SOAL Setelah selesai membaca, lakukanlah resensi novel perahu kertas berdasarkan sistematika dan unsur-unsur resensi!
JAWABAN
Unsur-unsur atau sistematika yang terdapat dalam resensi di antaranya sebagai berikut.
2. Identitas buku yang diresensi Judul : Perahu Kertas Penulis : Dee (Dewi Lestari) Penerbit : Bentang Pustaka Tahun Terbit : Februari, 2010 Jumlah Halaman : 444 halaman 3. Pendahuluan (memperkenalkan pengarang, tujuan pengarang buku, dan lain-lain) Dewi Lestari, yang bernama pena Dee, lahir di Bandung 20 Januari 1976. Novel perahu kertas ini sudah dilansir dalam versi digital pada April 2008, dan kini diterbitkan atas kerja sama antara Truedee Books dan Bentang Pustaka. Naskah yang awalnya ditulis pada 1996 dan sempat “mati suri” selama 11 tahun ini akhirnya ditulis ulang oleh Dee pada akhir 2007, menjadikan Perahu Kertas sebagai novel pertamanya yang bergenre populer. Kecintaan Dee pada format cembung dan komik drama serial telah menginspirasinya untuk menuliskan cerita memikat ini. Perahu Kertas, novel karya Dee yang satu ini berbeda dari novel-novel Dee yang lain. Novel Perahu Kertas lebih mudah dimengerti karena kata-katanya yang ringan dan sederhana. Merupakan bahasa sehari-hari yang remaja gunakan. 4. Inti/isi resensi Cerita ini dimulai dengan kisah seseorang yang bernama keenan. Ia seorang remaja yang baru saja menyelesaikan SMA di Belanda, tepatnya di Amsterdam. Keenan terlahir dengan cita-cita menjadi pelukis. Namun, ia dipaksa pulang ke Indonesia oleh ayahnya. Keluarganya tidak mendukung keenan menjadi pelukis dan akhirnya keenan mengalah memutuskan kuliah Fakultas Ekonomi.
5. Keunggulan buku Dikemas menggunakan gaya bahasa yang ringan, sederhana, tidak berbelit-belit dan sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang sehingga novel ini mudah dipahami, dimengerti dan mudah untuk dinikmati oleh pembaca pada berbagai lapisan usia bukan hanya untuk remaja saja.Novel ini sangat menginspirasi untuk tetap semangat dan optimis dalam mengejar mimpi-mimpi kita. Penggambaran tokoh, latar dan alur yang begitu jelas membuat pembaca berimajinasi dan membayangkan secara nyata apa yang terjadi. Novel ini juga menyatupadukan cinta keluarga, sahabat, dan kekasih menjadikan sebuah hidangan yang ringan sekaligus padat, cerita yang menyayat adalah bumbu hidangan istimewa Perahu Kertas menambah daya tarik pembaca. 6. Kekurangan buku Dalam novel ini, kurang adanya kejadian yang menegangkan. Ceritanya terlalu mudah ditebak akhir kisahnya dan terdapat cerita yang monoton sehingga timbul kesan kurang menarik dan membosankan. Penggambaran cerita banyak menggunakan latar tempat yang berbeda, membuat pembaca bingung dalam memahami latar tempat cerita tersebut. Oleh karena itu sangat dibutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam membaca novel ini. 7. Penutup
Novel Perahu kertas ini ditujukan untuk semua usia bukan hanya remaja saja dikarenakan novel ini mengajarkan bahwa kita harus yakin dengan apa yang kita impikan, kita harus mewujudkan semua mimpi-mimpi kita bagaimanapun caranya. Kita juga harus tetap optimis, banyak jalan untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita walaupun sulit dan penuh dengan rintangan. Novel ini bukan hanya cocok untuk remaja tetapi anak-anak juga bisa membacanya. Bukan hanya menceritakan tentang percintaan tetapi tentang persabatan juga, menceritakan tentang arti persahabatan yang sesungguhnya. Bahwa sahabat sejati tidak akan bisa melihat sahabatnya terluka walaupun dalam masa sulit sekalipun. Sahabat tidak akan ragu untuk meminta maaf jika dirinya telah melakukan kesalahan. PERAHU KERTAS
Penulis : Dee (Dewi Lestari) Penerbit : Bentang Pustaka Tahun Terbit : Februari, 2010 Jumlah Halaman : 444 halaman Kugy dan Keenan. Dua manusia yang dapat diibaratkan seperti bumi dan langit. Kugy memiliki penampilan berantakan namun ia memiliki imajinasi yang tinggi, sedangkan Keenan merupakan sosok yang cerdas dan pelukis hebat nan artistik. Saat keduanya bertemu, keduanya menjadi semakin dekat. Namun, apa daya? Kugy telah memiliki seorang cowok yang tidak mudah ia tinggalkan. Dalam hati Keenan, terbersit rasa cinta itu tetapi ia juga berusaha untuk menampiknya. Wanda dan Keenan seperti sosok yang senasib. Keduanya berbakat menjadi pelukis namun kedua orang tua mereka jugalah yang tidak setuju karena orang tua mereka berpendapat bahwa lukisan tidak bisa menghasilkan uang untuk hidup. Karena merasa senasib, hubungan keduanya semakin dekat. Namun, saat Kugy melihat hal itu, ia seperti cemburu namun ia juga berusaha untuk menampiknya. Toh, dia juga sudah punya cowok. Entah apa yang ada dibenak Wanda hingga ia mau melakukan apa saja demi menunjukkan rasa cintanya pada Keenan. Ia memang berhasil! Ia memang berhasil membuat Keenan menjadi kekasihnya sekarang. Saat mendengar bahwa Wanda dan Keenan sudah menjadi sepasang kekasih, Kugy seakan ditombak peluru tepat pada dadanya. Kugy tidak tahu apa yang ia rasakan. Kugy bingung dengan perasaannya sendiri. Di satu sisi, ia memiliki Ojos kekasihnya, namun di satu sisi ia merasa ada perasaan spesial terhadap Keenan. Ojos mulai merasakan perubahan sikap pada Kugy. Ia merasa Kugy sudah tidak peduli lagi padanya. Hingga akhirnya, hubungan mereka kandas. Sementara itu, hubungan Wanda dan Keenan juga jauh dari kata harmonis. Wanda berpikir, Keenan tidak sepenuhnya mencintainya hingga mereka berdua menghadapi konflik besar dan akhirnya mereka kandas juga. Saat dua pasang kekasih itu tidak lagi menjalin cinta. Kugy memutuskan untuk mengambil mata kuliah sebanyak-banyaknya guna menyibukkan diri. Alhasil, ia bisa lulus lebih cepat tapi tetap dengan nilai yang memuaskan A+. Sementara itu, Keenan malah memutuskan untuk hidup sendiri jauh dari keluarganya yakni di Ubud, Bali. Ia mengambil keputusan besar untuk hidup sendiri dan dengan uang hasil keringatnya sendiri melalui melukis. Awal pahit sempat ia kecap namun tak lama karena kurang lebih satu tahun kemudian, ia bisa dibilang telah sukses menjalankan usaha melukisnya. Setelah lulus, Kugy langsung mendapatkan pekerjaan dan parahnya lagi ia juga mendapatkan pacar baru, yakni atasannya dia sendiri “Pak Remi” namanya. Keenan juga tidak mau kalah! Ia menemukan pengganti Wanda, “Luhde”. Saat usaha lukis Keenan semakin sukses serta hubungan cintanya dengan Luhde sedang manis-manisnya, Keenan terpaksa harus kembali ke Jakarta karena mendapat kabar bahwa ayahnya terkena penyakit stroke. Sementara itu, Kugy yang telah mendapatkan pekerjaan yang nyaman memilih untuk mengundurkan diri karena ia merasa pekerjaan yang dilakukannya bukan jiwanya. Walaupun Keenan melakukan hubungan jarak jauh dengan Luhde dan Kugy tidak bisa selalu bertemu tiap hari dengan Remi, hubungan cinta mereka baik-baik saja. Mereka merasa telah menemukan cinta masing-masing. Namun, hal tersebut tidak bertahan lama. Luhde merasa hati Keenan tidak sepenuhnya untuk dirinya dan Remi-pun juga merasa seperti itu. Pada akhirnya, lukisan dan dongeng itu bersatu serta hati dan impian mereka bertemu.Baca Juga KUNCI JAWABAN HAL. 232 KELAS XI BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013 REVISI 2017 SMA/SMK TERBARU |