Berikut ini rumus yang benar untuk harga [ h+] adalah

Berikut ini rumus yang benar untuk harga [ h+] adalah

Diskon menjadi media promosi penjualan yang cukup efektif untuk mendapatkan respons pelanggan. Hal tersebut membuat para pelaku bisnis sering kali menggunakan taktik ini. Pengetahuan tentang bagaimana cara menghitung diskon dengan benar penting untuk kamu ketahui sehingga kamu bisa lebih menghemat budget.

Rumus Perhitungan Diskon yang Wajib Kamu Tahu!

Diskon biasanya dituliskan dalam bentuk persentase (%). Yuk, simak rumus perhitungan diskon berikut ini supaya kamu bisa konversikan bentuk persentase tadi ke dalam rupiah dan menyesuaikan harga produk dengan kondisi kantong!

1. Hitung Diskon Tunggal

Cara menghitung diskon tunggal cukup mudah. Diskon tunggal adalah potongan harga yang diberikan oleh penyedia produk yang tidak memerlukan perhitungan bertingkat. Misal: Diskon 30%. Ketika kamu menemui jenis diskon ini, maka pakailah rumus berikut:

  • Diskon Dalam Rupiah  = (% Diskon X Harga Asli Produk Dalam Rupiah), kemudian hitung Harga Produk Setelah Didiskon = Harga Asli Produk Dalam Rupiah – Diskon Dalam Rupiah
  • Harga Produk Setelah Diskon = (100% – % Diskon) X Harga Asli Produk Dalam Rupiah. Persentase diskon dikonversikan ke dalam bentuk desimal, dengan cara % Diskon x 1/100. Misalkan, diskon 30% menjadi 30% x 1/100 = 0,30.

Sebagai contoh, ada sebuah produk skincare asal Korea seharga Rp425.000 sedang diberi diskon sebesar 30%, maka perhitungan yang harus kamu lakukan adalah total diskon sebesar 30% x Rp425.000 = 0,30 x Rp425.000 = Rp127.500. Kemudian, harga setelah diskon adalah Rp425.000 – Rp127.500 = Rp297.500

Cara lainnya untuk langsung mengetahui harga setelah diskon adalah  (100% – 30%) x Rp425.000 = 70% x Rp425.000 = 0,70 x Rp425.000 = Rp297.500. Jadi, harga yang harus dibayar untuk membeli produk skincare tersebut adalah Rp297.500. Kedua rumus tersebut cukup sederhana dan bisa kamu terapkan dengan mudah saat berbelanja.

2. Hitung Diskon Ganda

Bagaimana jika kamu menemukan tanda diskon berikut ini: “Diskon 60% + 40%!!!”. Tanda tersebut cukup sering kamu jumpai di toko retail. Tentunya muncul pertanyaan: apakah kemudian produknya akan dihargai Rp0,00 dengan dasar perhitungan diskon 60%+40%=100%= Gratis? Bagaimana perhitungan yang dimaksud?

Ternyata, diskon ganda seperti itu memiliki cara menghitung diskon bertingkat tersendiri. Berikut rumus perhitungan yang penting untuk kamu pahami:

  • Harga Produk Setelah Diskon Pertama = (100% – % Diskon Pertama) x Harga Asli Produk
  • Harga Produk Setelah Diskon Kedua = (100% – % Diskon Kedua) x Harga Produk Setelah Diskon Pertama

Seperti cara menghitung diskon pada diskon tunggal, kamu perlu mengubah persentase diskon menjadi desimal supaya lebih mudah dalam melakukan perkalian. Mari kita coba perhitungannya pada kasus di bawah ini:

Sebuah jaket dikenakan harga Rp545.000 dengan diskon 45%+20%, maka perhitungan yang harus kamu lakukan adalah diskon pertama dalam rupiah = (100% – 45%) x Rp545.000 = 55% x Rp545.000 = 0,55 x Rp545.000 = Rp299.750. Kemudian, harga setelah diskon kedua = (100% – 20%) x Rp299.750 = 80% x Rp299.750 = Rp239.800.

Dengan begitu, harga yang harus dibayarkan untuk membeli jaket tersebut adalah Rp239.800. Cara perhitungan ini cukup sederhana kalau kamu sudah terbiasa. Banyak orang terjebak dengan sistem diskon ini karena kaget ketika tahu bahwa harganya tidak semurah bayangan mereka.

Baca juga: 7 Tips dan Trik Belanja di Harbolnas

Tips untuk Menjaga Bujet Saat Musim Diskon

Diskon itu tujuannya adalah menghemat pengeluaran. Namun, untuk kebanyakan orang, diskon merupakan saat kantong terkuras bersih. Salah satu alasannya adalah menghitung diskon dengan kurang tepat. Selain itu, diskon mempengaruhi persepsi kita tentang bujet diri sendiri.

Ikuti tips berikut kalau kamu ingin melewati musim diskon tanpa membuat keuanganmu di situasi berbahaya:

  • Tentukan bujet yang tersedia dan benar-benar ikuti standar itu.
  • Belilah barang karena kualitas dan bukan karena kuantitas.
  • Buat daftar barang yang saat itu benar-benar kamu perlukan dan usahakan untuk tidak melenceng.
  • Gunakan satu kartu saja untuk melakukan transaksi, terutama kalau kamu menggunakan kartu kredit.

Asalkan kamu paham cara menghitung diskon serta tepat menggunakannya, maka kamu bisa mulai hitung-hitung sendiri biaya yang perlu kamu bayar untuk membeli produk tertentu. Jangan sampai terkecoh lagi ya dengan tipu daya diskon tinggi! Yang terpenting adalah teliti dan cermat ketika membeli barang.

Kembangkan Dana Sekaligus Berikan Kontribusi Untuk Ekonomi Nasional dengan Melakukan Pendanaan Untuk UKM Bersama Akseleran!

Bagi kamu yang ingin membantu mengembangkan usaha kecil dan menengah di Indonesia, P2P Lending dari Akseleran adalah tempatnya. Akseleran menawarkan kesempatan pengembangan dana yang optimal dengan bunga rata-rata 10,5%-12% per tahun dan menggunakan proteksi asuransi 99% dari pokok pinjaman. Tentunya, semua itu dapat kamu mulai hanya dengan Rp100 ribu saja.

Berikut ini rumus yang benar untuk harga [ h+] adalah

Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi Customer Service Akseleran di (021) 5091-6006 atau email ke [email protected]

Apa itu HPP?  Di artikel ini akan mempelajari pengertian serta bagaimana cara menghitung harga pokok penjualan (HPP) perusahaan dagang menggunakan rumus lengkap dengan contoh, berikut adalah penjelasan dari Blog Mekari Jurnal!

Harga pokok penjualan (HPP) merupakan salah satu elemen penting yang ada di dalam laporan keuangan.

Istilah ini memang kerap digunakan dalam dunia bisnis, keuangan, maupun akuntansi sebagai sebuah unsur dari biaya produksi setiap perusahaan dagang.

Jika Anda akan menyusun laporan keuangan terutama laporan laba rugi, maka dengan cara menghitung harga pokok penjualan hasil laba atau rugi perusahaan dapat diketahui.

Perhitungan HPP yang tepat tentu saja dapat mempengaruhi keakuratan laba yang diraih perusahaan.

Untuk mendapatkan perhitungan HPP perusahaan dagang yang tepat, rasional, dan wajar, kita harus mengenali komponen yang menentukannya, baru kemudian menghitungnya dengan rumus.

Berikut ini rumus yang benar untuk harga [ h+] adalah

Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP)

Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah jumlah pengeluaran dan beban yang dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan produk atau jasa.

Sedangkan menurut prinsip akuntansi Indonesia, harga pokok penjualan dapat dijelaskan sebagai jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang atau jasa di dalam kondisi dan tempat di mana barang itu dapat dijual atau digunakan.

Contohnya seperti, biaya produksi, impor, assembly, dll yang berhubungan dengan barang tersebut.

Biaya yang tidak langsung berhubungan dengan produk tidak bisa dimasukkan ke dalam harga pokok penjualan.

Oleh karena itu, perhitungan ini dibuat agar perusahaan mengetahui detail biaya dari produk tersebut.

Perusahaan harus mampu menentukan harga pokok penjualan untuk setiap barang yang dijual untuk memperhitungkan keuntungan.

Ini diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan target pasar yang dituju oleh penjual dan dapat diterima oleh masyarakat.

Baca Juga : Contoh Laporan Harga Pokok Produksi Perusahaan Dagang & Manufaktur

Pentingnya Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) Perusahaan Dagang

Berikut ini rumus yang benar untuk harga [ h+] adalah

Biasanya nilai HPP juga digunakan sebagai penentu dan patokan berapa laba yang diinginkan oleh perusahaan.

Setelah perusahaan mengolah produk, tentunya perusahaan memerlukan dana untuk menggaji karyawan yang mengerjakan proses dan beberapa hal lain yang berhubungan dengan operasional perusahaan.

Itulah alasan kenapa menghitung harga pokok penjualan atau HPP menjadi sangat penting.

HPP akan memberitahu perusahaan berapa banyak keuntungan yang bisa didapat yang kemudian akan digunakan perusahaan untuk biaya operasional.

Ini juga membantu merealisasi biaya produksi untuk perusahaan manufaktur.

Perusahaan manufaktur dapat memperkirakan berapa jumlah nominal yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas produksi di periode selanjutnya.

Atau bahkan membantu perusahaan manufaktur melakukan riset untuk produk terbaru.

Baca juga: Bagaimana Cara Menghitung HPP Perusahaan Jasa (Cost of Revenue)?

Komponen dalam Harga Pokok Penjualan (HPP) Perusahaan Dagang

Sebelum mengetahui bagaimana cara menghitung HPP, Anda harus mengetahui terlebih dahulu komponen penting di dalamnya, yaitu adalah sebagai berikut:

Persediaan Awal Barang Dagang

Yang dimaksud dengan persediaan awal barang dagang merupakan persediaan yang tersedia di awal periode akuntansi perusahaan.

Saldo persediaan awal barang ini bisa dicek di neraca saldo periode berjalan atau neraca saldo di awal perusahaan pada tahun sebelumnya.

Persediaan Akhir Barang Dagang

Persediaan akhir barang dagang adalah persediaan barang yang tersedia di akhir periode akuntansi perusahaan atau akhir tahun buku berjalan.

Nilai saldo ini bisa diketahui pada data penyesuaian perusahaan di akhir periode akuntansi.

Persediaan Barang = Persediaan Awal + Pembelian Bersih

Pembelian Bersih

Pembelian bersih dalam HPP adalah keseluruhan pembelian barang dagang yang dilakukan perusahaan untuk pembelian barang tunai atau kredit.

Selain itu, ditambah dengan biaya angkut pembelian dikurangi dengan potongan pembelian dan retur pembelian yang sedang terjadi.

Unsur-unsur yang termasuk ke dalam pembelian bersih diantaranya adalah:

  1. Pembelian kotor
  2. Pengurangan harga
  3. Retur pembelian
  4. Potongan pembelian

Nilai pembelian bersih didapat dari menjumlahkan pembelian dengan ongkos angkut pembelian kemudian dikurangi dari jumlah dari retur pembelian dengan potongan pembelian.

Pembelian bersih = (Pembelian + Ongkos Angkut Pembelian) – (Retur Pembelian + Potongan Pembelian)

Penjualan Bersih

Penjualan bersih adalah salah satu unsur pendapatan perusahaan.

Beberapa unsur yang ada pada penjualan bersih seperti :

  1. Retur pembelian
  2. Pembelian kotor
  3. Pengurangan harga

Ongkos angkut tidak termasuk karena termasuk biaya umum.

Nilai penjualan bersih didapat dari nilai penjualan dikurangi nilai retur penjualan yang sudah dijumlahkan dengan potongan penjualan.

Penjualan Bersih = Penjualan – (Retur Penjualan + Potongan Penjualan)

Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan atau HPP Dengan Rumus 

Bagaimana cara menghitung harga pokok penjualan (HPP) perusahaan dagang? Berikut langkahnya!

  1. Hitung nilai penjualan bersih. Totalkan seluruh nilai penjualan dan kemudian kurangkan dengan retur ataupun potongan penjualan.
  2. Hitung nilai pembelian bersih. Jumlahkan pembelian dengan ongkos angkut pembelian kemudian dikurangi dari jumlah dari retur pembelian dengan potongan pembelian.
  3. Hitung persediaan barang. Jumlahkan persediaan awal barang dengan pembelian bersih
  4. Menghitung HPP. Pembelian bersih ditambah dengan persediaan awal dikurang persediaan akhir.

Rumus untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP) adalah:

Harga Pokok Penjualan (HPP) = Pembelian Bersih + Persediaan Awal – Persediaan Akhir

Contoh Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) Perusahaan Dagang

Berikut adalah contoh menghitung harga pokok penjualan (HPP) persahaan dagang dengan menggunakan rumus:

Harga Pokok Penjualan

UD. ANDI 

Per 31 Maret 2022

Persediaan barang dagang (awal) 15.000.000
Pembelian 75.000.000
Beban angkut pembelian 1.000.000
Total pembelian  76.000.000
Retur pembelian dan PH 1.500.000
Potongan pembelian 2.500.000
Total potongan pembelian 4.000.000
Total pembelian bersih 72.000.000
Barang tersedia untuk dijual 87.000000
Persediaan barang dagangan (akhir) (12.500.000)
Harga pokok penjualan 74.500.000

Dari contoh kasus tabel di atas dapat diketahui secara sederhana bahwa harga pokok penjualan (HPP) per tanggal 31 Maret 2017 dari perusahaan dagang UD. ANDI adalah sebesar Rp 74.500.000.

Pada dasarnya, untuk menyusun patokan harga tersebut, sebuah usaha membutuhkan informasi dari laporan neraca lajur, sebelum menyederhanakannya dan menjadikannya dalam beberapa komponen inti penyusun cara menghitung HPP seperti contoh dan rumus di atas.

Contoh lain mengenai cara menghitung HPP perusahaan dagang adalah sebagai berikut: 

Sebuah toko yang menjual pakaian sedang menyusun laporan keuangan akhir tahun dan menghitung jumlah persediaan seperti informasi berikut:

  • Persediaan awal barang tahun 2021 = Rp500.000.000,00
  • Pembelian baru selama tahun 2021 = Rp800.000.000,00
  • Persediaan akhir barang tahun 2021 = Rp600.000.000,00

Bagaimana cara menghitung HPP nya?

HPP = Pembelian Bersih + Persediaan Awal Barang – Persediaan Akhir Barang HPP = Rp800.000.000 + Rp500.000.000 – Rp300.000.000

HPP = Rp1.000.000.000,00