Jelaskan alasan mengapa gereja terlibat dalam masalah dunia

Gereja Post Konsili Vatikan II melihat dirinya sebagai sakramen keselamatan bagi dunia. Gereja manjadi terang, garam, dan ragi bagi dunia dan dunia menjadi tempat atau ladang, tempat Gereja berbakti. Dunia tidak dihina dan dijauhi tetapi didatangi dan ditawari keselamatan. Dunia dijadikan mitra dialog dan Gereja dapat menawarkan nilai-nilai Injil dan dunia dapat mengembangkan kebudayaannya, adat istiadat, alam pikiran, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Karenanya, Gereja dapat lebih efektif menjalankan misi dunia. Gereja pun tetap menghormati otonomi dunia dengan sifatnya yang sekuler karena di dalamnya terkandung nilai-nilai yang dapat menyejahterakan manusia dan membangun sendi-sendi kerajaan Allah. Pada dasarnya Gereja dan dunia manusia merupakan realitas yang sama, seperti mata uang yang ada dua sisinya. Berbicara tentang Gereja berarti bicara tentang dunia manusia. Bagi orang Kristen berbicara tentang dunia manusia berarti berbicara tentang dunia manusia sebagai umat Allah yang sedang berziarah di dunia ini.

Sesudah mempelajari Gereja secara internal (ke dalam dirinya sendiri), pada bab V ini kita akan mempelajari Gereja lebih secara eksternal, yakni Gereja dalam hubungannya dengan dunia. Dunia di sini diartikan sebagai seluruh keluarga manusia dengan segala hal yang ada di sekelilingnya. Dunia dilihat secara lebih positif dibandingkan dengan masa lalu (prakonsili Vatikan II). Gereja dan dunia dapat berdialog dan saling mengisi demi terciptanya Kerajaan Allah di bumi ini.

Pada kegiatan pembelajaran ini, para peserta didik akan mempelajari pokok-pokok bahasan tentang materi-materi berikut.

A. Permasalahan yang Dihadapi Dunia, B. Hubungan Gereja dan Dunia, C. Ajaran Sosial Gereja, dan

Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

A. Permasalahan yang Dihadapi Dunia

Kompetensi Dasar

1.5 Bersyukur atas hubungan Gereja dengan dunia sehingga dapat terlibat dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia.

2.5 Bekerja sama mengembangkan keterlibatan Gereja dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia.

3.5. Memahami hubungan Gereja dengan dunia agar dapat terlibat dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia.

4.5. Melakukan aktivitas (misalnya menuliskan refleksi/doa/puisi/membuat rangkuman) tentang hubungan Gereja dengan dunia agar dapat terlibat dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia.

Indikator

1. Mengidentifikasi persoalan-persoalan pokok yang dihadapi oleh dunia saat ini. 2. Mengemukakan alasan terjadinya persoalan-persoalan pokok yang dihadapi

manusia di dunia dewasa ini.

3. Menjelaskan bagaimana Gereja terlibat dalam membangun masyarakat yang adil, damai, dan sejahtera.

4. Melakukan tindakan-tindakan nyata di lingkungannya untuk menunjang gerakan dan kegiatan membangun masyarakat yang lebih adil, damai, dan pelestarian lingkungan alam.

Bahan Kajian

1. Persoalan-persoalan pokok yang dihadapi oleh dunia saat ini; Perdamaian dunia, kaum miskin, penegakan keadilan, pelestarian keutuhan ciptaan.

2. Alasan terjadinya persoalan-persoalan pokok yang dihadapi manusia di dunia dewasa ini.

3. Gereja terlibat dalam membangun masyarakat yang adil, damai, dan sejahtera 4. Tindakan-tindakan nyata di lingkungannya untuk menunjang gerakan dan kegiatan

membangun masyarakat yang lebih adil, damai, dan pelestarian lingkungan alam.

Sumber Belajar

1. Kitab Suci

2. Konferensi Waligereja Indonesia. 1995.Iman Katolik, Yogyakarta: Kanisius

3. Propinsi Gerejani Ende (Penterj). 1995. Katekismus Gereja Katolik. Ende: Nusa Indah

4. R. Hardowiryono, S.J (Penterj). 1993. Dokumen Konsili Vatikan II, Jakarta: Dokpen KWI dan Obor

5. Kompendium Ajaran Sosial Gereja 6. Kompendium Katekismus Gereja Katolik 7. Artikel/berita mengenai keprihatinan dunia.

Pendekatan

Kateketis dan saintifik

Sarana

1. Kitab Suci

2. Buku Siswa SMA/SMK, Kelas XI, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

Waktu

3x45 menit.

• Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar

Acapkali muncul pertanyaan seputar sikap Gereja menghadapi keadaan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan politik dalam hidup sehari-hari. Bagaimanakah Gereja menyikapi umat yang hidup melarat, tidak cukup makan dan minum, tidak bisa bayar uang obat, tidak bisa mengecapi pendidikan dasar? Apakah Gereja hanya meminta mereka untuk berdoa dan memohon kepada Tuhan supaya Dia menolong untuk menghadapi masalah-masalah yang sedang dihadapi di dunia ini? , Disamping memohon kepada Tuhan dengan tekun, Gereja juga mengambil sejumlah tindakan nyata untuk mengeluarkan mereka dari kungkungan sosial yang menyengsarakan, menyakitkan, dan menekan lahir dan batin?

Konsili Vatikan II merupakan tonggak pembaharuan hidup Gereja Katolik secara menyeluruh. GS (Gaudium et Spes) menaruh keprihatinan secara luas pada tema hubungan Gereja dan Dunia modern. Ada kesadaran kokoh dalam Gereja untuk berubah seiring dengan perubahan kehidupan manusia modern. Hal-hal yang disentuh oleh GS berkisar tentang kemajuan manusia di dunia modern. Selain menyoroti masalah jurang yang tetap lebar antara si kaya dan si miskin, hubungan Gereja dan dunia dibahas secara lebih gamblang. Sebagai contoh menyentuh nilai hubungan timbal balik antara Gereja dan dunia pada beberapa masalah mendesak, seperti; perkawinan, keluarga, kebudayaan, pendidikan kristiani; kehidupan sosial

ekonomi, perdamaian dan persatuan bangsa-bangsa, pencegahan perang serta kerja sama internasional. Konsili menegaskan bahwa kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan manusia-manusia zaman ini, terutama kaum miskin dan yang menderita, adalah kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga (GS art.1).

Dalam pembelajaran ini para peserta didik dibimbing untuk memahami bahwa Gereja sebagai kumpulan orang beriman yang hidup dalam dunia yang dinamis, maka Gereja pun harus bersifat dinamis pula. Dalam dinamika itu, Gereja terpanggil untuk melaksanakan dan mewujudkan amanat Yesus Kristus. Gereja (kita semua) diutus ke tengah-tengah dunia untuk membangun kehidupan manusia yang damai, adil, sejahtera serta senantiasa menjaga keutuhan alam ciptaan Tuhan.

Kegiatan Pembelajaran

Pembukaan: Doa

• Guru mengajak para peserta didik untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya

Allah Bapa yang penuh kasih,

Yesus Kristus telah mengutus kami, Gereja-Mu ke tengah-tengah dunia untuk membangun kehidupan manusia yang damai, adil, sejahtera, serta senantiasa menjaga keutuhan alam ciptaan Tuhan. Berkatilah kami dalam pelajaran ini agar semakin memahami permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi dunia pada saat ini sehingga sebagai anggota Gereja, kami pun dapat ikut menjaga ketenteraman sesuai kehendak-Mu demi Yesus Kristus, Tuhan dan juru selamat kami. Amin.

Langkah Pertama: Menggali Permasalahan-Permasalahan yang Sedang

Kompetensi Dasar

1.5 Bersyukur atas hubungan Gereja dengan dunia sehingga dapat terlibat dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia.

2.5 Bekerja sama mengembangkan keterlibatan Gereja dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia.

3.5 Memahami hubungan Gereja dengan dunia agar dapat terlibat dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia.

4.5. Melakukan aktivitas (misalnya menuliskan releksi/doa/puisi/membuat rangkuman) tentang hubungan Gereja dengan dunia agar dapat terlibat dalam kegembiraan dan keprihatinan dunia.

Indikator

1. Menjelaskan arti dunia.

2. Menganalisis pandangan Gereja tentang dunia. 3. Menjelaskan Misi dan Tugas Gereja dalam dunia.

4. Menjelaskan usaha-usaha untuk ikut serta membangun dunia.

Bahan Kajian

1. Arti dunia.

2. Pandangan Gereja tentang dunia. 3. Gaudium et Spes, Artikel 1 dan 40. 4. Tugas Gereja di dalam dunia.

5. Usaha-usaha untuk ikut serta membangun dunia.

Sumber Belajar

1. Kitab Suci

2. Konferensi Waligereja Indonesia. 1995.Iman Katolik, Yogyakarta: Kanisius

3. Propinsi Gerejani Ende (Penterj). 1995. Katekismus Gereja Katolik. Ende: Nusa Indah

4. R. Hardowiryono, SJ (Penterj). 1993. Dokumen Konsili Vatikan II, Jakarta: Dok- pen KWI dan Obor

5. Kompendium Ajaran Sosial Gereja 6. Kompendium Katekismus Gereja Katolik

Sarana

1. Kitab Suci (Alkitab)

2. Buku Siswa SMA/SMK, Kelas XI, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

Waktu

3x45 menit.

• Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru.

Pemikiran Dasar

Konsili Vatikan II dalam Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes, Art.1 antara lain berkata: “Kegembiraan dan harapan, duka, dan kecemasan manusia dewasa ini, terutama yang miskin dan terlantar, adalah kegembiraan dan harapan, duka, dan kecemasan murid-murid Kristus pula”. Kata-kata Konsili ini menunjukkan perhatian dan keprihatinan Gereja terhadap dunia. Namun, Gereja tidak berhenti pada perhatian dan keprihatinan saja. Gereja sungguh-sungguh mewartakan dan memberi kesaksian tentang “Kabar Gembira” kepada dunia, sambil belajar dan mengambil banyak nilai positif yang dimiliki dunia untuk perkembangan diri dan pewartaannya. Gereja kini telah memiliki pandangan tentang dunia yang jauh lebih positif dari zaman-zaman yang lampau, sehingga hubungan antara keduanya menjadi lebih saling menguntungkan. Jadi, hubungan antara Gereja dan dunia memiliki pandangan- pandangan baru yang perlu dipahami.

Gaudium et Spes sebagai sebuah tanggapan yang sarat makna dari pihak Gereja terhadap berbagai harapan dan kerinduan dunia dewasa ini. Dalam konstitusi ini, “selaras dengan pembaruan gerejawi, direleksikan sebuah gagasan baru tentang bagaimana menjadi sebuah persekutuan kaum beriman dan umat Allah. Konstitusi tersebut membangkitkan minat baru berkenaan dengan doktrin yang termuat dalam dokumen-dokumen terdahulu tentang kesaksian dan kehidupan orang-orang Kristen sebagai cara-cara yang sejati menjadikan kehadiran Allah di dunia ini kasatmata.” Gaudium et Spes menampilkan wajah Gereja yang “mengalami dirinya sungguh erat berhubungan dengan umat manusia serta sejarahnya”, yang menempuh perjalanan bersama dengan seluruh umat manusia dan bersama dengan dunia mengalami nasib keduniaan yang sama, tetapi pada saat yang sama “hadir ibarat ragi dan bagaikan penjiwa masyarakat manusia yang harus dibarui dalam Kristus dan diubah menjadi keluarga Allah”.

Melalui pembelajaran ini para peserta didik memahami apa dan bagaimana sesungguhnya hubungan Gereja dan dunia, terutama pasca Konsili Vatikan II. Dengan memahami esensi hubungan tersebut peserta didik sebagai anggota Gereja dapat turut serta membangun dunia dengan semangat Kristus sebagai Kepala Gereja.

Kegiatan Pembelajaran

Pembukaan: Doa

• Guru mengajak para peserta didik untuk memulai pelajaran dengan doa, seperti contoh berikut.

Allah Bapa di Surga,

Terima kasih atas berkat dan penyelenggaraan-Mu bagi kami, waktu yang indah untuk belajar memahami kehendak-Mu. Pada kesempatan ini kami akan belajar tentang hubungan antara Gereja dan dunia. Berkatilah kami agar mampu menjadi saluran berkat di tengah masyarakat, membawa api cinta-Mu bagi sesama, demi Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami. Amin.

Langkah Pertama: Mendalami Makna Hubungan Gereja dan Dunia

1. Mengamati Pemahaman Peserta Didik tentang Hubungan Gereja dan

Dunia

• Guru mengajak para peserta didik untuk mencari tahu informasi tentang makna hubungan Gereja dan dunia.

• Guru mengajak peserta didik untuk mengungkapkan pemahamannya tentang bagaimana hubungan Gereja dan dunia, sebelum dan sesudah Konsili Vatikan II.

2. Membaca, Menyimak Ajaran Gereja

• Guru mengajak para peserta didik untuk membaca dan menyimak teks dokumen berikut ini.

Gaudium et Spes artikel 2

Maka, sesudah menjajagi misteri Gereja secara lebih mendalam, Konsili Vatikan Kedua tanpa ragu-ragu mengarahkan amanatnya bukan lagi hanya kepada putera- putera Gereja dan sekalian orang yang menyerukan nama Kristus, melainkan kepada semua orang. Kepada mereka semua Konsili bermaksud menguraikan, bagaimana memandang kehadiran serta kegiatan Gereja di masa kini. Jadi Konsili mau menghadapi dunia manusia, dengan kata lain segenap keluarga manusia beserta kenyataan semesta yang menjadi lingkungan hidupnya; dunia yang mementaskan sejarah umat manusia, dan ditandai oleh jerih-payahnya, kekalahan serta kejayaannya; dunia, yang menurut iman umat kristiani diciptakan dan dilestarikan oleh cinta kasih Sang Pencipta; dunia, yang memang berada dalam perbudakan dosa, tetapi telah dibebaskan oleh Kristus yang disalibkan dan bangkit, sesudah kuasa si Jahat dihancurkan, supaya menurut rencana Allah mengalami perombakan dan mencapai

Gaudium et Spes artikel 3

Adapun zaman sekarang umat manusia terpukau oleh rasa kagum akan penemuan- penemuan serta kekuasaannya sendiri. Tetapi sering pula manusia dengan gelisah bertanya-tanya tentang perkembangan dunia dewasa ini, tentang tempat dan tugasnya di alam semesta, tentang makna jerih-payahnya perorangan maupun usahanya bersama, akhirnya tentang tujuan terakhir segala sesuatu dan manusia sendiri. Oleh karena itu Konsili menyampaikan kesaksian dan penjelasan tentang iman segenap Umat Allah yang dihimpun oleh Kristus. Konsili tidak dapat menunjukkan secara lebih jelas-mengena kesetiakawanan, penghargaan serta cinta kasih umat itu terhadap seluruh keluarga manusia yang mencakupnya, dari pada dengan menjalin temu wicara dengannya tentang pelbagai masalah itu. Konsili menerangi soal-soal itu dengan cahaya Injil, serta menyediakan bagi bangsa manusia daya-kekuatan pembawa keselamatan, yang oleh gereja, dibawah bimbingan Roh Kudus, diterima dari pendirinya. Sebab memang pribadi manusia harus diselamatkan, dan masyarakatnya diperbarui. Maka manusia, ditinjau dalam kesatuan dan keutuhannya, beserta jiwa maupun raganya, dengan hati serta nuraninya, dengan budi dan kehendaknya, akan merupakan poros seluruh uraian kami.

Maka Konsili suci mengakui, bahwa amat luhurlah panggilan manusia, dan menyatakan bahwa suatu benih ilahi telah ditanam dalam dirinya. Konsili menawarkan kepada umat manusia kerja sama Gereja yang tulus, untuk membangun persaudaraan semua orang, yang menanggapi panggilan itu. Gereja tidak sedikit pun tergerak oleh ambisi duniawi; melainkan hanya satu maksudnya: yakni, dengan bimbingan Roh Penghibur melangsungkan karya Kristus sendiri, yang datang ke dunia untuk memberi kesaksian akan kebenaran; untuk menyelamatkan, bukan untuk mengadili; untuk melayani, bukan untuk dilayani.

3. Pendalaman Ajaran Gereja

• Guru mengajak para peserta didik untuk berdialog mendalami isi/pesan cerita tersebut di atas, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, seperti berikut.

a. Apa pandangan Konsili tentang dunia? b. Bagaimana hubungan Gereja dan dunia?

c. Apa pesan cerita di atas bagi Gereja kita saat ini?

4. Penjelasan

• Guru memberi penjelasan, seperti berikut.

Konsili Vatikan II sungguh telah memperbarui Gereja dan hubungannya dengan dunia. Hubungan yang menjadi lebih baik ini disebabkan oleh Gereja mulai memiliki

pandangan baru tentang dunia dan manusia. Mungkin ada baiknya kita melihat pandangan-pandangan baru tentang dunia dan manusia. Kemudian kita melihat hubungan antara Gereja dan dunia serta alasan-alasan mengapa harus terjalin hubungan yang saling mengisi antara keduanya.

Pandangan Baru tentang Dunia dan Manusia Dunia

Pada masa lampau dunia sering dipandang negatife sebagai dunia berdosa sehingga terdapat gagasan bahwa dunia tidak berharga, berbahaya, jahat, dan tidak termasuk lingkup keselamatan manusia, bahkan merupakan halangan dan rintangan bagi manusia untuk mencapai keselamatannya. Pandangan demikian didasari oleh penafsiran secara dangkal terhadap teks Kitab Suci, misalnya:“Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua orang yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia” (1Yoh 2: 15-16). “ Kita tahu bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada dibawah kuasa si jahat” (1 Yoh 5: 19). “Janganlah menjadi serupa dengan dunia” (Rm 12: 2). Dalam Injil ataupun dalam surat-surat juga ditekankan bahwa dunia berdosa, dunia yang bermusuhan dengan Allah telah dikalahkan oleh Kristus (bdk. Yoh 16: 33). Berkat salib Kristus, seorang Kristen hidup dalam dunia yang baru. Dunia yang terletak dalam genggaman si jahat telah dikalahkan oleh Kristus seperti dikatakan Paulus: “Karena salib Kristus, bagiku dunia disalibkan dan Aku pun disalibkan bagi dunia (Gal 6: 14).

Konsili Vatikan II mengajak kita untuk melihat dunia secara lebih positif

Dunia dilihat sebagai seluruh keluarga manusia dengan segala hal yang ada di sekelilingnya. Dunia menjadi pentas berlangsungnya sejarah umat manusia. Dunia ditandai oleh usaha-usaha manusia, dengan segala kekalahan dan kemenangannya. Dunia diciptakan dan dipelihara oleh cinta kasih Tuhan Pencipta. Dunia yang pernah jatuh menjadi budak dosa, kini telah dimerdekakan oleh Kristus yang telah disalibkan dan bangkit pula, untuk menghancurkan kekuasaan setan agar dunia dapat disusun kembali sesuai dengan rencana Allah dan dapat mencapai kesempurnaan (G.S. 2).

Martabat Manusia

Manusia adalah ciptaan yang memiliki akal budi, kehendak bebas, dan hati nurani. Ketiganya menunjukkan bahwa manusia adalah sebagai citra Allah, walaupun dapat disalahgunakan sehingga jatuh ke dalam dosa. Manusia sungguh ciptaan yang istimewa, karena ia diciptakan demi dirinya sendiri, padahal makhluk lain diciptakan hanya untuk manusia.

Masyarakat Manusia

segala sesuatu sebagai Bapa, menghendaki agar semua manusia membentuk satu keluarga dan memperlakukan seorang akan yang lain dengan jiwa persaudaraan (G.S. 24). Kristus sendiri berdoa agar “semua menjadi satu………seperti kita pun satu adanya” (Ya 17: 21-22).

Usaha atau Karya Manusia

Perkembangan dunia di segala bidang memang dikehendaki Tuhan dan manusia dipilih untuk menjadi “rekan kerja” Tuhan dalam melaksanakan kebaikan dunia.

Hubungan antara Gereja dan Dunia

Menyangkut hubungan antara Gereja dan dunia dapat diangkat dalam tiga hal berikut ini:

1. Gereja postkonsilier melihat dirinya sebagai “Sakramen Keselamatan” bagi dunia. Gereja menjadi terang, garam, dan ragi bagi dunia. Dunia menjadi tempat atau ladang, tempat Gereja berbakti. Dunia tidak dihina dan dijauhi, tetapi didatangi dan ditawari keselamatan.

2. Dunia dijadikan mitra dialog. Gereja dapat menawarkan nilai-nilai injili dan dunia dapat mengembangkan kebudayaannya, adat istiadat, alam pikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga Gereja dapat lebih efektif menjalankan misinya di dunia.

3. Gereja tetap menghormati otonomi dunia dengan sifatnya yang sekuler, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai yang dapat menyejahterakan manusia dan membangun sendi-sendi Kerajaan.

Langkah Kedua: Mendalami Misi Gereja terhadap Dunia

1. Diskusi Kelompok

• Guru mengajak para peserta didik untuk berdiskusi dalam kelompok tentang apa tugas Gereja terhadap: Martabat manusia, Masyarakat manusia, usaha dan karya manusia, dan hal-hal mendesak lainnya yang perlu menjadi perhatian Gereja.

2. Melaporkan Hasil Diskusi Kelompok

• Para peserta didik melaporkan hasil diskusi kelompok mereka masing-masing. Laporan-laporan itu dapat ditanggapi oleh kelompok lain.

3. Penjelasan

• Guru memberi penjelasan, seperti berikut.

- Tugas Gereja adalah melanjutkan karya Yesus, yakni mewartakan Kerajaan Allah kepada seluruh umat manusia. Kerajaan Allah baru terwujud secara sempurna

pada akhir zaman, tetapi Kerajaan Allah harus diwujudkan mulai dari dunia ini. - Dalam Injil tersirat kesadaran bahwa misi atau tugas Gereja pertama-tama bukan

“penyebaran agama”, melainkan Kabar Gembira (Kerajaan Allah) yang relevan dan mengena pada situasi konkret manusia dalam dunia yang majemuk ini. - Menjadi pelayan Kerajaan Allah berarti berusaha dengan segala macam cara

ke arah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah masyarakat, misalnya persaudaraan, kerja sama, dialog, solidaritas, keterbukaan, keadilan, hormat kepada hidup, memperhatikan yang lemah, miskin, tertindas, dan tersingkirkan. - Bagi Gereja, mewartakan Injil berarti membawa Kabar Gembira ke segenap lapisan

umat manusia, sehingga berkat dayanya kabar tersebut masuk ke dalam lubuk hati manusia dan membarui umat manusia dari dalam. “Lihatlah Aku memperbarui seluruh ciptaan” (EN 18).

- Beberapa hal pokok seperti yang disarankan oleh Gaudium et Spes yang harus menjadi perhatian Gereja masa kini:

Martabat Manusia

Manusia dewasa ini berada di jalan menuju pengembangan kepribadiannya yang lebih penuh dan menuju penemuan serta penebusan hak-haknya yang makin hari makin bertambah. Oleh karena itu Gereja dapat berperan antara lain:

- Membebaskan martabat kodrat manusia dari segala perubahan paham, misalnya terlalu menekankan dan mendewakan tubuh manusia atau sebaliknya.

- Menolak dengan tegas segala macam perbudakan dan pemerkosaan martabat dan pribadi manusia.

- Menempatkan dan memperjuangkan martabat manusia sesuai dengan maksud Penciptanya.

Masyarakat Manusia

Terhadap masyarakat manusia Gereja dapat berperan sebagai berikut.

- Membangkitkan karya-karya yang melayani semua orang, terutama yang miskin, seperti karya-karya amal, dan sebagainya.

- Mendorong semua usaha ke arah persatuan, sosialisasi, dan persekutuan yang sehat di bidang kewargaan dan ekonomi.

- Karena universalitasnya, Gereja dapat menjadi pengantara yang baik antara masyarakat dan negara-negara yang berbeda-beda hidup budaya dan politik.

Usaha dan Karya Manusia

- Gereja akan tetap meyakinkan putra-putrinya dan dunia, bahwa semua usaha manusia, betapa pun kecilnya bila sesuai dengan kehendak Tuhan mempunyai

nilai yang sangat tinggi karena merupakan sumbangan pada pelaksanaan rencana Tuhan.

- Gereja akan tetap bersikap positif dan mendorong setiap kemajuan ilmiah dan teknik di dunia ini asal tidak menghalangi tetapi secara positif mengusahakan tercapainya tujuan akhir manusia.

- Konsili Vatikan II mencatat masalah-masalah yang dilihatnya sebagai masalah yang mendesak, yakni martabat pernikahan dan kehidupan keluarga, pengembangan kemajuan kebudayaan, kehidupan sosial ekonomi, dan politik serta perdamaian dan persatuan bangsa-bangsa.

Langkah Ketiga: Menghayati Makna Mubungan Gereja dan Dunia

1. Relekesi

• Guru mengajak para peserta didik menuliskan sebuah releksi tentang usaha-usaha konkretnya untuk hidup di tengah dunia sebagai orang murid Yesus sebagaimana yang diajarkan Gereja dalam Konsili Vatikan II. (Peserta didik memilih salah satu point dari hal pokok yang mendesak yaitu martabat manusia, Masyarakat Manusia, Usaha dan Karya Manusia.

2. Rencana Aksi

• Peserta didik membuat rencana aksi, baik secara pribadi atau secara kelompok untuk melakukan aksi sosial di lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat, sesuai jenis kegiatannya.

Penutup

• Guru mengajak para peserta didik untuk mengakhiri pelajaran dengan doa, contoh doa ini dapat didoakan siswa.

Allah Bapa yang penuh kasih,

Kami telah diingatkan para bapa Gereja melalui pelajaran ini bahwa “Kegembiraan dan harapan, duka, dan kecemasan manusia dewasa ini, terutama yang miskin dan terlantar, adalah kegembiraan dan harapan, duka, dan kecemasan murid-murid Kristus pula”. Semoga kami sebagai anggota Gereja turut aktif ikut membangun dunia yang adil dan sejahtera sesuai talenta kami yang Engkau berikan, demi kemuliaan- Mu, sepanjang segala masa. Amin.