Jelaskan apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca dan apa yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca?

Efek rumah kaca adalah kondisi panas matahari terjebak di atmosfer bumi dan menyebabkan suhu bumi menjadi meningkat.

Efek rumah kaca disebabkan oleh gas-gas di atmosfer yang dapat menangkap panas matahari seperti karbon dioksida, nitrogen dioksida, metana serta freon.

Dampak dari efek rumah kaca antara lain:

  1. Perubahan temperatur bumi sehingga terjadi perubahan iklim yang ekstrim di berbagai wilayah permukaan bumi.
  2. Meningkatnya debit air laut akibat mencairnya bongkahan es di kutub.
  3. Bahaya radiasi ultraviolet dapat mengancam makhluk hidup akibat menipisnya lapisan ozon.
  4. Punahnya berbagai spesies makhluk hidup yang ada di bumi.
  5. Terjadi kegagalan panen yang besar-besaran akibat iklim yang tidak menentu.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca dan apa yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca?
efek rumah kaca. space.com

Merdeka.com - Saat ini, kita sedang mengalami pemanasan global yang digambarkan sebagai kenaikan suhu rata-rata udara di bumi dan lautan. Perubahan suhu di Bumi memang terjadi, namun saat ini, perubahan tersebut jauh lebih cepat dibandingkan di masa lalu.

Salah satu penyebab pemanasan global ini adalah aktivitas manusia yang meningkatkan efek rumah kaca. Pengertian efek rumah kaca adalah proses yang terjadi ketika gas di atmosfer bumi memerangkap panas matahari.

Efek rumah kaca terjadi ketika gas tertentu, yang dikenal sebagai gas rumah kaca, menumpuk di atmosfer bumi. Gas rumah kaca ini antara lain seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrous oxide (N2O), ozon (O3), dan gas fluorinated.

Gas rumah kaca memungkinkan cahaya matahari bersinar ke permukaan bumi, dan kemudian gas, seperti ozon, menjebak panas yang dipantulkan kembali dari permukaan di dalam atmosfer bumi. Gas-gas tersebut bertindak seperti dinding kaca di sebuah rumah kaca.

Dalam artikel berikut ini, kami akan sampaikan tentang pengertian efek rumah kaca beserta dampaknya pada lingkungan.

2 dari 4 halaman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian efek rumah kaca adalah efek sinar radiasi gelombang pendek yang dapat menembus atap serta dinding rumah kaca, tetapi tidak tertembus oleh sinar radiasi gelombang panjang.

Menurut Merriam Webster, pengertian efek rumah kaca adalah pemanasan atmosfer bumi yang disebabkan oleh polusi udara. Efek rumah kaca ini terjadi ketika kehangatan dari matahari terperangkap di atmosfer bumi oleh lapisan gas (seperti karbon dioksida) dan uap air.

Kemudian menurut Badan Perlindungan Lingkungan (AS) pengertian efek rumah kaca adalah proses meningkatnya suhu rata-rata di permukaan Bumi karena lapisan atmosfer Bumi yang kian menipis bahkan bocor. Hal ini membuat cuaca di Bumi semakin panas karena sinar matahari tidak lagi terhalang oleh lapisan atmosfer.

3 dari 4 halaman

Gas rumah kaca memiliki dampak lingkungan dan kesehatan yang luas. Mereka menyebabkan perubahan iklim dengan menjebak panas, dan juga berkontribusi terhadap penyakit pernapasan akibat kabut asap dan polusi udara.

Cuaca ekstrem, gangguan pasokan makanan, dan peningkatan kebakaran hutan adalah efek lain dari perubahan iklim yang disebabkan oleh gas rumah kaca.

Para ilmuwan telah mendokumentasikan dampak perubahan iklim yang disebabkan karena gas rumah kaca sebagaimana yang kami kutip dari nationalgeographic.com:

  • Es mencair di seluruh dunia, terutama di kutub bumi. Ini termasuk gletser gunung, lapisan es yang menutupi Antartika Barat dan Greenland, dan es laut Arktik. Di Taman Nasional Gletser Montana, jumlah gletser juga telah menurun.
  • Sebagian besar es yang mencair ini berkontribusi pada kenaikan permukaan laut. Permukaan laut global naik 0,13 inci (3,2 milimeter) per tahun. Kenaikan terjadi pada tingkat yang lebih cepat dalam beberapa tahun terakhir dan diperkirakan akan meningkat dalam beberapa dekade mendatang.
  • Meningkatnya suhu mempengaruhi satwa liar dan habitatnya. Es yang menghilang telah mengancam spesies seperti penguin Adélie di Antartika, di mana beberapa populasi di semenanjung barat telah berkurang hingga 90 persen atau lebih.
  • Saat suhu berubah, banyak spesies bergerak. Beberapa kupu-kupu, rubah, dan tanaman alpine telah bermigrasi lebih jauh ke utara atau ke daerah yang lebih tinggi dan lebih dingin.
  • Rata-rata curah hujan (hujan dan salju) telah meningkat di seluruh dunia. Namun beberapa daerah mengalami kekeringan yang lebih parah, meningkatkan risiko kebakaran hutan, kehilangan hasil panen, dan kekurangan air minum.
  • Beberapa spesies—termasuk nyamuk, kutu, ubur-ubur, dan hama tanaman—berkembang pesat. Booming populasi kumbang kulit kayu yang memakan pohon cemara dan pinus, misalnya, telah menghancurkan jutaan hektar hutan di AS.

4 dari 4 halaman

Pengertian efek rumah kaca adalah peningkatan jumlah karbon dioksida dan gas lainnya di atmosfer. Gas-gas yang berkumpul ini disebabkan oleh banyak hal. Berikut adalah penyebab efek rumah kaca menurut conserve-energy-future.com:

Pembakaran Bahan Bakar Fosil

Bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas alam menjadi bagian integral dari kehidupan kita. Mereka digunakan dalam jumlah besar untuk menghasilkan listrik dan transportasi. Ketika dibakar, karbon yang tersimpan di dalamnya dilepaskan kemudian bergabung dengan oksigen di udara untuk menciptakan karbon dioksida.

Dengan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah kendaraan dan pemakaian listrik juga meningkat sehingga turut meningkatkan pencemaran di atmosfer. Ketika kita berkendara, misalnya, mereka melepaskan karbon dioksida, yang merupakan salah satu gas utama yang bertanggung jawab atas peningkatan efek rumah kaca.

Deforestasi

Tumbuhan dan pohon menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen, melalui proses fotosintesis, untuk membantu manusia dan hewan bertahan hidup. Pembangunan skala besar telah mengakibatkan penebangan pohon dan hutan yang memaksa orang untuk mencari tempat tinggal alternatif. Saat kayu dibakar, karbon yang tersimpan di dalam diubah kembali menjadi karbon dioksida.

Peningkatan Populasi

Selama beberapa dekade terakhir, telah terjadi peningkatan besar dalam populasi. Akibatnya, terjadi peningkatan permintaan akan makanan, pakaian dan tempat tinggal. Pusat manufaktur baru telah muncul di kota-kota yang melepaskan beberapa gas berbahaya ke atmosfer sehingga meningkatkan efek rumah kaca. Juga, lebih banyak orang berarti lebih banyak penggunaan bahan bakar fosil yang pada gilirannya memperburuk masalah.

Pertanian

Nitrous oxide adalah salah satu gas rumah kaca yang digunakan dalam pupuk dan berkontribusi terhadap efek rumah kaca, yang pada gilirannya menyebabkan pemanasan global.

Limbah Industri

Industri yang terlibat dalam produksi semen, pupuk, kegiatan penambangan batu bara, ekstraksi minyak menghasilkan gas rumah kaca yang berbahaya. Selain itu, tempat pembuangan sampah yang dipenuhi sampah menghasilkan karbon dioksida dan gas metana yang berkontribusi signifikan terhadap efek rumah kaca.

[ank]

Jelaskan apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca dan apa yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca?

Penggambaran singkat tentang pertukaran energi antara matahari (sebagai sumber), permukaan bumi, atmosfer bumi dan angkasa (tempat pelepasan). Kemampuan atmosfer untuk menangkap dan melepaskan energi merupakan karakteristik yang menentukan terjadinya efek rumah kaca.

Efek rumah kaca adalah kemampuan atmosfer untuk mempertahankan suhu udara panas yang nyaman dalam perubahan nilai yang kecil. Unsur pembentuk efek rumah kaca ialah gas rumah kaca yang menahan panas keluar dari Bumi. Peran utama adanya efek rumah kaca adalah suhu udara di bumi dapat berada pada nilai yang nyaman bagi makhluk hidup. Tanpa efek rumah kaca, Bumi akan memiliki suhu rata-rata yang sangat dingin serta dapat membahayakan keberlangsungan hidup dari makhluk hidup.[1] Efek rumah kaca pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.

Mars, Venus, dan benda langit yang memiliki atmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, namun artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikelnya.

Efek rumah kaca pada Bumi dapat terpisah untuk menunjuk pada dua hal yang berbeda:

  • Efek Rumah Kaca Alami yang terjadi secara alami di bumi
  • Efek Rumah Kaca Ditingkatkan terjadi akibat kegiatan manusia seiring dengan pemanasan global.

Peristilahan

Bumi menerima energi dari matahari dalam bentuk sinar ultraviolet (cahaya) dan melepaskan sebagian energi ini kembali ke ruang angkasa sebagai sinar inframerah (panas). Gas dapat menyerap sebagian energi keluar ini dan memancarkannya kembali sebagai panas. Gas-gas ini – yang meliputi, karbon dioksida, metana, nitrogen oksida dan lain-lain – disebut gas ‘rumah kaca’. Mereka bertindak seperti selimut yang mengelilingi Bumi dan membuatnya lebih hangat daripada yang seharusnya, sama seperti panel kaca dari rumah kaca memungkinkan energi matahari masuk tetapi mencegah sebagian panas keluar. Tanpa proses alami ini, yang dikenal sebagai efek rumah kaca, planet kita akan menjadi rata-rata sekitar 30 derajat Celcius lebih dingin31, sehingga efek rumah kaca yang terjadi secara alami sangat penting. Tetapi terlalu banyak efek akan menciptakan masalah. Kegiatan manusia dari generasi-generasi terakhir telah secara artifisial meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer dan para ilmuwan menyimpulkan bahwa inilah mengapa planet ini menghangat dalam sejarah. Tapi, karena gas rumah kaca bisa bertahan di atmosfer untuk waktu yang lama, bahkan jika semua emisi di seluruh dunia berhenti hari ini, iklim akan terus berubah. Efek rumah kaca bukanlah penemuan baru. Joseph Fourier menemukannya pada tahun 1824, John Tyndall bereksperimen pada tahun 1858, dan Svante Arrhenius mengukurnya pada tahun 1896. Sejak itu para ilmuwan telah memberikan bukti yang berkembang tidak hanya bahwa konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer telah meningkat, tetapi juga bahwa ini meningkatkan ancaman menyebabkan perubahan iklim yang berbahaya. Pengukuran dari inti es Antartika menunjukkan bahwa selama sekitar 10.000 tahun sebelum Revolusi Industri, konsentrasi karbon dioksida di atmosfer sekitar 280 bagian per juta (ppm) berdasarkan volume. Sejak itu telah meningkat pesat pada tahun 2013 dengan konsentrasi 400 ppm, sebuah ambang batas yang terakhir terjadi lebih dari tiga juta tahun yang lalu. Kemudian, suhu dunia rata-rata lebih hangat 3-4 derajat Celcius daripada saat ini dan permukaan laut jauh lebih tinggi.[2]

Penyebab

Efek rumah kaca disebabkan karena meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Meningkatnya konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh banyaknya pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melebihi kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.

Energi yang masuk ke Bumi:

  • 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
  • 25% diserap awan
  • 45% diserap permukaan bumi
  • 10% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Akibat

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga berakibat kepada beberapa pulau kecil tenggelam di negara kepulauan, yang membawa dampak perubahan yang sangat besar.

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

Beberapa jenis gas seperti karbon dioksida dan metana dapat memerangkap panas di atmosfer bumi, melalui suatu fenomena yang disebut oleh para ilmuwan sebagai efek rumah kaca. Banyak kegiatan manusia mengeluarkan gas rumah kaca tersebut. Ketika kita membakar bahan bakar fosil seperti batubara dan minyak untuk menghasilkan listrik atau menggerakan mobil, atau ketika kita membakar hutan untuk lahan perkebunan semakin banyak emisi ini mencapai atmosfer. Sejak awal Revolusi Industri pada abad ke-18, gas ini semakin meningkat konsentrasinya. Pada saat bersamaan bumi perlahan-lahan mengalami pemanasan.[3]

Sejauh ini telah disepakati oleh banyak ilmuwan dari berbagai negara, bahwa efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim global adalah emisi gas rumah kaca (GRK) yang berasal baik dari alam maupun kegiatan manusia (anthropogenic). Adapaun GRK yang disepakati hingga 2012 ada 6 (enam) jenis yakni karbon dioksida (CO2), dinitroksida (N2O), metana (CH4), sulfurheksafluorida (SF6), perfluorkarbon (PFC5), dan hidrofluorokarbon (HFC5). Berdasarkan data yang terangkum dalam laporan IPCC tahun 2007, keseluruhan GRK terus mengalami peningkatan konsentrasi di atmosfer.[4]

Perubahan iklim telah secara ilmiah dan banyak bukti adalah diakibatkan oleh apa yang dikenal dengan pemanasan global (global warming) sebagai akibat terjadinya efek rumah kaca pada atmosfer kita. Efek rumah kaca terjadi akibat adanya gas-gas rumah kaca (GRK) yang memerangkap panas radiasi matahari yang dipantulkan kembali ke angkasa oleh permukaan bumi. Pada dasarnya GRK ini dapat bersumber dari alam itu sendiri maupun dari aktivitas manusia. Namun berbagai data yang ada menunjukkan bahwa emisi GRK berasal juga dari aktivitas manusialah yang meningkatkan konsentrasinya di atmosfer.[5]

Ahli pertanian di wilayah yang beriklim sedang yang ingin melindungi tanaman sayur mereka dari udara dingin, menanam sayur mereka di dalam bangunan yang hampir seluruhnya terbuat dari panel kaca – itulah rumah kaca. Pada siang hari ketika sinar matahari menembus kaca, sinarnya meningkatkan suhu di dalam rumah kaca.Udara panas ini tidak segera turun kembali dengan cepat karena radiasi di dalam rumah kaca merupakan jenis radiasi yang berbeda – memiliki gelombang yang lebih panjang – dan terhambat oleh kaca Anda tidak membutuhkan sebuah rumah kaca untuk merasakan efek yang serupa. Setiap ruangan yang tertutup yang memungkinkan sinar matahari menembusnya melalui kaca akan memerangkap udara panas.Begitupun, sebuah mobil yang sudah terjemur di bawah sinar matahari dengan semua jendelanya tertutup rapat akan menyebabkan kemudi menjadi terlalu panas untuk disentuh. Kini kita cenderung menganggap bahwa efek rumah kaca global membahayakan; padahal masalahnya adalah soal seberapa derajat.Tanpa karbon dioksida di udara untuk memerangkap sebagian panas,maka suhu rata-rata bumi akan berkisar -18°C, terlalu dingin bagi kehidupan.Sayangnya, dari masa-masa ketika kita memiliki karbon dioksida yang pas, kita kini sudah menumpuknya secara berlebihan.[6]

Efek rumah kaca – Suatu proses pemantulan energi panas ke atmosfer dalam bentuk sinar-sinar infra merah. Sinar-sinar infra merah ini diserap oleh karbondioksida dan di atmosfer yang menyebabkan kenaikan suhu[7]

Catatan kaki

Referensi

  1. ^ Aldrian, dkk. (2011). Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia (PDF). Jakarta: Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara, Kedeputian Bidang Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. hlm. 27.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  2. ^ UNESCO 2019, hlm. 26.
  3. ^ UNESCO 2019, hlm. 17.
  4. ^ Adibroto, dkk. 2011, hlm. 7.
  5. ^ Adibroto, dkk. 2011, hlm. 1-2.
  6. ^ UNDP Indonesia 2007, hlm. 3.
  7. ^ UNDP Indonesia 2007, hlm. 20.

Daftar pustaka

  1. Adibroto, dkk. (2011). Iptek untuk Adaptasi Perubahan Iklim: Kajian Kebutuhan Tema Riset Prioritas (PDF). Jakarta: Penerbit Dewan Riset Nasional. ISBN 978-979-9017-30-7. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-03-31. Diakses tanggal 2020-12-29.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  2. UNDP Indonesia (2007). Sisi Lain Perubahan Iklim: Mengapa Indonesia Harus Beradaptasi untuk Melindungi Rakyat Miskinnya (PDF). Jakarta: United Nations Development Programme Indonesia. ISBN 978-979-17069-0-2.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  3. UNESCO (2019). Menyampaikan Pesan: Meliput Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan di Asia dan Pasifik: Buku Panduan untuk Jurnalis. Jakarta Selatan: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. ISBN 978-92-3-0000806.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)

Bacaan lanjutan

  • Earth Radiation Budget, [1] Diarsipkan 2006-09-01 di Wayback Machine.
  • Fleagle, RG and Businger, JA: An introduction to atmospheric physics, 2nd edition, 1980
  • Fraser, Alistair B., Bad Greenhouse [2]
  • Giacomelli, Gene A. and William J. Roberts1, Greenhouse Covering Systems, Rutgers University, [3].
  • Henderson-Sellers, A and McGuffie, K: A climate modelling primer (quote: Greenhouse effect: the effect of the atmosphere in re-readiating longwave radiation back to the surface of the Earth. It has nothing to do with glasshouses, which trap warm air at the surface).
  • Idso, S.B.: Carbon Dioxide: friend or foe, 1982 (quote: ...the phraseology is somewhat in appropriate, since CO2 does not warm the planet in a manner analogous to the way in which a greenhouse keeps its interior warm).
  • Kiehl, J.T., and Trenberth, K. (1997). Earth's annual mean global energy budget, Bulletin of the American Meteorological Society 78 (2), 197–208.
  • Piexoto, JP and Oort, AH: Physics of Climate, American Institute of Physics, 1992 (quote: ...the name water vapor-greenhouse effect is actually a misnomer since heating in the usual greenhouse is due to the reduction of convection)
  • Wood, R.W. (1909). Note on the Theory of the Greenhouse, Philosophical Magazine 17, p319–320. [4]

Lihat pula

  • Pendorong iklim
  • Perdagangan emisi
  • Protokol Kyoto
  • Rumah kaca surya

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Efek_rumah_kaca&oldid=20992742"