Berhubungan sebelum masa ovulasi apakah bisa hamil

Berhubungan sebelum masa ovulasi apakah bisa hamil

Klikdokter.com, Jakarta Salah satu cara yang sering disarankan dokter kepada pasangan suami-istri yang ingin memiliki anak adalah melakukan hubungan intim saat masa subur. Dengan menggunakan kalender masa subur, peluang hamil semakin besar. Akan tetapi, tak selamanya metode kalender masa subur berhasil dan membuahkan kehamilan.

Pada dasarnya, kalender masa subur biasanya digunakan untuk membantu pasangan menghitung masa subur. "Masa subur adalah waktu ketika seorang wanita mengalami ovulasi, yaitu proses pelepasan sel telur yang sudah matang dari ovarium,” kata dr. Fiona Amelia, MPH dari KlikDokter.

“Nah, masa ini berlangsung selama 6 hari, yaitu 2 hari sebelum ovulasi hingga 3 hari setelah ovulasi,” dr. Fiona menjelaskan.

Supaya bisa terjadi kehamilan, sel telur harus dibuahi oleh sel sperma. Menurut dr. Fiona, sel telur ini hanya dapat bertahan selama 12-24 jam setelah dilepaskan. Sementara itu, sperma dapat hidup di dalam organ reproduksi wanita hingga 5 hari setelah berhubungan intim.

Meski demikian melakukan hubungan intim saat masa subur tidak selalu membuahkan kehamilan. Menurut dr. Fiona, salah satu penyebabnya adalah kalender masa subur tidak selalu akurat.

"Sebenarnya ada banyak faktor yang bisa memengaruhi terjadinya kehamilan. Tapi yang jelas, sistem kalender masa subur itu tidak terlalu akurat,” kata dia.

Selain itu, faktor haid tidak teratur juga bisa menjadi salah satu faktor. "Kalaupun terlihat teratur, selisih satu atau dua hari dari tanggal sebelumnya juga pasti bikin masa subur bergeser. Perkiraan menjadi tidak akurat," dr. Fiona menjelaskan.

1 dari 2


Mengetahui masa subur wanita

Meski begitu, sebenarnya bisa diketahui wanita sedang dalam masa subur atau tidak. Ada beberapa ciri-ciri yang bisa membantu Anda, yakni:

1. Perubahan pada lendir serviks

Menurut dr. Fiona, sebelum ovulasi biasanya akan muncul “keputihan” yang sebenarnya merupakan lendir serviks. Lendir ini lebih encer, lebih jernih, dan licin. "Kurang lebih warna dan konsistensinya serupa dengan putih telur yang masih mentah," kata dr. Fiona.

Lendir tersebut memiliki tekstur sangat elastis, dalam arti dapat memanjang saat ditarik dan tidak putus. Setelah ovulasi, jumlah lendir serviks menurun dan konsistensinya menjadi lebih kental serta keruh. Ketika lendir serviks paling banyak keluar, di situlah ovulasi sedang terjadi.

2. Suhu tubuh meningkat

Saat masa subur, suhu tubuh bisa meningkat sampai 1 derajat Celsius. Hanya saja, Anda harus cermat mengamati perubahan suhu dan melakukan pengukuran yang tepat.

3. Nyeri payudara

Ini biasanya memang paling sering terjadi. Beberapa hari sebelum ovulasi, payudara dapat terasa nyeri. Nyeri payudara ini serupa dengan nyeri payudara saat haid, hanya saja tidak diikuti dengan keluarnya darah haid.

4. Gairah seksual meningkat

"Sebagian besar wanita mengalami peningkatan gairah seksual mendekati waktu ovulasi. Hal ini sangat baik karena terjadi di waktu Anda sedang subur-suburnya,” ungkap dr. Fiona. Dia menambahkan, peningkatan gairah seksual disertai dengan adanya ovulasi membuat peluang hamil sangat tinggi bila Anda berhubungan intim di waktu-waktu ini.

5. Kram ringan atau nyeri perut bawah hanya di satu sisi

Ini juga bisa muncul saat ovulasi. Rasanya mirip dengan kram perut saat haid, tetapi tidak ada darah yang keluar. Kalaupun ada, hanya berupa bercak (spotting) yang berlangsung singkat.

"Kram ini hanya terjadi di satu sisi karena ovulasi hanya terjadi pada satu ovarium di setiap siklus haid. Perlu diketahui juga bahwa tidak semua wanita mengalami fenomena yang disebut dengan mittelschmerz (nyeri ovulasi) ini," kata dr. Fiona.

Menggunakan kalender masa subur memang salah cara untuk bisa mengatur kehamilan. Akan tetapi, Anda juga perlu mengetahui bahwa kalender masa subur tidaklah selalu akurat. Untuk itu, Anda dapat memperhatikan tanda-tanda yang diuraikan di atas untuk mengetahui jika Anda sedang berada dalam masa subur.

[HNS/ RVS]

“kapan sih waktu yang pas agar aku bisa cepet punya momongan ?” “Kayaknya aku udah sering deh berhubungan dengan pasangan, tapi kok belum juga dapat momongan ya ?” Jadi, kapan sebaiknya waktu yang tepat itu ? Setiap hari, setiap pagi atau setiap saat ?

Nah Ibu, ternyata agar kita bisa hamil waktu yang tepat untuk berhubungan intim adalah sebelum masa ovulasi, tepatnya 2-3 hari sebelum ovulasi, karene itu merupakan masa paling subur wanita. 

Bagaimanakah Caranya Mengetahui dan Menghitung Masa Ovulasi Tersebut?

Jika kita sudah tahu, pertanyaan berikutnya kapan waktu yang tepat untuk berhubungan saat ovulasi, apakah pagi, siang, sore ataukah malam hari dan harus seberapa sering kita berhubungan intim di masa subur tersebut ? Para dokter dan ahli menjelaskan bahwa ovulasi terjadi pada hari ke-14 dari siklus menstruasi wanita.

Lalu Harus Seberapa Sering Saya Berhubungan Intim?

Nikmatilah hubungan sex dengan pasangan 2-3 kali seminggu tanpa harus terbebani untuk segera hamil. Dengan menikmatinya, maka Ibu dan pasangan akan terhindar dari stress, sehingga produksi sperma dan sel telurpun akan lebih optimal. Cobalah intensitas berhubungan intim di perbanyak ketika 6 hari menjelang masa ovulasi, karena hal ini juga akan menambah kemungkinan untuk hamil tinggi. Apa sajakah tanda-tanda masa subur ?

Berhubungan sebelum masa ovulasi apakah bisa hamil

Berhubungan sebelum masa ovulasi apakah bisa hamil

Berhubungan sebelum masa ovulasi apakah bisa hamil

Berhubungan sebelum masa ovulasi apakah bisa hamil

Berhubungan sebelum masa ovulasi apakah bisa hamil

  1. Ibu merasa lebih seksi
  2. Keinginan berhubungan intim (libido) meningkat
  3. Suhu tubuh sedikit menghangat
  4. Posisi servik berubah pada saat masa paling subur menjadi lebih lembut dan lebih terbuka
  5. Buah dada menjadi lebih lembut Ibu untuk segera hamil yang perlu diingat, yang terpenting adalah menikmati setiap kebersamaan dengan pasangan, jangan stress dan enjoy your sex time.

Bagaimana Dengan Wanita yang Siklus Menstruasinya Tidak Teratur?

Ada beberapa cara untuk menghitung kapan masa ovulasi kita. Ibu bisa menggunakan kalender ovulasi yang ada di www.mamacare.co.id atau dengan menggunakan metode basal body temperature dan juga melihat cervical mucus (lender servik).

Penelitian yang dilakukan oleh University of North Carolina menyatakan bahwa kehamilan kemungkinan besar terjadi ketika cervical mucus sedang berproduksi. Hal ini mungkin disebabkan karena lender yang muncul pada saat itu dapat membantu sperma bertahan lama dan berenang dengan baik. Seperti apa ciri-cirinya ? lendir tersebut seperti lendir putih telur yang jika Ibu pegang dengan jari akan teregang beberapa inchi.

Jadi apabila Ibu merasa di suatu hari produksi lendir servik mulai banyak, ajaklah pasangan untuk berhubungan intim, tidak harus menunggu masa subur ataupun masa ovulasi. Hal ini juga tidak membuat Ibu dan pasangan stress karena harus diatur oleh kalender untuk berhubungan intim.

Untuk mempersiapkan kehamilan, Mama bisa konsumsi Lactamil Inisis dan simak fakta dan mitos kehamilan dengan tools Mitos Kehamilan Nutriclub.

Dijelaskan Whattoexpect.com, ovulasi adalah pelepasan sel telur matang dari salah satu ovarium yang terjadi setiap bulan. Dan ini dikatakan sebagai masa paling subur bagi seorang perempuan.

Saat haid, sel telur berkembang di ovarium. Ketika sel telur itu matang, ovarium akan melepaskannya. Peristiwa ini disebut ovulasi. Secara umum, ovulasi biasanya terjadi di pertengahan siklus menstruasi, atau sekitar hari ke-14 padasiklus 28 hari rata-rata dari hari pertama haid hingga ke hari pertama haid periode berikutnya.

Namun, ovulasi ini bisa berbeda pada tiap perempuan, antara 23 hingga 35 hari, tergantung siklus haidnya. Dan untuk memastikan siklus mama, hitunglah masa haid di 6 hingga 12 bulan terakhir.

Dikatakan, dorongan seksual meningkat di masa ovulasi. Setelah diteliti, ini ternyata dipengaruhi oleh meningkatnyaproduksi hormon tepat sebelum ovulasi. Dan yang menarik, seperti ditulis Verywellfamily.com, secara naluriah suami juga cenderung merasa tertarik pada Mama di waktu ini. Jadi jika Mama ingin segera hamil, ini waktu yang tepat!

Berikut ini Popmama.commenjelaskan lebih rinci mengenai berhubungan intim saat ovulasi sebagai waktu yang tepat untuk segera hamil:

1. Libido sebelum Ovulasi

Berhubungan sebelum masa ovulasi apakah bisa hamil
Freepik/Jcomp

Menurut penelitian, fase peningkatan hasrat seksual rata-rata berlangsung selama enam hari (masa subur), terjadi ketika mendekati ovulasi dan turun setelah ovulasi terjadi. Saat itu juga Luteinizing Hormone (LH)atau hormon peluteinberproduksi.

Dorongan seksual pada perempuanmeningkat tigahari sebelum level LH berada di puncaknya, yakni 24-36 jam dari sebelum ovulasi. Di saat inilah peluang hamil pada wanita lebih tinggi 8-24 persen. Sedangkan sehari sebelum ovulasi, peluang hamil lebih tinggi lagi yakni antara 21-34 persen.

Maka, ini menjadi waktu yang tepat untuk berhubungan intim bagi pasangan yang berencana untuk memiliki keturunan.

2. Libido setelah Ovulasi

Berhubungan sebelum masa ovulasi apakah bisa hamil
Freepik/Jcomp

Hormon pelutein dan estrogen menurun setelah ovulasi terjadi. Inilah yang mengindikasikan mengapa peningkatan hasrat seksual juga menurun.

Dengan menurunnyahormon estrogen maka hormon progesteron menjadi meningkat, dan tetap tinggi sampai menstruasi berikutnya datang.

Studi menyatakan peningkatan hormon progesteron juga memicu penurunan dorongan seksual.

Faktor Lain yang Memengaruhi

Berhubungan sebelum masa ovulasi apakah bisa hamil
Freepik

Pada dasarnya hormon sangat berperan besar dalam memengaruhi emosi. Misalnya, jika Mama memiliki ketidakseimbangan hormon, Mama akan sangat rentan mengalami depresi atau kecemasan. Obat kesuburan, dalam hal ini, dapat menyebabkan perubahan suasana hati karena bekerja dengan mengubah keseimbangan hormon normal.

Pengaruh hormon selama siklus bulanan juga sangat memengaruhi libido. Penelitian menemukan, banyak perempuanyang mengatakan perasaanya lebih bergairah, bersemangat, dan lebih mudah bersosialisasi di sekitar waktu ovulasi atau masa subur.

  1. 50 Ide Nama Bayi Laki-Laki Islami yang Lahir di Bulan Juli
  2. Selain Misionaris, Ini 13 Posisi Seks Terbaik agar Cepat Hamil
  3. 5 Kesalahan Seks saat Hamil yang Tidak Disadari, Hati-Hati!

Peningkatan Cairan Serviks Tingkatkan Hasrat Seksual

Berhubungan sebelum masa ovulasi apakah bisa hamil
Freepik

Kemungkinan lain dari tingginya hasrat seksual adalah peningkatan produksi cairan serviks sebelum ovulasi, termasuk penipisan lendir serviks.

Perubahan cairan serviks sebelum ovulasi, berhubungan dengan peningkatan sensitivitas dan kelembapan vagina, yang kemudian berdampak pada meningkatnyakenikmatan dan keinginan berhubungan seksual.

Peningkatan aliran darah ke daerah panggul juga memiliki efek stimulasi.

Cek Cairan Serviks untuk Mengetahui Masa Ovulasi

Berhubungan sebelum masa ovulasi apakah bisa hamil
Freepik

Perubahan lendir ini bisa menandai perubahan kadar hormon estrogen pada tubuh. Kondisi ini juga menjadi tanda apakah ovulasi segera terjadi. Lendir ini biasanya berwarna bening, licin, dan elastis, seperti putih telur mentah ketika berada dalam masa subur.

Verywellfamily.com menyarankan agar perempuanmemeriksa lendir serviks untuk mendeteksi ovulasi dan mengatur waktu berhubungan seks agar kehamilan dapat tercapai.

Daripada sekadar mengikuti sinyal hasrat seksual saat ovulasi. Karena hasrat seksual tak selalu merupakan tanda mendekati ovulasi, lho.

Di masa subur, dengan segala permasalah yang Mama sedang alami,Mama masih sangat rentan stres atau tertekan.

Dan di luar masa subur, Mama juga masih sangat mungkin mengalami dorongan seksual yang tinggi.

Periksa ke Dokter Bila Tidak Memiliki Hasrat Seksual

Berhubungan sebelum masa ovulasi apakah bisa hamil
Freepik

Jika Kamutidak memiliki hasrat seksual yang meningkat karena alasan apa pun, jangan berdiam diri. Komunikasikan dengan pasangan dan konsultasikan dengan dokter. Dalam beberapa kasus, libido rendah dapat menjadi pertanda ketidakseimbangan hormon atau kondisi medis lainnya yang mungkin membutuhkan pengobatan.

Nah itulah serba-serbi mengenai berhubungan seksual saat masa ovulasi, yang menjadi waktu terbaik untuk hamil.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya.


Baca juga:

  • 5 Tanda Ovulasi yang Seringkali Tidak Disadari
  • Waspada! Ini 7 Tanda Anovulasi Beserta Penyebabnya
  • 9 Fakta Menarik Tentang Ovulasi yang Perlu Kamu Ketahui