Tari Pendet berasal dar Provinsi Bali dan dipentaskan dalam upacara keagamaan di tempat-tempat tertentu, seperti Pura. Menurut buku Bali Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata, pada awalnya, Tari Pendet ditarikan dalam Pura oleh penari perempuan sambil mempersembahkan bunga, nasi, dan dupa kepada dewa yang bersemayam di salah satu altar. Show Kesenian tradisional ini menjadi bagian dari upacara piodalan di Pura atau tempat suci keluarga. Maknanya sebagai ungkapan rasa syukur dan penghormatan dari masyarakat Bali dalam menyambut kehadiran para dewata yang turun dari kayangan. Kini, Tari Pendet juga dipentaskan sebagai tarian penyambut tamu dengan menaburkan bunga. Sejarah Tari PendetMerujuk jurnal Harmonia Vol 8 No 20, awal mula sejarah tari Pendet merupakan tarian upacara yang bersifat sakral atau sering disebut sebagai tari Wali dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman, sehingga beralih fungsi menjadi tari Balih-balihan, yaitu tarian hiburan atau tarian ucapan selamat datang). Pada awalnya, Tari Pendet merupakan tarian Pura yang fungsinya untuk memuja para dewa-dewi yang berdiam di Pura selama upacara odalan berlangsung. Menurut buku Bali Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata, pada tahun 1950-an, Presiden Soekarno dan tamu negara mengunjungi Bali. Kemudian muncul kebiasaan menyambut mereka di lapangan udara dengan acara tari Pendet yang megah. Reaksi instansi agama Hindu saat itu menentang tari Pendet sebagai tarian penyambut. Mereka memandang hal tersebut sebagai pencemaran karena para wisatawan tampak disetarakan dengan para dewa. Baca JugaMenurut buku Aku dan Indonesia, salah satu seniman Bali bernama I Wayan Rindi terinspirasi dan membuat kreasi tari Pendet untuk menyambut kedatangan tamu. Dengan bantuan Ni Ketut Reneng, keduanya menciptakan kreasi Tari Pendet dengan empat orang penari. Tari ini disempuranakan lagi oleh I Wayang Baratha dengan menambah jumlah penari menjadi lima orang. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan hiburan semakin meningkat karena Provinsi Bali semakin terkenal. Oleh sebab itu, kini tari Pendet juga berfungsi menjadi tari hiburan atau tari penyambutan. Jenis Tari PendetTari Pendet dibagi menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya, yaitu Tari Pendet Sakral dan Tari Pendet Penyambutan. Tari Pendet Sakral ditampilkan sebagai bagian dari ritual keagamaan masyarakat Bali. Pementasan tari ini lebih sederhana, tetapi unsur religiusnya sangat kental. Mengutip buku Agama Hindu SMA oleh Drs.Ida Bagus Sudirga, dkk, Tari Pendet Sakral melambangkan persembahan kepada dewa. Para penari membawa alat-alat upacara yang akan dipersembahkan kepada Bhatara. Baca JugaJenis alat yang dibawa adalah canang pasucian, canang pangeresikan, canang pasepan, canang tetabuhan, dan sebagainya. Tari Pendet Sakral dipentaskan oleh para pemuda dan pemudi atau oleh orang yang telah mawinten dan para pemangku. Pertunjukan tari biasanya dilaksanakan di halaman Pura. Sementara Tari Pendet Penyambutan ditampilkan sebagai hiburan untuk menyambut tamu. Dalam pelaksanaannya, tari ini lebih fokus pada keindahan dari segi gerak, busana, dan kecantikan para penari. Meski demikian, unsur budaya masyarakat Bali masih tampak. Tari Pendet Penyambutan biasanya dipentaskan oleh para penari wanita yang masing-masing membawa mangkuk berisi berbagai bunga sebagai properti. Pada akhir tarian, penari akan menaburkan bunga ke arah penonton sebagai ucapan selamat datang. Mereka menari dengan gerakan dinamis sesuai dengan irama musik pengiringnya. Ciri khas Tari Pendet tampak pada ekspresi penari wanita yang tersenyum serta menampilkan lirikan mata yang tajam. Busana dan Properti Tari PendetGambar Tari Pendet (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo) Menurut Siluh Made Astini dan Usrek Tani Utina dalam jurnal Harmonia Vol 8 No 20, properti Tari Pendet menggunakan bokor sloko dengan hiasan janur di bagian pinggirnya. Properti ini digunakan untuk meletakkan bunga tabur. Ornamen janur bisa dihias sesuai dengan motif potongan janur yang sesuai dengan selera penggunanya. Ada yang menghias bagian tengah janur dengan potongan bermotif kotak, ada pula yang memilih motif irisan berbentuk belah ketupat atau gabungan dari kedua motif tersebut. Busana untuk Tari Pendet Penyambutan dibuat menarik agar dapat memikat penonton. Perubahan tata busana terlihat pada penggunaan tapih berornamen bunbunan (daun dan bunga-bungaan), kamen prada dengan jenis patra sari dan sabuk prada ornamen bunbunan. Dalam Tari Pendet di Pura, para penari mengenakan pakaian adat Bali dan membawa bokor yang berisi sesaji berupa bunga, kepingan uang, hio, dan makanan konsumsi sehari-hari. Perlengkapan sesaji lainnya adalah kendi, sangku, dan cowan. Tari Pendet sebagai tari upacara diiringi dengan gamelan berlaras pelog dan berlaras slendro. Sedangkan dalam Tari Pendet Penyambutan, gamelannya tidak terpancang dengan dua jenis gong, tetapi bisa diiringi dengan jenis gamelan angklung dan jenis gamelan yang lainnya. Baca JugaMerujuk publikasi Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, berikut penjelasan gerakan Tari Pendet
Demikian ulasan tentang Tari Pendet yang berasal dari Provinsi Bali.
Gerakan tari pendetTari pendet adalah tarian kelompok yang dibawakan dengan penuh semangat dan ekspresif. Gerakan tari pendet ditarikan dengan liukan badan yang gemulai serta suasana riang gembira. Dirangkum dari buku Seni Budaya oleh Harry Sulastianto, dkk, setiap penari membawa bokor yakni piring besar yang cekung, bertepi lebar, dan biasanya terbuat dari logam yang diisi dengan bunga untuk ditaburkan. Seperti halnya tari Bali lainnya, gerakan tari pendet banyak melakukan gerak mata yang disebut seledet, gerak tangan, gerak kepala, gerak bahu, dan gerak kaki. Baca Juga: Tari Jaipong Berasal dari Daerah Jawa Barat: Ini Sejarah, Gerakan, dan Musiknya Salah satu sikap menari di tari pendet disebut agem, yaitu sikap kedua kaki merengkuh pada posisi renggang dengan tangan tegak ditekuk. Selain itu, ciri khas gerakan tari pendet adalah gerakan menaburkan bunga yang sebelumnya diawali dengan gerakan persembahan sambil duduk. Gerakan tari pendet diiringi oleh seperangkat ansamble alat musik tradisional Bali yang disebut gamelan. Namun, waditra gamelan Bali berbeda dengan waditra gamelan Jawa. Waditra yang terdapat dalam gamelan Bali, antara lain tarompong, reyong, bende, kempul, gong, kendang wadu, petuk, kendang lanang, cengceng, jublag, jagong, gangsa, ugal, kantil, dan gong kebyar. Baca Juga: Tari Saman Berasal dari Daerah Aceh: Gerakan dan Sejarah Tari SamanPola lantai tari pendetPola lantai tari pendet sangat sederhana. Pola lantai tari pendet berbentuk huruf V, pola lantai lurus, dan pola lantai menghadap ke samping kanan dan kiri. Baca Juga: Tari Merak Berasal dari Daerah Jawa Barat: Ini Properti, Makna Gerakan, dan SejarahnSejarah tari pendetDirangkum dari laman Ensiklopedia Pemprov DKI Jakarta, sejarah tari pendet awalnya adalah tarian sakral (wali) yang menjadi bagian dari upacara (bebali) piodalan di pura atau tempat suci keluarga. Tari pendet ditampilkan sebagai rasa syukur, penghormatan, penyambutan kepada dewata yang turun ke Bumi, dan pemujaan kepada para dewa yang berdiam di pura selama upacara odalan berlangsung. Biasanya tari pendet dipentaskan di halaman pura (jeroan), atau halaman tengah (jaba tengah), dengan iringan gamelan gong kebyar berlaras pelog dan gamelan gong semar pegulingan berlaras slendro. Seiring waktu, untuk tetap mempertahankan eksistensi tari pendet, para seniman kemudian mengembangkan tari pendet menjadi tari “balih-balihan” atau tari hiburan. Tari pendet “balih-balihan” berfungsi sebagai tari hiburan, dan penyambutan atau tarian selamat datang. Itulah penjelasan mengenai tari pendet berasal dari daerah Bali, pola lantai tari pendet, sejarah tari pendet, dan gerakan tari pendet. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News |