Contoh cara menghitung Indeks KEPUASAN kerja karyawan

Metode Pengukuran Kepuasan Kerja

oleh : Hendry

Terdapat banyak cara untuk mengukur kepuasan kerja karyawan dalam suatu organisasi/perusahaan baik besar maupun kecil. Paling tidak terdapat empat cara yang dapat dipakai untuk mengukur kepusan kerja, yaitu (1) Rating Scale, (2) Critical incidents, (3) Interviews dan (4) Action Tendencies

Rating Scale

Pendekatan yang sering digunakan untuk mengukur kepuasan kerja  dengan menggunakan Rating Scale antara lain: (1) Minnessota  Satisfaction Questionare, (2) Job Descriptive Index, dan (3) Porter Need Satisfaction Questionare.

Minnesota Satisfaction Questionare (MSQ) adalah suatu instrumen atau alat pengukur kepuasan kerja yang dirancang demikian rupa yang di dalamnya memuat secara rinci unsur-unsur yang terkategorikan dalam unsur kepuasan dan unsur ketidakpuasan. Skala MSQ mengukur berbagai aspek pekerjaan yang dirasakan sangat  memuaskan, memuaskan, tidak dapat memutuskan, tidak memuaskan dan sangat tidak memuaskan. Karyawan diminta memilih satu alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi pekerjaannya.

Job descriptive index. adalah suatu instrumen pengukur kepuasan kerja yang dikembangkan oleh Kendall, dan Hulin. Dengan instrumen ini dapat diketahui  secara luas bagaimana sikap karyawan terhadap komponen-komponen dari pekerjaan itu. Variabel yang diukur adalah pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi, supervisi dan mitra kerja.

Porter Need Satisfaction Questionare adalah suatu intrumen pengukur kepuasan kerja yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja para manajer. Pertanyaan yang diajukan lebih mempokuskan diri pada permasalahan tertentu dan tantangan yang dihadapi oleh para manajer.

Critical Incidents

Critical Incidents dikembangakan oleh Frederick Herzberg. Dia menggunakan teknik ini dalam penelitiannya tentang teori motivasi dua faktor. Dalam penelitiannya tersebut dia mengajukan pertanyaan kepada para karyawan tentang faktor-faktor apa yang saja yang membuat mereka puas dan tidak puas.

Interview

Untuk mengukur kepuasan kerja dengan menggunakan wawancara yang dilakukan terhadap para karyawan secara individu. Dengan metode ini dapat diketahui secara mendalam mengenai bagaimana sikap karyawan terhadap berbagai aspek pekerjaan.

Dari tiga cara pengukuran tersebut, menggunakan rating scale adalah yang paling sering dilakukan.

Sumber : diolah dari berbagai sumber

Anda, sebagai pemilik usaha, manajemen, atau human resource, sudah membuat program agar kepuasan kerja karyawan meningkat.

Dengan harapan, melalui program tersebut dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan.

Tapi, tentu setiap program yang dibuat harus dievaluasi dan diukur keefektifannya.

Bagaimana cara mengukur kepuasan kerja karyawan yang efektif? Berikut penjelasannya.

Mengapa Mengukur Kepuasan Kerja Penting?

Sebelum mengetahui caranya, perlu diketahui manfaat mengukur kepuasan kerja karyawan. Mengukur hal ini penting untuk memperbaiki:

  • Retensi karyawan — karyawan puas terhadap pekerjaannya lebih kecil kemungkinannya untuk keluar dari tempat kerjanya.
  • Produktivitas — perbedaan karyawan yang puas akan perannya dan yang tidak berada di kinerjanya. Kinerja karyawan yang kurang puas, tidak akan semaksimal dengan karyawan yang senang dengan pekerjaannya. 
  • Budaya perusahaan — karyawan yang tidak senang dengan pekerjaannya cenderung menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat, membuat budaya perusahaan menjadi ‘tergores’.

5 Metode untuk Mengukur Kepuasan Kerja Karyawan

Mengumpulkan umpan balik mengenai program yang dibuat sangat penting untuk mengetahui keefektifannya, apakah hasil yang diharapkan terjadi atau tidak.

Jika hanya melihat dari jauh, tidak berinteraksi dengan tim kamu, kemungkinan akan ada salah penilaian atas programmu.

Ini 6 metode yang bisa kamu aplikasikan untuk mengukur kepuasan kerja karyawan secara akurat.

1. Menggunakan survei

Survei adalah metode yang paling mudah untuk mengukur apakah karyawan puas dengan pekerjaannya.

Ini juga bertujuan untuk mengetahui apa yang karyawan suka dan yang tidak.

Menggunakan alat sederhana seperti Google Forms, ditambah jika pengisian dilakukan secara anonim, karyawan dapat memberikan umpan balik tanpa harus menahan diri.

Dengan survei, Anda dapat mengukur kepuasan kerja dari sisi hubungan dengan rekan kerja, progres karir, aturan dari manajemen, dan lain-lain.

Pertanyaan dalam survei harus dibuat dengan jelas dan ringkas. Opsikan jawaban karyawan dalam bentuk jawaban terbuka atau skala 1 – 10.

Pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut untuk dimasukkan ke dalam survei:

  • Seberapa sering Anda merasa stres di tempat kerja? (Jawaban terbuka)
  • Jika mengalami masalah di tempat kerja, apakah Anda tahu siapa yang harus dihubungi untuk mencari solusi? (Jawaban terbuka)
  • Apakah tim Anda memberi Anda dukungan yang Anda butuhkan di tempat kerja? (Nilai dari 1 hingga 10)
  • Apakah Anda menikmati menjadi anggota tim Anda? (Nilai dari 1 hingga 10)

2. Menggunakan Employee Satisfaction Index (ESI)

Untuk menganalisa kepuasan kerja menggunakan metode ini, dibutuhkan langkah pengumpulan data seperti berikut:

– Putuskan survei untuk mengukur kepuasan karyawan secara keseluruhan atau di aspek tertentu dari pekerjaan mereka.

Seperti kepuasan dengan:

  • Remunerasi (gaji, bonus)
  • Dukungan yang mereka terima dari atasan mereka
  • Kebebasan yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaan mereka
  • Lingkungan/kondisi kerja
  • Peluang masa depan yang disediakan
  • dan lain-lain

Tentukan pertanyaan survei:

Jika Anda memutuskan untuk mengukur kepuasan secara keseluruhan, gunakan pertanyaan yang biasa digunakan, “Seberapa puaskah Anda dengan tempat kerja dan pekerjaan Anda saat ini?”

Jika Anda memutuskan untuk mengukur kepuasan karyawan dari aspek tertentu, kamu harus menentukan pertanyaan untuk setiap aspek pekerjaan yang dinilai. Contoh:

  • Sejauh mana Anda puas dengan gaji yang diterima untuk pekerjaan Anda?”
  • Sejauh mana Anda puas dengan dukungan yang diterima dari pimpinan saat Anda membutuhkannya?”
  • Sejauh mana Anda merasa aman dari risiko kecelakaan atau cedera di tempat kerja Anda?”
  • Ketika pekerjaan Anda menjadi sulit, sejauh mana Anda dapat mengandalkan rekan kerja untuk membantu Anda?”

Dalam semua kasus, pastikan bahwa pertanyaan diungkapkan dengan cara yang netral yang tidak mengarahkan responden ke jawaban tertentu. 

Selanjutnya, mintalah pengumpul data untuk menghindari membahas karakteristik negatif atau positif yang signifikan dari pekerjaan mereka sebelum wawancara dengan responden.

Hal ini dapat mempengaruhi jawaban mereka dan akan mengacaukan pengisian survey.

– Pertanyaan tersebut dinilai dari skala 1 – 10.

Kalkulasi ESI seperti berikut:

Contoh cara menghitung Indeks KEPUASAN kerja karyawan

Ini memberikan hasil dari -100 sampai 100.

100 berarti kepuasan kerja karyawan sudah baik. Jika mendekati -100, berarti banyak yang harus diperbaiki.

Jika untuk mengukur kepuasan karyawan dengan berbagai aspek pekerjaan mereka, laporkan juga nilai ESI untuk setiap aspek kepuasan karyawan yang disurvei.

Misalnya, nilai ESI yang terkait dengan gaji atau dukungan yang diberikan oleh manajer.

Perhitungannya:

  • Jumlahkan skor semua responden untuk aspek kepuasan karyawan tertentu
  • Bagi dengan jumlah jawaban dikalikan dengan skor maksimum yang mungkin (mis. 300 x 5 = 1.500)
  • Kalikan hasilnya dengan 100

Contoh, total skor 1.350 lalu dibagi 1.500 dikalikan 100 = 90

3. Menggunakan Employee Net Promoter Score (eNPS)

eNPS adalah metrik yang dapat menunjukkan bagaimana perasaan karyawan tentang perusahaan.

Ini dihitung berdasarkan survei satu pertanyaan kepada karyawan:

“Dalam skala 0 – 10, seberapa besar kemungkinan Anda merekomendasikan perusahaan kami sebagai tempat bekerja?”

Berdasarkan jawaban mereka, Anda dapat membagi karyawan ke dalam kelompok berikut:

  • Promotor – Karyawan yang menjawab pertanyaan dengan angka sembilan atau sepuluh.

Orang-orang ini dapat memberikan wawasan berharga tentang apa yang dilakukan perusahaan Anda dengan benar.

  • Pasif – Karyawan yang merespons dengan tujuh atau delapan.

Mereka juga tidak merasa kuat tentang perusahaannya. Kamu harus selalu mencari cara untuk mengubah karyawan ini menjadi promotor dan mencegah mereka menjadi pencela.

  • Pencela – Karyawan yang merespons antara nol sampai enam.

Orang-orang ini tidak puas dengan pekerjaan mereka dan berpotensi meninggalkan perusahaan. 

Untuk menghitung eNPS Anda, kamu mengurangi persentase pencela dari persentase promotor. Skor yang mendekati 100, berarti kepuasan kerja karyawan sudah baik.

Namun, jika skor di bawah nol, itu adalah tanda peringatan bahwa perusahaan perlu mengupayakan kepuasan karyawan.

Metode eNPS dapat digunakan dengan metode lain untuk mengukur aspek lain. Seperti evaluasi eksternal, survei kepuasan karyawan, dan data exit interview.

Menggunakan kombinasi dua atau lebih metode akan memberikan pandangan yang lebih akurat.

Perlu diketahui bahwa ada banyak faktor berbeda yang dapat mempengaruhi perbedaan skor antar perusahaan. 

4. Percakapan satu per satu

Meski metode ini tidak bisa diukur secara data, tapi cara ini bisa membantu kamu memahami kebutuhan dan kekhawatiran karyawan secara personal.

Kamu bisa mengajukan pertanyaan seputar bagaimana perasaan mereka terhadap perusahaan, atasan, atau kompensasi yang diberikan.

Mengetahui perasaan mereka terhadap pengembangan karir dan performa mereka juga akan membantu memperbaiki budaya perusahaan.

Intinya, percakapan satu per satu mengerti apa yang membuat kepuasan kerja karyawan secara mendalam, jika dilakukan dengan benar.

5. Gunakan kotak saran

Kotak saran atau suggestion box menjadi alat yang sering dipakai untuk mengukur kepuasan kerja karyawan.

Sebagian besar karyawan segan untuk memberi saran atau masukan, sementara mereka mungkin memiliki kekhawatiran terhadap perusahaannya.

Feedback yang diberikan karyawan membantu untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan budaya perusahaan.

Kotak saran ini pun tidak harus berupa fisik.

Sekarang, kita bisa membuat suggestion box secara virtual dan anonim.

Ajak karyawanmu secara berkala untuk mengisi kotak saran demi menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

Perlu diingat, bahwa pengisian kotak saran ini harus bersifat sukarela. Jadi, tidak boleh dipaksakan.

Demikianlah cara-cara yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan kerja karyawan.

Baca juga: Alasan Mengapa Karyawan yang Bahagia Lebih Produktif