Tulis artinya dan jelaskan maksud dari hadis berikut ! Jawabannya: Arti hadis tersebut adalah “Katanlah yang benar walaupun itu pahit,” maksudnya adalah Allah Swt memerintahkan kita untuk berkata yang sebenarnya / jujur, dan menjadi orang yang berani dalam membela kebenaran dan kejujuran walaupun menghadapi berbagai rintangan. Show Pada hadis nabi di atas, disebutkan bahwa kita diperintahkan untuk berkata benar, berarti berkata yang sebenarnya. Mengatakan kebenaran yang berkaitan dengan kejujuran. Di situ juga disebutkan walaupun hal tersebut / kenyataan tersebut pahit atau tidak enak untuk didengar. Misalnya nih, ada siswa yang meminta uang sejuta pada orangtua untuk melunasi buku-buku paket dan LKS. Aslinya, jumlah yang harus dibayarkan itu cuma 800 ribu. Kamu bilang aja ke orangtua, walaupun hal tersebut sudah terjadi, kalau sebenarnya kemarin bayar LKSnya cuma 800 dan 200 itu untuk top up game. Itu kedengarannya kan pahit dan tidak enak didengar. Pada tindakan tersebut kamu berani jujur, berani mengakui kesalahan, dan berani membela kebenaran. Dari hal tersebut kamu kemudian, mungkin awalnya kamu akan dinasehati oleh orangtua, namun di sisi hal tersebut baik buat orangtua dan dirimu. Tulis artinya dan jelaskan maksud dari hadis berikut !Artinya hadis tersebut adalah “Katakanlah kebenaran walaupun itu pahit”, maksud dari hadis tersbeut adalah Allah memerintahkan kita untuk berkata jujur, agar berani membela kebenaran dan kejujuran walaupun apa yang dikatakan tidak enak didengar. Kejujuran dan kebenaran adalah dua hal yang saling berkaitan. Keduanya merupakan hal yang sangat penting dalam menegakan keadilan. Kejujuran juga akan mendatangkan kebaikan, dan kebaikan tersebut akan menuntun ke surga. JawabannyaTulis artinya dan jelaskan maksud dari hadis berikut Itulah arti dari hadis tersebut beserta maknannya, walaupun kejujuran itu pahit / tidak menyenangkan untuk didengar, kita harus berani membela kebenaran dan kejujuran tersebut karena mendatangkan kebaikan bagi kehidupan. Mohon maaf kalau BENAR.
8. KATAKANLAH YANG BENAR MESKIPUN PAHIT. Dari Abi Dzar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, قُلِ اَلْحَقَّ, وَلَوْ كَانَ مُرًّا QULIL HAQQO WALAU KAANA MURRON “Katakanlah yang benar meskipun itu pahit (berat untuk dikatakan).” ➖➖➖➖➖ Caption : Dalam hadits lain : عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ أَمَرَنِى خَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- بِسَبْعٍ أَمَرَنِى…… وَأَمَرَنِى أَنْ أَقُولَ بِالْحَقِّ وَإِنْ كَانَ مُرًّا Dari Abu Dzaar, ia berkata, “Kekasihku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan tujuh hal padaku:…. (5) beliau memerintahkan untuk mengatakan yang benar walau itu pahit,…. Faidah hadits: ● Pahitnya kebenaran tidak boleh mencegah kita untuk mengucapkannya, baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri. 〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️ 📱 Official Sosial Media Yayasan Cinta Sedekah ▪ fb.com/CSPeduli 📜 Layanan CS : ▪ cintasedekah.org/kalkulator-zakat 🌏 https://cintasedekah.org/donasi December 8, 2013 at 12:10 am | Posted in Hadits | Leave a comment TAKHRIJ HADITS “KATAKAN KEBENARAN SEKALIPUN ITU PAHIT” Dalam satu kesempatan sahabat Abu Dzar Rodhiyallahu anhu diberikan beberapa wejangan oleh Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam, diantara isi wejangannya adalah : قُلِ الْحَقَّ وَإِنْ كَانَ مُرًّا “Katakan kebenaran, sekalipun itu pahit”. Takhrij Hadits : Haditsnya diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam “Syu’abul Iman” (no. 4737) dari jalan Abdul Malik Ibnu Juraij dari ‘Athoo’ dari ‘Ubaid bin Umair Al-Laitsi dari Abu dzar Rodhiyallahu anhu : “dalam hadits yang panjang”. Semua perowinya tsiqoh, hanya saja Ibnu Juraij seorang yang mudallis dan disini ia meriwayatkan dengan ‘an’anah. Imam Ibnu Hibban dalam “Shahihnya” (no. 362), Imam Al Qodho’I dalam “Al Musnad” (no. 610), Imam Thabrani dalam “Makarimul Akhlaq” (no. 1), Imam Al Ajuriy dalam “Al Arba’iin” (no. 44) dari jalan Ibrohim bin Yahya bin Yahya dari Bapaknya dari Kakeknya dari Abu Idriis Al Khoulaaniy dari Abu Dzar Rodhiyallahu anhu : “juga dalam hadits yang panjang”. Ibrohim, Bapaknya Hisyam dan kakeknya Yahya, semuanya dinilai tsiqoh oleh Imam Thabrani dan Imam Ibnu Hibban. Imam Abu Hatim menilainya “Sholihul hadits” dalam “Jarh wa Ta’dil (no. 270). Abu Idriis adalah Aidzullah bin Abdullah adalah salah seorang Imam Tabi’in. Status Hadits : Berdasarkan keterangan diatas hadits ini shahih atau shahih lighoirihi, jika kita katakan sanadnya Ibrohim adalah hasan dan menjadi shahih dengan penguat sanadnya Ibnu Juraij. Hadits ini dishahihkan oleh Imam Al Hakim sebagaimana dinukil oleh Imam Al Albani dalam “Shahih Targhib wa Tarhiin”, lalu dishahihkan juga oleh Imam Ibnu Hibban, karena memasukkan hadits ini dalam kitab shahihnya, kemudian juga oleh Imam Al Albani sendiri dalam beberapa kitabnya. Imam Al Albani dalam “Silsilah Ahadits Shahihah” (no. 2166) telah mentakhrij hadits wasiat Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wa Salaam kepada Abu Dzar Rodhiyallahu anhu, namun lafadznya : و أمرني أن أقول بالحق و إن كان مرا “dan Beliau Sholallahu ‘alaihi wa Salaam memerintahkanku untuk berkata benar, sekalipun itu pahit”. Imam as-Sakhowiy dalam “Maqoosidul Hasanah” (no. 778) berkata : وفي الباب عن جابر مرفوعا: ما من صدقة أفضل من قول الحق، وقيل: أنه عن أبي هريرة مرفوعا أيضا، ولفظه: ما من صدقة أحب إلى اللَّه من قول الحق، أخرجهما البيهقي، وشواهد هذا المعنى كثيرة، وكذا على الألسنة: قل الحق ولو على نفسك، وإليه يشير قوله تعالى {يا أيها الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالأَقْرَبِينَ} . “dalam bab ini dari Jabir Rodhiyallahu anhu secara marfu’ Nabi Sholallahu ‘alaihi wa Salaam bersabda : “tidak ada kejujuran yang lebih utama daripada ucapan kebenaran”. Dikatakan juga diriwayatkan dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu anhu secara marfu’ dengan lafadz : “tidak ada kejujuran yang lebih dicintai oleh Allah daripada ucapan kebenaran” (HR. Baihaqi). Penguat untuk makna hadits ini sangat banyak, demikian juga telah masyhur di lisan-lisan manusia : ‘katakan kebenaran sekalipun itu terhadap dirimu sendiri”. Hal ini mengisyaratkan kepada Firman Allah Azza wa Jalla : “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang-orang yang menegakkan keadilan yang menjadi saksi untuk Allah, sekalipun terhadap diri-diri kalian atau kepada kedua orang tua dan karib kerabatnya”.
Assalamualaikum. Wr. Wb. Para jajaran ustad yang saya hormati. Langsung saja. Saya ditanya oleh teman saya perihal status hadits dan cara penerapannya. “QULIL HAQQA WALAU KANA MURRON”. Dan saya tidak begitu paham, saya mohon para masyayih untuk menguraikannya. Terima kasih. [Busyro Habiby]. Jawaban Atas Pertanyaan Maksud Hadis Katakan Kebenaran Walau Terasa PahitWaalaikumsalam. Wr. Wb. Hadits Katakanlah Kebenaran Walau itu Pahit : عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ أَمَرَنِى خَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- بِسَبْعٍ أَمَرَنِى بِحُبِّ الْمَسَاكِينِ وَالدُّنُوِّ مِنْهُمْ وَأَمَرَنِى أَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ دُونِى وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقِى وَأَمَرَنِى أَنْ أَصِلَ الرَّحِمَ وَإِنْ أَدْبَرَتْ وَأَمَرَنِى أَنْ لاَ أَسْأَلَ أَحَداً شَيْئاً وَأَمَرَنِى أَنْ أَقُولَ بِالْحَقِّ وَإِنْ كَانَ مُرًّا وَأَمَرَنِى أَنْ لاَ أَخَافَ فِى اللَّهِ لَوْمَةَ لاَئِمٍ وَأَمَرَنِى أَنْ أُكْثِرَ مِنْ قَوْلِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ فَإِنَّهُنَّ مِنْ كَنْزٍ تَحْتَ الْعَرْشِ Dari Abu Dzaar, ia berkata, “Kekasihku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan tujuh hal padaku : (1) mencintai orang miskin dan dekat dengan mereka. (2) beliau memerintah agar melihat pada orang di bawahku (dalam hal harta) dan janganlah lihat pada orang yang berada di atasku. (3) beliau memerintahkan padaku untuk menyambung tali silaturahim (hubungan kerabat) walau kerabat tersebut bersikap kasar. (4) beliau memerintahkan padaku agar tidak meminta-minta pada seorang pun. (5) beliau memerintahkan untuk mengatakan yang benar walau itu pahit. (6) beliau memerintahkan padaku agar tidak takut terhadap celaan saat berdakwa di jalan Allah. (7) beliau memerintahkan agar memperbanyak ucapan “laa hawla wa laa quwwata illa billah” (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), karena kalimat tersebut termasuk simpanan di bawah ‘Arsy”. (HR. Ahmad 5: 159. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih, namun sanad hadits ini hasan karena adanya Salaam Abul Mundzir) Di Kitab Syarah Misykatul Mashobih dalam redaksi hadits lain yang sedikit berbeda, tertulis : قلت : زدني . قال : ” قل الحق وإن كان مرا Abudzar berkata : “Tambahkanlah wasiyatnya wahai rasululloh ” Rasululloh bersabda : ” katakanlah yang benar walaupun kebenaran itu pahit “. (HR. Ahmad, At T abrani, Ibnu Hibban dan Al Hakim ), Al Hakim berkata : “Sanadnya Shohih”. ( قلت : زدني قال : قل الحق وإن كان ) أي : وإن كان قول الحق على النفس أو عند أهل الباطل المتلهين بالحلويات النفسانية ( مرا ) أي : صعب المذاق وشديد المشاق وأنشد : لن تبلغ المجد حتى تلعق الصبرا قال الطيبي : شبه الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر في من يأباهما بالصبر ، فإنه مر المذاق لكن عاقبته محمودة . Maksudnya: “katakanlah yang benar walaupun perkataan yang benar itu sulit dan sangat berat bagi diri sendiri atau bagi orang orang yang ahli kebatilan yang bersenang-senang dengan manisnya nafsu. Sebagaimana syair : ” Engkau tidak akan mencapai kemuliaan hingga engkau merasakan kesabaran “. At-thiby berkata : Serupa dengan amar ma’ruf nahyi mungkar dengan kesabaran, kepada orang yang tidak menyukai keduanya , Karena sesungguhnya itu pahit rasanya tetapi akibatnya terpuji. Wallohu a’lam. (Santriwati Dumay, Mas Hamzah) Demikian semoga bermanfaat. Sumber tulisan ada di sini. Silahkan baca artikel terkait. |