Bagaimana cara perawatan saringan keramik pada teknik penyaringan?

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.

Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak pakai. 

Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air. Gunakan destilasi sederhana untuk menghasilkan air yang tidak mengandung garam. Saran sebelum membeli alat/mesin penjernih air yang harganya ratusan ribu sampai jutaan rupiah, coba terlebih dahulu beberapa alternatif cara sederhana dan mudah guna mendapatkan air bersih dengan cara mempergunakan filter air/penyaringan air :


1. Saringan Kain Katun.

Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik penyaringan yang paling sederhana/mudah. Air keruh disaring dengan menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan tergantung pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.

2.  Saringan Kapas

Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan dengan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang digunakan.

3.  Aerasi

Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.

4. Saringan Pasir Lambat (SPL)

Saringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil. Untuk keterangan lebih lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir Lambat (SPL).

5.   Saringan Pasir Cepat (SPC)

Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir. Untuk keterangan lebih lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir Cepat (SPC).

6. Gravity-Fed Filtering System

Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat (SPC) dan Saringan Pasir Lambat (SPL).  Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat (SPC).  Air hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa/ multi Saringan Pasir Lambat.

 7.   Saringan Arang

Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat digunakan arang aktif. Untuk lebih jelasnya dapat lihat bentuk saringan arang yang direkomendasikan UNICEF pada gambar di bawah ini. 

 8.    Saringan air sederhana/tradisional

Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan pasir arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan injuk/ijuk yang berasal dari sabut kelapa. Untuk bahasan lebih jauh dapat dilihat pada artikel saringan air sederhana.

  9.   Saringan Keramik

Saringan keramik dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air bersih didapatkan dengan jalan penyaringan melalui elemen filter keramik. Beberapa filter kramik menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter. Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringan keramik ini dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang mengalir.

 10. Saringan Cadas/Jempeng/Lumpang Batu

Saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan saringan keramik. Air disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan ini umum digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi sawah.

Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng relatif rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.

11. Saringan Tanah Liat.

Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari pori-pori pada bagian dasarnya. Lihat saringan keramik.

12. Penjernihan Air dengan Biji Kelor (Moringa Oleifera)

Biji kelor dibiarkan sampai matang atau tua di pohon dan baru dipanen setelah kering. Sayap bijinya yang ringan serta kulit bijinya mudah dipisahkan sehingga meninggalkan biji yang putih. Bila terlalu kering di pohon, polong biji akan pecah dan bijinya dapat melayang  “terbang” ke mana-mana. 

Biji tak berkulit tersebut kemudian dihancurkan dan ditumbuk sampai halus sehingga dapat dihasilkan bubuk biji Moringa. Jumlah bubuk biji moringa atau kelor yang diperlukan untuk pembersihan air bagi keperluan rumah tangga sangat tergantung pada seberapa jauh kotoran yang terdapat di dalamnya. Untuk menangani air sebanyak 20 liter (1 jerigen), diperlukan jumlah bubuk biji kelor 2 gram atau kira-kira 2 sendok teh (5 ml).

Tambahkan sedikit air bersih ke dalam bubuk biji sehingga menjadi pasta. Letakkan pasta tersebut ke dalam botol yang bersih dan tambahkan ke dalamnya satu cup (200 ml) lagi air bersih, lalu kocok selama lima menit hingga campur sempurna. Dengan cara tersebut, terjadilah proses aktivitasi senyawa kimia yang terdapat dalam bubuk biji kelor.

Saringlah larutan yang telah tercampur dengan koagulan biji kelor tersebut melalui kain kasa dan filtratnya dimasukkan ke dalam air 20 liter (jeriken) yang telah disiapkan sebelumnya, dan kemudian diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit.

Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air. Setelah satu jam, air bersihnya dapat diisap keluar untuk keperluan keluarga.

Pengolahan air bersih tentu sangatlah dibutuhkan, apa lagi di era modern seperti saat sekarang ini yang tentunya harus dilakukan demi menunjang kesehatan serta kelangsungan hidup manusia. Usaha tersebut sudah dilakukan dari dulu hingga pada saat ini, namun dimasa kini, kondisi air sudah semakin memprihatinkan. Hal ini terjadi sebab adanya polusi tanah  yang diakibatkan oleh pembuangan limbah pabrik terutama sampah organik dan samapah anorganik dari industri dan juga masyarakat itu sendiri. Penebangan pohon dengan liar dan tidak terkendali tanpa dengan mempertimbangkan keseimbangan alam juga akan berdampak pada kualitas air tanah. 

Pada umumnya, proses penyaringan air bermanfaat untuk menghilangkan zat pengotor untuk memperoleh air yang berkualitas dan memenuhi standar persyaratan kualitas air. Adapun tujuan dari proses ini adalah sebagai berikut.

Sistem Penyaringan Air Dengan Bahan Alami

  • Menghilangkan gas-gas terlarut didalam air.
  • Menghilangkan rasa yang tidak enak pada air.
  • Membasmi bakteri pathogen yang berbahaya.
  • Memperkecil sifat air yang mengakibatkan terjadinya endapan pada pipa dan saluran air.
Terdapat beberapa cara sederhana yang sangat mudah untuk mendapatkan air yang bersih yaitu dengan cara atau dengan teknik penyaringan dan teknik pengendapan.

Cara atau teknik yang dapat dilakukan dalam proses penyaringan air untuk mendapatkan air yang bersih yaitu :

a. Saringan dari kain katun.

Pembuatan saringan dengan menggunakan kain katun adalah cara paling sederhana dan paling mudah yang didalam prosesnya, air disaring dengan menggunakan kain katur yang bersih. Jenis penyaringan seperti ini dapat membersihkan air dari kotoran dan mikroorganisme kecil yang berada didalam air yang keruh yang tentunya hasilnya juga ditentukan oleh ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan untuk menyaring air tersebut.

b. Saringan dengan menggunakan Kapas.

Teknik dengan cara menyaring air menggunaka kapas dapat menghasilkan air yang lebih baik dari teknik dengan menggunakan kain katun. seperti halnya dengan penyaring dari kain katun, penyaringan dengan menggunakan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan mikroorganisme didalam air yang keruh. Hasil dari saringan ini juga ditentukan tebal tipisnya kapas yang digunakan. c. Teknik penyaringan Aerasi. Teknik ini merupakan proses penjernihan air dengan cara mengisi/memberikan oksigen kedalam air yang dengan cara tersebut, zat-zat seperti karbon dioksida dan hidrogen sulfida serta metana yang mempengaruhi rasa dan bau air dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Selain itu, pertikel mineral yang telarut didalam air seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filterisasi. d. Teknik saringan pasir lambat (SPL). Sistem saingan pasir lambat merupakan proses penyaringan air dengan menggunakan bahan dasar pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu kemudian melewati lapisan kerikil pada proses berikutnya. e. Teknik saringan pasir cepat (SPC). Sistem saringan pasir cepat sama seperti halnya dengan saringan pasir lambat yang terdiri dari pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Namun, Arah penyaringan air terbalik bila dibandingakan dengan saringan pasir lambat, yakni dari bawah ketas (up Flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu kemidian melewati pasirnya. f. Graffiti-fet filtering system. Merupakan sistem penyaringan gabungan dari penyaringan pasir cepat dan penyaringan pasir lambat. Air bersih didapatkan melalui dua tahap yaitu (1) air disaring menggunakan penyaringan pasir cepat. (2). Air hasil dari penyaringan pasir cepat tersebut disaring kembali menggunakan saringan pasir lambat. Untuk antisipasi debit air dari hasil penyaringan pasir cepat, dapat digunakan beberapa pasir lambat. g. Taknik saringan menggunakan arang. Saringan arang dapat dikatakan pula dengan teknik saringan pasir arang dengan tambahan satu buah pasir arang. Jenis saringan ini sangat efektif untuk menghilangkan bau pada air dan juga bau yang tidak enak. arang yang digunakan dapat berupa arang kayu aau arang tempurung kelapa dan untuk hasil yang lebih efektif dapat pula digunakan arang aktif. h. Teknik saringan menggunakan keramik. Saringan keramik dapat disimpan dalam kurung waktu yang cukup lama sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk kondisi darurat. Air besih didapatkan melalui penyaringan filter keramik dimana keramik tersebut menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disenfektan dan membunuh bakteri. Saat proses penyaringa berjalan, kotoran yang terdapat didalam air baku akan tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter, sehingga untuk mencegah penyumbatanyang terlalu keseringan, maka air baku jangan dimasukan dalam keadaan yang terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatannya dapat dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada pada air yang mengalir. i. Teknik saringan cadas. Saringan cadas atau saringan jempeng ini mirip dengan sistem saringan pada keramik. Air disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas dan cara ini sering dimanfaatkan orang-orang yang hidup dipedesaan. Saringan tersebut digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun saluran irigasi sawah. Seperti halnya dengan saringan keramik, kecepatan air dari hasil saringan menggunakan batu cadas relatif rendah bila dibandingkan  dengan cara SPL dan SPC.

2. Teknik Pengendapan.

Teknik pengendapan terdiri dari beberapa jenis yaitu : a. Menggunakan Biji Kelor. Biji dari buah kelor (moringan oleifera ) mengandung zat aktif rhamnosyloxy-benzil,isothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir partikel lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah suspensi, dengan patikel kotoran melayang didalam air. Penemuan yang dikembangkan sejak tahun 1986 dinegara sudan untuk menjernih air dari sungai Nil dan juga tampungan air hujan ini pada masa yang akan datang dapat dapat dikembangkan sebagai penjernih air sungai yang ada diseluruh wilayah Indonesia pada umunya yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh PDAM setempat. Serbuk biji kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan mengendapkan kandungan unsur logam berat yang tinggi didalam air, hingga akhirnya air tersebut dapat dikonsumsi dan juga memenuhi standar air baku air bersih. b. Menggunakan Tawas. Manfaat dari tawas yaitu memisahkan dan mengendapkan kotoran didalam air dengan lama pengendapan kurang lebih sekitar 12 jam. Fungsi dari tawas hanya utuk mengendapkan dan tidak berfungsi untuk menghilangkan kuman atau membunuhnya atau menaikkan pH dalam air. c. Menggunkan Kaporit. Kaporit memiliki pungsi sebagai pengendap dan juga penghilang kotoran didalam air. Lama pengendapan sekitar 12 jam seperti pada tawas. d. Menggunakan Kapur Gamping. Fungsi dari kapur gamping juga termasuk untuk mengendapakan namun membutuhkan waktu hingga 24 jam dan selain itu, kapur gamping juga memiliki fungsi untuk menaikkan pH iar tetapi tidak berfungsi untuk membunuh kuman, virus atau bakteri. e. Arang Tempurung Kelapa. Bahan ini berfungsi untuk menghilangkan bau pada air, rasa tidak enak didalam air serta dapat pula menjernihkan air. Demikianlah ulasan singkat tentang proses, sistem atau cara menyaring dan menjernihka air diatas, semoga ada manfaatnya untuk anda sekalian dan selamat mencobanya. Terimakasih.

Sumber : KEMENDIKBUD-RI_Jakarta,2017.
Penulis : Suci Paresti, Dkk. 

Video yang berhubungan