Berikut ini yang bukan merupakan partikel penyusun atom adalah …

Berikut ini yang bukan merupakan partikel penyusun atom adalah …

Dhafi Quiz

Find Answers To Your Multiple Choice Questions (MCQ) Easily at cp.dhafi.link. with Accurate Answer. >>


Berikut ini yang bukan merupakan partikel penyusun atom adalah …

Ini adalah Daftar Pilihan Jawaban yang Tersedia :

  1. proton
  2. neutron
  3. elektron
  4. kulit atom

Jawaban terbaik adalah D. kulit atom.

Dilansir dari guru Pembuat kuis di seluruh dunia. Jawaban yang benar untuk Pertanyaan ❝Berikut ini yang bukan merupakan partikel penyusun atom adalah ....❞ Adalah D. kulit atom.
Saya Menyarankan Anda untuk membaca pertanyaan dan jawaban berikutnya, Yaitu Jika atom netral menerima sebuah elektron, maka atom tersebut menjadi …. dengan jawaban yang sangat akurat.

Klik Untuk Melihat Jawaban

Kuis Dhafi Merupakan situs pendidikan pembelajaran online untuk memberikan bantuan dan wawasan kepada siswa yang sedang dalam tahap pembelajaran. mereka akan dapat dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan di sekolah. Kami berusaha untuk menerbitkan kuis Ensiklopedia yang bermanfaat bagi siswa. Semua fasilitas di sini 100% Gratis untuk kamu. Semoga Situs Kami Bisa Bermanfaat Bagi kamu. Terima kasih telah berkunjung.

Partikel subatom atau zarah dalam ilmu fisika adalah partikel yang jauh lebih kecil dari atom.[1] Ada dua jenis partikel subatom, yaitu partikel dasar, yang berdasarkan teori saat ini, adalah partikel yang tidak terdiri atas partikel lain dan partikel komposit.[2] Fisika partikel dan fisika nuklir mempelajari partikel-partikel ini dan cara mereka berinteraksi.[3]

Dalam fisika partikel, konsep dari sebuah partikel adalah salah satu dari beberapa konsep yang diturunkan dari fisika klasik. Tapi, konsep itu juga mencerminkan pemahaman modern bahwa pada skala kuantum, materi dan energi berperilaku sangat berbeda dari yang dipikirkan.

Pemikiran mengenai partikel kembali menjadi hal yang serius ketika percobaan menunjukkan bahwa cahaya dapat berperilaku seperti aliran partikel [yang disebut foton] dan memperlihatkan besaran seperti gelombang. Ini mengarah pada konsep baru dualitas gelombang–partikel untuk merefleksikan bahwa "partikel-partikel" skala kuantum berperilaku baik partikel maupun gelombang [juga dikenal sebagai gelora]. Konsep baru lain, yaitu prinsip ketidakpastian, menyatakan bahwa tidak dapat diukur secara tepat beberapa besaran secara bersamaan, misalnya posisi dan momentum partikel.[4] Yang lebih baru lagi, dualitas gelombang–partikel telah terbukti berlaku tidak hanya untuk foton, tetapi juga untuk partikel yang semakin besar.[5]

Interaksi partikel dalam kerangka teori medan kuantum dipahami sebagai penciptaan dan penghancuran kuantum dari interaksi dasar yang berkaitan. Ini memadukan fisika partikel dengan teori medan kuantum.

Model Standar klasifikasi partikel

Setiap partikel subatom, seperti setiap partikel dalam ruang 3 dimensi yang memenuhi hukum mekanika kuantum, dapat berupa sebuah boson [sebuah spin integer] atau fermion [spin setengah integer].

Berdasarkan komposisi

Partikel dasar Model Standar meliputi:[6]

  • Enam "citarasa" dari kuark: atas, bawah, dasar, puncak, asing, dan berpesona [u, d, b, t, s, c];
  • Enam jenis lepton: elektron, elektron neutrino, muon, neutrino muon, tau, neutrino tau [e, Ve, μ, Vμ, τ, Vτ];
  • Dua belas boson tolok [pembawa gaya]: foton dari elektromagnetisme, tiga boson W dan Z dari gaya lemah, dan delapan gluon dari gaya kuat [‌‌ؼ, W, Z, g, H];
  • Boson Higgs.

Berbagai perluasan Model Standar memprediksi keberadaan sebuah partikel graviton dasar dan banyak partikel dasar lainnya.

Partikel subatom komposit [seperti proton atau nukleus atom] adalah dua atau lebih partikel dasar dalam keadaan terikat. Sebagai contoh, sebuah proton terdiri atas dua kuark atas dan satu kuark bawah, sementara nukleus atom helium-4 terdiri atas dua proton dan dua neutron. Neutron terdiri atas dua kuark bawah dan satu kuark atas. Partikel komposit mencakup semua hadron, termasuk barion [seperti proton dan neutron] dan meson [seperti pion dan kaon].

Berdasarkan massa

Dalam relativitas khusus, energi dari sebuah partikel pada keadaan diam sama dengan massanya dikali kuadrat kecepatan cahaya. Artinya, massa dapat diekspresikan dalam istilah energi dan sebaliknya. Jika sebuah partikel memiliki kerangka acuan tempat partikel itu berada pada keadaan diam, maka partikel itu memiliki massa diam positif dan disebut sebagai masif.

Semua partikel komposit masif. Barion [yang berarti "berat"] cenderung memiliki massa yang lebih besar daripada meson [yang berarti "menengah"], yang pada gilirannya cenderung lebih berat daripada lepton [yang berarti "ringan"], tetapi lepton terberat [partikel tau] lebih berat daripada dua cita rasa barion paling ringan [nukleon]. Diyakini juga bahwa setiap partikel dengan muatan listrik bersifat masif.

Semua partikel tak bermassa [partikel massa diamnya nol] adalah partikel dasar, termasuk foton dan gluon, meskipun yang terakhir tidak dapat terisolasi.

20em

The unnamed parameter 2= is no longer supported. Please see the documentation for {{columns-list}}.

  • Materi gelap
  • Daftar partikel

  1. ^ "Subatomic particles" [dalam bahasa bahasa Inggris]. NTD. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-16. Diakses tanggal 27-06-2016.  Periksa nilai tanggal di: |accessdate= [bantuan]Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui [link]
  2. ^ Bolonkin, Alexander [2011]. Universe, Human Immortality and Future Human Evaluation. Elsevier. hlm. 25. ISBN 9780124158016. 
  3. ^ Fritzsch, Harald [2005]. Elementary Particles. World Scientific. hlm. 11–20. ISBN 978-981-256-141-1. 
  4. ^ Heisenberg, W. [1927], "Über den anschaulichen Inhalt der quantentheoretischen Kinematik und Mechanik", Zeitschrift für Physik [dalam bahasa Jerman], 43 [3–4]: 172–198, Bibcode:1927ZPhy...43..172H, doi:10.1007/BF01397280. 
  5. ^ Arndt, Markus; Nairz, Olaf; Vos-Andreae, Julian; Keller, Claudia; Van Der Zouw, Gerbrand; Zeilinger, Anton [2000]. "Wave-particle duality of C60 molecules". Nature. 401 [6754]: 680–682. Bibcode:1999Natur.401..680A. doi:10.1038/44348. PMID 18494170. 
  6. ^ Cottingham, W. N.; Greenwood, D. A. [2007]. An introduction to the standard model of particle physics. Cambridge University Press. hlm. 1. ISBN 978-0-521-85249-4. 

Umum
  • Feynman, R.P. & Weinberg, S. [1987]. Elementary Particles and the Laws of Physics: The 1986 Dirac Memorial Lectures. Cambridge Univ. Press.
  • Brian Greene [1999]. The Elegant Universe. W.W. Norton & Company. ISBN 0-393-05858-1. 
  • Oerter, Robert [2006]. The Theory of Almost Everything: The Standard Model, the Unsung Triumph of Modern Physics. Plume.
  • Schumm, Bruce A. [2004]. Deep Down Things: The Breathtaking Beauty of Particle Physics. Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-7971-X.
  • Martinus Veltman [2003]. Facts and Mysteries in Elementary Particle Physics. World Scientific. ISBN 981-238-149-X. 
Buku teks
  • Coughlan, G. D., J. E. Dodd, and B. M. Gripaios [2006]. The Ideas of Particle Physics: An Introduction for Scientists, 3rd ed. Cambridge Univ. Press. An undergraduate text for those not majoring in physics.
  • Griffiths, David J. [1987]. Introduction to Elementary Particles. Wiley, John & Sons, Inc. ISBN 0-471-60386-4. 
  • Kane, Gordon L. [1987]. Modern Elementary Particle Physics. Perseus Books. ISBN 0-201-11749-5. 

 

Artikel bertopik fisika ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Partikel_subatom&oldid=18878256"

Kota Santri Cetak Ilmuwan Religi

Kota/Kabupaten Tasikmalaya adalah wilayah di priangan timur yang mulai berkembang melebarkan sayapnya, menunjukkan eksistensi keberadaannya. 

Beragam Budaya Tasik dari mulai kerajinan anyamannya [contoh: kelom geulis, payung tasik], bordir, makanan khas [TO, tutug oncom], hingga tempat-tempat wisata [contoh: Gunung Galunggung, Kampung Naga, Situ Sanghiyang, Pamijahan, dll], mulai menarik perhatian para wisatawan. Tidak hanya itu, mall-mall [contoh: Asia Plaza], dan hotel-hotel berkelas pun [contoh: Hotel Santika] sudah nampak kehadirannya di Kota ini.


 
Ada satu hal menarik lainnya yang tidak bisa lepas dari Tasikmalaya. Yaitu, nuansa pondok-pondok pesantren. Coba saja, jika kalian melewati daerah Tasikmalaya maka kita akan banyak menjumpai pondok-pondok pesantren di sepanjang jalan. Namun, tak heran jika pemandangan ini kita temukan, tercatat di Kabupaten Tasikmalaya saja ada sekitar 800 pondok pesantren yang memiliki ratusan bahkan hingga ribuan santri. Julukan “kota santri“ pun akhirnya melekat pada Tasikmalaya, dengan tokoh perjuangannya Bapak KH. Zaenal Musthafa dan diabadikan sebagai nama salah satu jalan di pusat kota [kurang lebih 300m dari Hotel Santika].

Berbagai macam model pondok pesantren memang ada di Tasikmalaya. Dari mulai pesantren yang masih memegang teguh prinsip-prinsip salafi, pesantren yang mengunggulkan ilmu nahwu, pembelajaran bahasa arab secara lisan layaknya Pesantren Gontor, hingga pesantren modern yang menyediakan sekolah-sekolah seperti SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi pun tersedia di kota ini. Pondok pesantren modern ini adalah salah satu upaya Tasikmalaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak hanya dari segi ilmu agama, tetapi juga ilmu umum.

Namun, masih ada satu PR besar yang harus “kita”kerjakan. Ketika sebuah pondok pesantren menyediakan sekolah umum didalamnya, hal ini tidak berarti ada integrasi ilmu antara ilmu agama dan ilmu umum di dalamnya. Sehingga, ada semacam ketidakseimbangan pemikiran pada para santri yang sekaligus siswa ini. Jika mereka terbiasa dengan lingkungan yang agamis, dengan nuansa religinya yang kental, mereka akan cenderung menyepelekan pelajaran-pelajaran umum [terutama sains] di sekolahnya. Hal inilah yang harus menjadi perhatian kita.

Dalam tradisi keilmuan Islam tidak diajarkan untuk membedakan cabang ilmu agama atau umum. Agama [Islam] tidak menginginkan kepribadian yang terbelah, melainkan utuh dengan kebaikan dalam keseimbangan dan keseimbangan dalam kebaikan. Keseimbangan ilmu tentang yang gaibdengan ilmu yang syahadah, antara dunia dan akhirat serta, ibadah dan muamalat. Itu sebabnya, Islam pernah mencapai puncak kejayaannya secara keilmuan pada abad ke-8 hingga 13 M karena ilmu dipahami, dikaji, dan dikembangkan secara integratif dan holistik.

Kitab suci AlQurán dan Hadits Nabi juga memerintahkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dengan cara memikirkan tentang ciptaan langit dan bumi, menyuruh umat Islam untuk berpikir, memperhatikan, dan melihat alam  semesta ini. Bahkan dalam AlQurán disebutkan ayat-ayat yang menantang manusia untuk memperhatikan alam hingga sekecil-kecilnya, misalnya dengan Al-Quran surat Al-ghasyiyyah ayat 17-20:

Ÿxsùr& tbrãÝàYtƒ n<Î] È@Î/M}$# y#øŸ2 ôMs]Î=äz ÇÊÐÈ n<Î]ur Ïä!$uK¡¡9$# y#øŸ2 ôMyèÏùâ ÇÊÑÈ n<Î]ur ÉA$t6Ågø:$# y#øx. ôMt6ÅÁçR ÇÊÒÈ n<Î]ur ÇÚöF{$# y#øx. ôMysÏÜß ÇËÉÈ

 “Tidakkah kau perhatikan bagaimana unta diciptakan, langit ditinggikan, gunung ditegakkan dan bumi dihamparkan.”  [QS. Al-ghasiyyah: 17-20].

Integrasi antara pondok pesantren dan sekolah umum harusnya bukan hanya sebatas integrasi tempat saja, melainkan integrasi ilmunya. Para santri diperkenalkan dengan ayat-ayat kauniyah Allah berupa fenomena-fenomena alam, sehingga akan semakin memperkuat keimanan mereka tentang ayat-ayat kauliyah Allah.

Sebagai contoh, ketika seorang guru fisika menjelaskan tentang fenomena pembentukan alam semesta, bisa di integrasikan dengan QS. Al-Anbiya ayat 30.

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”.

Dalam ilmu Biologi QS. Al-mukminun ayat 12-14 menjelaskan bagaimana proses perkembangan janin dalam rahim seorang ibu.

“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati [berasal] dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani [yang disimpan] dalam tempat yang kokoh [rahim]. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang [berbentuk] lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”

Cerita diatas hanyalah sebagian contoh yang bisa kita ambil, masih banyak ilmu-ilmu Allah lainnya yang harus kita gali dalam Al-Quran maupun Hadits. Semoga coretan ini dapat menginspirasi kita semua untuk memahami integrasi ilmu ini. Khususnya bagi Tasikmalaya sebagai kota santri, sehingga dapat mencetak ilmuwan-ilmuwan religi layaknya Ibnu Sina, Alhazen, Aljabar , dan lainnya.

[Postingan ini diikutsertakan dalam kompetisi “Tasikmalaya Blogging Competition” yang diadakan oleh Hotel Santika. Fb: Hotel Santika Tasikmalaya dan twitter: @santika_tasik]

Penulis/Pemilik akun blog bisa dihubungi via twitter: @pudja_kusumah_ , fb: Ifa Pudja Kusumah atau email di . Terima kasih 🙂

RPP Optik [microteaching smt7]

Program microteaching adalah mata kuliah wajib bagi mahasiswa pendidikan di kampus kami. Microteaching adalah bekal sebelum kita melakukan program PPKT [Praktek Profesi Keguruan Terpadu] yang akan dijalani di semester 8. Microteaching ini mengandung bobot 3 sks. Jadi, kalau kita tak lulus microteaching kita ga bisa ikut program PPKT. 

Microteaching ntu latihan kita wat jadi guru di sekolah. Sistem microteaching sendiri sebenarnya tergantung dari dosen pengampunya. Untuk microteaching yang saya jalani sendiri dibagi dalam dua bagian. Pertama, kita menjelaskan 15 soal dalam waktu tertentu dan dengan materi yang telah ditentukan dari kocokan hhe.. lucunya, di microteaching ini semua teman-teman kita harus bergaya layaknya murid, jadi kalau mereka bertanya kita harus jawab, ya walaupun bisa dipastikan rata-rata pertanyaan dari mereka hanya ngetes za seeh hhe.. bagian kedua, kita harus ngajar full dari pertama buka pintu ampe tutup pintu, tentunya dengan semua peralatan perang lengkap, berupa RPP, LKS, Materi ajar, Praktikum, media pembelajaran, dan tentunya metode pengajarannya pun harus sekreatif mungkin. Oh ya, tak lupa kostum pun harus diperhatikan :]. Dan, again, teman-teman kita harus kembali berlaga seperti murid-murid sma yang genit2, bandel, kritis, dsb hhe.. dimana dosen pengampu pun melihat kita mengajar dan biasanya si kita anggap sebagai kepsek hhe.. 

Dan, inilah salah satu peralatan perang kemarin saat saya sedang microteaching, RPP ^_^

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MATA PELAJARAN                      : IPA / Fisika

KELAS/SEMESTER                       : X / Genap

ALOKASI WAKTU                         : 1 x 35 menit

STANDAR KOMPETENSI            : Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik

Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik dalam kehidupan sehari-hari.

II.          TUJUAN/INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETANSI PEMBELAJARAN

·           Mengetahui komponen-komponen kamera.

·           Mengetahui prinsip kerja kamera.

·           Membandingkan prinsip kerja kamera dan mata.

·           Mengetahui bagian-bagian teleskop.

·           Mengetahui prinsip kerja teleskop.

Karakter siswa yang diharapkan         : Keagamaan [religius]

  Rasa hormat dan perhatian [ respect ]

  Tanggung jawab [ responsibility ]

  Ketelitian [ carefulness]

A.       Materi Pokok            : Kamera dan Teleskop

Kamera adalah alat perekam gambar. Arti dari kamera sebenarnya adalah kamar, maksudnya: kamar gelap, diambil dari bahasa Italia ”camera obscura” yang artinya kamar gelap [dark chamber]. Dan memang ruang dalam kamera itu sangat gelap. Sejarah penciptaan kamera sangat panjang dan melibatkan banyak penemuan dan penemu perintis.


Komponen utama kamera adalah:


Pada awalnya kamera tidak menggunakan klise [negatif]. Artinya citra gambar langsung direkam pada sebuah lempengan. Umumnya lempengan yang digunakan adalah kaca yang sudah dilapisi campuran yang sensitif terhadap cahaya. Campuran pertama yang digunakan adalah kapur dan perak. Tentu saja hasilnya sangat jauh berbeda dengan hasil pemotretan masa kini. Kodak kemudian berhasil menciptakan teknik pemotretan langsung diatas kertas walau masih belum menggunakan klise.


Kini teknik kamera konvensional [juga biasa disebut kamera analog, membedakan dari kamera digital] menggunakan film yang dibuat dari lembar plastik [selulosa] yang dilapisi emulsi garam perak halida yang sangat peka terhadap cahaya. Dan disimpan dalam tabung kedap cahaya.

Sewaktu tombol ditekan maka diafragma akan terbuka seketika. Pantulan cahaya dari benda yang ada di depan kamera masuk lewat celah diafragma itu dan menembus hingga lempengan film yang sangat peka cahaya.

Diafragma menutup secara otomatis dan tiba-tiba. Cahaya yang masuk membakar lempengan film. Cahaya terang akan membuat lapisan film terbakar [gosong] sedang cahaya gelap pada dasarnya tidak membakar lapisan. Proses selanjutnya ”CUCI” lembaran film terhadap sisa pembakaran. Hasil dari proses ini adalah: klise/ negatif. Pada proses ini “arang sisa pembakaran” terbuang sehingga lapisan film menjadi putih / transparan. Sedang yang tidak terbakar tetap hitam.

Selanjutnya adalah mentransfer film [negatif] ke atas kertas foto [positif] atau “CETAK”. Istilah proses ini macam-macam: Calotype/ Ambrotyp/ Tintype/ Ferrotyping dsb. Proses ini harus dilakukan di ruang gelap, karena adanya cahaya akan mempengaruhi proses trasfer tersebut. Kertas yang digunakan adalah kertas foto khusus yang dilapisi senyawa ferro.
Beda foto hitam putih dan foto berwarna adalah terletak pada film-nya. Film untuk foto hitam putih hanya terdiri satu lapis senyawa garam perak halida. Sedang film berwarna terdiri minimal 3 lapis. Dimana masing-masing lapis terdiri dari campuran [komposisi kimia] yang berbeda.

Mengatur besar kecilnya lubang cahaya

Lubang tempat masuknya cahaya

Tempat terbentuknya bayangan

Teropong atau teleskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh sehingga tampak lebih jelas dan lebih dekat. Secara umum teropong terdiri atas dua buah lensa positif. Satu lensa mengarah ke obyek dan disebut lensa obyektif dan satu lensa mengarah ke mata dan disebut lensa okuler.

Teropong bintang digunakan untuk mengamati obyek-obyek yang ada di langit [bintang]. Teropong bintang terdiri dari sebuah lensa cembung yang berfungsi sebagai lensa obyektif dengan diameter dan jarak fokus besar, sedangkan okulernya adalah sebuah lensa cembung dengan jarak fokus pendek. Bagaimanakah pembentukan

Prinsip utama pembentukan bayangan pada teropong adalah: lensa obyektif membentuk bayangan nyata dari sebuah obyek jauh dan lensa okuler berfungsi sebagai lup. Dengan demikian cara mengamati obyek apakah mau dengan cara berakomodasi maupun tidak berakomodasi tergantung dari posisi lensa okulernya. Oleh karena itu jarak antara obyektif dan okuler dapat diubah-ubah. Panjang teropong adalah jarak antara lensa obyektif dan lensa okulernya.

Model       :  Direct Instruction [DI]

Metode     : Tanya jawab, demonstrasi, dan  ceramah

V.          LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

A.       Pendahuluan [waktu 5 menit]

·      Guru bertanya mengenai materi yang akan di pelajari

·      Guru mengkaitkan materi baru dengan kegiatan di kehidupan sehari-hari

·      Guru menyebutkan indikator/ tujuan pembelajaran

·      Siswa menjawab salam guru

·      Siswa menyimak absen guru

·      Siswa menjawab pertanyaan guru

·      Disiplin, religius, rasa hormat

·      Rasa  perhatian, dan disiplin

·      Rasa hormat dan perhatian

·      Rasa hormat dan perhatian

·      Rasa hormat dan perhatian

B.       Kegiatan Inti [waktu 25 menit]

1.      Eksplorasi [waktu 10 menit]

·      Guru memberikan pertanyaan kepada siswa “apa itu kamera?”

·      Guru memberikan pertanyaan kepada siswa “bagaimana asal usul kamera?”

·      Guru mendemonstarsikan kamera lubang jarum

·      Guru memberikan pertanyaan pada siswa “bagaimana prinsip kerja kamera?”

·      Guru memberikan pertanyaan kepada siswa “apa perbedaan prinsip kerja kamera dan mata?”

·      Guru memberikan pertanyaan kepada siswa “apa itu teleskop?”

·      Guru memberikan pertanyaan kepada siswa “bagaimana prinsip kerja teleskop?”

·      Guru memberikan siswa LKS berupa pertanyan-pertanyaan yang merupakan kesimpulan dari isi materi

·      Siswa menjawab pertanyaan guru

·      Siswa menjawab pertanyaan guru

·      Siswa ikut serta dalam demonstrasi yang dilakukan oleh guru

·      Siswa menjawab pertanyaan guru

·      Siswa menjawab pertanyaan guru

·      Siswa menjawab pertanyaan guru

·      Siswa menjawab pertanyaan guru

·      Siswa menerima dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS yang diberikan

·      Rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab

·      Rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab

·      Rasa hormat dan perhatian, tekun, tanggung jawab, disiplin

·      Rasa hormat dan perhatian

·      Rasa hormat dan perhatian

·      Rasa hormat dan perhatian, tekun

·      Rasa hormat dan perhatian, tekun

·      Tanggung jawab, dan tekun

2.      Elaborasi [waktu 10 menit]

·      Guru menjelaskan pengertian kamera

·      Guru menjelaskan asal usul kamera

·      Guru membimbing siswa saat mendemonstrasikan kamera lubang jarum

·      Guru menjelaskan perbedaan prinsip kerja mata dan kamera

·      Guru menjelaskan pengertian teleskop

·      Guru menjelaskan tentang prinsip kerja teleskop

·      Siswa memperhatikan guru

·      Siswa memperhatikan guru

·      Siswa memperhatikan arahan yang diberikan oleh guru

·      Siswa memperhatikan guru

·      Siswa memperhatikan guru

·      Siswa memperhatikan guru

·      Disiplin, rasa hormat dan perhatian

·      Disiplin, rasa hormat dan perhatian

·      Displin, tanggung jawab

·      Disiplin, rasa hormat dan perhatian

·      Disiplin, rasa hormat dan perhatian

·      Disiplin, rasa hormat dan perhatian

3.      Konfirmasi [waktu 5 menit]

·      Guru meminta siswa mengumpulkan LKS

·      Guru memberikan umpan balik positif dalam bentuk lisan.

·      Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif

·      Siswa menanggapi umpan  balik positif guru

·      Tanggung jawab, disiplin, dan hormat

·      Rasa hormat dan perhatian

·      Rasa hormat dan perhatian

C.       Penutup [waktu 5 menit]

·      Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan

·      Guru memberikan pekerjaan rumah yang di kumpulkan pada pertemuan berikutnya

·      Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam

·      Siswa menyimpulkan pelajaran yang telah dipelajari

·      Siswa mengerjakan pekerjaan rumah dan di kumpulkan pada pertemuan selanjutnya

·      Tekun,  rasa hormat dan  tanggung jawab

·      Tanggung jawab, disiplin

·      Rasa hormat dan religius

·           Buku pelajaran FISIKA SMA Kelas X. Setya Nurachmandani, BSE.

·           Buku pelajaran FISIKA SMA Kelas X, Marthen Kanginan, 2002, Jakarta: Erlangga.

Indikator Pencapaian Kompetensi

Mendeskripsikan pengertian kamera.

Menejelaskan prinsip kerja kamera.

Menjelaskan pengertian teleskop.

Menjelaskan prinsip kerja teleskop.

Apa yang dimaksud dengan kamera?

Bagaimana prinsip kerja kamera?

Apa yang dimaksud dengan teleskop?

Bagaimana prinsip kerja teleskop

Jakarta, 29 Desember 2011

   Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik banyak ditemukan dalam berbagai jenis denganpanjang gelombang atau frekuensi berbeda tetapi memiliki sifat-sifat yang sama. Penguraian gelombang elektromagnetik berdasarkan frekuensi atau panjang gelombangnya inilah yang dinamakan spektrum gelombang elektromagnetik, terlihat pada gambar di bawah ini.

Tampak bahwa frekuensi rendah atau panjang gelombang terbesar adalah gelombang radio, dan frekuensi tertinggi atau panjang gelombang terkecil adalah sinar gamma.

Gelombang radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian elektronika yang disebut osilator. Suatu sistem telekomunikasi yang menggunakan gelombang radio sebagai pembawa sinyal informasinya pada dasarnya terdiri dari antena pemancar dan antena penerima. Sebelum dirambatkan sebagai gelombang radio, sinyal informasi dlama berbagai bentuknya [suara pada sistem radio, suara dan data pada sistem seluler, atau suara dan gambar pada sistem TV] terlebih dahulu dimodulasi. Modulasi merupakan penggabungan antara getaran listrik informasi [misalnya suara pada sistem radio] dengan gelombang pembawa frekuensi radio tersebut. Penggabungan ini menghasilkan gelombang radio termodulasi. Gelombang inilah yang dirambatkan melalui ruang dari pemancar menuju penerima. Kamu itdak dapat mendengar radio secara langsung, tetapi penerima radio akan mengubah terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi bunyi. Oleh karena itu, kita mengenal adanya istilah AM dan FM. Amplitudo Modulation [AM] atau modulasi amplitudo menggabungkan getaran listrik dan getaran pembawa berupa perubahan amplitudonya. Adapun Frequency Modulation [FM] atau modulasi frekuensi menggabungkan getaran listrik dan getaran pembawa dalam bentuk perubahan frekuensinya.

Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya rendah atau sebaliknya. Frekuensi gelombang radio mulai dari 30 KHz ke atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya, seperti ditunjukkan pada Tabel.

Tabel Pengelompokkan Gelombang Radio

Panjang gelombang tertentu

Radio gelombang panjang dan komunikasi melalui jarak jauh

Gelombang medium lokal dan radio jarak jauh

Radio gelombang pendek dan komunikasi, radio amatir, dan CB

Radio FM, polisi, dan pelayanan darurat

Radar, komunikasi satelit, telepon, dan saluran TV

Gelombang Elektromagnetik

bismilllahirrahmaanirrahiim..Pagi ini, mari kita sedikit merefresh pengetahuan kita mengenai gelombang elektromagnetik. Kita kembali ke zaman SMA kelas X semester I. 🙂Gelombang elektromagnetik, gelombang adalah getaran yang merambat. Sedangkan elektromagnetik jika diuraikan terdiri atas elektro dan magnetik. Dilihat dari uraian katanya tadi kita dapat melihat bahwa gelombang elektromagnetik ini berarti gelombang yang berhubungan dengan listrik dan magnet.

Yupz, betul. Ada dua hukum fisika yang membahas hubungan elektro [listrik] dan magnet ini.


cung, cung, cung, siapa yang masih ingat? 🙂

Pertama, Mang Oersted yang mengemukakan bahwa arus listrik dapat menmbulkan medan magnet. Dan yang kedua adalah fenomena kebalikannya adalah bahwa perubahan medan magnetik dapat menibulkan arus listrik [medan listrik] disebut arus induksi, yang dikemukakan oleh Om Faraday.
Nah, berdasarkan kedua fenomena ini, Pa’le Maxwell menyatakan bahwa suatu medan listrik yang berubah-ubah menginduksikan medan magnetik yang berubah-ubah. Begitupun pada medan magnetik yang berubah-ubah menginduksikan kembali medan listrik yang berubah-ubah. Demikian seterusnya, sehingga menjadi suatu proses berantai dari pembentukan medan medan listrik dan medan magnet yang merambah ke segala arah. Hasilnya adalah kehadiran gelombang elektromagnetik. Bila kita melihat perambatan medan magnet dan medan listrik pada satu arah saja, maka akan terlihat seperti pada gambar  Energi gelombang elektromagnetik terbagi sama dalam bentuk medan magnet dan medan lsitrik.

Medan listik dan medan magnet selalu saling tegak lurus, dan keduanya tegak lurus terhadap arah perambatan gelombang. Sehingga, gelombang elektromagnteik dapat dikategorikan sebagai gelombang transversal.
Lebih lanjut dari persamaannya, Pa’le Maxwell menemukan bahwa cepat rambat gelombang elektromagnetik, c, dapat dinyatakan oleh:c= 1/√[μ_0 ε_0 ] Dengan c = cepat rambat gelombang elektromagnetikμ_0 = permeabilitas vakum = 4π × 10-7 Wb A-1 m-1

ε_0 = permitivitas vakum = 8,85418 × 10-12 C2 N-1 m-2

Bila nilai μ_0 dan ε_0 kita masukkan ke persamaan diatas, kita peroleh:c= 1/√[[[4π × 〖10〗^[-7] Wb A^[-1] m^[-1] ] [8,85418 × 〖10〗^[-12] C^2 N^[-1] m^[-2] ] ] ] c = 3,0 × 108 m s-1 Nilai c = 3,0 × 108 m s-1 tepat sama dengan nilai cepat rambat cahaya dalam vakum.

wah wah wah, ada hubungan apa nih antara gelombang elektromagnetik dengan cahaya? Ko kecepatannya bisa sama kaya gini ya??!! hmmm….

tunggu chapter berikutnya ya kawand….. ^_^

Strategi Pembelajaran Aktif [Active learning]

Pembelajaran aktif dalam wikipedia menjelaskan bahwa “Active learning is an umbrella term that refers to several models of instruction that focus the responsibility of learning on learners”, yang berarti bahwa pembelajaran aktif berlindung pada syarat-syarat atau tingkatan-tingkatan yang mengarah kepada contoh-contoh pengajaran yang berpusat kepada tanggung jawab siswa dalam belajar.

Paulson dan Faust mengungkapkan bahwa belajar aktif secara sederhana merupakan segala sesuatu yang dilakukan peserta didik selain hanya menjadi pendengar pasif ceramah dari guru.

Pembelajaran aktif [active learning] adalah proses belajar dimana siswa mendapat kesempatan untuk lebih banyak melakukan aktivitas belajar, berupa hubungan interaktif dengan materi pelajaran sehingga terdorong untuk menyimpulkan pemahaman dari pada hanya sekedar menerima pelajaran yang diberikan.

Menurut Bonwell [1995], pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1.      Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.

2.      Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran.

3.      Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran.

4.      Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi.

5.      Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Pembelajaran aktif erat kaitannya dengan peranan guru di dalam proses belajar mengajar. Pernan guru dalam proses belajar mengajar diantaranya adalah pertama, guru sebagai inforamator, yaitu sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber akademik maupun umum. Kedua, sebagai organisator, yaitu komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, semua diorganisasikan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa. Ketiga, guru sebagai motivator, yaitu guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa. Keempat, guru sebagai pengarah atau director, yaitu guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajara siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Kelima, guru sebagai fasilitator yaitu memberikan fasilitas atau kemudahna dalam proses belajar mengajar. Keenam, guru sebagai mediator, yaitu penengah dalam kegiatan belejar siswa. 

Menurut Junaedi beberapa alasan perlunya menerapkan pembelajran yang aktif adalah sebagai berikut:

1.      Riset kognitif menunjukkan bahwa menggunakan teknik ceramah saja bukanlah strategi pembelajaran yang efektif. Jika peserta didik memiliki banyak kesempatan untuk membaca, mendengar, melihat, mempraktikan, dan mendiskusikan materi pembelajaran, maka mereka akan lebih banyak mengingatnya.

2.      Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran aktif dapat mencegah terjadinya sesi yang monoton sehingga peserta didik lebih banyak memberikan perhatian dan lebih menikmati sesi pembelajaran.

3.      Sesi pembelajaran aktif dapat emngintegrasikan bahan-bahan ataupun pengetahuan baik yang lama maupun yang baru.

4.      Dalam pembelajaran aktif peserta didik diibaratkan dengan keterampilan berfikir tingkat tinggi. Hal ini akan menyebabkan keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta didik semakin terasah.

5.      Kegiatan-kegiatan mandiri memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melibatkan gaya belajarnya sendiri dalam berbagai kegiatan.

6.      Peserta didik akan lebih mampu untuk mengulang langkah-langkah penting jika kegiatan tersebut dilakukan sendiri.

7.      Pembelajaran aktif memerlukan tanggung jawab individual dan sekaligus tingkat kerjassama yang tinggi. Hal ini dapat meningkatklan kemandirian dan juga keterampilan sosial peserta didik.

8.      Pembelajaran aktif mendorong interaksi peserta didik dengan peserta didik lain dan juga dengan guru. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik.

9.      Keterlibatan peserta didik yang tinggi dalam pembelajaran menyebabkan minat dan motivasi belajar peserta didik meningkat.

Strategi pembelajaran aktif merupakan strategi-strategi konkret yang memungkinkan untuk diterapkan dalam pembelajaran. Menurut Mel Siberman terdapat proses belajar yang terbagi menjadi tiga bagian dalam pembelajaran aktif, diantaranya:

1.      Proses awal atau aktifitas pembuka sebagai pemecahan kebekuan untuk berbagai macam kelas. Diantaranya: team building, on-the-spot,immediate learning involvement.

2.      Proses inti pembelajaran yang dapat digunakan pada saat di tengah-tengah pelajaran. Diantaranya: full-class learning, class discussion, question prompting, collaborative learning, peer teaching, independent learning, affective learning, and skill development.

3.      Proses akhir atau penutup untuk menyimpulkan dan menerapkan bagaimana peserta didik menerapkannnya di masa yang akan datang. Diantaranya: review, self-assesment, future planing, expression of final sentiments.

Berdasarkan proses-proses tersebut, terdapat teknik pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses inti dengan belajar berkolaboraasi [collaborative learning] yang memiliki beberapa teknik belajar diantaranya informationi search, the study group, card sort, learning tournament, the power of two, dan quiz team.

Pengajaran modul

Pengajaran modul ini telah dicobakan pada sejumlah sekolah PPSP [Proyek Perintis Sekolah Pembangunan], pada berbagai IKIP dan juga pada lembaga pendidikan tinggi. Juga untuk pendidikan jarak jauh pengajaran modul ini dapat digunakan dengan baik. Disini kita akan tinjau lebih lanjut prinsip-prinsip, penyelenggaraan, management atau pengelolaan, bentuk dan masalah-masalah yang bertalian dengan pengajaran modul ini. Prinsip-prinsip Apa dimaksud dengan modul? Modul dapat dirumuskan sebagai: suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Apa yang dimaksud dengan pengajaran modul? Dengan pengajaran dimaksud pengajaran yang sebagian atau seluruhnya didasarkan atas modul. Ada kemungkinan seorang tenaga pengajar mengutamakan metode tradisional akan tetapi menyelipkan dan memanfaatkan satu atau beberapa modul. Apakah tujuan pengajaran modul? Salah satu tujuan pengajaran modul [PM] ialah membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing, oleh sebab mereka menggunakan teknik yang berbeda-beda untuk memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang pengetahuan dan kebiasaan masing-masing. Pengajaran modul yang baik memberikan aneka ragam kegiatan instruksional, seperti membaca buku-buku pelajaran, buku perpustakaan, majalah dan karangan –karangan lainnya, mempelajari gambar-gambar, foto, diagram, melihat film, slides, mendengarkan auto-tape, mempelajari alat-alat demonstrasi, turut serta dalam proyek dan percobaan-percobaan serta mengikuti berbagai kegiatan ekstra-kurikuler, dan sebagainya. Tujuan ketiga dari pengajaran modul ialah memberi pilihan dari sejumlah besar topik dalam rangka suatu mata pelajaran, mata kuliah, bidang studi atau disiplin bila kita anggap pengajar tidak mempunyai pola minat yang sama atau motivasi yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Tujuan keempat adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk mengenal kelebihan dan kekurangannya melalui modul remedial, ulangan-ulangan atau variasi dalam cara belajar. Modul sering memberikan evaluasi untuk mendiagnosis kelemahan siswa selekas mungkin agar diperbaiki dan memberi kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk mencapai hasil yang setinggi-tingginya. Keuntungan pengajaran modul bagi siswa Modul yang disusun dengan baik dapat memberikan banyak keuntungan bagi pelajar anatara lain: • Balikan atau feedback Modul memberikan feedback yang banyak dan segera sehingga siswa dapat mengetahui taraf hasil belajarnya. • Penguasaan tuntas atau mastery Pengajaran modul tidak menggunakan kurva normal sebagai dasar distribusi angka-angka. Setiap siswa mendapat kesempatan untuk mencapai angka tertinggi dengan menguasai bahan pelajaran secara tuntas. Dengan penguasaan bahwa itu sepenuhnya ia memperoleh dasar yang lebih mantap untuk menghadapi pelajaran baru. Kelemahan pengajaran non-modulyang tradisional ialah bahwa penguasaan kebanyakan anak atas bahan pelajaran hanya tanggung-tanggung dan jarang tuntas. • Tujuan Tujuan modul jelas, spesifik, terarah, dan dapat dicapai oleh murid. • Motivasi Pelajaran yang membimbing siswa untuk mencapai sukses melalui langkah-langkah yang teratur tentu akan menimbulkan motivasi yang kuat untuk berusaha segiat-giatnya. • Fleksibilitas Dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa antara lain mengenai kecepatan belajar, cara belajar, dan bahan pelajaran. • Kerja sama sumber: “berbagai pendekatan dalam proses belajar & mengajar”, Prof. Dr. S. Nasution, M.A

1. Teori Atom John Dalton

Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnaya tentang atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa [hukum Lavoisier] dan hukum susunan tetap [hukum prouts]. Lavosier mennyatakan bahwa “Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi”. Sedangkan Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap”. Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut:

  1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
  2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
  3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
  4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak peluru. Seperti gambar berikut ini:

Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus listrik.

2. Teori Atom J. J. Thomson

Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun atom [partikel subatom] yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Yang menyatakan bahwa:

“Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif elektron”

Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang pejal, yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model atom Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

Rutherford bersama dua orang muridnya [Hans Geigerdan Erners Masreden] melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa [λ] terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa diteruskan [ada penyimpangan sudut kurang dari 1°], tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90° bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa berikut:

  1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan
  2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
  3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.

Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak.

Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai beriukut:

Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.

ada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat, sebagai berikut:

  1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner [menetap] elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
  2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
  3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan persamaan planck, ΔE = hv.
  4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu, terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut merupakan kelipatan dari h/2∏ atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan bulat dan h tetapan planck.

Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.

Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak.

Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger [1926].Sebelum Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom”.

Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.

= Posisi dalam tiga dimensi = Fungsi gelombang = massa = h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14 = Energi total

= Energi potensial

Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.

Ciri khas model atom mekanika gelombang

  1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya [orbitnya] tidak stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital [bentuk tiga dimensi darikebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom]
  2. Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya. [Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut]
  3. Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti, tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.

Dunia anak, dunia bermain

‘bermain-main bagi seorang anak adalah sesuatu yang sangat penting. Sebab, melarangnya dari bermain-main seraya memaksanya untuk belajar terus menerus dapat mematikan hatinya, mengganggu kecerdasannya, dan merusak irama hidupnya’. [Al-Ghazali]

Awalnya, bermain belum mendapat perhatian khusus dari para psikolog, hal ini dikarenakan kurangnya perhatian mereka terhadap perkembangan anak.

Diantara tokoh yang dianggap paling berjasa dalam meletakkan dasar permainan adalah plato. Menurut plato, anak-anak akan lebih mudah mempelajari aritmetika dengan cara membagikan apel pada anak-anak.

Filosof lainnya, Aristoteles, berpendapat bahwa anak-anak perlu didorong untuk bermain dengan apa yang akan mereka tekuni di masa dewasa nanti. Namun, jauh-jauh sebelum Comenius, Rousseau, Pestalozzi, dan Frobel berbicara tentang pendidikan anak, di belahan timur adda tahu 571-632 M., Muhammad s.a.w. dengan penuh kemantapan menata ilmu pengetahuan, khususnya yang berkenaan dengan etika atau akhlak kerumahtanggaan secara detail.

Dalam kaitannya dengan bermain, Muhammad saw nampaknya telah lebih dulu mengajarkan bagaimana memerlakukan anak-anak dengan memberi contoh menimang dan memanjakan cucu-cucunya hasan dan husein, bermain kuda-kudaan, bermain ciluk ba, dsb.                  

Education Games, Andang Ismail

Video yang berhubungan