Bagaimana gerak tari yang berasal dari Jawa Timur

Apa saja macam-macam tari Jawa Timur warisan leluhur? Foto: iStock

Jawa Timur adalah daerah di provinsi Jawa yang kaya akan berbagai kebudayaan seni tari di dalamnya. Salah satu jenis tari Jawa Timur yang terkenal adalah tari Reog Ponorogo, tarian tersebut terkenal karena Ponorogo dikenal sebagai kota asal Reog.

Tidak hanya tari Reog Ponorogo, ada juga berbagai jenis-jenis tari Jawa Timur yang ikut menjadikan budaya di daerah setempatnya sebagai makna dari tari tradisional tersebut. Itu sebabnya, hampir semua tarian di Jawa Timur memiliki bentuk gerakan yang berbeda.

Untuk mengetahui lebih lanjut macam-macam tari adat yang ada di Jawa Timur, simak informasi selengkapnya di bawah ini.

Jawa Timur memang dikenal sebagai daerah yang masih menjaga kental kekayaan dari para leluhurnya, salah satunya adalah tari tradisional.

Bahkan jika diperhatikan lagi secara seksama, jumlah tarian adat Jawa Timur termasuk banyak dibandingkan daerah yang lainnya. Ingin tahu apa saja jenis tari yang berasal dari Jawa Timur? Menyadur dari berbagai sumber, berikut informasinya.

Dalam buku Penciptaan Buku Ilustrasi Tentang Tari Remo Sebagai Upaya Pengenalan pada Anak-Anak karangan Helen Dwi Magdalena disebutkan bahwa tari Remo adalah tari khas masyarakat Jawa Timur yang sering dijadikan sebagai tari selamat datang.

Tidak hanya itu, tari Remo juga termasuk tarian yang menggambarkan keberanian seorang pangeran gagah yang berhasil memenangkan peperangan di medan pertempuran. Melihat dari maknanya tersebut, tidak sedikit yang menggambarkan tari Remo sebagai identitas kepahlawanan dari daerah Surabaya itu sendiri.

Tari tradisional Jawa Timur ini juga bisa disebut dengan tari ngremo atau remong. Umumnya tarian ini terdiri dari empat gerakan, yaitu tari topeng, wayang, ketoprak, dan sandur.

Tari Lenggang merupakan tarian yang diciptakan oleh Dimas Pramuka Admaji di tahun 1955. Saat itu, ia diminta untuk menciptakan sebuah tarian penyambutan di hari jadi kota Surabaya. Penawaran tersebutlah yang menciptakan adanya tari Lenggang hingga saat ini.

Tari Lenggang Surabaya ini juga diadaptasi dari pengembangan dari kesenian yang sebelumnya sudah terkenal di daerah Surabaya, yaitu tari Tanda'an atau Ledek Tayub.

Tari Seblang Olehar adalah salah satu tarian adat dari Jawa Timur. Foto: Kementerian Pariwisata RI

Menurut buku Ekonomi Festival karangan Dias Satria, tarian ritual adat Seblang Olehsari merupakan tarian ritual paling tua yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur. Tarian ini dimaksudkan sebagai usaha memperoleh ketentraman, keselamatan, dan kesuburan tanah agar hasil panen dapat melimpah.

Umumnya, ritual ini akan ditarikan adalah kondisi trance atau tidak sadarkan diri. Tujuannya sebagai penghubung warga desa dengan arwah leluhurnya yang lain.

Untuk penarinya, para tetua desa akan memiliki siapa sosoknya dengan syarat memiliki garis keturunan dengan seblang pertama dan belum menikah.

Mengutip buku Siswa Bahas Indonesia untuk SMA/MA Kelas X karangan Drs. Subadiyana, perlengkapan utama penari Reog adalah topeng berkepala singa yang dihias dengan bulu-bulu merak. Sementara itu, para pendamping Reog disebut dengan gemblak.

Tarian Reog Ponorogo biasanya ditampilkan di berbagai acara penting dan membutuhkan halaman luas, seperti pernikahan, khitanan, hingga hari besar-besar nasional. Menurut sejarah, tarian ini berasal dari Ponorogo karena dianggap sebagai kota penghasil Reog.

Tari Tiban merupakan tari ata ritual rakyat yang turun-temurun menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat Tulungagung, Jawa Timur.

Menurut buku Menelusuri Tulungagung Lewat Pena yang ditulis oleh Alfiah Nur Aini, tarian ini merupakan sebuah permintaan atau permohonan kepada YME untuk segera menurunkan hujan.

Sebelum dimulai, para penari Tiban akan membaca bismillah yang kemudian dilanjutkan dengan mantra-mantra berbahasa Jawa. Di akhiri ritul, penari akan membacakan bacaan dua kalimat syahadat.

Dalam ritual ini, alat musik yang digunakan adalah gamelan lengkap yang terdiri dari akendang, kentongan, dan gambang laras.

Tari Gandrung berasal adari Banyuwangi, Jawa Timur. Foto: Kumparan

Tari Gandrung adalah tarian dari Banyuwangi, Jawa Timur, yang dibawakan sebagai bentuk perwujudan rasa syukur masyarakat setelah panen.

Seperti yag dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, tarian ini merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali. Lebih lanjut, tarian ini adalah bentuk kebudayaan dari suku Osing yang asli dari Banyuwangi.

Dalam pementasannya, tarian ini akan dilakukan secara berpasangan antara perempuan dan laki-laki yang dikenal dengan paju.

Menyadur laman Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, tarian dari Jawa Timur yang lainnya adalah Tari Thengul.

Tarian ini terinspirasi dari Wayang Thengul asal Bojonegoro, Jawa Timur. Biasanya, tarian ini dipentaskan oleh penari secara berkelompok dengan gerakan, ekspersi, dan kontum yang menyerupai Wayang Thengul.

Tari ini merupakan tarian kreasi yang diciptakan para seniman, juga sebagai wujud apresiasi dan upaya untuk mengangkat kembali kesenian yang hampir tenggelam seiring dengan perkembangan zaman.

Tak ingin kesenian itu punah, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro kini tengah berupaya menggebrak dan menggencarkan kembali thengul. Bahkan menjadikannya sebagai salah satu ikon daerah yang wilayahnya dilalui sungai Bengawan Solo.

Tari Jaranan Buto adalah tari tradisional yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi dan Blitar. Mengutip laman Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum & HAM RI, tarian ini memakai properti berupa kuda buatan berwajah raksasa atau buto.

Para penari Jaranan Buto juga akan memakai tata rias muka seperti seorang raksasa yang lengkap dengan muka merah, bertaring tajam, bermata besar, dan berambut panjang serta gimbal.

Tari Topeng Malangan berasal dari Wayang Topeng Malangan. Foto: Buku Pemertahanan Budaya Topeng Malangan

Tari Jawa Timur yang lainnya adalah Tari Topeng Malangan. Tarian ini berasal dari kebudayaan Wayang Topeng Malangan yang hingga kini sudah ditetapkan sebagai warisan budaya Takbenda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tarian ini mengandung banyak makna kehidupan dan watak manusia. Makna itu sendiri sudah terlihat dengan jelas dari karakter penarinya yang menggunakan topeng.

Lebih lanjut, setiap warna topeng yang diperagakan memiliki artinya sendiri, seperti warna putih untuk kesucian, hijau untuk kehidupan, dan merah untuk nafsu.


Page 2