Bagian yang ditunjukkan oleh nomor 3 berfungsi sebagai tempat untuk a menyaring darah

Nefritis interstisial adalah infeksi yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada ginjal. Infeksi ini bisa dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan pada bagian ginjal yang mengalami nefritis. Tiga bagian utama yang biasanya terkena nefritis adalah glomerulus, tubule, dan jaringan renal interstisial.

  • Glomerulonefritis – Glomerulus berfungsi untuk menyaring darah. Nefritis jenis ini terjadi ketika pembuluh kapiler kecil di dalam ginjal yang bernama glomerulus mengalami peradangan. Bila mengalami peradangan, glomerulus tidak akan dapat menyaring darah dengan baik.

  • Nefritis Interstisial – Apabila peradangan tidak mengenai glomerulus, kemungkinan besar peradangan akan terjadi pada bagian di antara nefron yang bernama interstitium renal, sehingga menyebabkan nefritis interstisial, terkadang dikenal sebagai nefritis tubulointerstitial.

  • Pyelonephritis – Kotoran yang dikeluarkan oleh darah akan diantarkan ke kandung kemih melalui tabung yang bernama ureter. Pada beberapa kasus, peradangan akan mulai timbul di kandung kemih dan menjalar ke ureter sampai ginjal. Kondisi ini dikenal sebagai pyelonephritis.

Faktor Risiko Nefritis Interstisial

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini, antara lain :

  • Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.

  • Diabetes melitus yang tidak diobati dengan tepat.

  • Konsumsi obat-obatan dan produk herba dalam jangka panjang dan tidak disertai dengan rekomendasi oleh dokter.

  • Merokok.

  • Infeksi.

Penyebab Nefritis Interstisial

Setiap jenis nefritis memiliki penyebab tersendiri. Namun, penyebab pasti dari glomerulonefritis sampai saat ini masih belum diketahui. Para dokter dan peneliti menduga ada beberapa faktor yang kemungkinan bisa menyebabkan infeksi, misalnya penyakit sistem kekebalan tubuh, riwayat kanker, abses yang timbul di bagian tubuh lainnya, dan menyebar ke ginjal melalui peredaran darah.

Penyebab utama pyelonephritis adalah bakteri Escherichia coli (E. coli). Bakteri ini berada di usus dan dapat menyebabkan infeksi di ginjal. Selain E. coli, batu ginjal juga merupakan penyebab lain pyelonephritis, penggunaan sistoskopi untuk memeriksa bagian dalam kandung kemih, dan operasi pada kandung kemih, ureter, atau ginjal.

Nefritis interstisial kebanyakan disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu. Penyebab lainnya adalah konsumsi obat-obatan dalam jangka panjang dan kadar potasium darah yang rendah.

Gejala Nefritis Interstisial

Gejala dari nefritis interstisial antara lain adalah

  • Demam.

  • Ruam.

  • Mual dan muntah.

  • Kebingungan.

  • Kelelahan.

  • Mudah mengantuk.

  • Jumlah urine berkurang atau bertambah.

  • Darah dalam urine.

  • Pembengkakan anggota tubuh tertentu.

  • Pertambahan berat badan akibat penumpukan cairan.

 Baca juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Idap Nefritis Interstisial

Diagnosis Nefritis Interstisial

Untuk mendiagnosis nefritis interstisial, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, ditambah dengan beberapa tes penunjang. Di antaranya adalah tes darah, tes fungsi ginjal, USG ginjal, pemeriksaan urine, dan biopsi ginjal. Kebanyakan nefritis interstisial hanya bersifat sementara, tetapi pada beberapa kasus. Infeksi ini dapat mengakibatkan gangguan ginjal permanen, seperti gagal ginjal kronis.

Pengobatan Nefritis Interstisial

Dokter akan melakukan pengobatan, setelah dokter memastikan adanya nefritis dan berhasil menemukan penyebab pasti di balik infeksi tersebut. Apabila penyebabnya tidak dapat diketahui, kamu akan diberi obat-obat tertentu untuk mengobati infeksi ginjal.

Obat-obatan yang biasanya digunakan dalam pengobatan infeksi ginjal adalah obat penghilang rasa sakit dan antibiotik. Obat untuk mengatur tekanan darah juga akan diberikan pada pengidap yang memiliki tekanan darah tinggi. Bila infeksi disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif atau kelainan pada sistem kekebalan tubuh (kondisi autoimun), pengidap akan diberi obat penekan sistem kekebalan tubuh, misalnya kortikosteroid.

Selain menjalani pengobatan, pengidap juga harus melakukan perubahan gaya hidup secara drastis untuk membantu mereka melawan infeksi ginjal. Perubahan tersebut meliputi memperbanyak konsumsi air dan mengurangi konsumsi sodium. Air dapat membantu kinerja ginjal dan menghilangkan kotoran dari darah. Sementara mengurangi asupan sodium dapat mengurangi risiko penimbunan air, yang dapat menyebabkan komplikasi seperti edema (pembengkakan) pada berbagai bagian tubuh dan wajah.

Baca juga: Pengidap Nefritis Interstisial Mesti Rajin Minum Air Putih

Pencegahan Nefritis Interstisial

Nefritis interstisial secara umum dapat dicegah dengan cara-cara berikut:

  • Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami infeksi bakteri pada tenggorokan dan kulit.

  • Tekanan darah tinggi berpotensi menyebabkan gangguan pada ginjal. Oleh karenanya, selalu kontrol tekanan darah.

  • Cegah nefropati diabetik dengan mengontrol kadar gula darah.

  • Hindari konsumsi obat-obatan dan produk herba dalam jangka panjang jika tidak direkomendasikan dokter.

  • Berhenti merokok.

  • Menjaga berat badan ideal.

Kapan harus ke Dokter?

Apabila kamu mengalami infeksi dan diabetes yang dapat menyebabkan nefritis interstisial maka sebaiknya segera bicarakan ke dokter. 

Bagian yang ditunjukkan oleh nomor 3 berfungsi sebagai tempat untuk a menyaring darah

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2019. Interstitial Nephritis
Diperbarui pada 2 September 2019

Ginjal adalah organ tubuh yang berbentuk seperti kacang dengan panjang sekitar 10-12 cm seukuran kepalan tangan. Letaknya di bawah tulang rusuk bagian belakang, dan dekat bagian tengah punggung pada kedua sisi tulang belakang. Ginjal adalah salah satu organ dengan fungsi vital dalam kehidupan.

Ginjal terdiri dari dua bagian, yaitu kiri dan kanan, hal tersebut menunjukan bahwa ginjal merupakan organ yang sepasang. Organ ini mengandung sekitar satu juta nefron, yaitu saringan darah yang sangat kecil. Maka dari itu, tugas utamanya adalah menyaring darah. Saat organ ini terganggu, ada banyak masalah pada tubuh yang dapat terjadi.

Mengenal Fungsi Ginjal

Setiap orang tahu jika ginjal memiliki fungsi yang sangat vital. Organ ini menyaring sekitar 200 liter darah per harinya. Selain itu, ginjal juga dapat menjadi konverter vitamin D di dalam tubuh serta mengatur keseimbangan asam-basa pada tubuh. Beberapa fungsi ginjal lainnya yang perlu diketahui, yaitu:

1. Menyaring dan Membuang Limbah

Salah satu fungsi ginjal adalah membuang racun, kadar garam berlebih, air dan mineral yang berlebih, serta limbah yang mengandung nitrogen (urea). Darah dapat mengalirkan semua limbah ini menuju ginjal untuk dibuang. Limbah tersebut diubah menjadi urin yang terkumpul di panggul ginjal yang akhirnya keluar dari tubuh. Tanpa ginjal, limbah dan racun dapat menumpuk di dalam darah dan menimbulkan gangguan kesehatan.

2. Mengendalikan Keseimbangan Air

Fungsi ginjal lainnya yang perlu diketahui adalah mengendalikan dan memantau keseimbangan air dalam tubuh. Melalui organ ini, seluruh jaringan tubuh dipastikan menerima air agar dapat bekerja dengan baik. Ginjal dapat bereaksi terhadap terjadinya perubahan kadar air dalam tubuh. Ginjal mampu menahan air saat tubuh membutuhkannya, sehingga tubuh tidak mengalami dehidrasi.

3. Mengatur Sel Darah Merah

Fungsi ginjal lainnya yang perlu diketahui adalah mengatur sel darah merah. Peredaran darah membutuhkan oksigen. Saat tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup, maka ginjal akan mengeluarkan hormon eritropoietin. Hormon tersebut dapat merangsang produksi sel darah merah lebih banyak, agar tubuh mendapatkan oksigen lebih banyak. Jika sel darah merah atau kadar oksigen sudah normal, hormon tersebut berhenti diproduksi.

4. Mengatur Tekanan Darah dan Kadar Garam

Mengatur tekanan darah dan kadar garam dalam darah juga merupakan fungsi ginjal yang tak kalah penting. Ginjal akan memproduksi enzim renin sebagai prosesnya. Ketika menyaring darah, aliran dan tekanan darah yang stabil dibutuhkan oleh ginjal.

 

Bagian Ginjal Manusia

Setelah mengetahui fungsi dari ginjal, kamu juga perlu tahu berbagai bagian dari organ tersebut. Bila diklasifikasikan bagiannya, ginjal manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu korteks ginjal, medula ginjal, dan pelvis ginjal. Berikut penjelasannya:

1. Korteks Ginjal

Korteks ginjal adalah bagian paling luar dari ginjal dan dikelilingi oleh kapsul ginjal. Bagian ini juga dikelilingi oleh lapisan lemak, sehingga juga berguna untuk melindungi struktur dalam ginjal dari kerusakan.

2. Medula Ginjal

Medula terdiri dari bagian bernama lengkung Henle dan piramida ginjal, yang merupakan struktur kecil yang berisi tubulus dan nefron. Tubulus berfungsi untuk mengangkut cairan masuk ke dalam ginjal dan juga urine agar ke luar ginjal. Untuk nefron, bagian untuk berguna untuk mengambil darah, memetabolisme nutrisi, serta membantu untuk mengeluarkan limbah yang telah disaring.

3. Pelvis Ginjal

Pelvis adalah bagian terdalam ginjal yang berbentuk corong. Pelvis berfungsi sebagai wadah penampung urine sementara dan jalur untuk cairan berpindah dari ginjal menuju kandung kemih. Akhirnya, urine dialirkan ke ureter dan dibuang keluar dari tubuh.

Penyebab Terjadinya Penyakit Ginjal Kronis

Ada berbagai macam penyakit pada ginjal, salah satunya adalah penyakit ginjal kronis. Hal ini dapat ditandai dengan adanya protein dalam urine dan adanya penurunan fungsi ginjal. Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab dari penyakit ini, seperti:

  • Diabetes.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Glomerulonefritis.
  • Penyakit ginjal polikistik.
  • Batu ginjal.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Obat-obatan dan racun.

Jenis Pemeriksaan Ginjal

Memeriksa keadaan dan fungsi ginjal adalah cara mengetahui fungsi ginjal dalam kondisi baik atau tidak. Seseorang yang mengidap diabetes, hipertensi, penyakit jantung, atau riwayat keluarga yang memiliki penyakit ginjal sangat disarankan untuk melakukan pemeriksaan.

1. Tes Darah

Tes darah dilakukan untuk mengetahui seberapa optimal bagian-bagian ginjal dalam menyaring darah. Tes darah juga disebut dengan laju filtrasi glomerulus (GFR). Di tes ini, darah akan diuji dengan melihat kadar kreatininnya.

Kreatinin adalah produk limbah yang dihasilkan oleh jaringan otot dan dikeluarkan dari tubuh melalui proses ekskresi. Ketika seseorang ginjalnya tidak berfungsi dengan baik, maka dia akan sulit untuk mengeluarkan kreatinin dari dalam darah.

2. Tes Urine

Tes urine dilakukan untuk mengukur kadar albumin (sejenis protein) yang larut bersama dengan air seni. Jika ginjal dalam keadaaan sehat, maka albumin tidak akan masuk ke dalam urine. Albumin seharusnya berada di dalam darah, bukan zat sisa yang harus dikeluarkan melalui urine.

3. Ureteroskopi

Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung kemih dan ureter. Ureteroskopi umumnya tidak akan sampai pada ginjal, tetapi dapat membantu mengetahui kondisi sekitar ureter yang memengaruhi kesehatan ginjal.

4. Biopsi

Dengan menggunakan alat yang dimasukkan untuk mengambil sampel kecil ginjal. Sampel jaringan ginjal akan melalui pemeriksaan lanjutan untuk memastikan penyebab gangguan kesehatan pada ginjal.

Gejala Gangguan Fungsi Ginjal

Meskipun gejala akan dialami berbeda oleh setiap pengidapnya, tetapi ada beberapa gejala umum yang rentan dialami, seperti:

  • Sering mengalami kelelahan dan kesulitan konsentrasi.
  • Mengalami gangguan tidur.
  • Kulit menjadi lebih kering dan gatal.
  • Frekuensi buang air kecil meningkat.
  • Adanya darah pada urine.
  • Urine berbusa.
  • Pergelangan kaki mengalami pembengkakan.
  • Penurunan nafsu makan.
  • Sering merasakan kram otot.

Ada beberapa kelompok yang sangat rentan mengalami gangguan pada fungsi ginjal. Mulai dari kelompok usia lanjut, pengidap diabetes, riwayat hipertensi, hingga memiliki keluarga dengan kondisi gagal ginjal kronis.

Komplikasi Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menimbulkan berbagai komplikasi, antara lain:

  • Anemia.
  • Pendarahan dari perut atau usus.
  • Nyeri tulang, sendi, dan otot.
  • Kerusakan saraf kaki dan lengan (neuropati perifer).
  • Demensia.
  • Penumpukan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura).
  • Komplikasi jantung dan pembuluh darah.
  • Hiperparatiroidisme.
  • Meningkatnya risiko infeksi.
  • Kerusakan atau kegagalan hati.
  • Malnutrisi.

Perawatan Ginjal

Ada beberapa cara pengobatan yang perlu dilakukan untuk merawat ginjal agar tetap sehat, yaitu:

  • Antibiotik: Untuk mengatasi infeksi ginjal akibat bakteri.
  • Nephrostomy: Untuk mengatasi penyumbatan pada aliran urine.
  • Lithotripsy: Untuk mengatasi batu ginjal.
  • Nefrektomi: Untuk mengangkat ginjal akibat kanker atau kerusakan yang parah.
  • Dialisis: Untuk menyaring darah akibat kerusakan pada ginjal.
  • Hemodialisis: Untuk menyaring darah dan mengembalikannya ke dalam tubuh.
  • Dialisis peritoneal: Untuk membuang limbah di dalam tubuh dengan cara mengeringkannya.
  • Transplantasi ginjal: Untuk menggantikan ginjal yang rusak yang menggantinya dengan baru.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera temui dokter bila mengalami gejala-gejala penyakit ginjal di atas. Penanganan yang tepat dapat mengurangi komplikasi yang ditimbulkan dari kondisi ini. Pemeriksaan di rumah sakit perlu dilakukan agar masalah yang terjadi bisa ditangani langsung oleh dokter ahli. 

Untuk pemesanan pemeriksaan ini, kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc dan tentukan rumah sakit yang sesuai dengan keinginan. Dengan begitu, kemudahan dalam akses kesehatan bisa didapatkan hanya dengan penggunaan smartphone.

Referensi: 
NIDDK.nih.gov. Diakses pada 2022. Your Kidneys & How They Work. 
Web MD. Diakses pada 2021. Kidneys.
National Kidney Foundation. Diakses pada 2021. 10 Signs You May Have Kidney Disease.
National Institutes of Health – MedlinePlus. Diakses pada 2021. Chronic kidney disease
Web MD. Diakses pada 2022. Picture of the Kidneys.
National Kidney Foundation. Diakses pada 2022. How Your Kidneys Work.

Diperbarui pada 1 April 2022.