Jelaskan perbedaan orang yang beriman dan orang yang tidak beriman

Dok.pribadi

Berangkat dari sebuah pertanyaan yang mendasar, dari ayat 18 surat sajdah. “Maka Apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir)?, tidak basa basi pula ayat ini menjawab! tentunya  “mereka tidak sama”.

Pada ayat sebelumnya, ayat 2 dari surat sajdah pula, Allah menjelaskan “Turunya al-Qur’an itu tidak ada keraguan, (yaitu) dari Tuhan seluruh Alam”.Ayat ini memiliki relefansi dengan ayat 2 dan 3 dari surat al-Baqarah yaitu “kitab al-Qur’an itu tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan mengifakkan sebagian rezki yang kami berikan kepada mereka”.

Bagi orang-orang yang dalam hatinya memiliki iman, maka mereka tidak akan ragu sedikitpun mengatakan dan membela kebenaran al-Qur’an, dimana seluruh peristiwa yang diceritkan al-Qur’an mereka Imani. Mereka yakin bahwa al-Qur’an adalah kitab dari Tuhan, sebagai kitab pembimbing manusia, yang diturunkan kepada Muhammad yaitu orang yang dipercayai, yang mampu menyampaikan seluruh perintah al-Qur’an, dengan tujuan agar petunjuk al-Qur’an itu sampai dtelinga seluruh makhluk untuk mengikutinya atau beriman kepada al-Qur’an dan Pencitanya.

Sedikitpun bagi orang yang beriman tidak ada rasa ragu, mereka kebal dari tipuan kata-kata manis ilmiah apapun, Sekularisme, Hedonisme, Pluralisme Multikulturalisme atau isme-isme yang lainya, bagi mereka yang beriman, semua isme-isme itu hanyalah bagian kecil dari ilmu yang sedikitnya juga dipelajari, tetapi yang lebih besar dari itu ialah memahami al-Qur’an secara mendalam. Isme-isme itu hanyalah produk penanding kemutlakan Tuhan (Allah) semesta alam, atau tidak lebih dari sebuah ideology yang menyesatkan manusia yang belum memahami sejarah-sejarah faham ini. Orang yang beriman akan mengatakan, bahwa tiada kemutlakan selain kemutlakan Allah, yang mereka yakini dari petunjuk al-Qur’an.

Sementara orang-orang fasik (kafir) melihat al-Qur’an sebagai buatan nabi Muhammad dan menuduh bahwa Muhammad mengada-ngada sebagaimana disebut dari ayat 3 surat sajdah ini “tetapi mengapa orang kafir mengatakan Dia (Muhammad) telah mengada-ngadakannya (al-Qur’an)”. mereka orang (Fasik/Kafir) yang mengikuti langkah-langkah syetan, akan mencari alasan untuk menguatkan pendapat mereka bahwa al-Qur’an adalah buatan Muhammad atau mencari alasan lain agar orang-orang tidak meyakini al-Qur’an sebagai petunjuk dalam membimbing manusia, untuk kelak nantinya menikmati keindahan dalam bertemu Allah serta memasuki, menikmati surge-Nya, merek juga akan mencari alasan bahwa al-Qur’an adalah kitab yang mengandung kebohongan.

Bagi orang-orang kafir, meskipun Tuhan telah mengatakan sebagaimana disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 23 “jika kamu ragu terhadap al-Qur’an yang kami turunkan kepada hamba kami Muhammad, maka buatlah satu surat saja semacam al-Qur’an, dan ajaklah penolong-penolongmu jika kamu orang yang benar” Tuhan kemudian menambahkannya lagi dengan surat l-Isra ayat 88 “katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan Jin berkumpul untuk membuat yang serup dengan  al-Qur’an ini, mereka tidak akan bisa membuat yang serupa dengannnya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain”. Memperkuat ayat ini lagi Allah sebutkan lagi dalam surat al-Baqarah ayat 24 “jika kamu tidak mampu membuatnya, pasti kamu tidak akan mampu membuatnya”.

Orang yang beriman meyakini beberapa ayat di atas, sebagai tantangan ketinggian ilmu yang terkandung dalam al-Qur’an, yang menantang siapapun dia tidak akan mampu menuliskan satu ayat yang memiliki keindahan Tulisan, Bacaan, keragaman tata bahasa, dan kedalaman maknanya. Namun sekali lagi orang-orang (fasik/kafir), tetap hati mereka bersikeras karena tipuan iblis laknatullah yang menguasai mereka, tidaklah mempan kebenarana al-Qur’an memperingati mereka, Allah berfirman: “sesungguhnya orang-orng kfir, sama saja bagi mereka, engkau Muhammad beri peringatan atau tudak engkau beri pernigatan, mereka tidak akan beriman, Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup dan mereka akan mendapat azab yang keras” mereka akan selalu mencari-cari cara untuk menjauhkan seluruh manusia dari kebenaran al-Qur’an. untuk zaman sekarang semoga  orang-orang yang mencari-cari kesalahan al-Qur’an mendapatkan hidayah. Sebab pembahasan saya mengenai perbedaan orang beriman sama orang kafir (jelas) tidak merujuk pada satu kelompok keagmaan.

Sebaliknya Untuk mempekuat argumennya, orang yang berimana akan berkata sebagaimana dalam lanjutan ayat 3 dari surat sajdah “Tidak, al-Qur’an itu kebenaran (yang datang)  dari Tuhanmu agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum pernah di datangi orang yang memberi peringatan sebelum engkau, agar mereka mendapat petunjuk”. bahkan Selanjutnya merekapun yang beriman ketika mendengar ayat-ayat al-Qur’an sebagaimana disebutkan ayat lanjutan, ayat 15 surat sajdah, “orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat kami, hanyalah orang-orang yang apabila dipernigatkan dengannya (ayat-ayat kami), mereka menyungkur sujud serta bertsbih memuji Tuhannya dn mereka tidak menyombongkan diri”.

Olehnya orang yang beriman terpaut keyakinan mereka terhadap kebenaran al-Qur’an dari Tuhan melalui nabi Muhmmad, mereka itu, jangankan membaca, mendalami, dan menghayati al-Qur’an dengan kemampuannya meneliti al-Qur’an. mendengarnya ayatnya saja, jika ada orang yang menyampaikan peringatan al-Qur’an, mereka langsung bertasbih memuji kebesaran Allah yang telah menurunkan al-Qur’an yang mulia itu.

Itulah sekelumit perbedaan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang kafir dalam al-Qur’an surat Sajdah. Semoga bermanfaat.

Jelaskan perbedaan orang yang beriman dan orang yang tidak beriman

Jelaskan perbedaan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu ! Begini penjelasan, pembahasan dan kunci jawaban perbedaan keduanya.

Orang berilmu berarti memiliki ilmu pengetahuan, bisa saja pengetahuan umum, alam, maupun mengenai agama.

Orang tidak berilmu berarti tidak memiliki ilmu pengetahuan, misalnya tidak mengetahui pengetahuan mengenai alam, atau agama.

Jelaskan perbedaan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu !

Jawab:

Perbedaannya adalah

  • Orang yang berilmu memiliki ilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang lain, diberi kepercayaan untuk mengelola apa yang terjadi dalam kehidupan, sedangkan orang yang tidak berilmu akan sulit dalam menjalani kehidupan, dan mudah tersesat.
  • Orang yang berilmu memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak berilmu.
  • Orang yang berilmu memiliki keimanan yang kuat sedangkan orang yang tidak berilmu maka imannya akan lemah.

Begitulah jawabannya teman-teman. Pada intinya kan berilmu berarti memiliki ilmu pengetahuan. Sebaliknya tidak berilmu berarti tidak memiliki ilmu pengetahuan.

Sebenarnya hal ini disinggung di dalam buku paket kelas 7 pada halaman 84-85:

Jelaskan perbedaan orang yang beriman dan orang yang tidak beriman

Kunci Jawaban

Jelaskan perbedaan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu

Begini kalau kunci jawaban guru mengenai bedanya orang berilmu dengan yang tidak berilmu: ✅💯👇

Jelaskan perbedaan orang yang beriman dan orang yang tidak beriman

Catatan: kalian bisa mengembangkan sendiri kunci jawaban di atas.

Jelaskan perbedaan orang yang beriman dan orang yang tidak beriman

Kebijakan masing-masing guru pembimbing 👩‍🏫

Ilustrasi Berdoa. Foto: pixabay.com

Mencari ilmu termasuk ke dalam ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Sebab, Allah SWT menganugerahkan akal kepada manusia agar hamba-Nya terus belajar setiap harinya.

Menuntut ilmu adalah hal yang sangat mulia untuk dilakukan karena Allah SWT akan meninggikan derajat bagi yang mengamalkannya. Sebagaimana tercantum dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang bunyinya:

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Meski telah dijanjikan derajat yang tinggi, faktanya masih banyak umat yang enggan atau bermalas-malasan dalam mencari ilmu. Akibatnya, tercipta perbedaan yang sangat mencolok di antara keduanya. Bahkan, perbedaan orang berilmu dan yang tidak berilmu diibaratkan sebagai siang dan malam, air dan api, terang dan gelap.

Ilustrasi Belajar. Foto: pixabay.com

Perbedaan Orang Berilmu dengan Orang yang Tidak Berilmu

Pada dasarnya, perbedaan antara orang berilmu dengan orang yang tidak berilmu dapat dilihat dengan jelas dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut perbedaan antara orang berilmu dengan orang yang tidak berilmu yang dijelaskan dalam buku Perempuan & Politik dalam Islam oleh Machmud Suwandi dan Jejak Intelektual Pendidikan Islam Generasi Salafiyah dan Khalafiyah oleh Zaitur Rahem.

1. Dalam melakukan tindakan

Orang yang mempunyai ilmu senantiasa cermat dalam setiap tindakannya, sedangkan orang yang tidak berilmu sering bertindak ceroboh.

2. Dalam mengambil keputusan

Dalam mengambil sebuah keputusan, orang yang berilmu selalu mempertimbangkan asas manfaat dan mudharatnya. Sedangkan orang yang tidak berilmu sering mengambil jalan pintas serta mengabaikan dampak atau akibat yang akan terjadi di kemudian hari.

Orang berilmu lebih berpeluang mendapatkan pekerjaan terhormat di mata masyarakat karena dapat mengimplementasikan pengetahuannya demi kemaslahatan umat. Jika menjadi pejabat negara, orang berilmu akan menjalankan amanah dengan sempurna.

Sedangkan orang tidak berilmu biasanya akan bekerja untuk membantu orang-orang berilmu. Pekerjaan mereka tak akan lebih baik dari orang-orang berilmu.

Ilustrasi Alquran. Foto: pixabay.com

Ayat dan Hadits tentang Perbedaan Orang Berilmu dengan Orang yang Tidak Berilmu

Di bawah ini adalah beberapa ayat dan hadits tentang perbedaan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu, dikutip dari buku Samudra Hikmah Ali Bin Abi Thalib oleh Latifatul Umamah dan Biografi Ali bin Abi Thalib oleh Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi.

1. Hanya orang berilmu yang mau menerima pelajaran

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

Artinya: “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Surat Az-Zumar ayat 9)

2. Orang alim (berilmu) lebih mengetahui orang bodoh

“Orang yang alim mengetahui orang yang bodoh, karena dia dahulunya adalah orang yang bodoh. Sedangkan orang yang bodoh tidak mengetahui orang alim, karena dia tidak pernah menjadi orang alim.” (Sayyidina Ali bin Abi Thalib Ra.)

3. Orang menjadi terhormat karena ilmu dan menjadi terhina karena bodoh

Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Dengan ilmu orang akan menjadi terhormat. Banyak orang mengaku berilmu padahal dirinya tidak pantas dengan pengakuan itu, dan banyak orang yang merasa gembira apabila disebut dirinya sebagai orang yang berilmu. Cukuplah dengan kebodohan seseorang akan menjadi terhina, setiap orang tak mau disebut bodoh padahal dirinya memang bodoh. Bahkan, dirinya akan marah apabila dikatakan sebagai orang bodoh.”