Berapa lama penyakit maag bisa sembuh

tim | CNN Indonesia

Minggu, 24 Apr 2022 10:05 WIB

Berapa lama penyakit maag bisa sembuh

Kata orang, penyakit asam lambung alias GERD tak bakal bisa sembuh seumur hidup. Tenang saja, ini hanya mitos. Tapi patuhi cara berikut. ( iStockphoto/designer491)

Jakarta, CNN Indonesia --

Kata orang, penyakit asam lambung alias GERD tak bakal bisa sembuh seumur hidup. Artinya mereka beranggapan sekali kena penyakit asam lambung alias GERD, berarti seumur hidup harus berdampingan dengan GERD.

Tenang saja, ini hanya mitos. 

Profesor Ari Fahrial Syam, ahli gastroenterologi, mengatakan GERD berbeda dengan hipertensi dan diabetes. Kedua penyakit ini tidak memiliki status 'sembuh', tetapi terkontrol.

"Kalau GERD bisa sembuh, bisa sembuh total. Prinsip GERD itu lifestyle modification dan treatment. Ini musti pas," kata Ari pada CNNIndonesia.com pada Kamis (21/4).

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk lifestyle modification atau modifikasi gaya hidup antara lain, menghindari makanan atau minuman pencetus asam lambung naik, setop kebiasaan merokok dan lebih aktif bergerak untuk jaga berat badan. Kemudian penderita asam lambung harus mematuhi jadwal konsumsi obat ketika masih dalam masa pengobatan.

Biasanya, lanjut Ari, konsumsi obat rutin sekitar 8-12 minggu. Obat-obatan ini wajib diminum sebelum makan. 

Selain soal obat-obatan, konsumsi makanan penderita asam lambung juga perlu diperhatikan. Hindari makanan yang bisa memicu kambuhnya Gerd. 

Sementara itu, Inge Permadhi, dokter gizi klinik di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, mengatakan sangat penting buat penderita asam lambung mengenal makanan atau minuman yang mampu mencetuskan kenaikan asam lambung.

Dia pun memberikan beberapa catatan berkaitan dengan pola makan penderita asam lambung.

1. Makan porsi kecil dan sering

Inge mengatakan penderita asam lambung wajib makan teratur bisa sebanyak 5-6 kali termasuk makanan selingan (camilan) di sela makan besar. Kemudian makan disarankan dalam porsi kecil tetapi sering. Ini membuat kinerja lambung tidak terlalu berat dan lambung tidak kosong dalam waktu lama.

"Makanan harus dikunyah sampai lembut ya, biar kerja lambung enggak berat. Makan tu juga santai, enggak buru-buru," kata Inge saat dihubungi CNNIndonesia.com secara terpisah.

2. Makanan tidak digoreng

Sangat disarankan untuk menghindari makanan yang tinggi lemak termasuk makanan yang digoreng terutama deep fried. Makanan sebaiknya diolah dengan minyak sesedikit mungkin, atau bisa saja dibuat olahan panggang, kukus, dan menu berkuah.

Penggunaan minyak diusahakan sesedikit mungkin. Inge menyarankan untuk menggunakan minyak zaitun (pilih yang titik asapnya tinggi) untuk menumis.

3. Penuhi kebutuhan karbohidrat

Penderita asam lambung bisa memperoleh asupan karbohidrat dari berbagai macam sumber seperti, nasi putih, nasi merah, bihun, roti gandum utuh, quinoa dan kentang. Konsumsi dalam porsi kecil tiap kali makan.

4. Pilih buah-buahan yang tidak asam

Buah-buahan penting untuk memenuhi kebutuhan serat, vitamin dan mineral. Namun pilih jenis buah-buahan yang tidak asam misalnya, jenis sitrus (jeruk, lemon, jeruk nipis), stroberi, mangga muda.

5. Pilih sayuran yang tidak terlalu tinggi serat

Serat memang penting untuk kesehatan pencernaan. Hanya saja, penderita asam lambung perlu memperhatikan konsumsi serat terutama serat dari sayur-sayuran. Disarankan untuk memilih sayuran rendah serat seperti wortel, oyong dan terong.

"Serat yang terlalu banyak kadang bikin kembung," imbuhnya.

6. Hindari makanan pencetus

Beberapa makanan atau minuman bisa mencetuskan kenaikan asam lambung sehingga perut terasa perih, tidak nyaman, mual hingga muntah. Biasanya, kata Inge, tiap penderita asam lambung hapal dengan pangan-pangan pencetus kekambuhan.

Makanan ini misalnya, kopi, alkohol, cokelat, minuman soda, susu full cream, yogurt tinggi lemak, makanan pedas, dan makanan bergas misalnya kembang kol, kubis, nangka, durian, ubi dan tape.

(els/chs)

Saksikan Video di Bawah Ini:

Halodoc, Jakarta – Maag kronis adalah kondisi yang menyebabkan pengidapnya mengalami sakit perut secara berulang dalam dalam jangka panjang. Penyakit ini biasanya muncul diakibatkan oleh gangguan lambung yang bisa menjadi tanda penyakit tertentu. Maag kronis ditandai dengan nyeri perut bagian atas. Gejala penyakit ini muncul secara berulang dan dalam jangka waktu yang lama. 

Maag kronis juga disebut dengan istilah gastritis kronis. Kondisi ini umumnya muncul sebagai tanda ada gangguan pencernaan yang diakibatkan oleh peradangan dinding lambung. Peradangan biasanya muncul secara perlahan dan jangka waktu lama. Meski begitu, apakah gejala penyakit ini bisa hilang? Apakah maag kronis bisa sembuh? 

Baca juga: Selalu Kambuh, Maag Jadi Penyakit Susah Sembuh?

Tips Meredakan Gejala Maag Kronis

Maag kronis adalah penyakit yang gejalanya sering muncul secara perlahan dan dalam jangka waktu lama. Namun jangan khawatir, gejala dari penyakit ini bisa dikontrol sehingga tidak sering kambuh. Ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk mencegah gejala maag kronis sering muncul, termasuk konsumsi obat tertentu dan menerapkan gaya hidup sehat. 

Secara umum, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami maag kronis. Namun, secara umum penyakit ini bisa disebabkan oleh efek samping dari obat-obatan tertentu. Selain itu, kondisi ini juga bisa muncul karena kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, mengalami infeksi, dan mengalami stres berkepanjangn. 

Maag kronis juga bisa muncul karena faktor riwayat kesehatan, yaitu pada pengidap penyakit diabetes, gagal ginjal, serta gangguan pada sistem imun yang menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Gejala utama pada penyakit ini adalah rasa tidak nyaman dan nyeri di area perut dan sering menyerupai gejala dispepsia, gastritis, atau bahkan tukak lambung. 

Baca juga: Idap Maag Kronis, Bolehkah Berpuasa?

Maag kronis adalah kondisi yang berlangsung dalam jangka waktu lama, hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Namun, bukan berarti gejala penyakit ini tidak bisa dikontrol atau dicegah kekambuhannya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejala maag kronis, di antaranya:

  • Menerapkan Pola Makan Sehat 

Mengurangi gejala maag kronis bisa dilakukan dengan menerapkan pola makan sehat. Salah satu caranya adalah dengan mengatur pola makan dengan porsi kecil tapi sering. Selain itu, hindari konsumsi makanan maupun minuman yang bisa mengiritasi lambung, seperti minuman beralkohol, makanan pedas atau asam, minuman berkafein, serta makanan yang tinggi garam dan lemak. 

Selain makanan yang harus dihindari, ada juga daftar makanan yang disarankan untuk dikonsumsi pengidap maag kronis. Beberapa jenis makanan yang baik untuk lambung adalah buah-buahan, sayuran, tahu dan tempe, yogurt, serta ikan dan daging ayam. 

Selain dengan menerapkan pola hidup sehat, mengatasi gejala maag kronis juga bisa dilakukan dengan konsumsi obat-obatan tertentu. Salah satu jenis obat yang mungkin diresepkan dokter adalah antibiotik untuk mengatasi maag kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori. Jika obat-obatan dikonsumsi teratur dan disertai dengan penerapan pola makan sehat, gejala maag kronis biasanya akan membaik dan terkontrol. 

Baca juga: Hal-Hal Ini Bisa Terjadi pada Pengidap Maag Kronis

Namun, jika gejala penyakit ini tidak kunjung membaik atau malah semakin buruk, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis segera. Biar lebih mudah, temukan daftar rumah sakit terdekat dengan aplikasi Halodoc. Atur lokasi dan temukan rumah sakit yang sesuai dengan kebutuhan. Ayo, download aplikasinya sekarang juga di App Store atau Google Play!

Berapa lama penyakit maag bisa sembuh

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Chronic Gastritis
Medscape. Diakses pada 2021. Chronic Gastritis Treatment & Management
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Gastritis.

"Sampai saat ini belum diketahui bagaimana GERD bisa disembuhkan secara total. Untuk mengetahuinya, kamu perlu memahami beberapa fakta tentang penyakit ini, salah satunya kadar asam lambung umumnya menurun seiring bertambah usia."

Halodoc, Jakarta - Penyakit GERD adalah gangguan pencernaan yang memengaruhi kinerja otot antara kerongkongan dan perut. Area tersebut disebut sfingter esofagus. Jika seseorang memiliki GERD, maka gejala yang muncul adalah perut terasa mulas atau gangguan pencernaan. 

Pada kebanyakan kasus, pengidap GERD bisa meredakan gejala dengan melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup. Namun, ada juga yang membutuhkan pengobatan hingga pembedahan atau operasi. GERD umumnya penyakit yang kambuhan. Bisakah GERD sembuh total?

Pengobatan GERD Hanya untuk Menghilangkan Gejala

Sembuh total artinya menyembuhkan atau memulihkan kesehatan menjadi sedia kala. Pengobatan GERD dilakukan untuk mengelola atau menghilangkan gejala atau rasa sakit. Saat penyakit sembuh, gejala tidak kembali setelah pengobatan. Menyembuhkan penyakit bisa terjadi saat penyebabnya diatasi. 

Hal ini tidak bisa terwujud pada obat untuk GERD. Ketika pengidap GERD berhenti minum obat atau tidak lagi menjalankan gaya hidup sehat, maka gejala dan rasa sakitnya pun akan kembali. Sering kali kondisi menjadi lebih buruk dibanding sebelum pengidap melakukan pengobatan. 

Hingga saat ini belum diketahui bagaimana GERD bisa disembuhkan secara total. Untuk mengetahuinya, perlu memahami beberapa fakta tentang penyakit ini, yaitu:

  • Fakta 1: Kadar asam lambung umumnya menurun seiring bertambah usia. 

Sekresi asam lambung menurun seiring bertambahnya usia. Lebih dari 30 persen pria dan wanita yang berusia di atas 60 tahun mengalami gastritis atrofi, kondisi yang ditandai dengan sedikit atau tidak adanya sekresi asam. Ada pula studi yang menemukan bahwa 40 persen wanita di atas usia 80 tahun tidak menghasilkan asam lambung sama sekali. 

  • Fakta 2: Gejala mulas dan GERD meningkat seiring bertambah usia.

GERD meningkat seiring bertambah usia. Jumlah asam di kerongkongan akan menyebabkan masalah GERD. Hal ini karena lapisannya yang halus tidak terlindungi dari asam seperti lapisan lambung. Seseorang tidak harus memiliki asam berlebih di perut untuk mengalami mulas.

Selain itu, pengurangan gejala bukan berarti penyebab utama masalah sedang ditangani. Terlalu sering obat pereduksi asam berfokus pada penekanan gejala tanpa memperhatikan apa yang menyebabkan gejala awalnya. 

Perubahan Pola Makan dan Gaya Hidup Saja Tidak Cukup

Jika perubahan pola makan dan gaya hidup tidak signifikan memperbaiki gejala GERD, maka diskusikan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Pada beberapa kasus, tergantung pada tingkat keparahan GERD, beberapa pengidap juga diresepkan obat untuk mengontrol episode refluks.

Ketika ada masalah struktural di kerongkongan, misalnya, prosedur pembedahan yang memperbaiki sfingter esofagus mungkin diperlukan. Prosedur ini mengatasi penyebab struktural penyakit GERD, sehingga membantu menyembuhkan penyakit. Siapapun yang mengidap GERD yang parah dianjurkan untuk berdiskusi dengan dokter untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak. 

Kesimpulannya, GERD adalah penyakit kompleks dengan banyak faktor yang terlibat dalam penyebabnya. Jika penyebabnya tidak diobati, penyembuhan untuk penyakit ini sangat tidak mungkin. Pendekatan medis arus utama untuk mengobati sakit maag dan GERD hanya dengan resep obat penghenti asam. Selama masalah ini terjadi, tanpa mengatasi penyebab yang mendasarinya, maka tidak akan menyembuhkan penyakit GERD dan justru bisa memperburuknya. 

Kebanyakan orang yang mulai menggunakan obat antasida akhirnya mengonsumsinya selama sisa hidupnya. Diperlukan komitmen tingkat tinggi dari pengidap GERD untuk mempertahankan pola makan dan gaya hidup yang sehat untuk “mengalahkan” penyakit GERD yang kompleks ini. 

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2021. GERD.
Gem Hospital. Diakses pada 2021. Is there a Cure for GERD?