Aktivitas manusia saat ini masih menggunakan bahan bakar terutama bahan bakar yang diperoleh dari fosil tumbuhan maupun hewan. Untuk memperoleh bahan bakar fosil diperlukan waktu yang relatif lama, dan juga berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Ketersediaannya di bumi akan semakin langka. Padahal seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi, kebutuhan energi semakin meningkat. Sudah waktunya kita menggunakan sumber energi alternatif terbarukan yang mudah diperoleh dari alam, tanaman yang bisa dijadikan sebagai sumber energi alternatif salah satunya adalah jarak pagar (Jatropha curcas L.). Jarak pagar biasanya dijadikan biodiesel, karena memiliki kandungan minyak sebesar 30% sampai 50%. Sisa cangkang, daun dan tangkainya sering kali tidak dimanfaatkan lagi, dan berakhir dengan dibuang begitu saja. Padahal selain buah jarak, semua pada biji jarak sangat berpotensi untuk bisa dijadikan sebagai biomassa. Saat ini produksi jarak pagar di Indonesia belum terpenuhi, rata-rata satu pohon menghasilkan 3 kg-5 kg biji jarak per tahun atau setara 1 kg-1,5 kg minyak jarak per pohon per tahun. Hal ini berarti per ha hanya menghasilkan 2,5 ton-3,75 ton minyak. Untuk itu kita perlu peran pemerintah dalam membuat kebijakan dalam penanaman dan pengembangan jarak pagar. Tumbuhan ini bukanlah tumbuhan yang sulit untuk dibudidayakan, karena pada dasarnya jarak pagar adalah tanaman yang bisa hidup di daerah tropik dan tahan terhadap cuaca yang kering. Jadi, seharusnya bisa berkembang di daerah Timur Indonesia yang merupakan daerah yang sumber air tawarnya terbatas. Dampak positifnya, dengan pertumbuhan jarak pagar di daerah ini dapat memajukan ekonomi masyarakat sekitar. Dampak positif bagi pemerintah juga dapat mengembangkan produksi dari biodiesel dan juga biomassa. Pemerintah dapat bekerja sama dengan peneliti di Indonesia, terutama Gabungan Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) yang telah mengembangkan bibit unggul dengan produksi 10 kg-15 kg biji per pohon per tahun, atau sekitar 8 ton-12,5 ton minyak per ha. (Fuji dan Fitri/MPL 2020).
Biji jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan sumber bahan baku minyak non-pangan (nonedible oil)yang berasal dari tanaman. Minyak jarak pagar dapat diolah menjadi biodiesel yang berpotensi untuk alternatif substitusi minyak solar untuk bahan bakar mesin diesel atau substitusi minyak tanah. Ekstraksi minyak jarak pagar umumnya dilakukan dengan cara pengempaan mekanis yang lebih layak secara ekonomis. Minyak kasar yang dihasilkan memerlukan pemurnian sebelum digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Proses pembuatan biodiesel dilakukan melalui proses transesterifikasi dengan meraksikan minyak dengan metanol pada nisbah molar optimal (1:6) dan katalis basa K/NaOH pada suhu reaksi 60-680C. Metil ester yang dihasilkan adalah biodiesel kasar yang memerlukan pemurnian. Karakteristik biodiesel dari minyak jarak pagar dengan biji dari Nusa Tenggara Barat memenuhi syarat mutu SNI. Sebagai hasil samping pada ekstraksi minyak, diperoleh bungkil biji jarak pagar yang dapat diolah menjadi briket biomasa untuk bahan bakar tungku. Secara teknis dan ekonomis masih belum layak dengan sifat nyala api merah kuning dan berasap. Pengembangan minyak jarak sebagai bahan baku bahan bakar nabati masih terkendala oleh terbatasnya produksi biji jarak pagar dengan harga jual yang belum kompetitif. biodiesel; jarak pagar; Jatropha curcas; transesterifikasi;
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu Jl. Tentara Pelajar no 12A, Cimanggu, Bogor, Jawa Barat, Indonesia Email: , Telepon: (0251) 8321762 , Faksimili: (0251) 8350920 B.Pasca by http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bpasca/is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.Statistic Counter: View My Stats
Peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak tidak dapat dihindari dan akan terus meningkat dengan semakin banyaknya populasi manusia, munculnya industri-industri dan semakin berkembangnya teknologi otomotif. Majunya penelitian dan penggunaan motor diesel pada industri tidak akan mungkin berhenti hanya karena menipisnya bahan bakar fosil. Pencarian bahan bakar alternatif sebagai pengganti solar terus dilakukan disamping untuk menangani permasalahan krisis energi dan lingkungan global juga dapat membantu dalam mengembangkan teknologi otomotif sebagai karya budaya manusia. Biodiesel merupakan Bahan Bakar Nabati yang dapat digunakan untuk menggerakkan mesin diesel . Pembuatan biodiesel dari tanaman jarak pagar ( Jatropha curcas Linneaus ) merupakan sumber energi alternatif pengganti solar. Proses pembuatan mulai dari biji jarak sampai menghasilkan minyak jarak dilanjutkan dengan proses transesterifikasi yang sempurna akan menghasilkan biodiesel murni yang baik sesuai dengan standar mutu yang diharapkan. Kata kunci : Biodiesel, bahan bakar alternatif, transesterifikasi. Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar alternatif. Beberapa penelitian yang telah dilakukan dalam pemenfaatan energi alternatif terbaharukan ini, diantaranya adalah biodiesel dari minyak nabati. Minyak nabati yang dapat digunakan dalam pembuatan biodiesel contohnya, minyak sawit, minyak jarak pagar, minyak biji karet, minyak kelapa, minyak kedelai, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, dan bahkan minyak goreng bekas. Dalam penelitian ini mempelajari pembuatan biodiesel dari minyak biji jarak pagar (Jatropha Curcas L). Jarak pagar (Jatropha Curcas L) adalah tanaman cepat tumbuh dan sangat toleran terhadap iklim tropis dan jenis tanah, sehingga sesuai untuk dikembangkan sebagai tanaman konservasi. Selain itu, minyak dari bijinya dapat digunakan sebagai bahan energi. Bahkan bagian lain dari tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan khusus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh daya gelombang mikro terhadap konversi minyak biji jarak menjadi metil ester, pengaruh konsentrasi katalis terhadap Yield yang dihasilkan dan mengetahui pengaruh waktu reaksi pada proses transesterifikasi minyak biji jarak dengan menggunakan radiasi gelombang mikro. Pemanfaatan gelombang mikro pada reaksi transesterifikasi minyak jarak dapat dilakukan dengan konsentrasi yang lebih rendah serta waktu reaksi yang lebih cepat jika dibandingkan dengan metode konvensional. Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan untuk nilai viskositas, semakin lama waktu yang digunakan untuk pemancaran gelombang mikro maka nilai viskositasnya mengalami penurunan. Pemanfaatan gelombang mikro pada reaksi transesterifikasi minyak jarak dapat dilakukan dengan konsentrasi yang lebih rendah serta waktu reaksi yang lebih cepat jika dibandingkan dengan metode konvensional. Yield biodiesel yang dihasilkan pada masing variasi daya 100, 180, dan 300 Watt, waktu reaksi 15 menit dengan konsentrasi katalis 0,75 % Yield sebesar 56,12 %, 56,84 %, dan 56,86 %. Sedangkan pada daya 450 watt diperoleh Yield 69,09 % dengan waktu reaksi 10 menit, dan konsetrasi katalis 0,75 % dengan kadar kemurnian biodiesel yang dihasilkan sebesar 98,13% dan biodiesel yang dihasilkan telah memenuhi standar Standar Nasional Indonesia (SNI) 04-7182-2006. Page 2
Jurnal Turbo Volume 7 Nomor 2 Desember 2018
|