Populasi dan sampel merupakan salah satu bagian penting dalam penelitian yang harus ditentukan sejak awal. Dengan penentuan jenis objek penelitian ini, peneliti bisa menentukan metode penelitian yang lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Apa itu Populasi? Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi tersebut. Nilai yang dihitung dan diperoleh dari populasi ini disebut dengan parameter. Populasi merupakan seluruh jumlah dari subjek yang akan diteliti oleh seorang peneliti. Misalnya 1000 orang dikatakan sebagai populasi karena terkait dalam suatu penelitian. Kemudian pada pendapat lain mengatakan bahwa secara harfiah pengertian populasi adalah seluruh variabel yang terkait dengan topik pada penelitian. Apa itu Sampel? Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik mirip dengan populasi itu sendiri. Sampel disebut juga contoh. Nilai hitungan yang diperoleh dari sampel inilah yang disebut dengan statistik. Pengertian Populasi Menurut Para Ahli
Pengertian Sampel dan Sampel Menurut Para Ahli
Populasi itu seperti sebuah organisme, sedangkan sampel adalah organ. Sampel adalah bagian yang tidak terpisahkan dari populasi. Dan sampel dalam hal ini haruslah dapat mewakili karakteristik dari keseluruhan populasi. Dengan kata lain Populasi dan Sampel merupakan dua hal yang saling terkait dan tidak terpisahkan. Melalui sampel ini seseorang dapat mengetahui karakter dari sejumlah subjek pada satu tempat tertentu. Misalnya ketika ingin meneliti karakter 100 orang dalam belajar, maka peneliti cukup mengambil sejumlah sampel dari 100 orang tadi untuk diteliti. Sehingga melalui sampel yang diambil akan diketahui karakter dari 100 orang tersebut. Kriteria Sampel Ada dua kriteria sampel yaitu: Adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003: 96). Adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena sebab-sebab tertentu (Nursalam, 2003: 97). Pertimbangan dalam menentukan kriteria eksklusi antara lain:
Mengapa Banyak Penelitian Menggunakan Sampel? Beberapa alasan mengapa penelitian lebih cenderung menggunakan sampel dibandingkan populasi:
Bila ukuran populasi terlalu besar, rasanya sangat sulit untuk melakukan penelitian. Penggunaan sampel akan jauh lebih efektif dan efisien untuk menghasilkan data yang dibutuhkan. Dalam prosesnya, bisa jadi penggunaan populasi akan menimbulkan biaya yang sangat besar. Penelitian menggunakan sampel memungkinkan penyajian data dalam waktu yang relatif lebih cepat daripada populasi.
Sumber daya yang dimaksud adalah hal-hal pendukung lain seperti peralatan teknologi informasi pengolah data. Untuk mengolah data populasi dengan jumlah jutaan, tentunya membutuhkan perangkat penyimpan data dan komputer dengan spesifikasi yang tinggi. Hal ini akan jauh berbeda bila pendataan dilakukan dalam bentuk sampel.
Dalam beberapa contoh penelitian, bisa jadi penggunaan populasi tidak dimungkinkan dan akan membahayakan objek dari populasi itu sendiri. Sebagai contoh, apakah kita yakin bahwa warna darah manusia itu seluruhnya berwarna merah? Apakah kita yakin darah yang berada di kepala dan di kaki benar-benar berwarna merah? Untuk memastikan hal tersebut, kita tidak perlu menyedot seluruh darah dan memeriksa hasilnya. Cukup mengambil beberapa tetes di setiap bagian tubuh dan tentunya kita sudah bisa menarik kesimpulan dari hal tersebut. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi. Sampel yang merupakan sebagian dari populasi tersebut, kemudian diteliti dan hasil penelitian (kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi (generalisasi). Manfaat sampling adalah:
Syarat-syarat teknik sampling Teknik sampling bisa dilakukan bila populasi bersifat homogen atau memiliki karakteristik yang sama atau setidak-tidaknya hampir sama. Dan apabila keadaan populasi bersifat heterogen, maka sampel yang dihasilkannya dapat bersifat tidak representatif atau tidak dapat menggambarkan karakteristik populasi. Jenis-jenis teknik sampling:
Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan sampel yang representatif. Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan:
Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang ditentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sampel semacam ini disebut cluster sampling atau multistage sampling.
Teknik sampling non probabilitas adalah teknik pengambilan sampel dari populasi yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Dan beberapa jenis atau cara penarikan sampel dari populasi secara nonprobabilitas adalah sebagai berikut:
Penarikan sampel dari populasi secara purposif adalah cara penarikan sampel yang dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan oleh peneliti.
Penarikan sampel pada populasi berdasarkan pola ini dilakukan dengan menentukan sample pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sample pertama, sampai ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sampel kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin besar, seolah-olah terjadi efek bola salju.
Teknik sampling ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Biasanya yang dijadikan sampel penelitian adalah subjek yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan data.
Dalam penelitian, bisa saja terjadi diperolehnya sampel dari populasi yang tidak direncanakan terlebih dahulu sebelumnya. Melainkan secara kebetulan, yaitu unit atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan. Dan proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan dari populasi. Penentuan Jumlah Sampel Bila jumlah populasi dipandang terlalu besar, dengan maksud untuk menghemat waktu, biaya, dan tenaga, maka peneliti tidak meneliti seluruh anggota populasi melainkan akan menggunakan sampel. Bila peneliti bermaksud meneliti hanya sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan yang selalu muncul adalah berapa jumlah sampel yang memenuhi syarat. Ada hukum statistik dalam menentukan jumlah sampel, yaitu semakin besar jumlah sampel semakin menggambarkan keadaan populasi (Sukardi, 2004 : 55). Penentuan Jumlah Sampel Berdasarkan Karakteristik Populasi Bila populasi bersifat homogen maka tidak dituntut sampel yang jumlahnya besar. Misalnya saja dalam pemeriksaan golongan darah. Walaupun pemakaian jumlah sampel yang besar sangat dianjurkan, dengan pertimbangan adanya berbagai keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti berusaha mengambil sampel minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap terpenuhi sebagaimana dianjurkan oleh Isaac dan Michael (Sukardi, 2004 : 55). Dengan menggunakan rumus tertentu (Sukardi, 2004: 55-56), Isaac dan Michael memberikan hasil akhir jumlah sampel terhadap jumlah populasi antara 10 – 100.000. Sampel acak sederhana adalah salah satu elemen dimana setiap populasi memiliki kesempatan dan independen yang sama untuk dijadikan sebagai sampel, yaitu sampel dipilih dengan metode pengacakan. Contoh teknik sampel acak sederhana yaitu:
Keuntungan:
Kekurangan
Contoh: Misalnya ada “pembiayaan pembangunan sekolah di Kalimantan Barat”, sampelnya adalah seluruh SD dan SMP yang ada di Kalimantan Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama. Teknik pengambilan sampel merupakan perbaikan dari sampel acak sederhana. Metode ini mengharuskan melengkapi informasi tentang populasi.Harus ada daftar informasi populasi dari semua individu secara sistematis. Cara menentukan ukuran sampel: n= ukuran sampel N= ukuran populasi N/n dikenal sebagai sampel sistematis. Jadi pada teknik ini populasi sampel perlu diatur dengan cara yang sistematis. Keuntungan:
Kekurangan:
Contoh : Misalnya setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25. Merupakan perbaikan dari metode sebelumnya. Saat menggunakan teknik ini peneliti membagi populasi dalam tingkatan beberapa karakteristik dasar dan dari setiap kelompok homogenitas yang lebih kecil. Peneliti perlu memilih karakteristik atau kriteria yang lebih relevan pada penelitiannya. Stratified sampling ada tiga jenis:
Ukuran dari sampel pada setiap kesatuan tidak seimbang terhadap ukuran satuan, tapi tergantung pada pertimbangan, termasuk keputusan seseorang dan kesepakatan. Metode sampel ini lebih efektif untuk membandingkan tingkatan yang mempunyai kemungkinan kesalahan. Hal ini kurang efisien untuk menentukan karakteristik populasi.
Keseimbangan sampel mengarah pada pemilihan dari setiap satuan sampel yang seimbang pada ukuran kesatuan.Keuntungan dari prosedur ini termasuk keterwakilan dengan mengarah pada variabel yang digunakan sebagai dasar dalam mengklasifikasikan kelompok dan meningkatkan kesempatan dalam membuat perbandingan antar tingkatan.
Adalah perwakilan komprehensif yang lebih baik daripada stratified sampel yang lain. Hal ini mengarah terhadap penyeleksian kesatuan dari setiap strata yang perlu seimbang terhadap hubungan populasi strata. Keuntungan:
Kekurangan:
http://abiavisha.blogspot.com/2015/12/populasi-dan-sampel-penelitian.htmlhttp://abiavisha.blogspot.com/2015/12/populasi-dan-sampel-penelitian.html Sumber: |