Jelaskan sifat wajib dan mustahil bagi rasul

Iman kepada Rasul termasuk bagian dari rukun iman dalam Islam. Hal ini berarti yakin bahwa rasul itu adalah utusan Allah SWT yang bertugas menyampaikan firman-Nya kepada umat manusia.

Sebagai utusan Allah SWT, Rasul memiliki sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz yang melekat pada dirinya sekaligus sebagai bentuk kebenaran seorang rasul.

Berikut adalah sifat wajib dan musathil bagi rasul.

Yang dimaksud dengan sifat wajib adalah sifat yang wajib ada dalam diri rasul. Sifat-sifat tersebut antara lain Al-Amanah, Al-Fatanah, As-Siddiq, dan At-Tablig.

a. Al-Amanah

Rasul bersifat Al-Amanah artinya selalu dapat dipercaya. Dalam surat Asy-Syu’aara ayat 106-107 Allah pernah menegaskan sifat amanah yang dimiliki Nabi Nuh ‘alaihis salam. Allah berfirman,

“Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (QS. Asy-Syu’aara : 106-107)

b. Al-Fatanah

Yang dimaksud dengan Al-Fatanah adalah rasul memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Kecerdasan yang dimiliki merupakan hikmah yang dianugerahkan Allah SWT kepada setiap rasul.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 269 Allah berfirman,

“Allah menganugerahkan al-hikmah (kepemahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan A-Sunnah) kepada siapa yang dikehendakinya. Barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu ia benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Hanya orang-orang yang berakal-lah (ulul albab) yang dapat mengambil pelajaran dari firman Allah.” (QS. Al-Baqarah : 269)

c. As-Siddiq

As-Siddiq berarti benar dalam arti segala sesuatu yang diucapkan Rasul adalah hal yang benar. Dalam surat Maryam ayat 41 Allah swt menegaskan sifat as-siddiq Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Allah berfirman,

“Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (al-Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.” (QS. Maryam : 41)

d. At-Tablig

Sifat wajib lain yang dimiliki rasul adalah At-Tablig yang berarti selalu menyampaikan wahyu. Sebagai utusan Allah SWt, rasul diperintahkan untuk menyampaikan firman-Nya kepada manusia. Dalam surat Al-Maidah ayat 67 Allah berfirman,

“Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya, dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kapada orang-orang kafir.” (QS. Al-Maidah : 67)

Yang dimaksud dengan sifat mustahil adalah sifat yang tidak dimiliki pada diri rasul. Yang termasuk sifat mustahil adalah Al-Baladah, Al-Khianah, Al-Kizzib, dan Al-Kitmaan.

a. Al-Baladah

Yang dimaksud dengan Al-Baladah adalah bodoh. Mustahil rasul memiliki sifat bodoh. Allah berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 199 sebagai berikut.

“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta janganlah pedulikan orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf : 199)

b. Al-Khianah

Al-Khianah berarti khianat. Sifat ini mustahil dimiliki rasul karena rasul adalah selalu menyampaikan amanat yang diberikan kepada manusia. Dalam surat Al-An’aam ayat 106 Allah berfirman,

“Ikutlah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad),tidak ada Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS. Al-An’aam : 106)

c. Al-Kizzib

Rasul mustahil besifat Al-Kizzib atau dusta. Apa pun yang dikatakan rasul adalah benar dan bukan dusta. Dalam surat An-Najm ayat 2-4 Allah berfirman,

“Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkan itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya tidak lain (Al-Qur’an) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm : 2-4)

d. Al-Kitman

Yang dimaksud dengan Al-Kitman adalah menyembunyikan kebenaran. Rasul mustahil memiliki sifat ini karena apa yang disampaikan kepada manusia adalah kebenaran. Allah berfirman dalam surat Al-An’aam ayat 50 sebagai berikut.

“Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya).” (QS. Al-An’aam : 50)

Suara.com - Rasul memiliki sifat-sifat mustahil. Menurut para ulama, ada 4 sifat mustahil bagi rasul. Apa saja sifat mustahil bagi rasul?

Sifat mustahil bagi rasul antara lain Kidzib, Khianat, Kitman, dan Baladah. Apa arti dari empat sifat mustahil bagi rasul tersebut? Silahkan simak artikel ini sampai akhir.

Sifat Mustahil Bagi Rasul

1. Kidzib, Sifat Mustahil Bagi Rasul
Kidzib artinya berbohong. Seorang rasul tidak mungkin berbohong. Rasul akan memberikan informasi dan berita sesuai fakta dan berita.

Baca Juga: Surat At Thaha Ayat 41: Kisah Nabi Musa AS Diangkat Menjadi Rasul

Rasul pasti memiliki sifat sidiq. HR. Bukhari meriwayatkan Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sesungguhnya sidiq itu membawa pada kebaikan, dan kebaikan akan menunjukkan kepada surga. Dan seseorang berperilaku sidiq, hingga ia dikatakan sebagai seorang yang siddiq. Sementara kedustaan akan membawa pada keburukan, dan keburukan akan mengantarkan pada api neraka. Dan seseorang berperilaku dusta, hingga ia dikatakan sebagai pendusta."

2. Khianat, Sifat Mustahil Bagi Rasul
Khianat berarti memiliki sifat munafik yang suka berbicara bohong dan mengingkari janji.

Larangan berbuat tercantum dalam hadis yang diriwayatkan oleh KR. Imam Tarmudzi sebagai berikut:
"Janganlah engkau memutuskan perkataan Saudaramu (jangan mengajak berbantah-bantahan) dan janganlah memperolok-olokannya, dan janganlah engkau berjanji kepadanya kemudian engkau tidak memenuhinya." (H.R. Imam Turmudzi)

3. Kitman, Sifat Mustahil Bagi Rasul
Kitman berarti suka menyembunyikan sesuatu. Rasul tidak mungkin memiliki sifat menyembunyikan sesuatu yang penting dari pengikutnya.

Dia akan menyampaikan kebenaran dan wahyu apa adanya. Kitman merupakan lawan dari sifat tabligh, yang merupakan sifat wajib pada rasul. Tabligh berarti menyampaikan wahyu dari Allah SWT dengan tidak menyembunyikan apapun.

Baca Juga: Keutamaan Surat Maryam untuk Ibu Hamil, Bisa Meningkatkan Kecerdasan Bayi

4. Baladah, Sifat Mustahil Bagi Rasul
Baladah merupakan sifat yang artinya bodoh. Kebodohan merupakan sifat mustahil bagi rasul terpilih. Tidak mungkin Allah memilih seseorang yang
bodoh untuk menjadi rasulnya.

Jelaskan sifat wajib dan mustahil bagi rasul

Sebutkan Sifat Wajib dan Mustahil bagi Rasul, Simak Penjelasan 4 Sifat Wajib dan 4 Sifat Mustahil Rasul /Mhd Aziz Sitanggang/Jurnal Medan

Portal Kudus -berikut Penjelasan Sifat Wajib dan Mustahil bagi Rasul, Simak Penjelasan 4 Sifat Wajib dan 4 Sifat Mustahil Rasul

Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT. Rasul pun memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya.

Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat terpuji rasul ini disebut sebagai sifat wajib, yang terdiri dari 4 Sifat Wajib.

Baca Juga: Materi PAI Kelas 10 11 12 SMA Kurikulum 2013 Simak Berikut Rangkuman Materi PAI SMA PDF Klik Disini

shidiq (benar) amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan perintah dan larangan); serta fathonah (cerdas).

Selain itu ada juga sifat mustahil Rasul, yakni: kidzib, khianat, Kitman, dan Baladah.

Sifat wajib bagi rosul adalah sifat yang harus dimiliki oleh seorang rosul

Sabtu, 25 Desember 2021 - 08:49 WIB

Rasul memiliki sifat wajib sekaligus memiliku sifat mustahil. Selain itu, juga memiliki sifat jaiz. (Ilustrasi : Ist)

Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT. Rasul pun memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya. Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat terpuji rasul ini disebut sebagai sifat wajib, yang terdiri dari empat: shidiq (benar); amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan perintah dan larangan); serta fathonah (cerdas). Selain itu ada juga sifat mustahil Rasul, yakni: kidzib, khianat, al-Kitman, dan al-Baladah. Sifat mustahil, yaitu sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh rasul sebab mereka adalah orang pilihan yang terjaga, terpelihara, atau terhindar dari dosa (ma’sum). Sifat mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat wajib.

Baca juga: Tausiyah Menarik! Begini Cara Rasulullah Mengajarkan Kemandirian Finansial

1. Kidzib (كِذْبٌ) artinya bohong atau berdusta. Rasul tidak mungkin berbohong, karena yang disampaikan oleh rasul adalah kebenaran, baik perkataan maupun perbuatan. Firman Allah SWT dalam Al-Quran: مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمۡ وَمَا غَوٰى, وَمَا يَنۡطِقُ عَنِ الۡهَوٰىؕ, اِنۡ هُوَ اِلَّا وَحۡىٌ يُّوۡحٰىۙ‏

"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". ( QS An-Najm : 2-4)

2. Khianat (خِيَانَةٌ) artinya bertentangan dengan janji. Rasul tentunya tidak mungkin berkhianat terhadap apa yang diperintahkan Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Quran: اِتَّبِعۡ مَاۤ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ مِنۡ رَّبِّكَ‌‌ۚ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ‌ۚ وَاَعۡرِضۡ عَنِ الۡمُشۡرِكِيۡنَ

"Ikutilah apa yang telah diwahyukan Tuhanmu kepadamu (Muhammad); tidak ada tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik". ( QS Al-An'am : 106)

3. Al-Kitman (الكتمان) artinya menyembunyikan rahasia. Tentunya Rasul tidak mungkin menyembunyikan kebenaran yang diperintahkan Allah SWT. Firman Allah SWT:

اِنَّ الَّذِيۡنَ يَكۡتُمُوۡنَ مَآ اَنۡزَلَ اللّٰهُ مِنَ الۡکِتٰبِ وَ يَشۡتَرُوۡنَ بِهٖ ثَمَنًا قَلِيۡلًا ۙ اُولٰٓٮِٕكَ مَا يَاۡكُلُوۡنَ فِىۡ بُطُوۡنِهِمۡ اِلَّا النَّارَ وَلَا يُکَلِّمُهُمُ اللّٰهُ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ وَلَا يُزَکِّيۡهِمۡ ۖۚ وَلَهُمۡ عَذَابٌ اَ لِيۡمٌ

"Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Kitab, dan menjualnya dengan harga murah, mereka hanya menelan api neraka ke dalam perutnya, dan Allah tidak akan menyapa mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Mereka akan mendapat azab yang sangat pedih". ( QS Al-Baqarah : 174)

4. Al-Baladah (البلادة) artinya bodoh Rasul juga tidak mungkin seseorang yang bodoh. Hal ini seperti termaktub dalam firman Allah SWT berikut ini:

خُذِ الۡعَفۡوَ وَاۡمُرۡ بِالۡعُرۡفِ وَاَعۡرِضۡ عَنِ الۡجٰهِلِيۡنَ

"Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh". ( QS Al-A'raf : 199).

Baca juga: Begini Sholat Rasulullah SAW sebelum Isra dan Mikraj


Page 2

Sabtu, 25 Desember 2021 - 08:49 WIB

Selain sifat wajib dan mustahil, Rasul juga memiliki sifat jaiz, yakni sifat yang boleh terjadi pada diri rasul. Sifat jaiz ini hanya ada satu yaitu al-'aradhul basyariyah. Yang dimasud dengan al-'aradhul basyariyah adalah sifat-sifat yang sama dengan manusia pada umumnya. Sifat tersebut yaitu makan, minum, haus, sakit, lapar, sedih, senang, beristri, dan sebagainya. Namun, sifat-sifat kemanusiaan ini tidak mengurangi atau menurunkan derajat seorang rasul. Rasul juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada selain rasul, yaitu seperti berikut.

Pertama, ishmaturrasul adalah orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu Allah SWT. Oleh karena itu, seorang Rasul selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan tugas apa pun.

Kedua, iltizamurrasµl adalah orang-orang yang selalu komitmen dengan apa pun yang mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah Allah SWT. Meskipun untuk menjalankan perintah Allah SWT harus berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat baik dari dalam diri pribadinya maupun dari para musuhnya, Rasul tidak pernah sejengkal pun menghindar atau mundur dari perintah Allah SWT.

25 Nabi dan Rasul

Allah SWT mengutus para Rasul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia. Selain itu, para rasul juga memiliki tugas sebagai pemberi petunjuk, pembawa kabar gembira, dan peringatan kepada umat manusia. Bilangan nabi dan rasul sebenarnya ada banyak, namun ada 25 nabi dan rasul yang diceritakan dalam Al-Quran yang wajib kita percayai dengan pasti.

Selanjutnya di antara 25 orang itu ada 5 orang Rasul yang mempunyai kelebihan yang istimewa. Mereka itu dinamakan Ulul-Azmi (اولوالعزم) artinya para Nabi dan Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa. Mereka itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW.

Mengimani rasul-rasul Allah SWT merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan. Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul Allah SWT tersebut. Perintah beriman kepada rasul disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ مِنۡ قَبۡلُ‌ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا

"Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh". ( QS Ani-Nisa : 136)

(mhy)