Iva positif apa bisa sembuh

Copyright © 2022 kapanlagi.com KLY KapanLagi Youniverse All Right Reserved

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker yang banyak diderita wanita.

Tetapi sebenarnya kanker ini bisa dicegah, terutama jika kanker ditemukan dalam kondisi lesi prakanker.

Maka, bagi perempuan yang telah aktif melakukan hubungan seksual perlu adanya perhatian khusus untuk rutin melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA), atau Papsmear untuk mengenali gejala kanker leher rahim.

Dalam program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), pemeriksaan IVA/Papsmear termasuk dalam pelayanan penapisan atau Skrinning Kesehatan tertentu yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), laboratorium jejaring FKTP, atau laboratorium yang bekerjasama.

• Ojek ASI Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar Raih Penghargaan Top 99 Kemenpan RB

Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer BPJS Kesehatan Cabang Semarang, Asri Wulandari menjelaskan, alur pelayanan IVA/papsmear peserta JKN-KIS bisa datang di FKTP terdaftar, dokter akan melakukan pemeriksaan dan juga menilai faktor risiko peserta.

Jika peserta memiliki indikasi medis dan faktor risiko, maka dokter FKTP akan memberi surat pengantar skrinning kepada peserta untuk melakukan IVA atau Papsmear.

"Untuk pemeriksaan IVA hanya bisa dilakukan di FKTP yang memiliki dokter atau bidan yang telah memiliki sertifikasi kompetensi pemeriksaan IVA. Sedangkan papsmear bisa dilakukan dengan Laboratorium yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan,” jelas Asri Wulandari, dalam siaran pers, Jumat (19/7/2019).

Pemeriksaan IVA/Papsmear yang dijamin oleh BPJS Kesehatan ada beberapa ketentuan, pertama, dilakukan dengan frekuensi satu kali setahun dengan sebelumnya mengisi surat pernyataan belum skrinning di FKTP/laboratorium tempat melaksanakan IVA/Papsmear.

Kedua, Jika hasil pemeriksaan IVA/Papsmear negatif maka pemeriksaan IVA/Papsmear dapat dilakukan pada 3 tahun berikutnya.

Ketiga, Jika hasil IVA/Papsmear positif, maka pemeriksaan IVA/Papsmear selanjutnya dapat dilakukan pada tahun berikutnya, dan peserta akan diberikan surat rujukan untuk memperoleh pelayanan krioterapi di FKTP yang berkompeten.

"Krioterapi yang merupakan kelanjutan tindakan bagi pasien dengan hasil pemeriksaan IVA positif, merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bisa dibiayai oleh BPJS Kesehatan," ujarnya.

• Dua Mahasiswi Universitas Muria Kudus Buat Media Pembelajaran Matematika untuk Tunanetra

Bidan dan Koordinator RB Puskesmas Halmahera Semarang, Tri Suksesi menambahkan, pemeriksaan ulang ini kadang perlu dilakukan karena ada beberapa kondisi ketika pasien dilakukan pengecekan IVA sebelumnya, ternyata sedang mengalami servisitis (peradangan yang terjadi pada serviks atau leher rahim).

Karena IVA positif belum tentu kanker serviks, namun apabila dibiarkan dan tidak ditindaklanjuti maka dapat menyebabkan kanker serviks dalam jangka waktu lama.

Sebenernya jika melihat hasil IVA positif tidak berarti serta merta langsung dilakukan tindakan krioterapi.

"Tentunya perlu dikonsulkan lagi ke dokter di Puskesmas kami yang menangani pasien krioterapi, berdasarkan rekam medis yang dituliskan oleh faskes perujuk kepada kami, karena terkadang hasil iva tersebut bisa berubah yang semula positif ketika kami lakukan pengecekan ulang IVA ternyata hasilnya menjadi negatif," ungkap Tri Suksesi.

Puskesmas Halmahera Semarang sejak Februari 2019, telah aktif memberikan pelayanan Krioterapi dan juga bisa menerima rujukan dari Faskes lain.

Sementara itu, pelayanan Krioterapi sendiri rutin dilaksanakan setiap hari Selasa selama jam pelayanan Puskesmas, dan ditangani langsung oleh dokter Sri Windarti yang telah memiliki sertifikasi untuk memberikan pelayanan Krioterapi.

“Perlu diketahui, bagi Faskes yang akan merujuk pasien untuk dilakukan Krioterapi di Puskesmas Halmahera, maka harus membuat jadwal atau janji dengan Pihak Puskesmas terlebih dahulu. Karena menghindari penumpukan pasien dan memberikan kenyamanan pasien, mengingat untuk saat ini pelayanan Krioterapi di Kota Semarang hanya ada satu-satunya di Puskesmas Halmahera," pungkasnya. (dta)

Liputan6.com, Jakarta Tes Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) termasuk tes skrining mendeteksi potensi adanya kanker serviks (leher rahim). Tes ini biasanya ditujukan untuk wanita usia 30-50 tahun.

  • Kanker Sebabkan 14 Persen Kematian Warga DKI Jakarta pada 2017
  • Target Deteksi Dini Kanker Payudara dan Serviks Sasar 37 Juta Jiwa
  • Kanker Serviks Sering Kali Tidak Timbulkan Gejala

Hasil tes IVA yang positif mungkin menjadi ketakutan tersendiri bagi wanita. Takut benar-benar positif terkena kanker serviks.

Namun, hal tersebut tidaklah tepat. Ditemui dalam acara "Dialog Interaktif dan Deteksi Dini Kanker" di Museum Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua, Jakarta, ditulis Rabu (14/2/2018), Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek menanggapi hal tersebut.

"Hasil tes IVA positif bukan berarti (positif) kanker, tapi itu tandanya 'sebelum jadi kanker.' Masih 'calon kanker," kata Nila.

Dokter Bicara Kanker Serviks

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Skrining Kanker Serviks Dengan Krioterapi

Hasil tes IVA positif, bukan berarti positif kanker serviks.

Tes IVA positif dapat ditangani dengan alat krioterapi. Cara kerja krioterapi dengan dry ice yang akan menghancurkan sel prakanker tanpa tindakan pembedahan.

Trik ini efektif untuk mencegah berkembangnya sel prakanker menjadi kanker serviks. Menyoal alat krioterapi, Gubernur DKI Jakarta menyatakan, saat ini beberapa puskesmas di Jakarta sudah punya alat krioterapi.

"Jadi, kalau tes IVA-nya positif, bisa langsung ditindaklanjuti dengan krioterapi," ucap Anies.

Anies menambahkan, seluruh puskesmas di Jakarta sudah mampu melakukan pemeriksaan dini kanker serviks dan kanker payudara. Warga Jakarta bisa langsung ke puskesmas terdekat untuk deteksi dini kanker tersebut.

Hasil IVA positif apakah bahaya?

Sementara itu, jika hasil tes IVA menunjukkan hasil positif, hal yang harus Anda lakukan adalah melakukan pemeriksaan lanjutan untuk kanker serviks. Pasalnya, Anda juga perlu mengetahui stadium kanker serviks yang dialami.

Apa jenis pengobatan yang dapat dilakukan jika hasil IVA positif?

Beberapa penanganan yang dapat dilakukan, seperti pemberian obat, radioterapi, hingga kemoterapi agar kanker tersebut dapat diatasi.

Setelah tes IVA Apakah boleh berhubungan?

Sebenarnya, tidak ada saran perawatan ataupun larangan khusus bagi wanita dengan hasil tes IVA positif dalam berhubungan seksual. Namun, jika Anda telah menjalani krioterapi, maka kemungkinan Anda akan mengalami keluarnya cairan vagina yang berlebih sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dalam berhubungan seksual.

Penyakit apa yang dapat dideteksi dari pemeriksaan IVA?

"Tes IVA (Inspeksi Visual Asam) bertujuan untuk mencegah sekaligus mendeteksi dini kemungkinan wanita dewasa mengidap penyakit kanker serviks atau leher rahim.

Iva sakit apa?

Tes IVA merupakan salah satu cara untuk deteksi dini penyakit kanker serviks atau kanker mulut rahim. Tes IVA diketahui tidak sakit dan dinilai efektif mendeteksi kanker serviks. “Tidak sakit dan cuma sebentar.

Apakah tes IVA akurat?

Secara umum, tingkat keakuratan pemeriksaan IVA memang lebih rendah dibandingkan dengan pemeriksaan lain untuk kanker serviks, yaitu hanya 61%. Pemeriksaan pap smear memiliki tingkat keakuratan sekitar 80% dan pemeriksaan kolposkopi sekitar 75%.