Berikut ini yang termasuk reaksi oksidasi berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi

Pada kegiatan sebelumnya telah dibahas 2 konsep mengenai oksidasi reduksi, reduktor dan oksidator yaitu berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen dan yang kedua adalah berdasarkan penerimaan dan pelepasan electron. Dan sebelumnya juga telah dibahas mengenai penentuan bilangan oksidasi unsur. Sekarang akan dibahas mengenai oksidasi dan reduksi berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi. Untuk lebih jelasnya pahamilah contoh berikut ini!

Berikut ini yang termasuk reaksi oksidasi berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi


Berikut ini yang termasuk reaksi oksidasi berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi

Konsep Redoks Berdasarkan Kenaikan dan Penurunan Bilangan Oksidasi - Sebelum mempelajari konsep reaksi redoks berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi ada baiknya kamu belajar tentang bilangan oksidasi terlebih dahulu. Bilangan oksidasi (bilok) adalah jumlah muatan yang dimiliki atom suatu unsur jika bergabung dengan atom unsur lain. Aturan bilok:

a. Unsur bebas mempunyai bilok 0 (nol). Yang termasuk unsur bebas: unsur diatomik (H2, N2, O2, F2, Cl2, Br2, I2), unsur poliatomik (O3, P4, S8). Selain unsur tersebut adalah unsur monoatomik (Na, K, Mg, C, dan lain-lain).

Contoh : 

Na dalam Na

b. Unsur H umumnya mempunyai bilok (+1), kecuali pada senyawa hidrida mempunyai bilok (–1). Senyawa hidrida adalah senyawa yang terbentuk jika logam bergabung dengan atom H (Contoh: NaH, KH, CaH2). Contoh: H dalam H2O, NH3, HCl.

c. Unsur O umumnya mempunyai bilok (–2), kecuali :

  1. Pada senyawa peroksida contohnya : Na2O2, H2O2, BaO2 mempunyai bilok (–1).
  2. Senyawa F2O mempunyai bilok (+2), dan
  3. Senyawa superoksida (contohnya KO2) mempunyai bilok (-1/2).

Contoh: O dalam H2O, Na2O, Fe2O3, MgO.

d. Unsur logam dalam senyawa umumnya mempunyai bilok positif.

Contoh :

  1. Golongan IA (Li, Na, K, Rb, dan Cs) mempunyai bilok (+1).
  2. Golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) mempunyai bilok (+2).
  3. Al3+, Ag+, Zn2+, Pb2+, Pb3+, Fe2+, dan Fe3+.

e. Unsur non logam umumnya mempunyai bilok negatif.

Contoh :

  1. Golongan VIIA (F, Cl, Br, I) mempunyai bilok (–1).
  2. Golongan VIA (O, S, Se, Te) mempunyai bilok (–2).

f. Jumlah bilok unsur-unsur dalam ion sama dengan jumlah muatannya.

Contoh:

Bilok S dalam SO42–

Bilok O = –2

Jumlah bilok = (1 x bilok S + 4 x bilok O)

–2 = (1 x bilok S + 4 x (–2))

–2 = bilok S + (–8)

Bilok S = +6

g. Jumlah bilok unsur-unsur dalam senyawa sama dengan 0 (nol).

Contoh : H2S

Jumlah bilok = ((2 x bilok H) + (1 x bilok S))

0 = ((2 x (+1)) + (1 x bilok S))

0 = (+2) + bilok S

Bilok S = (–2)

Setelah menguasai bilok kita coba terapkan dalam reaksi redoks. Reaksi oksidasi adalah reaksi kenaikkan bilok. Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi penurunan bilok.

Contoh :

1. Zn(s) + 2 HCl(aq)  ZnCl2(aq) + H2(g)

Bilok Zn (unsur bebas) = 0

Bilok Zn dalam ZnCl2 = +2

Berarti Zn mengalami kenaikkan bilok, maka Zn mengalami reaksi oksidasi.

Bilok H dalam HCl = +1

Bilok H dalam H2 (unsur bebas) = 0

Jadi, H mengalami penurunan bilok, maka H mengalami reaksi reduksi.

2. Reaksi pemakaian baterai: Zn + 2 NH4Cl → ZnCl2 + 2 NH3 + H2

Bilok Zn (unsur bebas) = 0

Bilok Zn pada ZnCl2 = +2

Berarti Zn mengalami kenaikkan bilok, maka Zn mengalami reaksi oksidasi.

Bilok H pada NH4Cl = +1

Bilok H pada H2 (unsur bebas = 0)

Berarti H mengalami penurunan bilok, maka H mengalami reaksi reduksi.

3. Reaksi pengolahan bijih besi

Fe2O3 + 3 CO → 2 Fe + 3 CO2

Bilok Fe pada Fe2O3 = +3

Bilok Fe (unsur bebas) = 0

Berarti Fe mengalami penurunan bilok, maka Fe mengalami reaksi reduksi.

Bilok C pada CO = +2

Bilok C pada CO2 = +4

Berarti C mengalami kenaikkan bilok, maka C mengalami reaksi oksidasi.

4. Reaksi penyepuhan/pelapisan logam.

Cu + 2 AgNO3 → Cu(NO3)2 + 2 Ag

Bilok Cu (unsur bebas) = 0

Bilok Cu pada Cu(NO3)2 = +2

Berarti Cu mengalami kenaikkan bilok, maka Cu mengalami reaksi oksidasi.

Bilok Ag pada AgNO3 = +1

Bilok Ag (unsur bebas) = 0

Berarti Ag mengalami penurunan bilok, maka Ag mengalami reaksi reduksi.

Pada reaksi di atas terjadi kenaikkan bilok (reaksi oksidasi) dan penurunan bilok (reaksi reduksi) secara bersama-sama, maka disebut reaksi redoks. Jika suatu zat mengalami reaksi oksidasi sekaligus reduksi, maka reaksi ini disebut autoredoks (disproporsionasi).

Contoh :

6 NaOH(aq) + 3 Cl2(g) → 5 NaCl(aq) + NaClO3(aq) + 3 H2O(l)

Bilok Cl dalam Cl2 (unsur bebas) = 0

Bilok Cl dalam NaCl = 1

Bilok Cl dalam NaClO3 = +5

Berikut ini yang termasuk reaksi oksidasi berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi

Jadi, Cl mengalami kenaikkan bilok (reaksi oksidasi) dan penurunan bilok (reaksi reduksi) sekaligus.

Contoh lain : [1]

a. Reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi.

Reduktor adalah:

  1. Zat yang mereduksi zat lain dalam reaksi redoks.
  2. Zat yang mengalami oksidasi.

Contoh :

2 SO3 → 2 SO2 + O2

Bilangan oksidasi S dalam SO3 adalah +6 sedangkan pada SO2 adalah +4. Karena unsur S mengalami penurunan bilangan oksidasi, yaitu dari +6 menjadi +4, maka SO3 mengalami reaksi reduksi. Oksidatornya adalah SO3 dan zat hasil reduksi adalah SO2.

b. Oksidasi adalah reaksi pertambahan bilangan oksidasi.

Oksidator adalah:

  1. Zat yang mengoksidasi zat lain dalam reaksi redoks.
  2. Zat yang mengalami reaksi reduksi.

Contoh :

4 FeO + O2 → 2 Fe2O3

Bilangan oksidasi Fe dalam FeO adalah +2, sedangkan dalam Fe2O3 adalah +3. Karena unsur Fe mengalami kenaikan bilangan oksidasi, yaitu dari +2 menjadi +3, maka FeO mengalami reaksi oksidasi. Reduktornya adalah FeO dan zat hasil oksidasi adalah Fe2O3. (James E. Brady, 1999)

Jika suatu reaksi kimia mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus dalam satu reaksi, maka reaksi tersebut disebut reaksi reduksi-oksidasi atau reaksi redoks. Contoh:

a. 4 FeO + O2 → 2 Fe2O3 (bukan reaksi redoks)

b. Fe2O3 + 3 CO → 2 Fe + 3 CO2 (reaksi redoks)

Anda sekarang sudah mengetahui Konsep Redoks Berdasarkan Kenaikan dan Penurunan Bilangan Oksidasi. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Harnanto, A. dan Ruminten. 2009. Kimia 1 : untuk SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 194.

Referensi Lainnya :

[1] Utami, B. A. N. Catur Saputro, L. Mahardiani, dan S. Yamtinah, Bakti Mulyani.2009. Kimia : Untuk SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 250.

Tags :

Related : Konsep Redoks Berdasarkan Kenaikan dan Penurunan Bilangan Oksidasi

Aliran dalam filtrasi, sesudah melewati medium filter disebut .... ​

Soda pencuci adalah natrium karbonat hidrat, dengan rumus Na₂CO₃ .xH₂O. seorang siswa ingin menentukan nilai x dengan melakukan pemanasan dari hidrat … kistal natrium karbonat tersebut. Pada pemanasan 28,6 gram Na₂CO₃.xH₂O, beratnya berkurang menjadi 10,6 gram (Ar Na = 23, C = 12, O = 16, H = 1). tentukanlah jumlah molekul air dalam senyawa hidrat Na₂CO₃.xH₂O tersebut !​

tentukan konfigurasi elektron dengan bilangan kuantum serta tentukan letak periode dan golongan dan hitung harga ke 4 bilangan kuantum CaCrZnAsBiZrRb … SNBaLa​

mohon bantuannya kakak! :)​

Mg(s) + HCl(aq) → MgCl2(s) + H2(g) Apabila 4 gram logam Mg (Ar Mg = 24) dimasukkan ke dalam 10 mL larutan HCl 2 M, tentukanlah a. persamaan reaksi set … ara b. pereaksi pembatas c. volum gas H₂ yang terbentuk dalam keadaan standar (STP) ​

tolong bantu ya kak ​

bantuin dongggggggggg​

Sebanyak 20 gram kalsium karbonat CaCO₃ (Mr = 100) bereaksi dengan 0,1 M dalam 1 Liter larutan asam klorida menurut reaksi: CaCO₃(s) + 2HCl(g) → CaCl₂ … (aq) + H₂O(l) + CO₂(g). Volum gas CO₂ yang dihasilkan pada keadaan standar (STP) adalah​

Diketahuii 200 ML Larutan alkohoi 20% berapa Mi alkohol уд dim larutan cukohol tersebut! terkandung dim laruran​

Al₂ S3 + H₂ 0 + 0₂ -> Al+ (OH)3 + Sla tolong mepet ini waktunya​