Berikut ini merupakan profesi yang diatur dalam pergerakan tenaga kerja terampil di Asean kecuali

Profil Menteri

Tentang Kami

Struktur Organisasi

AKIP

Kinerja

Lembar Informasi

Perwakilan

Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community atau MEA berdampak ke hampir semua sektor di Indonesia. Mulai dari sektor perdagangan, pariwisata, manufaktur, dan sebagainya. Imbas dari pasar bebas antarnegara di Asia Tenggara tersebut adalah terbentuknya iklim persaingan yang semakin ketat. Di tingkat persaingan kerja, negara yang memiliki sumber daya manusia yang lebih unggul bisa lebih mudah memenangkan persaingan. Sementara negara yang memiliki sumber daya manusia yang masih cukup rendah harus berjuang ekstra keras untuk bisa ikut bersaing dalam memenangkan persaingan.

Persaingan produk dan jasa ini membuat MEA secara langsung memberikan dampak terhadap sektor dan profesi tertentu yang telah memiliki perjanjian atau agreements yang tertuang dalam ASEAN MRAs. Perjanjian tersebut bakal membuat tenaga profesional di ASEAN harus bisa bersaing dengan kemampuan yang dimiliki. Ada sembilan negara yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Laos, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam yang harus siap berkompetisi dalam era perdagangan bebas ini.

Baca Juga: 7 Tips Mengembalikan Semangat Kerja Setelah Liburan

Inilah Profesi yang Diprediksi Akan Terkena Dampak MEA

Dalam MRAs, ada delapan profesi yang akan terkena dampak kebijakan MEA. Delapan profesi tersebut memiliki aturan dan kesepakatan masing-masing. Misalnya, ada ASEAN Mutual Recognition Arrangements on Engineering Services, ASEAN MRA on Nursing Service, dan sebagainya. Artinya, negara-negara yang tergabung dalam MEA akan menerima tenaga kerja untuk profesi-profesi tersebut antara satu dengan lainnya, termasuk Indonesia.

Apabila negara memiliki kekosongan posisi untuk salah satu dari delapan profesi tersebut, tenaga profesional dari luar negeri yang tergabung dalam MEA bebas mengisi kekosongan tersebut. Misalnya, Indonesia sangat kekurangan dokter gigi maka dokter gigi dari Singapura atau Thailand bisa bekerja di sini untuk mengisi kekosongan atau bersaing dengan dokter gigi yang ada di Indonesia. Untuk itu, delapan profesi tersebut harus segera menyesuaikan diri dan meningkatkan standarnya agar bisa bersaing dengan tenaga profesional dari luar.

Berikut ini adalah daftar lengkap tentang delapan profesi yang akan terkena dampak langsung aturan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) tersebut.

1. Arsitek

Profesi Arsitek via emaze.com

Profesi yang satu ini telah diatur dalam perjanjian ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Architectural Services. Tujuan dari perjanjian ini untuk meningkatkan kerja sama dalam pelayanan rancang bangun untuk meningkatkan efektivitas, daya saing, dan distribusi tenaga rancang bangun, baik di lingkup Masyarakat ASEAN maupun di luar ASEAN. Inilah peluang Indonesia untuk menunjukkan keahliannya dalam bidang rancang bangun. Profesi ini memiliki peluang yang sangat besar dalam membawa Indonesia menjadi negeri yang disegani. Sebab banyak para pakar rancang bangun di Indonesia yang memiliki karya-karya kaliber dunia.

2. Insinyur

Profesi kedua yang tertuang dalam MRA adalah profesi engineering atau insinyur. Perjanjian kerja sama MEA untuk profesi ini tertuang dalam ASEAN Mutual Recognition Arrangements on Engineering Service. Adanya MEA menjadi tantangan bagi para insinyur Indonesia untuk bersaing dengan para insinyur dari negara-negara lain di ASEAN. Di Indonesia insinyur dikenal dengan titel Sarjana Teknik (ST). Ada empat belas profesi insinyur yang dikenal di Indonesia, di antaranya teknik sipil, teknik kimia, teknik fisika, teknik mesin, dan teknik geodesi. Di Indonesia juga dikenal ada sebuah organisasi bagi para insinyur yaitu Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

3. Akuntan

Profesi Akuntan via simedarbyproperty.com

Sebutan bagi mereka yang memiliki keahlian di bidang akuntansi. Profesi akuntan ini bisa dibedakan atas beberapa kategori, yaitu akuntan publik, akuntan Pemerintah, akuntan intern, dan akuntan pendidikan. Tugas mereka juga berbeda-beda, ada yang bersinggungan dengan keuangan (financial), ada yang berkecimpung dalam akuntansi biaya (cost), dan ada pula yang berkecimpung dalam dunia perpajakan (tax). Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ada sebuah perjanjian yang memuat hal ini, yaitu ASEAN Mutual Recognition Arrangement Framework on Accountancy Service. Dalam lingkup ASEAN, orang yang memiliki profesi ini sekarang bisa bersaing di kancah yang lebih luas dalam memberikan pelayanannya yang terbaik.

4. Dokter Gigi (Dentist)

Di Indonesia tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang dokter gigi. Sebab biayanya yang dikenal sangat mahal. Profesi yang satu ini ternyata memiliki peluang besar untuk bersaing di tingkat MEA. Para dokter gigi Indonesia bisa memperluas relasinya dan bisa menambah jam operasinya di kancah yang lebih luas. Para dokter gigi dari sembilan negara yang tergabung di ASEAN juga memiliki kesempatan yang sangat luas untuk melakukan praktik di Indonesia. Mungkin hanya tinggal menunggu waktu kalau dokter-dokter dari Malaysia ataupun Singapura banyak kita temukan membuka praktik di Indonesia. Ini merupakan kabar baik karena kita bisa mendapatkan pelayanan kesehatan gigi lebih mudah lagi dan tak menutup kemungkinan biayanya menjadi kompetitif. Meskipun demikian, ini juga menjadi tantangan Pemerintah dan dokter gigi di Indonesia untuk bisa bersaing dengan dokter gigi dari luar negeri.

5. Tenaga Survei Bidang Pengukuran Bumi

Tenaga Survei via deglausurveying.com

Kebutuhan tenaga survei atau surveyor di Indonesia masih sangat tinggi dan ini tentunya akan membuka peluang bagi negara-negara MEA untuk mengisi kekosongan itu. Tenaga survei yang dimaksudkan di sini bukanlah tenaga survei yang biasa kita dengar, seperti survei pemilu ataupun survei untuk kepentingan promosi. Tenaga survei yang dimaksud di sini adalah tenaga ahli dalam bidang pengukuran bumi yang biasanya dilahirkan dari institusi atau sekolah yang memiliki program ilmu-ilmu pengukuran bumi, seperti teknik geodesi, teknik geomatika, ataupun institusi-institusi yang bergerak dalam kerekayasaan konstruksi. Untuk mempelajari perjanjian di bidang ini, Anda bisa mempelajarinya lewat ASEAN Framework Arrangement on the Mutual Recognition of Surveying Qualifications yang ditetapkan di konferensi Singapura tahun 2007 yang lalu.

6. Praktisi Medis

Ini adalah salah satu profesi yang memiliki tingkat persaingan yang sangat tinggi di kancah Masyarakat Ekonomi ASEAN. Karena itu, tidak jarang kita menemui praktisi-praktisi medis dari luar negeri di rumah sakit di kota-kota besar Indonesia. Jika Anda adalah orang yang memiliki profesi ini atau sedang dalam tahap belajar dalam profesi ini, banyak sekali yang perlu dipersiapkan untuk bisa bersaing di tingkat ASEAN. Banyak praktisi medis dari luar negeri, seperti Singapura, Filipina, dan lain sebagainya.

7. Perawat

Profesi Perawat via shutterstock.co

Di Indonesia profesi ini diminati banyak orang. Terbukti, banyaknya kampus-kampus atau perguruan tinggi ilmu kesehatan yang memiliki program keperawatan. Mulai dari tingkat Diploma hingga Sarjana. Lulusan perawat sekarang berpeluang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. MEA telah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi perawat untuk bisa bekerja di mana saja. Terdapat sembilan negara yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kalau tidak puas menjadi perawat di Indonesia, Anda bisa menyusun langkah untuk mencoba melamar menjadi perawat di Singapura atau Malaysia dengan standar gaji yang lebih tinggi. Meskipun banyak sekali lulusan perawat profesional di Indonesia, mereka perlu mengantisipasi datangnya tenaga-tenaga perawat dari luar negeri yang tentunya akan membuat persaingan kerja semakin ketat.

8. Tenaga Pariwisata

Di sektor pariwisata, Indonesia memegang kunci kesuksesan dalam persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Potensi wisata di Indonesia sangat banyak sekali dan tidak bisa disaingi negara mana pun. Dan sudah terbukti bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah menyumbang sebagian besar dari penghasilan devisa negara. Merupakan berita bagus sekaligus berita yang cukup mengerikan sebenarnya kalau sektor ini juga didagangkan secara bebas. Sebab bila sumber daya manusia di Indonesia tidak mampu untuk mengelola sektor pariwisata di Indonesia maka itu bisa diibaratkan kita memberikan emas secara cuma-cuma kepada negara lain.

Profesi yang berhubungan dengan pariwisata memiliki cakupan yang sangat luas. Mulai dari maskapai penerbangan, perhotelan, hingga profesi yang kecil-kecil, semisal kuliner. Pemerintah Indonesia seharusnya memberi perhatian penuh tentang hal ini agar daerah kawasan wisata di Indonesia bisa menjadi ladang subur yang bisa dimanfaatkan. Jangan sampai mereka kalah dengan orang-orang luar yang mencoba menjadi penyedia jasa ataupun pelayanan pariwisata.

Baca Juga: 5 Cara Mencari Kerja Setelah Lulus Kuliah

Siapkan Diri Anda agar Bisa Sukses Berkompetisi di Pasar Bebas MEA

Satu tahun kehadiran MEA di tanah air memang belum begitu terasa dampaknya. Masih banyak negara yang “wait and see” menyikapi pelaksanaan MEA ini. Pelan namun pasti, beberapa tahun ke depan, Anda akan makin terbiasa berhubungan dengan tenaga kerja dari berbagai negara tersebut dalam era pasar bebas ini. Persiapan yang baik, matang, dan terencana dirasa cukup dalam menghadapi kompetisi di MEA.

Baca Juga: 12 Profesi yang Cocok Bagi Anda yang Suka Travelling