Sayur merupakan makanan sehat yang mengandung banyak nutrisi, gizi, vitamin dan zat-zat penting yang diperlukan oleh tubuh. Sayuran juga dapat mencegah berbagai macam penyakit dengan membangun sistem imun dalam tubuh. Tanaman sayur dapat berbentuk rumput, perdu, semak, atau pohon. Bentuk pertumbuhannya ada yang tegak pendek, menjulang, atau menjalar dengan hasil berupa umbi, bunga, buah, atau biji. Tanaman sayur berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, awalnya tanaman ini dikenal dengan tanaman rakyat, tetapi sekarang lebih dikenal dengan nama hortikultura. Hortikultura termasuk tanaman yang secara tidak langsung memiliki nilai keindahan. Itulah sebabnya, banyak orang yang menanam sayuran di dekat rumahnya. Show Berikut langkah dasar dalam penanaman sayur sampai pada pemasaran hasil bertanam sayur. 1. Pengolahan Tanah Tanah yang akan ditanami sayur, digemburkan terlebih dahulu dengan cara dicangkul sebaik-baiknya agar menjadi remah sehingga aerasinya berjalan baik dan zat-zat beracun pun akan hilang. Selanjutnya rumput-rumputan (gulma) dihilangkan agar sayur dapat tumbuh bebas tanpa ada persaingan dan perebutan unsur hara dengan gulma. Pada lahan gambut, pH-nya sangat rendah antara 3-5 sehingga perlu diberi kapur dan saluran drainase yang dapat mengalir, jika tidak lahan akan bersifat racun terhadap tanaman. 2. Pemupukan Tanaman perlu diberikan pupuk. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang atau kompos. Pupuk tersebut berfungsi untuk menyediakan hara organik bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah, dan menahan air dalam tanah. 3. Pengelolaan Air Tujuan dari pengelolaan air ialah mengatur ketersediaan air, baik saat kekeringan maupun kelebihan air. Bila kekurangan air, tanaman akan layu dan akhirnya mati. Sebaliknya, bila kelebihan air tanaman tidak dapat mengambil makanan dengan baik dari tanah sebagai akibat dari aerasi yang jelek. Selain itu akarnya cepat membusuk akibat serangan penyakit, terutama cendawan dan bakteri 4. Penyemaian Benih Benih atau biji yang digunakan sebaiknya dari buah yang sudah tua dari varietas unggul. Benih tersebut dapat diperoleh dari lembaga penelitian, balai benih, atau penangkar yang memproduksi benih bersertifikat. Benih yang memenuhi syarat dapat disemaikan terlebih dahulu dipersemaian. Persemaian merupakan tempat yang dapat menjaga kestabilan suhu, kelembaban lingkungan, dan mengatur banyaknya sinar matahari yang masuk. Persemaian perlu diberi atap yang dibuat miring ke arah barat, tetapi dihadapkan ke arah timur. Dengan cara ini sinar matahari pagi dapat masuk sebanyak mungkin ke persemaian. Sebaliknya, sinar matahari terik di siang hari tidak dapat masuk, sedangkan sinar matahari sore masuknya sedikit. 5. Penanaman Penanaman merupakan proses pemindahan bibit (tanaman muda) dari persemaian ke kebun. Penanaman dilakukan denga hati-hati agar bibit tidak rusak, terutama akarnya. Setelah dipindahkan ke kebun, bibit perlu dilindungi dari teriknya sinar matahari. Perlindungan tersebut untuk mencegah penguapan berlebihan karena tanaman muda belum dapat mengambil air dari dalam tanah. Bahan yang digunakan untuk melindungi tanaman muda itu, antara lain pelepah pisang atau dedaunan. 6. Sistem tanam Sistem tanam sayur dapat monokultur atau tumpang sari, untuk pengusahaan secara besar atau agribisnis. Monokultur maksudnya satu macam jenis sayuran ditanam dalam satu areal yang sama tiap periode tanam. Sistem tanam monokultur dilakukan untuk menghindari kesulitan dalam pemeliharaannya. 7. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman merupakan keharusan. Tanpa pemeliharaan, usaha penanaman sayuran akan sia-sia. 8. Pemungutan Hasil Hasil tanaman, baik berupa daun, buah, maupun umbi harus dipungut tepat waktu, jangan tergesa-gesa atau terlambat. Pemungutan yang terlalu cepat dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas hasil, sedangkan pemungutan yang terlalu lambat akan menurunkan kualitas. 9. Penanganan Hasil Penanganan hasil tanaman pertanian segera setelah pemanenan. Penanganan pascapanen mencakup pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan, dan pengemasan. Tujuan utama dari penanganan pascapanen adalah mencegah hilangnya kelembaban, memperlambat perubahan kimiawi yang tidak diinginkan, dan mencegah kerusakan fisik. 10. Pemasaran Hasil Konsumen selalu menghendaki sayuran dalam keadaan segar. Oleh karena itu, di samping pengawetan hasil sayuran juga diperlakukan pemasaran hasil yang lancar. Pada dasarnya pasar hortikultura, khususnya sayuran, dikenal ada beberapa macam seperti. a.Pasar lokal/pasar petani Penjualan sayuran dilakukan oleh petani di kebun tempat bertanam. b. Pasar pengumpul/pasar pemborong Penjualan dilakukan oleh petani/pemborong di tempat pengumpulan hasil kepada tengkulak. c. Pasar pusat atau terminal Transaksi di pasar pusat dilakukan di kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya. Umumnya sayuran yang dijual dalam jumlah besar. d. Pasar pengecer Penjualan sayuran oleh pengecer dengan meneruskan tawaran langsung kepada konsumen. Penulis Kaharsan, Mahasiswa Universitas Tanjungpura, Fakultas Pertanian, Prodi Agroteknologi Angkatan 2014. Commentscomments
Lihat Foto KOMPAS.com - Sudah seharusnya sayuran menjadi bagian dari menu makanan sehari-hari. Pasalnya, bahan pangan ini mengandung aneka vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Cara mengolah sayuran, menyimpan, serta memasaknya pun harus tepat agar kandungan vitamin dan mineralnya terjaga, sehingga tetap memberikan manfaat optimal dalam menjaga kesehatan tubuh. Sebelum mengetahui cara mengolah sayuran yang benar, ada baiknya kamu memperhatikan cara menyimpannya dengan tepat. Waktu tentu saja akan memengaruhi kesegaran sayur dan kadar nutrisi yang terkandung di dalamnya. Makin lama disimpan, sayuran akan makin layu dan gizinya berkurang. Karena itu, sayuran memang paling baik dikonsumsi secepat mungkin setelah dipanen dan saat masih segar. Baca juga: Menjaga Segar dan Sehatnya Sayuran dalam Kulkas Jika terpaksa menyimpan sayuran, beberapa hal di bawah ini bisa kita lakukan: 1. Simpan di tempat sejuk Tidak semua sayuran mesti disimpan dalam kulkas. Tapi simpanlah selalu di tempat sejuk dan kering, yang tidak terkena sinar matahari langsung. Misalnya, sayuran jenis umbi dan bawang bombai. Jenis sayuran yang sebaiknya disimpan dalam kulkas adalah jamur dan sayuran hijau. Langkah ini akan menjaga kesegarannya. 2. Beri udara
Sayuran biasanya tahan lebih lama jika mendapatkan udara. Coba simpan sayuran di kulkas dengan membungkusnya dalam kantung kertas. Jika terpaksa menyimpan sayur dalam kantung plastik, buatlah lubang-lubang udara pada plastik dengan cara menusuk-nusukkan garpu pada plastik sebelum digunakan membungkus sayur. 3. Bekukan Sayuran beku sebetulnya memiliki kandungan nutrisi yang sama baiknya dengan sayuran segar. Membekukan sayur atau membeli produk sayuran beku cocok untuk yang ingin menyimpan sayuran dalam waktu cukup lama. Kandungan nutrisi sayur tidak akan hilang ketika dibekukan, asal proses pembekuan langsung dilakukan saat sayur masih segar atau tak lama setelah dipanen. 4. Blansir dan simpan Blansir atau merebus sayuran selama beberapa detik dalam air mendidih, akan membantu dalam menghilangkan enzim-enzim penyebab pembusukan. Kita bisa menyimpannya di kulkas atau membekukan sayuran setelah diblansir agar kandungan nutrisinya lebih awet. Memilih dan mengolah sayuran sebelum dimasak
Lihat Foto Usahakan untuk mengonsumsi lima porsi sayuran setiap harinya. Ukuran satu porsi sebaiknya setara secangkir sayuran segar atau setengah cangkir sayuran yang dimasak hingga matang. Dalam lima porsi tersebut, pilihlah sayuran dengan warna berbeda untuk mendapatkan vitamin dan mineral yang beragam. Berikut variasi warna dan kandungan nutrisi yang bisa menjadi panduan:
Cara mengolah sayuran sebelum dikonsumsi dan dimasak juga berpengaruh. Perhatikan hal-hal ini supaya dapat menjaga kandungan gizi dalam sayuran:
Baca juga: Memperpanjang Waktu Simpan Sayuran dalam Lemari Es Cara memasak sayuran agar tetap bernutrisi
Lihat Foto Tumis atau sautee Menumis atau sautee biasanya butuh penggunaan minyak yang agak banyak. Untuk meminimalkan minyak, coba tumis sayuran di wajan antilengket dengan sedikit saja minyak dicampur kaldu. Tumis sebentar dan angkat ketika sayuran mulai tampak layu. Merebus Dari berbagai cara mengolah sayuran, merebus adalah cara yang paling banyak menghilangkan nutrisi sayuran, apalagi jika merebus dalam waktu yang cukup lama. Tak disangka, bukan? Sebagian besar vitamin C dan jenis vitamin yang larut dalam air akan hilang dalam air rebusan dan rusak karena pemanasan. Karena itu, sebaiknya gunakan cara memasak yang lain untuk mengolah sayuran. Mengukus Untuk membuat hidangan sederhana, mengukus adalah cara mengolah sayuran yang bisa jadi pilihan. Dengan mengukus, sayuran dimatangkan dengan uap panas dan tidak dicelup dalam air, sehingga hilangnya nutrisi tidak akan sebanyak merebus. Namun lagi-lagi, jangan terlalu lama mengukus sayuran supaya tidak terlalu banyak nutrisi yang lenyap.
Menyetup dan braising Cara mengolah sayuran dengan menyetup adalah memasaknya dalam cairan, seperti kaldu atau sup. Karena air rebusan sayur akan tetap dikonsumsi sebagai bagian dari hidangan, nutrisi dari sayuran akan tetap Anda dapatkan. Sedangkan braising adalah memasak sayuran dengan sedikit saja kaldu atau air dan bumbu. Dengan ini, aromanya akan meresap dalam sayur. Air atau kaldunya pun bisa menjadi bagian dari hidangan. Baca juga: Menumis Sayuran Lebih Sehat Dibanding Merebus? Menyertakan sayuran dalam menu harian sangatlah penting. Selain melengkapi nutrisi, sayuran juga kaya serat yang baik untuk tubuh. Meski begitu, perhatikan cara mengolah sayuran sebelum dikonsumsi supaya kebaikannya untuk tubuh bisa diperoleh secara optimal. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Editor: Wisnubrata |