

Pusat-pusat ilmu pengetahuan terdapat di berbagai kota seperti Kairo, Damaskus, Hadramaut, dan Yaman. Contoh lembaga-lembaga tersebut, ialah:

a.         As-Sauhiyah(1239M), sebagai pusat pengajaran hukum menurut empat mazhab.

b.         Darul Hadist Al-Kamilah (1222M), sebagai pusat pengajaran hadist dan ilmu hadist.

Pemerintahan Daulah Ayyubiyah terutama pada masa kekuasaan Nuruddin dan Shalahuddin telah berhasil menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan.

Madrasah yang didirikan Nuruddin di Aleppo (Halb), Emessa, Hamah dan Ba’labak mengikuti madzhab Syafi’i.

 Nuruddin juga membangun rumah sakit yang terkenal dengan memakai namanya,yaitu Rumah sakit al-Nuri. Rumah Sakit Al-Nuri ini, menjadi rumah sakit kedua di Damaskus setelah rumah sakit al-walid dan ditambah fungsinya tidak hanya sebagai tempat pengobatan, juga sebagai sekolah kedokteran.

Pada bangunan monumen-monumen, Nuruddin menorehkan seni  menulis indah. Prasasti-prasasti  yang ditulisnya menjadi daya tarik  para ahli paleografi (ilmu tulisan kuno) Arab.

Pengembangan masjid sebagai lembaga pendidikan atau sekolah masjid, juga sebagai mausoleum menunjukkan pada masa Nuruddin terbangun konsep multifungsi yang berhubungan dengan masjid di Suriah. Bahkan pada pemerintahan selanjutnya, setelah Daulah Ayyubiah, yaitu  masa pemerintahan Mamluk, melahirkan satu tradisi baru, yaitu menguburkan para pendiri sekolah masjid di bawah kubah bangunan yang mereka dirikan. 

Selanjutnya, Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi juga mencurahkan perhatian pada bidang pendidikan dan aristektur.  Ia memperkenalkan pendidikan Madrasah ke berbagai wilayah di bawah kekuasaannya, seperti ke Yerusalem, Mesir dan lain-lain.  Ibnu Jubayr menyebutkan ada beberapa juga madrasah di kota Iskandariah.  Di antara madrasah terkemuka dan terbesar berada di Kairo dan memakai namanya sendiri, yaitu Madrasah al-Shalahiyah. Menurut sejarah Islam, jika Nizam al-Mulk adalah orang  yang mula-mula mendirikan madrasah, yaitu Madarasah Nizhamiyah, maka setelah Madrasah Nizamiah ini, madrasah terbesar adalah yang didirikan oleh Shalahuddin al- Ayyubi.

Di samping mendirikan sejumlah  madrasah, Shalahuddin Yusuf al-Ayyubi juga membangun dua rumah sakit di Kairo. Bangunan kedua rumah sakit itu  dirancang mengikuti model rumah sakit Nuriyah di Damaskus, yakni selain sebagai tempat pengobatan, sekaligus sebagai sekolah kedokteran. Salah seorang dokter terkenal yang juga menjadi dokter pribadi Shalahuddin adalah Ibnu Maymun, beragama Yahudi.

Pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi, mulai dikenal  perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang  dikenal dengan  Maulud  Nabi di Indonesia.

B.       Bidang ekonomi dan perdagangan

Dalam hal perekonomian pemerintahan  Daulah Ayyubiyah mempunyai kebijakan sebagai berikut:

1.         Bekerja sama dengan penguasa muslim di wilayah lain, membangun perdagangan dengan kota-kota di laut Tengah, lautan Hindia dan

2.         Menyempurnakan sistem perpajakan.

3.         Dunia ekonomi dan perdagangan sudah menggunakan sistem kredit, bank  termasuk Letter of Credit, bahkan ketika itu sudah ada mata uang yang terbuat dari emas.

4.         Dimulai percetakan mata uang dirham campuran/fulus (tembaga) pada masa Muhammad Al- Kamil ibn Al Adil Al- Ayyubi

5.         Bidang industri, industri enamel glass merupakan jenis kaca yang paling berharga dalam sejarah Islam, dibuatnya kincir oleh seorang Syiria yang lebih canggih dibanding buatan orang Barat. Juga sudah ada pabrik karpet, pabrik kain dan pabrik gelas.

C.       Bidang pertanian

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Mesir dan daerah lainnya pada sektor pertanian, Daulah Ayyubiyah telah menggunakan sistem irigasi, pembangunan waduk dan bendungan serta terusan untuk mengairi kebun dan pertanian. Para petani merasakan manfaat dari fungsi irigasi, waduk, dan terusan yang dibangun ini. Salah satu hasilnya produk panen berlimpah seperti, kurma, gula, dan gandum.  

Latihan soal

1.    Apa saja kebijakan yang dilakukan daulah Ayyubiyah dalam bidang pendidikan ?

2.    Sebutkan kebijakan dibidang perekonomian daulah Fatimiyyah ?

3.    Bagaimana perkembangan bidang pertanian pada masa daulah Ayyubiyah ?

D.      Politik, Militer dan Sistem Pertahanan

1.         Dalam bidang Politik, membuat berbagai kebijakan dalam membangun pemerintahan diantaranya:

a.    Mengganti Qadhi-qadhi (Hakim) Syiah dengan Qadhi-qadhi dari kalangan ulama sunni.

b.    Mengganti pegawai pemerintahan yang melakukan korupsi.

c.    Memecat pegawai yang bersengkokol dengan penjahat dan perampok.

2.         Di bidang Militer, kekuatan militernya terkenal sangat tangguh. Pasukannya diperkuat oleh pasukan Barbar, Turki dan Afrika. Selain juga memiliki alat-alat perang, pasukan berkuda, pedang dan panah. Daulah ini juga memiliki burung elang sebagai kepala burung-burung dalam peperangan.

3.         Membuat benteng berupa tembok kota di Kairo dan Muqattam yaitu benteng Qal’al Jabal Sultan Salahuddin al-Ayubi atau lebih dikenal dengan sebutan benteng Salahuddin Al-Ayubi.

Di bagian utara benteng terletak Masjid Mohammad Ali Pasha yang terbuat dari marmer dan granit.

Terdapat juga di dalam kawasan benteng ini Muzium Polis, Qasrul Jawhara (Muzium Permata) yang menyimpan perhiasan raja-raja Mesir. Terdapat juga Mathaf al-Fan al-Islami (Muzium Kesenian Islam) yang terletak di bab (pintu) Khalk yang menyimpan  ribuan barang yang melambangkan kesenian Islam semenjak zaman Nabi Muhammad  Saw, termasuk  diantaranya surat Rasulullah Saw  untuk penguasa Mesir saat itu bernama Maqauqis, agar beriman kepada Allah Swt.

Latihan soal

1.    Sebutkan kebijakan daulah Ayyubiyah dalam bidang politik !

2.    Bagaimana perkembangan di bidang militer daulah Ayyubiyah ?

3.    Apa sajakah yang ada di dalam benteng Salahudin al Ayyubi ?

Kemajuan apa saja yang berkembang pada masa kekuasaan dinasti ayyubiyah?
Salah satu kemajuan Dinasti Ayyubiyah adalah arsitektur bentengnya, untuk menghalau serangan Tentara Salib yang menjadi rival utama Dinasti Ayyubiyah waktu itu.

BincangSyariah.Com – Dinasti Ayyubiyah memiliki peran penting dalam peradaban Islam selama ia berdiri. Selain penyebaran ajaran Islam Sunni di Timur Tengah dan Asia Tengah, kemajuan Dinasti Ayyubiyah juga terjadi di bidang-bidang lain, seperti pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan, ekonomi dan arsitektur.

Kejayaan dinasti ini memang terjadi begitu gemilang pada masa Shalahuddin al-Ayyubi, setelahnya kejayaan Dinasti Fatimiyah mulai runtuh karena keturunannya disibukkan dengan perebutan tahta dan mempertahankan wilayah. Ekspansi besar-besaran pun memang hanya terjadi pada masa Sholahuddin, selainnya semua tak seberapa.

Kemajuan apa saja yang berkembang pada masa kekuasaan dinasti ayyubiyah?

Kemajuan Ekonomi

Pada masa Sholahuddin memimpin, ia beberapa kali menghadapi peperangan dari tentara Salib. Peperangan tersebut justru makin menguatkan hubungan dagangnya dengan Eropa. Produksi barang dagang makin meningkat khususnya dalam bidang pertanian dan perdagangan. Barang-barang yang diproduksi di bidang pertanian misalnya wijen, kharub, aprikot (buahnya mirip buah Persik), dan milet (jenis jewawut). Pendistribusian bahan-bahan tersebut justru makin meluas setelah terjadinya perang Salib. Hal tersebut karena mengundang para peziarah kristen yang berkunjung ke Yerussalem, sedangkan saat itu Yerussalem berada di tangan Islam.

Selain tanaman-tanaman, terdapat juga kerajinan yang terbuat dari berbagai bahan seperti kaca, tembikar dan emas juga meningkat. Dekorasi dan seni yang epik juga mengundang perhatian para peziarah. Selain alasan kemenangan Islam atas Yerussalem, hal yang menyebabkan ekonomi meningkat pada masa Sholahuddin adalah jalur dagang yang berada di laut merah saat itu hanya bisa ditempuh oleh Dinasti Ayyubiyah. Sedangkan jalur tersebut melewati pelabuhan Mesir dan Yaman.

Kemajuan Pendidikan

Begitu juga dalam bidang pendidikan. Kemajuan tersebut dibuktikan dengan adanya pembangunan-pembangunan madrasah. Lembaga-lembaga pendidikan yang dibangun bukan hanya bertujuan untuk pendidikan formal semata, melainkan juga untuk penyebaran Islam Sunni. Pembangunan madrasah terjadi di berbagai kota seperti di Aleppo, Yerussalem, Kairo dan Iskandariyah.

Bahkan, meski Ayyubiyah menganut teologi Sunni dan bermazhab Syafi’i, pemerintah juga membangun lembaga pendidikan untuk mazhab-mazhab fikih lain, seperti Hanafi, Hanbali dan Maliki. Meskipun, pembangunan lembaga pendidikan mazhab Syafi’i lebih mendominasi. Tapi hal tersebut menunjukkan bahwa Shalahuddin tidak menutup kesempatan kepada masyarakat untuk mempelajari mazhab lain.

Kesejahteraan guru dan siswa pada masa itupun sangat terjamin. Para guru selain dibayar, mereka juga diberi tempat tinggal dan hidup bersama siswa. Siswa di sana juga diwajibkan untuk tinggal di asrama yang telah disediakan. Kebijakan ini bertujuan agar siswa mendapatkan kesempatan belajar yang cukup leluasa. Mereka tidak hanya mempelajari ilmu pengetahuan, melainkan juga keterampilan lainnya bersama guru.

Intensitas pertemuan mereka dengan gurunya juga sangat banyak. Saat itu, lembaga pendidikan menjadi tempat yang sangat bergengsi. Orang-orang yang hendak bekerja di pemerintahan harus dipastikan telah lulus dari lembaga pendidikan tersebut.

Kemajuan Kesehatan

Sedangkan kemajuan dalam bidang kesehatan dibuktikan dengan pembangunan beberapa rumah sakit dan peningkatan pelayanan kesehatan di beberapa kota. Misal, Shalahuddin membangun dua rumah sakit di Damaskus dan Kairo. Tidak hanya lembaga kesehatan untuk masyarakat, tetapi juga dibangun sekolah khusus kesehatan. Pada masanya lahirlah cendekiawan dan dokter yang juga mengabdi di rumah sakit tersebut seperti Musha bin Maimun dan Ibnu al-Baithar yang sangat masyhur itu. Beberapa dokter tidak hanya mengabdi dan bekerja di rumah sakit umum, tetapi juga ada sebagian yang mengabdi di istana dan bekerja di sana.

Kemajuan Arsitektur

Tidak luput juga kemajuan di bidang arsitektur. Pada masa kepemimpinan Sholahuddin, ia menutup Kairo dan al-Fusthat di dalam tembok kota. Teknik perbentengan juga banyak ia pelajari dari tentara salib dan Dinasti Fatimiyah. Masjid al-Firdaus yang dibangun di Aleppo pada tahun 1236 dianggap sebagai mahakarya dari dinasti ini. Begitu juga dengan pembangunan tembok di Kairo yang dibangun demi pertahanan militer. Pembangunan dimulai pada masa Sholahuddin dan diselesaikan pada masa kepemimpinan Khalifah al-Kamil. Begitulah beberapa kemajuan yang sempat terjadi dan dibangun pada pemerintahan Dinasti Ayyubiyah sampai akhirnya ia runtuh di tangan Dinasti Mamluk.

*Dikelola dari berbagai sumber