Beri contoh tata cara pengukuran tubuh dalam pembuatan bolero

Ukuran tubuh merupakan hal yang penting dalam pembuatan suatu busana. Cara mengambil ukuran harus benar-benar dilakukan secara cermat dan teliti, karena ukuran sangat menentukan hasil akhir sebuah busana.

Ada dua cara dalam mengambil ukuran. Dari cara-cara tersebut yang perlu diperhatikan adalah penambahan ukuran untuk maksud tertentu.

Cara mengambil ukuran tersebut adalah :

  1. mengambil ukuran pas sesuai dengan ukuran badan, kelebihan ukuran atau kelonggaran ukuran akan diberikan pada saat pola dasar ataupun pada saat pecah pola.
  2. memberi kelonggaran ukuran pada saat pengukuran ataupun pada saat pencatatan.

Untuk dapat mengambil ukuran dengan tepat perlu diketahui dan dikuasai terlebih dahulu beberapa hal; diantaranya yaitu; alat ukur, fungsi mengukur, tujuan mengukur, teknik mengukur.

Arti ukuran

Ukuran adalah:

  • Hasil ukuran
  • Panjang, lebar, luas, besar suatu benda.
  • Bilangan yang menunjukan besar kecilnya satuan ukuran suatu benda.

Tujuan mengukur

  • Untuk mengetahui besar kecilnya bentuk badan.
  • Untuk membuat suatu busana.
  • Untuk mengetahui hubungan antara bentuk badan dan bentuk busana.

Fungsi ukuran

  • Sebagai data pembuatan pola dasar baik pola konstruksi maupun drapping.
  • Sebagai dasar untuk mengembangkan desain-desain baru.
  • Merupakan reverensi pada waktu pengecekan pola.
  • Membantu pada waktu mengepas.

Alat yang diperlukan untuk mengukur tubuh

Pita ukuran yang tidak boleh meregang. Garis-garis dan angka yang tertera pada ukuran harus jelas pada kedua sisinya. Logam penjepit pada ujung pita harus terpasang datar dan tidak miring. Fungsi logam adalah untuk menjaga agar ujung pita ukuran tidak sobek.

Beri contoh tata cara pengukuran tubuh dalam pembuatan bolero
meteran pita / plastik (sumber : wikipedia.com)
Beri contoh tata cara pengukuran tubuh dalam pembuatan bolero
gambar veterban
Beri contoh tata cara pengukuran tubuh dalam pembuatan bolero
mistar

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu mengukur

  1. Sebaiknya orang yang diukur mengenakan busana yang pas badan.
  2. Berdiri dalam posisi tegak lurus dan garis pandang sejajar dengan letak tinggi mata.
  3. Jangan memasang pita ukuran di sekeliling tubuh dengan ketat, sehingga menekan otot.
  4. Sebaiknya letakkan pita ukuran dengan tekanan yang ringan dan merata, untuk mendapatkan ukuran yang benar.
  5. Memberi tanda pada pinggang yang paling kecil, gunakan pita ukuran lebar ± 0,5 cm.
  6. Sebaiknya posisi yang mengukur di sebelah kanan depan si model/ peragawati.
  7. Menyiapkan daftar ukuran tubuh (sesuai dengan urutan ukuran tubuh) untuk mempermudah/ menghemat waktu dalam bekerja.

Teknik mengukur

Mengukur tubuh baik dewasa maupun anak-anak pada prinsipnya mempunyai cara/ teknik yang sama. Untuk mendapatkan ukuan yang tepat, sebaiknya dibantu dengan pemasangan body line pada lingkar badan, lingkar pinggang, dan lingkar pinggul.

Mengukur hendaknya dilakukan secara sistematis, sehingga orang yang diukur tidak merasa lelah dan tidak memakan waktu terlalu lama. Pengukur berdiri di depan model pada posisi 45° samping kanan dan bagian belakang, bukan model yang berputar. 

Hal-hal yang perlu diketahui dalam pembuatan pola dasar adalah:

Titik Tubuh

Titik tubuh adalah titik yang akan menentukan ukuran tubuh yang diperlukan dalam pembuatan pola busana, baik ukuran panjang, lebar maupun lingkar. Dengan menentukan titik tubuh, kita dapat menentukan dari mana suatu ukuran dimulai dan berakhirnya. Apabila tidak tau persisnya titik awal dan akhir dari ukuran yang di ambil, maka pola maupun desain busana yang akan dibuat tidak akan sesuai dengan bentuk tubuh model.

Beri contoh tata cara pengukuran tubuh dalam pembuatan bolero
Gambar titik-titik tubuh (Sumber: Fundamentals Of Garment Design)

Keterangan gambar :

  1. Titik puncak kepala.
  2. Titik dahi.
  3. Titik Tulang punggung belakang.
  4. Titik leher pada bahu.
  5. Titik leher muka.
  6. Titik bahu.
  7. Titik bawah lengan bagian muka.
  8. Titik bawah lengan bagian belakang.
  9. Titik puncak(payudara).
  10. Titik siku.
  11. Titik pegelangan tangan.
  12. Titik tinggi pinggul.
  13. Titik lutut.

Garis Tubuh (Body Line)

Untuk memudahkan mengukur dan untuk mengetahui dengan pasti letak titik-titik dan garis tubuh yang akan di ukur, maka kita perlu mengetahui dimana posisi/letak garis tubuh tersebut yang sebenarnya, oleh sebab itu perlu dibuat garis tubuh (body line) dengan menggunakan pita kecil atau pita body line pada tubuh yang akan di ukur.

Dengan berpedoman pada titik tubuh yang sudah ditetapkan, titik-titik tersebut dihubungkan menjadi garis, kemudian garis inilah yang menjadi garis tubuh. 

Fungsi dari memberi tanda garis tubuh dengan pita body line tersebut adalah untuk mengetahui:

  • Letak bagian–bagian tubuh.
  • Letak titik (point) dan garis tubuh yang diperlukan untuk pengambilan ukuran dan pembuatan desain pakaian dengan teknik konstruksi.

Bahan yang diperlukan:

  1. Kapur jahit.
  2. Body line type, yaitu pita berperekat yang dapat digunakan langsung, bisa juga pakai bahan pengganti seperti :
    • Pita dari bahan saten lebar 0,3 – 0,5 cm.
    • Jarum pentul ukuran panjang 2 – 2,5 cm.

Cara meletakan body line adalah dengan cara ditempelkan dengan bantuan jarum pentul pendek yang tidak berkepala, ukuran 2 cm – 2,5 cm. Hindari penggunaan jarum pentul yang berlebihan, karena akan mengganggu kelenturan jatuhnya pita pada dummy.

Urutan kerja meletakkan garis tubuh (body line) pada dummy :

  1. Menentukan titik pada tubuh yang akan di ukur dan di pasang body line.
  2. Garis tengah muka (TM) – centre front line (CF).
  3. Garis tengah belakang (TB) – centre back line (CB).
  4. Garis lingkar badan – Bust line.
  5. Garis lingkar pinggang – waist line.
  6. Garis lingkar panggul – hip line.
  7. Garis lingkar leher – neck line.
  8. Garis kerung lengan – arm hole.
  9. Garis bahu dan garis sisi – shoulder line and side line.
  10. Garis prinses bagian muka – front princes line.
  11. Garis prinses bagian belakang – back princes line.

Sebelum meletakkan body line pada dummy, yakinkan titik-titik (poin) yang akan di ukur sudah di beri tanda dengan benar. Tanda ini nantinya yang akan dijadikan sebagai patokan dalam pemasangan body line.

Pemasangan pita atau garis body line tidak dengan cara di ukur, tetapi mengikuti letak titik yang sudah dibuat, misalnya :

  • Garis tinggi panggul letaknya adalah pada titik panggul tertinggi (jadi tidak di ukur).
  • Letak garis bahu yang benar adalah terlihat satu garis apabila dilihat dari muka dan dari belakang.
  • Garis sisi adalah segaris dengan garis bahu (lurus bahu).
  • Letak garis lingkar badan adalah rata dari muka sampai belakang persis pada titik puncak payudara.
  • Letak garis pinggang adalah pas pada pinggang yang paling kecil.
  • Garis prinses adalah di tata dengan patokan titik puncak payudara.

Untuk melihat ketepatan letak garis atau titik yang telah di pasang, lihatlah dari jarak jauh kira-kira 2 meter sampai 2,5 meter.

Kriteria pemasangan body line :

  1. Ikuti urutan kerja pemasangan body line yang sudah di tulis sebelumnya, apabila tidak sesuai urutan akan ada bagian pita yang terganggu oleh pita yang lain.
  2. Garis lingkar harus rata apabila dilihat dari muka sisi dan belakang.
  3. Garis prinses dimulai dari pertengahan bahu melalui titik puncak payudara dan lurus ke bawah.
  4. Garis bahu haruslah terlihat segaris, yang dapat di lihat dari bagian muka dan dari bagian belakang. Apabila garis bahu hanya dapat di lihat dari bagian depan saja berarti letak garis bahu belum benar, artinya terlalu maju ke depan. Apa bila garis atau pita hanya terlihat dari belakang saja berarti pemasangan garis bahu belum benar, artinya terlalu ke belakang. Seharusnya dapat dilihat dari muka dan dari belakang.
  5. Garis sisi harus lurus dan segaris dengan garis bahu.
  6. Kerung lengan mengikuti bentuk lengan.
Beri contoh tata cara pengukuran tubuh dalam pembuatan bolero
foto memasang body line

Jenis Ukuran

Ukuran Lingkar

  1. Lingkar leher (Neck line)
  2. Lingkar badan (Bust line)
  3. Lingkar pinggang (Waist line)
  4. Lingkar panggul (Hip line)
  5. Lingkar kerung lengan (Arm hole)
  6. Lingkar lutut (Knee line)
  7. Lingkar ujung lengan/pergelangan (Wrist)
  8. Lingkar siku (Around the elbow)
  9. Lingkar tangan (Around the hand)
  10. Lingkar kepala (Around the head)
  11. Lingkar paha (Around the thigh)
  12. Lingkar betis (Around the lower leg)

Ukuran Lebar

  1. Lebar bahu (Shoulder line)
  2. Lebar punggung (Across back)
  3. Lebar muka atau lebar dada (Across front)

Ukuran Panjang

  1. Panjang punggung (Back length)
  2. Panjang muka (Front length)
  3. Panjang lengan (Sleeve length)
  4. Panjang blus/gaun/blazer (Dress length)
  5. Panjang Rok (Skirt length)

Ukuran Tinggi

  1. Tinggi panggul (Hip length)
  2. Tinggi dada/tinggi puncak (Bust point)

Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, ada beberapa hal yang diperhatikan, yaitu:

  1. Model atau peraga wati yang akan di ukur sebaiknya memakai busana yang pas badan misalnya baju senam, baju renang atau memakai kamisol.
  2. Sebelum mengambil ukuran, pastikan model berdiri dengan posisi yang benar:
    • badan tegak dan lurus (tidak memiringkan badan, tidak menundukkan kepala, tidak membesarkan dada dan juga tidak membungkuk;
    • garis pandang sejajar dengan letak tinggi mata;
    • kedua kaki rapat;
    • tangan lurus pada sisi.
  3. Untuk mempermudah dan menghemat waktu dalam bekerja siapkan daftar ukuran tubuh yang diperlukan.

Secara umum pengertian dari pola adalah:

  • Sistem cara kerja
  • Gambar yang dipakai untuk contoh
  • Corak/motif seperti tenunan atau batik
  • Potongan kertas yang dipakai sebagai contoh dalam membuat baju
  • Bentuk atau struktur yang tetap
  • Kombinasi sifat kecenderungan membentuk karangan yang taat azas dan bersifat khas

Jadi yang dimaksud dengan pola pada busana adalah potongan kertas atau bahan tenunan yang dipakai sebagai contoh/pedoman atau cetakan dalam menggunting bahan sebelum dijahit menjadi pakaian.

Ada 3 Jenis pola yang biasa kita kenal yaitu:

  1. Pola konstruksi, pola yang dibuat sesuai dengan ukuran tubuh model.
  2. Pola standar, pola yang dibuat dengan menggunakan ukuran yang sudah baku atau ukuran standar, seperti ukuran small (S), Medium (M), dan Large (L).
  3. Pola cetak, pola yang sudah siap untuk dipakai dengan ukuran tertentu dan sesuai dengan pola yang sudah disiapkan juga.

Terdapat beberapa sistem atau metode pembuatan pola dasar busana antara lain:

  • Pola dasar metode Soen
  • Pola dasar J.H. Meyneke
  • Pola dasar Dressmaking
  • Pola dasar Danckaerts
  • Pola dasar Charmant
  • Pola dasar Cuppens Geurs
  • Pola dasar Bunka, dll.

Teknik Pembuatan Pola Konstruksi

Teknik pembuatan pola konstruksi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

  1. Pola pulir (draping), teknik pembuatan pola dengan cara membentuk dan menggunting bahan langsung pada model (tiga dimensi).
  2. Pola datar (drafting/ flats pattern), pola yang digambar pada kertas atau pada bahan tekstil (di atas kain) dengan menggunakan ukuran tubuh model yang sudah disiapkan sebelumnya.
  3. Pola kombinasi (drafting/ flats pattern and draping), kombinasi menggambar dan menggunting langsung pada bahan (drafting dan draping).

Pembuatan Pola Dasar dengan Teknik konstruksi

Membuat pola dasar dimulai dari pola bagian belakang. Untuk membuat pola dasar bagian atas hanya membutuhkan dua macam ukuran, yaitu:

  • Panjang punggung
  • Lingkar badan

Ukuran panjang punggung adalah menjadi ukuran panjang pola. Sedangkan ukuran lingkar badan adalah merupakan dasar untuk mendapatkan semua ukuran yang diperlukan dalam membuat pola.

Dari ukuran lingkar badan akan diperoleh ukuran:

  1. Lebar pola dasar
  2. Batas ketiak
  3. Lebar muka
  4. Batas kerung leher
  5. Lebar punggung

Setelah ke lima ukuran di atas diperoleh, nanti akan ditemukan ukuran tersendiri dari:

  1. panjang bahu
  2. panjang muka
  3. panjang sisi
  4. lingkar kerung leher
  5. lingkar kerung lengan

Berdasarkan perbandingan ukuran lingkar badan akan didapatkan beberapa ukuran yang lain.

Sekarang mari kita membuat pola dasar dengan menggunakan contoh ukuran berikut ini:

  1. Panjang punggung = 37,5 cm
  2. Lingkar badan = 86 cm
  3. Lingkar pinggang = 64 cm

Ketiga ukuran di atas diambil pas (tidak ditambah dan tidak dikurangi)

Dari dua ukuran di atas (Panjang punggung dan Lingkar badan) akan diperoleh beberapa ukuran yaitu:

  • 86/2 + 4 = 43 + 4 = 47 adalah untuk mendapatkan garis pinggang muka dan belakang atau lebar pola
  • Untuk mendapatkan tinggi pola adalah dengan menggunakan ukuran panjang punggung. Ukuran panjang punggung di ambil utuh atau sesuai ukuran panjang punggung
  • 86/+ 7 = 14,33 + 7 = 21,33 ⇒ 21,3 adalah untuk mendapatkan batas garis ketiak
  • 86/6 + 4 = 14,33 + 4 = 18,33 ⇒ 18,3 adalah untuk mendapatkan batas lebar punggung
  • 86/6 + 2,5 = 14,33 + 2,5 = 16,83 ⇒ 16,8 adalah untuk mendapatkan batas lebar muka
  • 86/20 + 2,9 = 4,3 + 2,9 = 7,2 adalah untuk mendapatkan lebar garis leher.
  • (86/20 + 2,9) : 3 = 7,2 : 3 =  2,4 ⇒ 2,4 adalah menjadi patokan untuk mendapatkan tinggi leher belakang, turun bahu belakang dan turun bahu muka.
Beri contoh tata cara pengukuran tubuh dalam pembuatan bolero
Referensi Kalkulasi Hitung Cepat

Catatan: Tinggi atau panjang pola adalah ukuran panjang punggung sebenarnya (tidak ditambah dan tidak pula dikurangi).

 
Beri contoh tata cara pengukuran tubuh dalam pembuatan bolero
Gambar pola dasar badan atas

Cara Membuat Polanya:

Panjang punggung disingkat Pj.Pu = 37,5 . Lingkar badan disingkat LB = 86

  • Panjang punggung = 37,5
  • Lebar pola bagian bawah = LB/2+ 4 = 47
  • Lebar pola bagian atas adalah sama dengan lebar pola bagian bawah 

  • Batas ketiak / lingkar badan adalah : LB/6 + 7 = 21,3
  • Batas sisi bagian muka sama dengan batas sisi bagian belakang

  • Batas lebar muka adalah = LB/6+ 2,5 = 16,8
  • Batas lebar punggung adalah = LB/6+ 4 = 18,3
Beri contoh tata cara pengukuran tubuh dalam pembuatan bolero
Pola dasar badan bagian atas
  1. Kerung leher belakang adalah = LB/20 + 2,9 = 7,2. Garis tegak lurus ke atas adalah dari 7,2 = 2,4.

  2. Panjang bahu belakang diperoleh dengan cara:

    1. Garis batas lebar muka diturunkan dari lebar leher belakang (X 7,2 = 2,4)
    2. Dari titik yang turun 2 cm tersebut ke kanan dibuat garis tegak lurus ke kanan = 2 cm
    3. Hubungkan titik ujung leher ke titik ujung bahu yang 2 cm
    4. Bahu belakang lebih panjang dari bahu muka, karena bahu belakang menggunakan kupnat 
  3. Membentuk kerung lengan bagian belakang
    1. Dari batas titik bahu yng turun leher belakang, garis tegak lurus dibagi dua sama panjang
    2. Dari titik tengah tersebut beri tanda turun 2 cm. Tanda turun 2 cm ini adalah tanda awal untuk memulai membentuk kerung lengan menuju ketiak.
  4. Garis sisi belakang dan muka, diperoleh dengan cara:

    1. Batas garis sisi pada bagian pinggang digeser ke kiri = 2 cm
    2. Hubungkan titik ketiak ke titik yang digeser 2 cm tadi
  5. Garis leher muka bagian atas diperoleh dengan cara:

    1. Dari titik atas garis tengah muka ukur ke kiri = lebar leher belakang dikurangi 0,2 ⇒ 7,2 – 0,2 = 7,0 cm
    2. Dari titik 7 cm diturunkan 0,5 cm
  6. Garis leher muka bagian bawah diperoleh dengan cara:

    1. Dari titik atas garis tengah muka ukur ke kiri = lebar leher belakang + 1 7,2 + 1 = 8,2 cm
    2. Dibuat garis membentuk segi empat menuju titik leher bagian atas yang turun 0,5 cm
  7. Kerung leher muka dibentuk dengan cara:

    1. Dari sudut segi empat dibuat garis diagonal dengan panjang setengah dari lebar leher

    2. Bentuk garis leher mulai dari bagian atas yang turun 0,5 cm menuju garis diagonal dan sampai pada titik tengah muka.

  8. Panjang bahu bagian muka diperoleh dengan cara: 

    1. Garis batas lebar punggung dari atas diukur turun dua kali, turun bahu belakang (2,4 X 2 = 4,8) jadi turun 4,8 cm.
    2. Dari batas turun 4,8 cm dibuat garis tegak lurus ke kiri tanpa diukur (tidak diukur)
    3. Dari titik leher yang turun 0,5 cm dibuat garis bahu bagian muka dengan ukuran adalah panjang bahu belakang dikurangi 1,8 cm
      • Contoh : Panjang bahu belakang = 14, maka panjang bahu bagian muka adalah 14 – 1,8 = 12,2 cm. 
      • Bahu belakang lebih panjang dari bahu muka, karena bahu belakang menggunakan kupnat, berarti lebar kupnat bahu belakang = 1,8 cm.
  9. Kerung lengan bagian muka dibentuk dengan cara:

    1. Garis tegak lurus (batas lebar muka) dibagi dua sama panjang dari titik ujung bahu menuju garis batas ketiak
    2. Dari titik pertengahan beri tanda turun 2 cm, tujuannya adalah dari titik turun 2 cm ini kita mulai membentuk kerung lengan menuju ketiak.
  10. Turun tengah muka

    • Garis pinggang pola dasar bagian muka tidak rata seperti garis pinggang pola bagian belakang, karena badan bagian belakang agak rata, jadi garis pinggang dapat dibuat rata, tetapi badan atau tubuh bagian muka perempuan tidak rata.
  11. Garis pinggang bagian muka
    • Untuk membentuk garis pinggang baru pada pola bagian muka, tentukan dulu garis tinggi puncak/dada dengan cara :
      1. Garis batas lebar muka dibagi 2 sama panjang
      2. Dari titik tengah digeser ke sisi atau ke kiri = 0,7 cm
      3. Dari titik yang digeser 0,7 cm dibuat garis tegak lurus ke bawah atau ke garis pinggang
      4. Garis pinggang bagian muka dibentuk sebagaimana terlihat pada gambar
  12. Batas tinggi puncak dada
    • Untuk menentukan batas tinggi puncak, garis tinggi puncak diturunkan 4 cm dari garis batas ketiak, kemudian titik yang turun 4 cm diberi tanda silang. Untuk menentukan lebar kupnat diperlukan ukuran lingkar pinggang.
    • Untuk memudahkan anda dalam berlatih atau mencoba membuat pola dasar yang dilengkapi dengan kupnat, maka gambar pola berikut ini diberikan sebagai contoh ukuran lingkar pinggang = 64cm. 

      Beri contoh tata cara pengukuran tubuh dalam pembuatan bolero
      Gambar Pola Dasar Badan Bagian Atas

  13. Garis sisi bagian muka
    • Garis sisi pola dasar dirubah dengan cara dari garis sisi pola dasar digeser ke kiri 1 cm dan ke kanan 1 cm menjadi garis sisi baru bagian muka dan bagian belakang.
  14. Garis sisi bagian belakang
  15. Menentukan lebar kupnat bagian belakang

    • Ukur dari garis tengah belakang, batas dari garis pinggang belakang yaitu ¼ lingkar pinggang + 0,5 – 1 ⇒ (¼ X 64 + 0,5 – 1 = 15,5 cm)
    • Dari batas 15,5 cm ukur sisa garis ke sisi
    • Sisa garis adalah menjadi lebar kupnat
  16. Lebar kupnat/ lipit pantas

    • Lebar kupnat/ lipit pantas adalah sisa garis pinggang setelah dikurangi ¼ l.pi + 0,5 – 1

  17. Membentuk kupnat/ lipit pantas bagian belakang

    • Garis tengah kupnat adalah garis pertengahan batas lebar punggung dibagi dua (lbr. Pu : 2)
    • Dari titik tengah dibuat garis tegak lurus ke bawah ke garis pinggang
    • Lebar kupnat sama dengan lebar sisa garis pada bagian garis pinggang
    • Panjang kupnat adalah 2 cm naik dari garis batas ketiak
  18. Batas garis pinggang bagian muka

    • Batas garis pinggang adalah ¼ lingkar pinggang + 0,5 + 1 (¼ X 64 + 0,5 + 1 = 17,5 cm) 
  19. Lebar kupnat bagian muka
    • Sisa garis pinggang adalah menjadi lebar kupnat bagian muka, cara menentukan lebar kupnat bagian muka adalah panjang garis pinggang pola dikurangi garis pinggang asli ( ¼ l.pi + 0,5 + 1 = 17,5 cm). Contoh:

      • Panjang garis pinggang = 22,5

      • Lingkar pinggang = 64
      • ¼ X 64 + 0,5 + 1 = 17,5
      • Lebar kupnat adalah panjang garis pinggang dikurangi ¼ l.pi + 0,5 + 1 = 5 ( 22,5 – 17,5 = 5 cm)
  20. Membentuk kupnat bagian muka

    • Dari garis tinggi puncak pada bagian pinggang, digeser ke kanan atau ke tengah muka = 1,5 cm
    • Dari titik 1,5 cm diukur lebar kupnat ke sisi atau ke kiri = 5 cm
    • Jadi bentuk kupnat bagian muka tidak seimbang seperti kupnat bagian belakang
  21. Kupnat bahu dibentuk dengan cara:

    • Dari titik leher belakang diukur ke kanan = 4 cm
    • Dari titik 4 cm dibuat garis sejajar dengan garis tengah belakang
    • Panjang kupnat bahu = 6 atau 7 cm
    • Lebar kupnat = 1,8 cm dari titik batas 4 cm
    • Ujung kupnat adalah miring ke kiri atau ke tengah belakang = 0,5 cm
    • Garis kupnat dibentuk

Pola Dasar Lengan Sistem Bunka

Yang perlu dipahami adalah pola lengan baru dapat dibuat setelah pola badan atas selesai, sebab pola lengan dibuat berdasarkan lingkar lengan pada pola badan bagian atas. 

Beri contoh tata cara pengukuran tubuh dalam pembuatan bolero
gambar pola dasar lengan

Keterangan:

Gambar pola dasar lengan belakang yang digabung dengan bagian muka adalah memperlihatkan kerung lengan yang akan diukur. Seperti terlihat pada gambar huruf “ABC” adalah kerung lengan yang akan diukur. Berdasarkan ukuran kerung lengan tersebut dibuat pola lengan dengan keterangan sebagai berikut :

  1. Garis besar lengan dibuat hanya dengan menarik garis lurus mendatar atau horizontal tanpa ukuran (tidak diukur)
  2. Garis tinggi puncak ditentukan dengan cara 
    • Ukur kerung lengan muka ditambah kerung lengan belakang (ABC)

    • Hitung tinggi garis puncak ABC/4 + 2,5
    • Contoh ABC = 44 maka tinggi puncaknya 44/4 + 2,5 = 13,5 cm
  3. Kerung lengan bagian belakang adalah garis sisi segi tiga bagian kiri dengan ukuran kerung lengan bagian belakang ditambah 1 cm AB + 1 (lihat gambar)
  4. Kerung lengan bagian muka adalah garis sisi segitiga bagian kanan dengan ukuran sama dengan kerung lengan bagian muka (BC)

  5. Panjang lengan diukur dari tinggi puncak sampai panjang yang diinginkan
  6. Sisi lengan bagian belakang sama dengan sisi lengan bagian muka

  7. Sisi lengan bagian muka panjangnya sama dengan sisi lengan bagian belakang

  8. Garis batas panjang lengan, di ukur dari batas puncak lengan sampai panjang yang diinginkan

  9. Membentuk kerung lengan bagian belakang dengan cara:

    • Garis sisi segitiga bagian kiri dibagi 3
    • Pada titik 1/3 pertama dari titik puncak lengan, buat garis tegak lurus = 1,5 cm
    • Bentuk kerung lengan bagian belakang (lihat gambar)
  10. Membentuk kerung lengan bagian belakang (lihat gambar)
    • Garis sisi segitiga bagian kanan di bagi 4
    • Pada titik ¼ pertama dari titik puncak lengan, buat garis tegak lurus ke atas = 1,8
    • Pada titik ¼ yang ke tiga buat garis tegak lurus ke bawah = 1,3
    • Bentuk kerung lengan bagian muka (lihat gambar)
  11. Membentuk garis sisi lengan bagian kiri adalah dari garis lurus, masuk ke dalam = 1 cm
  12. Membentuk garis sisi lengan bagian kanan adalah dari garis lurus masuk ke dalam = 1 cm
  13. Pola dasar lengan selesai dengan keterangan bagian kiri adalah pola belakang dan bagian kanan adalah pola muka.

Pola Dasar Badan Bagian Bawah (Rok)

Cara pembuatan pola dasar rok sama dengan cara pembuatan pola-pola yang lain. 

Beri contoh tata cara pengukuran tubuh dalam pembuatan bolero
Pola Dasar Badan Bagian Bawah

Cara Membuat Pola Rok Bagian Belakang

  1. Garis panjang rok bagian belakang sesuai dengan ukuran panjang rok = 55 cm
  2. Lebar pola bagian bawah sama dengan garis panggul dan sama juga dengan garis pola bagian atas dengan ukuran L.pa/4 + 1 – 1 = 93/4 + 1 – 1 = 23,2
  3. Tinggi panggul dengan ukuran sama dengan ukuran asli tinggi panggul
  4. Sisi bagian belakang ditemukan dengan cara :
    1. Dari garis tinggi panggul turun 10 cm kemudian dikeluarkan 1 cm
    2. Dari titik 1 cm dibuat garis lurus melalui titik tinggi panggul dan diteruskan ke atas sampai melewati batas garis pinggang, kemudian juga diteruskan ke bawah sampai batas kelim
    3. Dari tengah belakang ukur ke kanan atau ke sisi adalah L.pi/4 + 0,5 – 1 = 64/4 + 0,5 – 1 = 15,5 cm

    4. Dari batas titik 15,5 cm ke sisi atau ke kanan dibagi 3 sampai batas garis panggul tadi / garis yang ada panahnya
  5. Titik pertama dari garis lurus yang ada panah nya adalah batas garis sisi rok bagian belakang, sisanya adalah menjadi lebar kupnat
  6. Bentuk sisi rok dengan menaikkan = 0,7 cm dari garis datar
  7. Tengah belakang turunkan 1 cm kemudian bentuk garis dari sisi menuju tengah belakang
Menentukan letak kupnat bagian belakang

Garis pinggang bagian belakang dibagi 3 sama panjang;

  • Pada titik pertama dari tengah belakang, geser ke sisi atau ke kanan = 1 cm
  • Dari titik yang digeser 1 cm, ukur ke kanan lebar kupnat sama dengan sisa yang terdapat pada sisi
  • Pertengahan kupnat buat garis lurus ke bawah sejajar dengan garis tengah belakang dengan panjang kupnat = 6 cm diatas garis tinggi panggul
  • Bentuk kupnat dengan miring sisi = 0,7 cm

Cara Membuat Pola Rok Bagian Muka

Sisi bagian muka ditemukan dengan cara sama dengan bagian belakang, yaitu:

  • Dari garis tinggi panggul turun 10 cm kemudian dikeluarkan 1 cm
  • Dari titik 1cm dibuat garis lurus melalui titik tinggi panggul dan diteruskan ke atas sampai melewati batas garis pinggang, kemudian juga diteruskan ke bawah sampai batas kelim
  • Dari tengah muka ukur ke kiri atau ke sisi adalah : L.pi/4 + 0,5 + 1 = 64/4 + 0,5 + 1 = 17,5 cm
  • Dari batas titik 17,5 cm ke sisi atau ke kiri dibagi 3

Titik pertama dari sisi atau dari garis tegak lurus adalah batas garis sisi rok bagian muka. Sisanya adalah menjadi lebar kupnat Kemudian bentuk sisi rok dengan menaikkan = 0,7 cm dari garis datar (tengah muka tetap pada garis lurus).

Menentukan letak kupnat bagian muka

  • Garis pinggang bagian muka dibagi 2 sama panjang; pada titik garis tengah pinggang, ukur ke sisi atau ke kiri sama dengan lebar kupnat, sama dengan sisa yang tedapat pada sisi.
  • Dari pertengahan lebar kupnat, buat garis lurus ke bawah sejajar dengan garis tengah muka dengan panjang = 10 cm
  • Bentuk kupnat dengan cara dimiringkan ke sisi = 0,5 cm
  • Pola dasar rok selesai

Sumber : Modul Guru Pembelajar Paket Keahlian Tata Busana SMK KK A