Chen, Y. H., Lee, C. H., Hsu, T. H., & Lo, H. C. (2015). Submerged-Culture Mycelia and Broth of the Maitake Medicinal Mushroom Grifola frondosa (Higher Basidiomycetes) Alleviate Type 2 Diabetes-Induced Alterations in Immunocytic Function. International journal of medicinal mushrooms, 17(6), 541–556. https://doi.org/10.1615/intjmedmushrooms.v17.i6.50 McRae M. P. (2018). Dietary Fiber Intake and Type 2 Diabetes Mellitus: An Umbrella Review of Meta-analyses. Journal of chiropractic medicine, 17(1), 44–53. https://doi.org/10.1016/j.jcm.2017.11.002 Moser, M. A., & Chun, O. K. (2016). Vitamin C and Heart Health: A Review Based on Findings from Epidemiologic Studies. International journal of molecular sciences, 17(8), 1328. https://doi.org/10.3390/ijms17081328 C. K. Cheung. (2010). The nutritional and health benefits of mushrooms. Nutritional Bulletin, 35(4), 292–299. https://doi.org/10.1111/j.1467-3010.2010.01859.x Rop, O., Mlcek, J., & Jurikova, T. (2009). Beta-glucans in higher fungi and their health effects. Nutrition reviews, 67(11), 624–631. https://doi.org/10.1111/j.1753-4887.2009.00230.x Sima, P., Vannucci, L., & Vetvicka, V. (2018). β-glucans and cholesterol (Review). International journal of molecular medicine, 41(4), 1799–1808. https://doi.org/10.3892/ijmm.2018.3411 Young, M., & Xiong, Y. (2018). Influence of vitamin D on cancer risk and treatment: Why the variability?. Trends in cancer research, 13, 43–53. PMID: 30369773 Bliss, R. M. (2006). Nutrient Data on Mushrooms Updated. Agricultural Service U.S. Department of Agricultural. Retrieved April 27, 2022 from, https://www.ars.usda.gov/news-events/news/research-news/2006/nutrient-data-on-mushrooms-updated/ Mushrooms, white, raw. (2019). U.S. Department of Agricultural. Retrieved April 27, 2022 from, https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/169251/nutrients PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2019 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN UNTUK MASYARAKAT INDONESIA. (2019). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Retrieved April 27, 2022 from, https://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf
Kuningan, 9 Oktober 2018. Siapa yang tidak tahu jamur? Tentunya kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari. Jamur adalah tumbuhan yang tidak memiliki "klorofil" (zat hijau daun,red) sehingga bersifat "heterotrof" (memperoleh makanan dari organisme lain, red). Jamur memang rendah kalori namun kaya akan protein, serat, dan vitamin, serta mineral. Selain itu, jamur juga mengandung "antioksidan", "selenium" dan "polisakarida" serta vitamin D2 (ergokalsiferol). Secara alami jamur banyak dijumpai di hutan dan pegunungan terutama pada musim hujan. Tidak semua jamur bisa dimakan karena ada sebagian diantaranya ada yang beracun dan membahayakan kesehatan. Jamur Merang (Volvariella Volvacea) dan Jamur Kuping (Auricularia polythrica) adalah sebagian dari jenis jamur yang bisa dimakan. Sedangkan "Amanita phalloides" dan "Amanita virosa" adalah sebagian dari jenis jamur beracun. Jamur "Amanita phalloides" merupakan salah satu jamur paling beracun dari jenis Jamur Payung. Racunnya dapat menyebabkan iritasi, rasa sakit yang parah serta kerusakan pada mata dan kulit. Sedangkan jamur "Amanita virosa" dapat merusak organ hati dan ginjal secara singkat. Lantas bagaimana cara membedakan jamur beracun dan tidak? Pertama, amatilah terlebih dahulu bentuk serta sifat jamur tersebut. Karena akan sangat berbahaya apabila kita tidak mengenal serta membedakan antara jamur yang beracun dan yang tidak beracun. Kedua, jamur beracun biasanya memiliki warna mencolok, bau tidak sedap dan mudah hancur apabila diraba serta memiliki bintik-bintik mencolok disekitar tudungnya. Warnanya yang mencolok terkadang membuat kita jatuh hati dan ingin mencoba mencicipinya. Padahal jamur tersebut merupakan jenis jamur beracun dan berbahaya apabila dikonsumsi. Ketiga, jangan mengambil jamur yang belum mekar dengan benar. Karena hal ini akan sulit bagi kita untuk mengetahui jenisnya. Keempat, jangan memakan jamur yang bergetah saat dipotong. Kelima, jangan mengambil jamur dari tempat yang kotor dan berbau. Waspada mengkonsumsi jamur terutama saat beraktifitas di alam. Untuk amannya, makanlah jamur yang sudah dibudidayakan. Sedangkan jamur yang beracun masih perlu penelitian untuk mengetahui fungsinya. Karena kita yakin bila tiap ciptaan Sang Khalik pasti punya kegunaan bagi makhluk lainnya. So, mari kita kenali alam untuk kebaikan sesama mahkluk [teks & foto © Aom Muhtarom | 102018]. Sumber : Balai Taman Nasional Gunung Ciremai
Komentar
Login terlebih dahulu bila ingin memberikan komentar. LoginBelum terdapat komentar pada berita ini
Selasa, 22 Mei 2018 | 14:15 WIB
Jamur amanita memang kelihatan cantik, tapi ternyata beracun.
Bobo.id - Jamur atau fungi hidup di air laut, air tawar, tempat-tempat yang lembap. Jamur juga bisa hidup di tempat yang asam dan hidup menumpang pada organisme lainnya. Ada beberapa jenis jamur yang dapat dikonsumsi. Namun, ada juga beberapa jenis jamur yang tidak dapat dikonsumsi. Nah, lima jenis jamur di bawah ini berbahaya dan tidak dapat dikonsumsi. BACA JUGA: 5 Fakta Jamur, Makhluk Hidup yang Bukan Hewan dan Bukan Juga Tumbuhan Page 2
Page 3
Jamur amanita memang kelihatan cantik, tapi ternyata beracun.
Bobo.id - Jamur atau fungi hidup di air laut, air tawar, tempat-tempat yang lembap. Jamur juga bisa hidup di tempat yang asam dan hidup menumpang pada organisme lainnya. Ada beberapa jenis jamur yang dapat dikonsumsi. Namun, ada juga beberapa jenis jamur yang tidak dapat dikonsumsi. Nah, lima jenis jamur di bawah ini berbahaya dan tidak dapat dikonsumsi. BACA JUGA: 5 Fakta Jamur, Makhluk Hidup yang Bukan Hewan dan Bukan Juga Tumbuhan
5 jamur paling beracun di dunia.
Bobo.id - Jamur adalah salah satu tumbuhan yang juga dimanfaatkan oleh manusia untuk bahan makanan. Misalnya, seperti jenis jamur tiram, jamur kuping, jamur kancing, jamur enoki, jamur shitake, dan masih banyak lagi. Namun, perlu kita ketahui bahwa tak semua jenis jamur bisa dikonsumsi oleh kita. Sebab, beberapa jamur mengandung racun yang bisa membahayakan. Agar jangan sampai salah konsumsi, kita kenali lima jenis jamur paling beracun di dunia berikut ini, yuk! Baca Juga: Bisa Bikin Keracunan, Jangan Lagi Memanaskan Kembali 6 Makanan Ini 1. Jamur supa kakabu
Jamur supa kakabu Jamur supa kakabu atau nama latinnya Boletus, biasanya tumbuh liar di hutan. Jamur ini hidup di tanah yang subur atau di atas daun-daun yang jatuh di tanah. Jamur ini juga biasanya dapat kita temukan di pinggir kebun dan pekarangan rumah. Ciri-ciri dari jamur supa kakabu adalah memiliki ukuran yang besar, berbentuk payung, bulat dan tebal, dan berwarna cokelat. Jamur jenis ini sangat berbahaya jika dimakan karena bisa menyebabkan kematian. Page 2
Minggu, 18 April 2021 | 10:00 WIB
5 jamur paling beracun di dunia.
2. Jamur galerina
jamur galerina Jangan sampai tertipu dari tampilan jamur galerina ini. Meski terlihat cantik, ternyata jamur galerina mengandung racun yang bernama a-amanitin. Apabila racun itu masuk ke dalam tubuh, kita akan mengalami gangguan hati dan ginjal, serta membuat sistem saraf di otak kita terganggu. Baca Juga: Pakai Cara Ini Agar Jamur Crispy Gurih dan Renyah Seperti Buatan Pedagang, Mudah Dilakukan! 3. Jamur amanita
Jamur Amanita Sama seperti jamur galerina, jamur amanita juga kelihatan cantik dengan bentuknya seperti tudung payung berwarna merah dengan bintik-bintik putih di atasnya. Ternyata dari warna merahnya, jamur ini seolah sudah memberikan peringatan bagi organisme lainnya agar tidak memakannya. Jika dalam 2-3 jam kita telah menghirup jamur amanita, kita akan mengalami diare, vertigo, muntah, dan beberapa efek lainnya. Hal itu disebabkan jamur amanita memiliki senyawa asam ibotenat dan muscimol di tubuhnya yang bisa mengganggu sistem saraf, denyut jantung, mulut kering, dan halusinasi. Page 3
Page 4
5 jamur paling beracun di dunia.
Bobo.id - Jamur adalah salah satu tumbuhan yang juga dimanfaatkan oleh manusia untuk bahan makanan. Misalnya, seperti jenis jamur tiram, jamur kuping, jamur kancing, jamur enoki, jamur shitake, dan masih banyak lagi. Namun, perlu kita ketahui bahwa tak semua jenis jamur bisa dikonsumsi oleh kita. Sebab, beberapa jamur mengandung racun yang bisa membahayakan. Agar jangan sampai salah konsumsi, kita kenali lima jenis jamur paling beracun di dunia berikut ini, yuk! Baca Juga: Bisa Bikin Keracunan, Jangan Lagi Memanaskan Kembali 6 Makanan Ini 1. Jamur supa kakabu
Jamur supa kakabu Jamur supa kakabu atau nama latinnya Boletus, biasanya tumbuh liar di hutan. Jamur ini hidup di tanah yang subur atau di atas daun-daun yang jatuh di tanah. Jamur ini juga biasanya dapat kita temukan di pinggir kebun dan pekarangan rumah. Ciri-ciri dari jamur supa kakabu adalah memiliki ukuran yang besar, berbentuk payung, bulat dan tebal, dan berwarna cokelat. Jamur jenis ini sangat berbahaya jika dimakan karena bisa menyebabkan kematian. |