Apakah yang dimaksud dengan toleransi dalam beragama brainly?

Apakah yang dimaksud dengan toleransi dalam beragama brainly?

Ilustrasi toleransi. (Bola.com/Pixabay)

Bola.com, Jakarta - Toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan, baik antarindividu maupun kelompok. Untuk menghadirkan perdamaian dalam keberagaman, perlu menerapkan sikap toleransi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), toleransi berasal dari kata 'toleran' yang artinya bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Secara etimologi, toleransi berasal dari bahasa latin, 'tolerare' yang artinya sabar dan menahan diri. Sedangkan secara terminologi, toleransi adalah sikap saling menghargai, menghormati, menyampaikan pendapat, pandangan, kepercayaan kepada antarsesama manusia yang bertentangan dengan diri sendiri.

Berdasarkan arti secara bahasa, toleransi dapat dimaknai sebagai kemampuan setiap orang untuk bersabar dan menahan diri terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengannya.

Dalam kehidupan sehari-hari toleransi biasanya dikaitkan dengan perbedaan agama atau kepercayaan. Namun, toleransi bisa juga dihubungkan dengan perbedaan lainnya, seperti suku, ras, hingga warna kulit.

Dengan adanya sikap toleransi, konflik dan perpecahan antarindividu maupun kelompok tidak akan terjadi. Banyak orang menyebut toleransi sebagai kunci utama perdamaian yang patut dijaga.

Hal tersebut penting untuk diperhatikan mengingat bangsa Indonesia mempunyai latar belakang perbedaan yang beragam, mulai keyakian, suku, ras, hingga warna kulit.

Berikut ini kumpulan contoh sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dipraktikkan, seperti dilansir dari laman zonareferensi.com, Kamis (12/8/2021).

Apakah yang dimaksud dengan toleransi dalam beragama brainly?

Ilustrasi toleransi. (Bola.com/Pixabay)

- Menghormati hak dan kewajiban umat agama lain.

- Berteman dengan teman-teman tanpa membeda-bedakan agama dan kepercayaannya.

- Tidak menghalangi umat agama lain yang sedang beribadah.

- Tidak memaksakan ajaran dan kepercayaan agama kita kepada orang yang lain agamanya.

- Menghargai hari besar umat agama lainnya.

- Menumbuhkan kerukunan dan perdamaian antarumat beragama.

- Menghormati Muslim yang berpuasa dengan tidak makan atau minum di depannya.

- Tidak mengolok-olok ajaran agama lain.

- Membantu sesama masyarakat tanpa melihat latar belakang agamanya.

- Tidak mencampuraduk akidah dalam beribadah antarmasyarakat yang berbeda agama dengan embel-embel toleransi.

- Tidak mempersekusi umat agama lain yang beribadah.

Apakah yang dimaksud dengan toleransi dalam beragama brainly?

Ilustrasi toleransi. (Bola.com/Pixabay)

- Saling menyayangi antaranggota keluarga di rumah.

- Anak-anak harus berbakti pada kedua orang tua di rumah.

- Menghargai pendapat dan pemikiran dari anggota keluarga lain.

- Menghormati anggota keluarga yang lebih tua, misalnya adik menghormati kakak dan anak menghormati orang tua.

- Menjalankan peran dalam keluarga dengan baik.

- Saling membantu antaranggota keluarga jika ada yang kesusahan.

- Mengajarkan pendidikan moral dan agama pada anak-anak di rumah sejak kecil.

- Tidak memaksakan keinginan pada anggota keluarga lain.

- Menghargai anggota keluarga yang berbeda agama dan kepercayaan.

- Orang tua harus perhatian dan menyayangi anak-anaknya.

Apakah yang dimaksud dengan toleransi dalam beragama brainly?

Ilustrasi menerapkan sikap toleransi. Credit: unsplash.com/PhilCoffman

- Tidak memilih-milih teman berdasarkan agama dan sukunya.

- Sekolah memberi pendidikan agama sesuai agama tiap-tiap siswa.

- Berbuat baik kepada semua teman tanpa terkecuali.

- Tiap siswa diperbolehkan untuk berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing.

- Menghormati teman agama lain yang berdoa atau beribadah.

- Tidak mengolok-olok siswa lain yang berbeda agama atau sukunya.

- Menghormati guru dan tenaga didik lain yang lebih tua.

- Memberi waktu bagi siswa untuk menjalankan ibadah sesuai agama masing-masing.

- Menjenguk teman yang sedang sakit.

Apakah yang dimaksud dengan toleransi dalam beragama brainly?

Ilustrasi toleransi. Credit: pexels.com/Cres

- Berbuat baik kepada tetangga tanpa membeda-bedakan suku dan agamanya.

- Ikut serta dalam kerja bakti desa secara rutin.

- Menghormati orang dari agama lain yang sedang beribadah.

- Menghargai pendapat warga lain yang berlainan ketika mengadakan rapat atau musyawarah.

- Memberi bantuan terhadap korban bencana alam yang sedang membutuhkan tanpa melihat latar belakang agamanya.

- Tidak mengganggu peribadatan agama lain

- Menghormati adat istiadat yang berkembang di masyarakat.

- Bersikap sopan santn pada warga lain yang lebih tua.

- Tidak memancing konflik SARA antarsuku atau agama, senantiasa menjaga kerukunan.

- Menjalankan dan mematuhi aturan yang diterapkan di lingkungan masyarakat.

Sumber: Zonarefensi

Toleransi adalah suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi menghindarkan terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.

Dalam Islam, toleransi yang dilarang adalah toleransi dalam masalah aqidah; artinya kita dilarang mempertukarkan aqidah atau turut serta dalam peribadatan agama lain atau mengikuti ajaran agama lain. Dalam masalah muamalah maliyah umat Islam dapat berhubungan dengan non muslim selama objek yang ditransaksikan dan akadnya dibolehkan dalam Islam.

Penjelasan

Dalam Islam sendiri, sangat jelas diajarkan bahwa Islam adalah agama yang sangat toleran. Hal ini dapat dibuktikan dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah saw.

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6)

Artinya:

Baca Juga  Keutamaan Bulan Rajab

Katakanlah: “Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (QS. Al-Kafirun: 1-6)

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Artinya:

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang inkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang amat kuat dan tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ” (al-Baqarah: 256)

Baca Juga  Apakah Keutamaan Bekerja untuk Mencari Nafkah Menurut Islam

Dalam kehidupan Rasulullah saw, beliau juga telah menunjukkan diri sebagai orang yang sangat toleran. Sebagai contoh dalam Piagam Madinah, Rasulullah saw. siap bekerjasama dengan orang-orang non muslim, untuk saling melindungi kalau di serang muasuh.

Toleransi (dalam bahasa Arabnya “tasamuh”) telah banyak diajarkan dan dipraktikkan oleh Rasulullah saw. kepada umatnya. Rasulullah saw. paham betul bahwa masyarakat Arab yang menjadi obyek dakwahnya terdiri dari berbagai suku. Apalagi di lingkungan bangsa Arab sendiri, sikap kesukuan sangat tinggi, yang terdiri dari banyak kabilah. Salah satu contohnya adalah bagaimana Nabi saw. mampu bergaul dan berhubungan secara sosial dengan tetangganya yang beragama Yahudi di Madinah. Bahkan suatu kali ada seorang Yahudi meninggal dunia yang dibawa oleh para kerabatnya untuk dimakamkan. Pada saat yang sama, Nabi saw. dan para sahabat sedang duduk-duduk. Mengetahui ada jenazah orang Yahudi sedang lewat, Nabi saw. kemudian berdiri sebagai tanda penghormatan. Spontanitas para sahabat bertanya, “wahai Nabi, kenapa engkau berdiri, padahal jenazah tersebut adalah seorang Yahudi? Jawaban Rasuullah singkat: “setidaknya ia adalah seorang manusia”. Sikap Nabi saw. ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah tipe yang menjunjung tinggi toleransi.

Sejarah membuktikan betapa Islam menjunjung tinggi berbagai perbedaan. Sikap toleran berarti tidak ada pemaksaan kehendak pribadi atas orang lain. Toleransi ini dianjurkan dalam segala bidang kehidupan, terutama sekali dalam bidang kehidupan keagamaan. Firman Allah SWT. dalam al-Qur’an :

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Artinya:

Untukmu agamamu, dan untukku agamaku. (Q.S. al-Kâfirûn: 6) Ayat Al-Quran tersebut memberi pelajaran kepada kita betapa toleransi yang diajarkan Al-Quran telah sampai pada pokok-pokok kehidupan, yaitu soal keyakinan. Di mana kita harus menghormati keyakinan orang lain. Namun, alam sikap saling menghormati itu kita tetap ada batasannya, yaitu agamamu agamamu dan agamaku agamaku.