Ciri-ciri novel sejarah yang membedakannya dengan teks sejarah

01-06-2021 15:40:46 WIB 

Sastrawan dalam menulis novel seringkali menggunakan fakta-fakta sejarah sebagai latar untuk mengisahkan tokoh fiksinya. Fakta dalam sejarah juga digunakan untuk mengisahkan kembali tokoh sejarah  dalam berbagai aspek kehidupannya.  Lalu, apakah novel sejarah itu? Apa yang membedakan novel sejarah dengan teks sejarah?

Pengertian Novel Sejarah

Novel sejarah dapat dikategorikan sebagai novel ulang (rekon). Sebelum mengetahui pengertian tentang novel sejarah, kita harus memahami  tentang jenis-jenis novel ulang (rekon).

Berdasarkan jenisnya, novel ulang terdiri dari tiga jenis, yaitu rekon pribadi, rekon faktual, dan rekon imajinatif. Rekon pribadi adalah novel yang  memuat kejadian dan penulisnya terlibat secara langsung. Rekon faktual (informasional) adalah novel yang memuat kejadian faktual seperti eksperimen ilmiah, laporan polisi, dll. Sementara, rekon imajinatif adalah novel yang memuat kisah faktual yang dikhayalkan dan diceritakan secara lebih rinci.

Novel sejarah adalah jenis novel yang termasuk ke dalam rekon imajinatif. Jadi, novel sejarah merupakan  novel yang didasarkan pada fakta-fakta sejarah yang kemudian dikisahkan kembali dengan sudut pandang lain yang tidak muncul dalam fakta sejarah.

Misalnya, kegemaran, emosi, dan keluarga. Dalam membaca novel sejarah, para pembaca harus mampu mengamati dan menemukan tokoh sejarah yang diceritakan, karakter yang digambarkan, dan kejadian di dalamnya.

Struktur Novel Sejarah

Novel sejarah yang ditulis dalam bentuk teks rekon imajinatif tersusun dari beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut antara lain:

  1. Pengenalan situasi cerita (exposition, orientasi)

Pada bagian ini, pengarang memperkenalkan latar cerita baik waktu, tempat, dan peristiwa. Selain itu, orientasi dapat disajikan dengan mengenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antartokoh di dalam cerita.

Bagian ini menyajikan peristiwa awal yang selanjutnya dapat menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, atau kesukaran-kesukaran yang dialami oleh para tokohnya.

  1. Menuju konflik (rising action)

Pada bagian ini terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, maupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.

  1. Puncak konflik (turning point, komplikasi)

Bagian ini yang disebut juga sebagai klimaks. Ini merupakan bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini juga ditentukan perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, dia berhasil menyelesaikan masalahnya atau tidak.

  1. Penyelesaian (evaluasi, resolusi)

Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang  sikap maupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Pada bagian ini pun sering pula dinyatakan wujud akhir dari kondisi ataupun nasib akhir yang dialami tokoh utama.

Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita yang fungsinya sebagai penutup. Komentar tersebut dapat disampaikan secara langsung oleh pengarang atau diwakilkan oleh seorang tokoh. Tidak semua novel memiliki koda, bahkan novel-novel modern lebih banyak menyerahkan kesimpulan akhirnya kepada pembaca agar menebaknya sendiri.

Perbedaan Novel Sejarah dengan Teks Sejarah

Perlu kita ketahui bahwa novel sejarah berbeda dengan teks sejarah. Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa novel sejarah adalah novel yang didasarkan pada fakta-fakta sejarah, tetapi cerita di dalamnya menggambarkan sesuatu yang tidak pernah ada atau terjadi.

Dengan kata lain, cerita di dalam novel sejarah adalah cerita rekaan yang dikembangkan dari fakta sejarah yang pernah ada. Hal itu berbeda dengan teks sejarah yang dituntut harus sesuai dengan hal-hal yang memang pernah ada atau terjadi.

Berdasarkan penulisnya, novel sejarah ditulis oleh seorang novelis, sementara, teks sejarah ditulis oleh sejarawan. Seorang novelis sepenuhnya bebas untuk menciptakan dengan imajinasinya mengenai apa, kapan, siapa, dan di mana cerita dalam novel sejarah. Sebaliknya, sejarawan terikat oleh keharusan menulis sesuatu yang benar terjadi di masa lampau, tidak boleh ditambah-tambahkan atau direkayasa.

Dalam novel sejarah, faktor perekayasaan dari pengarang yang mewujudkan cerita sebagai suatu kebulatan atau koherensi dan sekali-kali ada relevansinya dengan situasi sejarah. Sementara itu, pada teks sejarah, hubungan antara satu fakta dengan yang lainnya perlu direkonstruksi.  Paling tidak hubungan topografis atau kronologisnya.

Sejarawan perlu menunjukan sesuatu yang ada saat ini dapat dilacak eksistensinya di masa lampau. Hal tersebut berguna sebagai bukti atau saksi dari apa yang direkonstruksi mengenai kejadian di masa lampau.

Sejarawan yang menulis teks sejarah juga sangat terikat pada fakta tentang apa, siapa, kapan, dan di mana tentang sejarah itu. Berbeda dengan novelis atau pengarang novel yang tidak terikat pada fakta-fakta sejarah mengenai apa, siapa, kapan, dan di mana. Semua yang ia tulis dalam novel sejarah dapat berupa fiksi tanpa ada kaitannya dengan fakta-fakta sejarah. Begitu pula dengan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam novel sejarah, tidak diperlukan adanya bukti, berkas, atau saksi.

Pelaku-pelaku, hubungan di antara mereka, kondisi dan situasi hidup, serta masyarakatnya di dalam teks sejarah harus sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Tidak boleh ada rekayasa di dalam teks sejarah. Di sisi lain, dalam novel sejarah, pelaku-pelaku, hubungan di antara mereka, kondisi dan situasi hidup serta masyarakatnya semuanya merupakan hasil imajinasi.

Contoh-contoh Novel Sejarah

Contoh novel sejarah yang ada di Indonesia antara lain,  Roro Mendut karya Mangunwijaya dan karya Ajip Rosidi; Bumi Manusia, Jejak Langkah, Anak Segala Bangsa, Rumah Kaca, Arus Balik, Mangir karya Pramoedya Ananta Toer; Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H. yang mengisahkan kehidupan Soekarno saat menjalin rumah tangga dengan Inggit Garnasih, Kemelut Majapahit karyaSH. Mintarja. Ada pula novel dari luar negeri, misalnya The da Vinci Code karya Dan Brown.

Masih terdapat beberapa novel sejarah lain karya novelis atau sastrawan Indonesia. Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma sendiri memiliki mata kuliah yang mempelajari tentang prosa khususnya novel-novel di Indonesia. Tentunya hal ini menjadi kesempatan bagi siapa saja yang  berminat untuk mengetahui dan mempelajari lebih lagi tentang karya sastra yang berupa novel sejarah di bangku perkuliahan nantinya.

Referensi

Suryaman, Maman, dkk. 2018. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Edisi Revisi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Suryaman, Maman, dkk. 2018. Bahasa Indonesia Kelas XII Edisi Revisi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Penulis: Stevanny Yosicha Putri

Pernahkah Anda membaca atau melihat bagaimana novel sejarah itu? Sama halnya seperti novel lainnya, novel sejarah ini juga menjadi bahan bacaan yang mengandung nilai tersendiri di dalamnya. Di dalam novel tersebut, tentu ada maksud dan tujuan penulis yang ingin menyampaikan pesan melalui isi novel.

Tapi apa sebenarnya novel sejarah itu? Sebelum memahami apa pengertian dari novel sejarah, bagaimana ciri-ciri novel tersebut, bagaimana perbedaan novel sejarah dengan jenis novel lainnya, dan bagaimana contohnya, perlu diketahui bahwa novel sejarah merupakan salah satu jenis novel dari berbagai novel lainnya.

Beberapa jenis novel di antaranya adalah novel romantis, novel misteri, novel komedi, novel horor, novel inspiratif, novel sejarah, dan masih banyak jenis novel lainnya. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai berbagai hal mengenai novel sejarah yang ternyata dekat dengan masyarakat atau pembaca.

Pengertian Novel Sejarah

Sebelum memahami apa itu pengertian novel sejarah, Anda harus mengetahui dulu apa arti novel secara umum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), novel adalah karangan prosa yang panjang dan mengandung rangkaian cerita tentang kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.

Secara etimologis, novel yang berasal dari bahasa Italia “novella” memiliki arti “baru”, “berita”, atau “cerita pendek mengenai suatu hal yang baru”. Sementara itu, susunan di dalam novel juga diatur karena di dalam novel harus mengandung unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Novel juga dibangun berdasarkan berbagai masalah atau konflik yang terjadi dan dihadapi para tokoh yang ada di dalam cerita tersebut. Sehingga novel bisa disebut sebagai karya sastra yang kompleks, sehingga tidak heran jika novel lebih panjang dibandingkan dengan karya sastra lainnya.

Setelah memahami pengertian novel secara umum, saatnya mempelajari apa itu novel sejarah. Pada dasarnya, novel sejarah sangat bermanfaat membantu pembaca untuk dapat mengetahui sejarah atau mengenal serta mempelajari sejarah melalui cara yang menyenangkan.

Novel sejarah adalah karya sastra yang menceritakan mengenai fakta-fakta tentang berbagai kejadian yang terjadi di masa lalu. Di dalam novel tersebut, berisi berbagai peristiwa yang memiliki nilai sejarah. Akan tetapi meski mengulas fakta sejarah masa lalu, novel sejarah juga berisi tentang berbagai hal yang berasal dari imajinasi penulis.

Oleh sebab itu, biasanya novel sejarah ini juga disusun sedemikian rupa sehingga dapat mengedukasi sekaligus menghibur pembaca. Hal ini karena novel sejarah termasuk di dalam kategori novel ulang atau rekon.

Novel sejarah termasuk di dalam novel rekon imajinasi yang mana seperti yang sudah dijelaskan di atas yakni berdasarkan fakta yang dikemas dengan sudut pandang lain penulis semenarik mungkin sehingga memiliki nilai sejarah yang menyenangkan dan tidak membuat pembaca bosan.

Tak hanya itu, novel sejarah ini juga harus dikemas menggunakan kaidah kebahasaan yang sesuai dan sengaja disusun sedemikian rupa agar selain dapat mengedukasi tetapi juga mampu menghibur para pembacanya, sehingga biasanya bahasa yang digunakan di dalamnya berbeda dengan teks sejarah yang ada pada materi pelajaran.

Ciri-ciri novel sejarah yang membedakannya dengan teks sejarah

Untuk membedakan novel sejarah dengan teks sejarah, bahwa pengertian teks sejarah adalah teks yang menjelaskan mengenai berbagai fakta yang terjadi di masa lalu sehingga menjadi latar belakang terjadinya peristiwa bersejarah yang dialami oleh orang-orang zaman dahulu secara nyata.

Penulisan teks sejarah juga biasanya memiliki aturan yang ketat, baik dalam pengungkapan sejarah maupun data fakta karena harus sesuai dengan data atau berbagai fakta yang pernah benar-benar terjadi zaman dahulu.

Sementara novel sejarah, merupakan tulisan yang mengisahkan cerita dengan latar belakang peristiwa sejarah dan tidak harus bersandar hanya pada fakta-fakta sejarahnya saja. Terbukti bahwa di dalam novel sejarah, penulis selalu menyisipkan cerita atau kisah hasil imajinasi penulis tersebut.

Kisah atau cerita imajinatif yang disisipkan biasanya menggunakan prosa fiksi yang lebih luwes sehingga penokohan dan latar belakangnya ditulis menggunakan gaya novel yang populer. Oleh sebab itu, biasanya penulis novel sejarah ini bisa lebih bebas membuat konstruksi alur cerita sesuai dengan imajinasi dan gayanya.

Meski bersifat imajinatif sesuai dengan imajinasi penulis, novel sejarah juga harus memuat unsur yang berisi latar belakang kisah masa lalu tentang sejarah yang diceritakan kembali, sehingga novel tersebut tetap bisa dikatakan sebagai karya sastra atau karya tulis yang bermuatan sejarah.

Penulis lama yang biasanya mengangkat novel dengan tema sejarah ini misalnya Pramoedya Ananta Toer. Beliau menulis novel Bumi Manusia yang menceritakan sejarah manusia pada zaman itu saat Indonesia berada pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

Di dalam novel Bumi Manusia tersebut, Pramoedya juga mengangkat unsur sejarah yang kental dan diungkapkan berdasarkan cerita dari berbagai dimensi kehidupan tokoh sejarah di dalam novelnya, misalnya kehidupan masyarakat pada zaman itu, peristiwa atau tragedi apa yang terjadi, dan lain sebagainya.

Selain pendapat secara umum, Heru Marwata di dalam jurnal Sejarah Novel Sejarah Indonesia: Komunikasi antara Dunia Sastra dengan Dunia Nyata (2008) mengungkapkan bahwa novel sejarah ditulis menggunakan repertoar peristiwa historis yang leluasa, sehingga dapat mengekspresikan peristiwa tersebut secara gamblang.

Baca Juga:

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel,Cerpen,Puisi,dan Drama

Apa itu Novel? Yuk, Pahami Pengertian Novel Menurut Para Ahli

13 Cara Membuat Judul Buku&Novel Yang Bagus Serta Menarik 

8 Rahasia Cara Menulis Novel Dengan Mudah

Ciri-Ciri Novel Sejarah

Setelah memahami bagaimana pengertian novel sejarah, perlu diketahui juga bahwa untuk membedakan apakah suatu novel merupakan novel sejarah atau novel jenis lain, maka harus ada karakteristik atau ciri-ciri pembedanya. Novel yang menceritakan sejarah ini tentu juga memiliki ciri-ciri pembeda dari novel lainnya.

Berikut adalah karakteristik atau ciri-ciri yang membedakan novel yang menceritakan sejarah dengan novel jenis lainnya:

– novel ini disajikan dengan urutan yang kronologis, sistematis, sesuai dengan peristiwa dan kejadian yang berlangsung di masa lampau

– novel ini memiliki struktur teks yang membangun novel yaitu struktur teks orientasi, urutan peristiwa, dan reorientasi

– novel ini berisi naskah yang menceritakan ulang kejadian masa lalu atau kejadian masa lampau

– novel ini menggunakan konjungsi temporal

– berisi tentang fakta-fakta yang benar-benar terjadi di masa lalu

Struktur Novel Sejarah

Sama halnya seperti novel lain, novel dengan latar belakang sejarah ini juga memiliki struktur yang membangun. Struktur novel sejarah yaitu: (1) orientasi, (2) pengungkapan peristiwa, (3) konflik, (4) puncak konflik, (5) resolusi, dan (6) koda. Di bawah ini akan dijelaskan secara lengkap mengenai struktur-struktur tersebut.

1. Orientasi

Struktur orientasi merupakan bagian paling awal pada berbagai karya sastra, salah satunya novel sejarah. Bagian orientasi ini menceritakan pengenalan awal suatu novel baik berdasarkan latar tempatnya, waktu, sudut pandang, hingga mengenalkan para tokohnya.

Selain itu, bagian orientasi ini juga biasanya mulai memunculkan bagaimana hubungan para tokoh dan bagaimana awal mula kejadian atau peristiwa yang akan diceritakan di dalam novel tersebut.

2. Pengungkapan Peristiwa

Bagian kedua adalah pengungkapan peristiwa. Setelah orientasi, maka pengungkapan peristiwa menjadi peristiwa transisi antara peristiwa awal dan peristiwa inti cerita di dalam novel sejarah. Biasanya, pengungkapan peristiwa ini menceritakan bagaimana kejadian awal atau kemunculan suatu kejadian yang memicu terjadinya konflik.

Biasanya, dalam bagian pengungkapan peristiwa ini diceritakan tentang penokohan, bagaimana kejadian yang menyebabkan terjadinya konflik cerita, bagaimana kesulitan yang dihadapi atau dialami oleh tokoh utama, hingga bagaimana latar belakang terjadinya masalah atau konflik.

3. Konflik

Setelah bagian pengungkapan peristiwa, masuk pada bagian konflik yang mana merupakan titik puncak peristiwa di dalam novel sejarah. Konflik bisa disebut sebagai suatu permasalahan yang dialami tokoh atau dihadapi tokoh di dalam cerita tersebut.

Adanya konflik ini menjadi bagian yakni inti masalah atau inti cerita yang kemudian melatarbelakangi mengapa novel tersebut ditulis dan dibuat. Di dalam konflik juga biasanya terjadi permasalahan, dimunculkan berbagai kesulitan, kesukaran, hingga adanya pertikaian yang dialami tokoh yang berperan di dalam novel tersebut.

4. Puncak Konflik

Setelah bagian konflik terjadi, biasanya ada bagian puncak konflik. Berbeda dengan konflik, puncak konflik ini merupakan bagian puncak dari permasalahan atau inti pada novel sejarah. Puncak konflik biasanya menjadi bagian paling menegangkan di dalam sebuah cerita.

Hal ini karena puncak konflik berisi bagaimana cara tokoh mempertahankan diri. Apakah dirinya bisa berhasil menyelesaikan konflik atau permasalahan yang dihadapinya atau tidak.

5. Resolusi

Resolusi atau bagian penyelesaian merupakan bagian terakhir pada suatu permasalahan atau konflik yang terjadi di dalam cerita. Bagian resolusi ini biasanya berisi mengenai penjelasan tentang penyelesaian masalah, bagaimana pandangan tokoh terhadap penyelesaian masalah, sampai efek apa yang ditimbulkan.

Selain itu, bagian resolusi ini juga biasanya menampilkan bagaimana nasib yang dialami para tokoh yang terlibat konflik di dalam cerita tersebut.

6. Koda

Struktur koda di dalam novel berfungsi sebagai penutup pada novel yang biasanya berisi kesimpulan cerita, cerita buku selanjutnya yang akan dipublikasikan, dan adanya pertanyaan yang menggantung di dalam cerita.

Selain itu, koda juga biasanya menampilkan amanat yang bisa diambil pembaca dari peristiwa tersebut dan segala hal penutup yang menutup novel dengan baik.

Perbedaan Novel Sejarah dengan Novel Lainnya

Setelah memahami berbagai hal tentang novel sejarah di atas, Anda tentu masih ingin tahu sebenarnya apa perbedaan novel sejarah dan novel lain. Tentu saja dalam segi proses, isi, struktur, dan lain sebagainya, novel sejarah memiliki perbedaan dengan novel lain atau yang kita sebut sebagai novel umum.

Perbedaan yang paling terlihat adalah dari isi ceritanya. Pada novel sejarah, cerita yang diangkat berangkat dari kisah sejarah atau masa lalu yang pernah terjadi, berupa mitos, legenda, sejarah negara, dan lain sebagainya yang memang benar-benar ada di tengah-tengah masyarakat.

Sementara novel umum merupakan bentuk dari karya sastra yang murni merupakan hasil cerita fiksi atau hasil imajinasi dari penulis dalam bentuk tulisan yang memiliki unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik di dalamnya.

Baca Juga;

Mudah, Cara Membuat Novel Kisah Sendiri yang Banyak Diminati

Mengenal Bagaimana Pentingnya Novelty Dalam Tulisan Ilmiah 

Tips Menulis Novel yang Menarik Bagi Pembaca 

Cara Mengirim Naskah Novel ke Penerbit 

Unsur Intrinsik Novel Sejarah

Sama halnya seperti novel yang lainnya, novel ini juga memiliki unsur intrinsik yang membangun cerita. Unsur intrinsik yang membangun naskah atau cerita di dalam novel sejarah yaitu:

– Tema

– Tokoh

– Penokohan

– Alur atau Plot

– Setting atau Latar Belakang

– Sudut Pandang

– Gaya Bahasa

– Amanat atau Pesan Moral

Kaidah Kebahasaan

Selain itu, novel sejarah juga memiliki kaidah kebahasaan yang membedakan novel ini dengan novel lainnya. Berikut kaidah kebahasaan dari novel sejarah:

– menggunakan kalimat yang bermakna lampau

– menggunakan kata yang menyatakan tentang urutan waktu

– menggunakan kalimat kata kerja secara tidak langsung

– menggunakan kata kerja dengan sesuatu yang dipikirkan dan dirasakan

– terdapat banyak dialog

– menggunakan kata sifat

Contoh Novel Sejarah

Di Indonesia, cukup banyak contoh novel sejarah, bahkan banyak juga yang terkenal di masyarakat. Beberapa novel sejarah di Indonesia misalnya adalah:

– Roro Mendut karya Mangunwijaya dan Ajip Rosidi,

– Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer,

– Jejak Langkah karya Pramoedya Ananta Toer,

– Anak Segala Bangsa karya Pramoedya Ananta Toer,

– Rumah Kaca karya Pramoedya Ananta Toer,

– Arus Balik karya Pramoedya Ananta Toer,

– Mangir karya Pramoedya Ananta Toer,

– Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H.,

– Kemelut Majapahit karya SH. Mintarja, 

– dan masih banyak lagi.

Apa saja contoh novel sejarah?

Beberapa contoh novel sejarah yang populer di Indonesia yaitu:– Laut Bercerita karya Leila. S Chudori– Gadis Kretek karya Ratih Kumala– Amba karya Laksmi Pamuntjak– Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari– Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer– Max Havelaar karya Multatuli– Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari– Halaman Terakhir karya Yudhi Herwibowo– Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer– Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka