Bagaimana pengaruh jenis kelamin terhadap frekuensi pernapasan jika ditinjau dari

Tahukah anda bahwa manusia dapat bernapas karena melalui proses yang kompleks? Secara sederhana, proses pertama yang terjadi ketika anda bernapas adalah masuknya oksigen melalui rongga hidung, kemudian terjadi pertukaran oksigen dengan karbon dioksida di dalam paru-paru, kemudian karbon monoksida tersebut akan dikeluarkan kembali melalui rongga hidung. Manusia dapat bernafas dengan normal karena mendapat signal dari otak. Bagian otak yang mengatur proses ini adalah medulla oblongata. Ketika kadar karbon dioksida di dalam darah tinggi, medulla oblongata akan memberikan signal untuk meningkatkan frekuensi pernapasan anda dengan cara meningkatkan kerja otot diafragma. Frekuensi pernapasan normal adalah antara 12 – 20 kali per menit [1], namun ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan yang perlu anda kenali, apa saja faktor-faktor tersebut?

1. Jenis kelamin

Jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap frekuensi pernapasan anda. Berdasarkan penelitian, lelaki cenderung memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi daripada perempuan, karena volume paru-paru yang lebih besar. [2]

2. Usia

Usia juga berpengaruh pada frekuensi pernapasan. Faktanya, bayi memiliki frekuensi yang lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak maupun orang dewasa. Jadi jangan heran apabila bayi anda bernapas lebih cepat. Hal ini disebabkan karena kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh bayi untuk berkembang lebih banyak daripada orang dewasa. [3]

3. Suhu tubuh

Pernahkah anda menyadari, ketika anda di daerah yang cenderung lebih dingin, napas anda jadi terasa lebih cepat? Hal ini dapat terjadi karena otak memberikan signal agar paru-paru meningkatkan frekuensi pernapasan anda dengan tujuan mempercepat pembakaran energi, agar tubuh anda tetap terasa hangat. [4]

4. Berat badan

Semakin berat badan anda, maka frekuensi pernapasan anda juga akan semakin meningkat. Hal ini dapat dikarenakan peningkatan berat badan dapat memberikan beban tambahan pada otot-otot pernapasan untuk bekerja, mengakibatkan membutuhkan energi ekstra untuk bernapas. [5]

5. Berat aktivitas

Apabila anda memiliki aktivitas yang berat, maka frekuensi pernapasan anda akan cenderung lebih cepat. Hal ini disebabkan karena tubuh anda membutuhkan oksigen yang lebih besar dibandingkan orang-orang yang memiliki aktivitas ringan. Semakin berat aktivitas anda, maka energi yang anda butuhkan akan semakin besar pula. [6]

6. Posisi tubuh

Ketika anda berdiri, frekuensi pernapasan anda cenderung akan lebih cepat dibandingkan ketika anda tidur atau beristirahat. Anda memerlukan lebih banyak energi untuk menjaga tubuh agar tidak jatuh, dan salah satu mekanisme tubuh untuk memperoleh energi tersebut adalah dengan meningkatkan frekuensi pernapasan anda. [7]

Faktor-faktor diatas dapat secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi frekuensi pernapasan anda. Frekuensi pernapasan yang normal dibutuhkan untuk mempertahankan tubuh agar tetap terjaga kesehatannya. Apabila terlalu cepat, anda dapat merasa sesak karena pertukaran udara di paru-paru tidak seimbang.

Selalu jaga kesehatan anda, dan catat gejalanya dengan aplikasi Personal Health Record dari Carevo di //www.carevo.id/personal-health-record

Referensi

  1. Chourpiliadis C, Bhardwaj A. Physiology, respiratory rate. NCBI. 2021. Diakses dari: //www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537306/
  2. LoMauro A, Aliverti A. Sex differences in respiratory function. Breathe [Sheff]. 2018; 14[2]: 131-40. Diakses dari: //www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5980468/
  3. Wallies LA, Healy M, Undy MB, Maconochie I. Age related reference ranges for respiration rate and heart rate from 4-16 years. BMJ Journals. 2004; vol. 90 issue 11. Diakses dari: //adc.bmj.com/content/90/11/1117
  4. Davies P, Maconochie I. The relationship between body temperature, heart rate, and respiratory rate in children. Emerg med J. 2009; 26[9]: 641-3. Diakses dari: //pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19700579/
  5. Bhatti U, Laghari ZA, Syed BM. Effect of body mass index on respiratory parameters: a cross-sectional analytical study. Pak J Med Sci. 2019; 35[6]: 1724-9. Diakses dari: //www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6861468/
  6. PubMed. Your lungs and exercise. Breathe [Sheff]. 2016; 12[1]: 97-100. Diakses dari: //www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4818249/
  7. Katz S, Arish N, Rokach A. A effect of body position on pulmonary function: a systematic review. BMC Pulmonary Medicine. 18[159]. Diakses dari: //bmcpulmmed.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12890-018-0723-4

Surel :

Alamat Kantor :

Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta Pusat 10270

Pernapasan merupakan suatu aktivitas untuk mendapatkan oksigen dan membuang karbondioksida. Proses ini akan melewati beberapa organ yang terdapat dalam tubuh manusia. Organ-organ ini merupakan bagian penting yang harus dilewati dalam tiap proses pernapasan.

Jika terjadi satu saja masalah pada salah satu bagian atau organ pernapasan, maka akan mengakibatkan gangguan pada sistem pernapasan tersebut. Oksigen dibutuhkan oleh tubuh untuk reaksi respirasi sel yang menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Reaksi ini akan menghasilkan karbondioksida yang beracun bagi tubuh. Namun, anda tidak perlu khawatir, gas ini akan dikeluarkan dari luar tubuh ketika proses ekspirasi. Jika kita melihat pernapasan yang terjadi pada manusia, terkadang kita akan melihat perbedaan frekuensi.

Mengapa hal ini terjadi? Dalam setiap sel akan memerlukan energi dalam jumlah yang beragam. Hal ini menyebabkan tubuh memiliki laju frekuensi pernapasan yang beragam. Ritme pernapasan ini dikontrol oleh sumsum lanjutan.

Tingkat Pernapasan

Dalam mengatur frekuensi pernapasan ini, sumsum lanjutan ini ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah usia, pekerjaan, suhu tubuh, posisi tubuh, dan jenis kelamin. Bagaimana jenis kelamin mempengaruhi frekuensi pernapasan?

Pada umumnya laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibanding wanita. Laki-laki memiliki aktifitas yang lebih banyak dan berat. Hal ini membuat laki-laki juga membutuhkan lebih banyak energi. Oleh sebab itu, laju pernapasan laki-laki menjadi lebih cepat untuk mendapatkan energi melalui respirasi sel.

Hal ini berkaitan dengan faktor yang lain yaitu pekerjaan. Beban kerja yang dimiliki oleh laki-laki mempengaruhi frekuensi dari laki-laki dan perempuan. Meski begitu, hal ini tidak bisa menjadi satu-satunya sebab yang mempengaruhi frekuensi pernapasan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.

Terdapat pula faktor lain yang menjadi pengaruh dari berbedanya frekuensi pernapasan laki-laki dan perempuan. Faktor ini bisa menjadi sebab yang berkebalikan dengan yang tadi, yaitu perempuan memiliki frekuensi yang lebih cepat.

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan frekuensi ini adalah perbedaan volume paru-paru. Volume paru-paru perempuan lebih kecil daripada volume paru-paru laki-laki. Hal ini mengakibatkan perempuan memiliki frekuensi napas yang lebih sering dibandingkan dengan frekuensi laki-laki.

Lihat Foto

freepik.com/jcomp

Ilutsrasi bernapas

KOMPAS.com – Frekuensi pernapasan adalah ukuran berapa banyaknya napas yang diambil dalam satu menit. Frekuensi pernapasan juga kerap disebut sebagai kecepatan pernapasan. Faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan adalah:

  • Usia
  • Jenis kelamin
  • Suhu tubuh
  • Posisi tubuh
  • Penyakit
  • Keadaan emosi
  • Kadar karbon dioksida dalam darah

Pada umumnya, frekuensi pernapasan manusia adalah sekitar 12 hingga 15 napas per menit. Namun, jumlah tersebut dapat meningkat ataupun menurun bergantung faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan.

Baca juga: Sistem Pernapasan Manusia

Usia

Faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan adalah usia. Menurut Charilaos Chorpiliadis dan Abhishek Bhardwaj dalam jurnal Physiologi: Respiratory Rate [2021], anak-anak memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi daripada orang dewasa.

Makin muda usia seseorang, maka makin tinggi frekuensi pernapasannya. Misalnya, seorang anak berusia satu tahun memiliki frekuensi pernapasan sekitar 24 hingga 40 napas per menit [dua kali lipa frekuensi pernapasan dewasa yang normal].

Jenis kelamin

Faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan selanjutnya adalah jenis kelamin. Perbedaan frekuensi pernapasan laki-laki dan perempuan disebabkan laki-laki memiliki kapasitas paru-paru yang lebih besar dari perempuan.

Hal tersebut menyebabkan laki-laki menghirup lebih banyak volume udara daripada perempuan. Namun, perempuan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi daripada laki-laki.

Baca juga: Paru-paru: Kapasitas, Proses, dan Jenis Pernapasan

Suhu tubuh

Suhu tubuh yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan pernapasan. Hal tersebut dikarenakan tubuh mencoba untuk mendinginkan diri.

Penyakit

Penyakit juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan. Beberapa pernyakit menurunkan frekuensi pernapasan, namun beberapa lainnya menaikkan frekuensi pernapasan.

Penyakit seperti cedera kepala, penyumbatan saluran pernapasan, apnea tidur, masalah metabolisme, stroke dapat menurunkan frekuensi pernapasan.

Adapun penyakit seperti demam, dehidrasi, serangan panik, efusi pleura, radang paru-paru, kelainan jantung, infeksi saluran pernapasan, dan keracunan karbon monoksida dapat meningkatkan frekuensi pernapasan.

Baca juga: Gangguan Sistem Pernapasan Manusia

Video yang berhubungan