Bagaimana jika pada hari ketujuh tersebut seorang ayah belum mampu menyembelih aqiqah untuk anaknya

Bagaimana jika pada hari ketujuh tersebut seorang ayah belum mampu menyembelih aqiqah untuk anaknya
Kambing Aqiqah Online. ©2013 KambingAqiqahOnline.com

SUMUT | 5 Oktober 2021 18:45 Reporter : Ani Mardatila

Merdeka.com - Aqiqah berasal dari kata ’aqqa’ yang mempunyai arti memotong. Menurut al-Azhariy dalam “al-Tahdzib” yang mengutip pernyataan Abu ‘Ubaid, aqiqah pada mulanya berarti “rambut yang ada pada kepala seorang bayi ketika ia dilahirkan”. Aqiqah juga berarti “kambing yang disembelih untuk anak yang baru dilahirkan.”

Aqiqah tidak wajib dan menjadi ungkapan rasa syukur bagi yang mampu melaksanakannya. Aqiqah sebenarnya tradisi pra Islam di mana darah kambing yang disembelih dioleskan ke bayi yang sedang dirayakan.

Namun setelah kedatangan agama Islam, tradisi aqiqah diubah menjadi menyembelih kambing dan memotong rambut si bayi kemudian dioleskan minyak za’faran.

Berikut merdeka.com rangkum tata cara aqiqah beserta doa, hukum dan syaratnya yang benar:

2 dari 4 halaman

Hukum aqiqah anak merujuk pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah.

Yang artinya: "Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ke tujuh, dicukur (rambutnya), dan diberi nama. (HR. Tirmidzi no. 2735, Abu Dawud no. 2527, Ibnu Majah no. 3165. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam kitab al-Irwa' no. 1165).

Ulama berbeda- beda pemahaman dalam menentukan hukum aqiqah. Ada yang mengatakan hukum aqiqah itu wajib, Mubah dan kebanyakan ulama mengatakan sunnah. 

Hukum aqiqah anak adalah sunnah muakkad menurut jumhur ulama. Sedangkan tata cara aqiqah sudah dijelaskan oleh para ulama dengan berdasarkan pada hadis Rasulullah SAW di atas.

3 dari 4 halaman

"Bismillah, Allahu Akbar, Allahumma minka wa laka, hadzihi 'aqiqatu Fulan/Fulanah (nama yang disembelih)."

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, ini dari-Mu dan untuk-Mu, ini adalah aqiqah 'Fulan' (nama anak disebutkan)."

Syarat Aqiqah

Terdapat syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan Aqiqah. Syarat aqiqah sebagai berikut:

1. Jumlah hewan aqiqah

Syarat yang pertama adalah harus memperhatikan jumlah hewan aqiqah. Untuk anak laki-laki, hewan aqiqah yang disembelih adalah dua ekor kambing atau domba. Sedangkan untuk anak perempuan hanya butuh satu ekor kambing atau domba untuk disembelih. Akan tetapi jika untuk anak laki-laki tidak mampu untuk menyembelih dua ekor, maka seekor juga boleh.

2. Kondisi hewan aqiqah

Syarat kedua, hewan yang digunakan untuk aqiqah haruslah dalam kondisi yang sehat, tidak cacat, tidak kurus dan cukup umur untuk disembelih. Umur kambing atau domba yang akan digunakan untuk aqiqah biasanya berkisar satu tahun, dengan jenis kelamin jantan ataupun betina. Disunnahkan pula, daging aqiqah sebaiknya dimasak terlebih dahulu. Terdapat dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 172, Allah berfirman:

Yaa ayyuhallaziina aamanu kulu min tayyibaati maa razaqnaakum wasykuru lillaahi ing kuntum iyyaahu ta'budun

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah."

4 dari 4 halaman

Tata cara aqiqah yang pertama harus dilakukan adalah dengan mencukur rambut anak berusia tujuh hari sampai gundul. Hal ini agar bayi terbebas dari godaan setan yang menyertainya ketika lahir. Adapun doa saat menyukur rambut bayi saat aqiqah yaitu sebagai berikut:

Bismillahirohmanirrohiim alhamdulillahirobbil 'aalamiin allahuma nurussamawati wanurussyamsi walqomari allahuma syirullahi nurunnubuwati rosulallahi salallahu alaihi wasalama walhamdu lillahi robil 'alamin

Artinya :

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Ya Allah, cahaya langit, matahari dan rembulan. Ya Allah, rahasia Allah, cahaya kenabian, Rasululullah SAW, dan segala puji Bagi Allah, Tuhan semesta alam."

Selain mengawali dengan doa, ketika mencukur rambut bayi juga terdapat tata cara sebagai berikut:

- Arah ketika mencukur rambut dimulai dari sebelah kanan ke kiri.

- Rambut bayi dicukur semuanya (bersih atau gundul) sehingga tidak ada kotoran yang tersisa.

- Rambut hasil cukuran si bayi kemudian ditimbang dan jumlah timbangan dinilai dengan nilai emas atau perak yang kemudian nilai itu disedekahkan kepada fakir miskin.

Memberikan nama kepada anak

Setelah mencukur rambut, tata cara aqiqah berikutnya yaitu orang tua harus memberikan nama kepada anak yang diaqiqah. Selain untuk panggilan, nama juga berfungsi sebagai doa. Oleh karena itu, ketika memberi nama bayi yang baru lahir, hendaklah menamainya dengan nama yang baik. Seperti dalam suatu hadits, Rasulullah bersabda:

"Sesungguhnya kalian pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak kalian, maka baguskanlah namamu." (HR Muslim)

Menyembelih kambing atau domba

Setelah mencukur rambut dan memberikan nama pada anak, tata cara aqiqah selanjutnya adalah menyembelih kambing yang sudah memenuhi syarat yang telah dijelaskan diatas. Rasulullah bersabda:

"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan cara yang baik kepada tiap-tiap segala sesuatu. Maka apabila kamu membunuh, hendaklah kamu membunuhnya dengan cara yang baik, dan jika kamu menyembelih hendaklah kamu menyembelihnya dengan cara yang baik dan hendaknya ia memudahkan (kematian) binatang yang disembelihnya." (HR Muslim).

Saat menyembelih aqiqah, terlebih dahulu harus membaca doa menyembelih aqiqah sebagai berikut:

Bismillahi wallahu Akbar. Allahumma minka wa laka. Allahumma taqabbal minni. Hadzihi ‘aqiqatu… (sebutkan nama bayi).

Artinya:

"Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, aqiqah ini adalah karuniamu dan aku kembalikan kepada-Mu. Ya Allah, terimalah dari kami, ini aqiqah…(sebut nama anak yang diaqiqahi)."

Makan bersama

Aktivitas dari serangkaian aqiqah akan diakhiri dengan makan bersama dan doa bersama agar anak yang aqiqah akan tumbuh menjadi anak yang sholeh atau sholehah, serta berguna bagi orang-orang di sekitarnya.

Doa untuk Bayi

“U`iidzuka bi kalimaatillaahit tammaati min kulli syaithooni wa haammah. Wa min kulli `ainin laammah."

Artinya :

Saya perlindungkan engkau, wahai bayi, dengan kalimat Allah yang prima, dari tiap-tiap godaan syaitan, serta tiap-tiap pandangan yang penuh kebencian."

(mdk/amd)

Aqiqah adalah ibadah yang dilakukan untuk menyukuri kelahiran dari seorang manusia. Bentuk aqiqah ialah sembelihan yang disembelih karena kelahiran anak. Terdapat hadits yang mengatakan bahwa aqiqah adalah hak anak. Lalu bagaimana jika seorang anak terlambat diaqiqahi?

Aqiqah dasar hukumnya adalah sunat muakkad meskipun si ayah sedang dalam keadaan susah. Aqiqah telah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. dan para sahabat beliau.

Mengenai waktu pelaksanaan aqiqah, ada tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. seperti berikut:

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى. (رواه أَبُو دَاوُدَ)

Dari Samurah bin Jundub (diriwayatkan bahwa) sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: “Setiap anak tergantung kepada aqiqahnya, disembelih atas namanya pada hari ketujuh (kelahirannya), dicukur (rambutnya) dan diberi nama” (HR. Abu Dawud).

Dari hadits ini diketahui bahwa aqiqah itu dilaksanakan sebagai tanda syukur dan berbagi kebahagiaan atas kelahiran seorang anak. Aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahirannya. Dan menurut para ulama, jika tidak bisa dilakukan pada hari tersebut, maka boleh dilakukan pada hari-hari lain yang longgar. Hanya saja waktunya dibatasi hingga anak tersebut baligh, sebagaimana diisyaratkan dalam hadits di atas dengan kata “ghulam” yang berarti anak. Jika sudah baligh maka tidak disunnahkan lagi melakukan aqiqah karena sudah jauh waktunya dari hari kelahirannya.

Oleh karena itu, jika ayah saudara tidak melakukan aqiqah atas nama anda dahulu, maka anda tidak mempunyai kewajiban untuk mengaqiqahi diri sendiri. Dalam hal ini anda tidak perlu merasa bersalah atau berdosa bagi diri anda atau ayah anda, karena hukum aqiqah bukan wajib, tapi sunnah muakkadah. Anda tidak perlu mengaqiqahi diri sendiri ketika sudah dewasa karena hal itu tidak disyariatkan dan tidak disunnahkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam., para sahabat dan para ulama tidak melakukan hal tersebut.

Wallahu a’lam bish-shawab.

https://www.suaramuhammadiyah.id/2015/11/16/aqiqah-ketika-sudah-dewasa

Ilustrasi Kambing aqiqah. Foto: Shutterstock

Dalam beberapa ayat Al-Quran, kelahirkan anak seringkali disebut sebagai al busyro, yang artinya adalah kabar gembira Ya Moms, hati Anda dan pasangan pasti bahagia menyambut kelahiran si kecil karena artinya Allah SWT mempercayakan amanah untuk menjaga makhluk ciptaan-Nya dalam asuhan Anda. Ada amalan yang diperintahkan Allah setelah kelahiran anak, yakni menjalankan aqiqah.

Aqiqah adalah menyembelih seekor kambing untuk anak perempuan dan dua ekor kambing untuk anak laki-laki pada hari ketujuh kelahiran bayi. Perintah aqiqah dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW:

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى =رواه ابو داود والترمذي والنسائي وابن ماجه واحمد

Dari Samurah, Rasulullah SAW telah bersabda, “Setiap anak tergadai dengan ‘aqiqahnya, yang disembelih untuknya pada hari ke-7, dicukur rambutnya, dan diberi nama” (Hadits sahih riwayat Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah, Baihaqi, dan Hakim)

Ilustrasi ayah dan bayi baru lahir. Foto: shutterstock

Dalam hadits itu dijelaskan bahwa Rasulullah memerintah umat Islam untuk menjalankan aqiqah pada hari ketujuh kelahiran anak. Bagaimana bila aqiqah dilakukan melebihi waktu tersebut?

Menurut Ustaz Erick Yusuf, pimpinan lembaga dakwah iHAQi, hukum aqiqah anak sebenarnya adalah sunah muakad, yakni amalan sunah yang diprioritaskan. Rasulullah memang memberi contoh aqiqah dilakukan pada hari ketujuh, namun bila tidak mampu menyembelih kambing pada hari itu, bisa dilakukan setelahnya.

Aqiqah memang diprioritaskan pada hari ketujuh. Tapi kalau seandainya tidak mampu, tidak perlu dipaksakan. Nanti saja kalau ada rezeki,” jelas Ustaz Erick.

Ustaz Erick Yusuf di kantor kumparan Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan

Lebih lanjut, Ustaz Erick menjelaskan bila orang tua tidak mampu melaksanakan aqiqah untuk anaknya pada hari ketujuh, aqiqah bisa dilakukan pada hari ke-14 atau ke-21. Bahkan bisa dilakukan saat anak itu dewasa.

“Ada yang melakukan aqiqah saat anaknya sudah besar. Bahkan bila sudah dewasa belum di-aqiqah, anak itu boleh aqiqah untuk dirinya sendiri. Karena anak yang belum di-aqiqah itu seperti anak yang tergadaikan,” tambah Ustaz Erick.

Jadi Moms, aqiqah untuk anak memang sebaiknya dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahirannya. Namun bila rezeki belum mencukupi, aqiqah anak bisa dilakukan di lain hari.