Jenis perbuatan yang dilarang dalam memperingati nisfu syaban adalah

Jakarta, IDN Times – Bulan Syaban merupakan salah satu bulan yang mulia, karena memiliki beragam keistimewaan. Selain dianggap sebagai gerbang awal dalam menyambut bulan suci Ramadan, bulan Syaban juga menjadi waktu terbaik bagi umat Muslim untuk beribadah.

Di Indonesia, sering ditemui umat Muslim yang berbondong-bondong ke masjid untuk melaksanakan ibadah, khususnya di malam nisfu syaban. Membaca surat Yasin sebanyak tiga kali, serta diiringi dengan membaca doa nisfu syaban adalah upaya manusia untuk memohon ampunan serta keberkahan dalam hidup.

Pada bulan ini juga terdapat beberapa amalan lain yang biasa dilakukan oleh umat Muslim. Amalan-amalan tersebut dilakukan sebagai langkah melatih diri serta bersiap menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Baca Juga: Fakta dan Keutamaan Malam Nisfu Sya'ban, Waktu Terbaik untuk Beribadah

IDN Times/Aan Pranata

Dikutip dari buyayahya.org, di antara amalan bulan Syaban adalah melaksanakan puasa. Menjalankan puasa di Syaban hukumnya sunah. Banyak umat Muslim yang menjadikan puasa Syaban sebagai latihan serta persiapan diri untuk puasa Ramadan.

Di antara kemuliaan bulan Syaban, pertengahan Syaban yaitu dari tanggal 13 sampai 15 adalah hari yang memiliki keutamaan lebih. Biasa di kenal dengan nama Ayyamul Bidh. Salah satu keutamaan dari menjalankannya adalah pahala yang berlipat ganda.

Untuk melaksanakan puasa Sya’ban, berikut doa niat yang dibaca:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى           

"Nawaitu shauma ghadin an ada’i sunnati sya’banna lillahi ta’alaa”

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syaban esok hari karena Allah SWT."

IDN Times / Haikal

Selain menjalankan puasa Syaban, umat Muslim juga dianjurkan untuk menghidupkan malam Nisfu Syaban, yakni mengisinya dengan rangkaian ibadah dan menjalankannya dengan sungguh-sungguh.

Ibadah yang dilaksanakan pada malam Nisfu Syaban dapat berupa melaksanakan salat, membaca surat Yasin yang disertai doa malam Nisyu Syaban, serta perbuatan baik lainnya. Melaksanakan ibadah tersebut harus dengan tulus sebagai ungkapan umat Muslim dalam memohon ampunan.

Sebagaimana tertulis dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan Imam Baihaqi berikut:

Dari Sayyidina Ali bin Abu Thalib bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Apabila tiba malam Nisfu Syaban, salatlah pada malam harinya dan puasalah di siang harinya karena Allah menyeru hamba-Nya di saat tenggelamnya matahari, lalu berfirman: ‘Adakah yang meminta ampun kepada-Ku? niscaya Aku akan mengampuninya, Adakah yang meminta rezeki kepada-Ku? niscaya Aku akan memberinya rezeki. Adakah yang sakit? niscaya Aku akan menyembuhkannya, Adakah yang demikian [maksudnya Allah akan mengabulkan hajat hambanya yang memohon pada waktu itu]…. Adakah yang demikian…. sampai terbit fajar.”

Baca Juga: Ini Niat Puasa dan Doa Nisfu Sya’ban

Baca Artikel Selengkapnya

membuat kalimat muftadah khobar mudakar 5 muhanas 5​

4. أحمل الكتاب..........?lanjutannya apa​

Berilah penjelasan lafal pada tabel di bawah ini, mana yang termasuk bacaan idgam syam- siyah dan mana yang termasuk bacaan izhar qamariyah! Hukum Bac … aan Idgam syamsiyah Izhar qamariyah Lafal النا الأرض الجبال المعصرت للطغين للمتقين الشموت الروح النشطت​

kata yang bergaris bawah dalam penggalan Ayat tersebut mengandung hukum bacaan... ​

استغباتم ا مح جر ينا ستغبا لا عظيما[حم]​

Hukum tajwid surah at Taubah ayat 105, yang digaris bawahi ​

1. Sebutkan hal - hal yang dapat kamu lakukan sebagai laki laki dan perempuan!2. coba ceritakan pengalaman kamu bekerja sama sebagai laki laki dan per … empuan di kelas atau sekolah! 3. Jelaskan bahwa ALLAH menciptakan laki laki dan perempuan sederajat! 4. Bagaimana cara kamu mewujudkan sikap saling menghormati antara laki laki dan perempuan di dalam dan di luar kelas !Note : Jangan ngasal Nanti ku rate dan follow Sedikit juga dijwb gpp ​

Tentukanlah isim dari potongan berikut هذا يوم الإثنين. وهذا اقل يؤيد من التلاميذ إلى المدرستهم المنديلمي جديد يذهب إلى المدرسة مع صديقه اسمه حمدان ف … ماين هبان إلى المدرسة بالدراجة مبكران هما يلان إلى المدرسة في الساعة الشاشة والنصف يدق الجرس في الساعة السابمة ويدخلان الفصل​

5. Tuliskan arti lafaz di bawah ini! Jawab: أقواله وأفعاله أو تقريرته التي تثبت الأحكام وتقررها.​

Selain berpedoman pada Alquran manusia hendaknya berpedoman pada sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam agar terhindar dari

Sejak  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Skala Mikro [PPKM] di Kota Bandung sejumlah akses jalan pada malam hari ditutup dilarang melakukan berbagai aktivitas.      /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/Portal Bandung Timur/hp. siswanti

PORTAL BANDUNG TIMUR - Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di bulan Sya'ban karena Bulan Sya'ban merupakan salah satu bulan yang dimuliakan Allah swt. Ibadah duilakukan dapat berupa dzikir, membaca Al-Qur'an, ataupun puasa. Namun begitu, perlu diingat, Mazhab Syafi'i melarang puasa setelah nisfu [pertengahan] Sya'ban, mulai tanggal 16 hingga tanggal 29 atau 30.

Dilansir dari Portal Bandung Timur dari nu.or.id, ada dua pandangan yang melatari keharaman puasa di tanggal-tanggal tersebut. Pertama, hari-hari setelah nisfu Sya`ban merupakan hari syak atau hari keraguan mengingat sebentar lagi akan menginjak bulan Ramadhan. Hal ini dikhawatirkan orang yang berpuasa setelah nisfu Sya`ban tidak sadar bahwa sebenarnya sudah memasuki bulan Ramadhan.

Adapun pendapat kedua menyebutkan bahwa hari-hari itu merupakan waktu yang bisa digunakan untuk persiapan menjalani puasa di bulan Ramadhan. Namun, keharaman puasa di tanggal tersebut tidak berlaku bagi enam orang, yakni mereka yang biasa melakukan [1] puasa dahr [puasa setahun penuh], [2] puasa Senin dan Kamis, [3] puasa Daud [sehari buka sehari puasa], [4] puasa nadzar, [5] puasa qadha, dan [6] puasa kafarat.

Syarat puasa di tanggal tersebut telah melaksanakan puasa sebelum Nisfu Sya'ban.

Hal ini sebagaimana dijelaskan Syekh Wahbab al-Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuhu berikut.

قال الشافعية: يحرم صوم النصف الأخير من شعبان الذي منه يوم الشك، إلا لورد بأن اعتاد صوم الدهر أو صوم يوم وفطر يوم أو صوم يوم معين كالا ثنين فصادف ما بعد النصف أو نذر مستقر في ذمته أو قضاء لنفل أو فرض، أو كفارة، أو وصل صوم ما بعد النصف بما قبله ولو بيوم النص.

Artinya, “Ulama mazhab Syafi’i mengatakan, puasa setelah nisfu Sya’ban diharamkan karena termasuk hari syak, kecuali ada sebab tertentu, seperti orang yang sudah terbiasa melakukan puasa dahr, puasa daud, puasa senin-kamis, puasa nadzar, puasa qadha’, baik wajib ataupun sunnah, puasa kafarah, dan melakukan puasa setelah nisfu Sya’ban dengan syarat sudah puasa sebelumnya, meskipun satu hari nisfu Sya’ban."

Pandangan tersebut didasarkan pada satu hadits berikut.

ودليلهم حديث: إذا انتصف شعبان فلا تصوموا، ولم يأخذبه الحنابلة وغيرهم لضعف الحديث في رأي أحمد

Artinya, "Dalil mereka adalah hadis, ‘Apabila telah melewati nisfu Sya’ban janganlah kalian puasa’. Hadis ini tidak digunakan oleh ulama mazhab Hanbali dan selainnya karena menurut Imam Ahmad dhaif.” Meskipun demikian, tidak semua ulama mengharamkan puasa setelah nisfu Sya'ban. Hal ini disebabkan hadits di atas oleh selain Madzhab Syafi'i dianggap dhaif atau bahkan mungkar mengingat adanya perawi yang bermasalah. Hal ini sebagaimana dijelaskan Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Fathul Bari berikut.

Video yang berhubungan

Kamis, 4 Agustus 2022 | 18:43 WIB

Kamis, 4 Agustus 2022 | 08:11 WIB

Rabu, 3 Agustus 2022 | 20:22 WIB

Rabu, 3 Agustus 2022 | 07:52 WIB

Rabu, 3 Agustus 2022 | 06:30 WIB

Selasa, 2 Agustus 2022 | 08:20 WIB

Selasa, 2 Agustus 2022 | 00:01 WIB

Senin, 1 Agustus 2022 | 18:31 WIB

Senin, 1 Agustus 2022 | 13:00 WIB

Senin, 1 Agustus 2022 | 08:11 WIB

Senin, 1 Agustus 2022 | 07:03 WIB

Senin, 1 Agustus 2022 | 06:37 WIB

Minggu, 31 Juli 2022 | 13:13 WIB

Minggu, 31 Juli 2022 | 07:22 WIB

Sabtu, 30 Juli 2022 | 21:14 WIB

Sabtu, 30 Juli 2022 | 16:13 WIB

Sabtu, 30 Juli 2022 | 09:32 WIB

Sabtu, 30 Juli 2022 | 07:28 WIB

Jumat, 29 Juli 2022 | 19:35 WIB

Jumat, 29 Juli 2022 | 16:50 WIB

Page 2

Aisyah ra menuturkan, “Rasulullah memberi perhatian terhadap hilal bulan Sya’ban, tidak sebagaimana perhatian beliau terhadap bulan-bulan yang lain. Kemudian beliau berpuasa ketika melihat hilal Ramadhan. Jika hilal tidak kelihatan, beliau genapkan Sya’ban sampai 30 hari.” [HR.Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i]

Anjuran Memperbanyak Puasa di Bulan Syaban

Rasulullah bersabda, “Bulan Syaban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” [HR.An Nasa’i].

Sementara istri beliau, Aisyah ra, menuturkan, “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” [HR.Bukhari dan Muslim].

Baca Juga: Malam Nisfu Syaban, Bolehkah Dirayakan? Begini Penjelasan Hadistnya

Larangan di Bulan Syaban

Selain anjuran untuk memperbanyak puasa, ada juga larangan di bulan Syaban yang harus kita perhatikan. Berikut ini dilansir dari umroh.com:

1. Berpuasa Setelah Pertengahan Bulan Syaban

Rasulullah melarang kita berpuasa setelah pertengahan bulan Syaban.

Beliau bersabda, “Jika Sya’ban sudah sampai pertengahan, janganlah kalian berpuasa” [HR.Tirmidzi dan Abu Daud]. Dalam hadis lain, Rasulullah juga bersabda, “Jika tersisa separuh bulan Sya’ban, maka tahanlah diri dari berpuasa hingga datang bulan Ramadhan.” [HR.Ahmad].

Page 3

Ada catatan khusus mengenai larangan di bulan Syaban ini. Para ulama menyebut bahwa larangan berpuasa setelah pertengahan bulan Syaban hanya berlaku untuk orang yang tidak berpuasa sebelum pertengahan bulan Syaban [memulai puasa setelah pertengahan bulan Sya’ban].

Jika sebelum pertengahan bulan Syaban seseorang sudah mulai beramal memperbanyak puasa, maka dibolehkan berpuasa setelah pertengahan bulan Syaban. Walaupun hanya sebanyak satu hari sebelumnya.

Kemudian, larangan di bulan Syaban ini juga berlaku bagi yang telah berpuasa sebelumnya, dan puasa itu putus setelah pertengahan bulan Syaban. Misalnya seseorang berpuasa di tanggal 14 hingga 21. Lalu di tanggal 22, ia tidak berpuasa. Maka ia tidak boleh melanjutkan puasa di tanggal 23 dan seterusnya.

Selain itu, larangan berpuasa setelah pertengahan bulan Syaban ini berlaku hanya bagi puasa Sunnah. Jika seseorang akan melakukan puasa wajib, misalnya mengqadha puasa, maka tetap dibolehkan berpuasa setelah pertengahan bulan Sya’ban.

2. Berpuasa di Hari yang Meragukan

Hari meragukan di bulan Syaban terletak di perbatasannya dengan bulan Ramadhan. Hari meragukan itu disebut Yaumul Yask. Biasanya terjadi di tanggal 29 atau 30 Syaban.

Larangan di bulan Syaban ini berfungsi agar kita jangan sampai masih berniat puasa sunnah, padahal sudah masuk bulan Ramadhan. Biasanya, di hari tersebut kita akan ragu apakah Syaban sebanyak 29 hari, atau digenapkan menjadi 30 hari. Para ulama menyebut berpuasa di hari itu sangat beresiko.

Walaupun termasuk larangan di bulan Syaban, namun hal itu boleh dilakukan jika memang orang yang melaksanakannya terbiasa berpuasa di bulan Syaban.

Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang berpuasa pada yaumul syak, maka dia telah bermaksiat kepada Abul Qasim [Nabi Muhammad] Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.” [HR.Bukhari].

Larangan di bulan Syaban ini berlaku bagi seseorang yang sebelumnya tidak berpuasa di bulan Syaban lalu berpuasa di hari yang meragukan. Dalam hal tersebut, Rasulullah bersabda,