Apakah yang dimaksud dengan depresi postpartum?

Setelah melahirkan mungkin Mama pernah mengalami perubahan emosi yang drastis atau mudah lelah dan tidak tertarik melakukan aktivitas apapun. Ini adalah hal yang umum terjadi.

Apalagi jika ini adalah persalinan yang baru pertama kali Mama alami. Kekhawatiran berlebih pasca melahirkan dan perubahan hormon dalam tubuh, itu bisa menyebabkan seorang ibu baru terkena depresi postpartum.

Mungkin Mama masih bingung dengan gejala depresi postpartum. Berikut informasi mengenai gejala, penyebab, dan cara mengatasi yang telah Popmama.com rangkum untuk Mama, simak pembahasan selengkapnya, Ma.

1. Apa itu depresi postpartum?

Apakah yang dimaksud dengan depresi postpartum?
Pexels/João Jesus

Depresi postpartum adalah masalah kesehatan mental yang sering dialami perempuan pasca melahirkan. Walaupan melahirkan dapat mendatangkan kesenangan, kegembiraan, rasa bangga, tapi juga bisa memberikan efek rasa takut bahkan cemas yang bercampur jadi satu.

Ada yang perlu Mama ketahui bahwamelahirkan juga dapat menyebabkan depresi.

Biasanya depresi postpartum ditandai dengan perubahan suasana hati yang terjadi secara cepat akibat perubahan hormon pasca melahirkan. Durasi waktunya sekitar 1-2 minggu pasca persalinan.

Namun, Jika baby blues postpartum tidak ditangani dengan tepat, maka bisa berdampak pada masalah depresi postpartum yang semakin serius.

2. Gejala postpartum

Apakah yang dimaksud dengan depresi postpartum?
Freepik/Rawpixel.com

Gejala depresi postpartum yang mudah terlihat pada Mama pasca melahirkan yaitu ditandai dengan:

  • Mood yang tertekan
  • Kesulitan tidur
  • Selalu merasa lemas dan lelah
  • Menurunnya konsentrasi dan tidak bisa berpikir jernih
  • Masalah napsu makan jadi terganggu
  • Memiliki perasaan Mama bukan orang tua yang baik
  • Kehilangan minat pada hal-hal yang disukai
  • Kesulitan merasakan ikatan batin pada si Kecil, jadi acuh tak acuh
  • Tidak tertarik pada hal yang terjadi di sekitarnya
  • Sering menangis tanpa alasan yang jelas.

Namun, kamu juga perlu tahu bahwa ada 3 tingkat gejala depresi postpartum yaitu:

  • Postpartum baby blues,
  • depresi postpartum,
  • psikosis postpartum.

Pada 3 tingkatan ini, psikolosis postopartum adalah yang paling serius dan butuh penanganan dari dokter. Gejala pada seriap tingkat bervariasi tetapi tanda-tandanya kurang lebih hampir sama.

  1. Tips agar Tetap Merasa Seksi saat Hamil, Bisa Dicoba!
  2. 50 Ide Nama Bayi Perempuan Islami yang Lahir di Bulan Agustus
  3. 50 Ide Nama Bayi Laki-Laki Islami yang Lahir di Bulan Agustus

3. Penyebab postpartum

Apakah yang dimaksud dengan depresi postpartum?
Pexels/John Finkelstein

Penyebab yang membuat Mama terkena postpartum karena ketidakseimbangan hormon dalam tubuh, adanya penurunan hormon yang menyebabkan tertekan dan mudah lelah.

Selain itu, perubahan emosi yang terjadi pada Mama setelah melahirkan. Perasaan memiliki tanggung jawab baru merawat si Kecil membuat Mama merasa lelah, tertekan, takut dan frustasi.

Lalu, perubahan gaya hidup karena si Kecil akan jadi prioritas utama Mama, membuat waktu untuk bersosialisasi jadi sedikit. Mama akan memikirkan bahwa kebutuhan buah hati adalah yang terpenting dan menghiraukan kepentingan Mama lainnya.

4. Cara mengatasinya

Apakah yang dimaksud dengan depresi postpartum?
Pexels/Pixabay

Berikut cara mengatasi depresi postpartum yang bisa Mama coba lakukan:

  • Mintalah bantuan pada orang terdekat. Biarkanlah mereka tahu kesulitan Mama dalam mengasuh si Kecil.
  • Bersikaplah realistis terhadap harapan Mama untuk diri sendiri dan si Kecil. Yang terpenting, tanamkan pikiran bahwa Mama sudah semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk si Kecil.
  • Bina hubungan dengan pasangan.Komunikasikan pada suami kesulitan Mama dalam mengasuh dan perlunya bantuan suamiuntuk merawat si Kecil.

Itulah yang Mama perlu ketahui tentang depresi postpartum, inibisa meningkat levelnya jika diabaikan. Jangan sampai telat, ibu menyusui yang baru saja melahirkan memerlukan dukungan. Jika bukan kamu yang sedang berada di posisi ini, kamu bisa memberitahukannya untuk orang-orang yang ada di sekitar kamu lho, Ma.

Baca juga:Jangan Salah, Ini Perbedaan Depresi Postpartum dan Baby Blues!

Baca juga:Benarkah Melahirkan Anak Laki-Laki Meningkatkan Depresi Postpartum?

Oleh Liputan6.com pada 29 Nov 2021, 18:00 WIB

Diperbarui 09 Des 2021, 13:50 WIB

Apakah yang dimaksud dengan depresi postpartum?

Perbesar

Ilustrasi orang yang sedang mengalami depresi. (Sumber Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Mungkin Anda pernah mendengar istilah baby blues, namun berbeda dengan baby blues, seorang ibu yang baru saja melahirkan bisa saja mengalami postpartum depression. Lantas, apa itu postpartum depression?

Dilansir Britannica, Senin (29/11/2021), postpartum depression atau Depresi pascapersalinan, merupakan gangguan depresi yang kadang-kadang terjadi pada ibu setelah melahirkan (persalinan). Postpartum depression seringkali dikaitkan dengan berbagai faktor risiko dan dapat memiliki konsekuensi serius bagi wanita yang terkena dampak dan bayinya.

Ibu yang terkena depresi pascamelahirkan mungkin, akan mengalami efek merasa bersalah atau malu. Mereka bisa saja percaya bahwa mereka tidak memenuhi harapan masyarakat atau bahwa mereka harus merasakan ikatan emosional langsung dengan bayi yang baru lahir.

Akibat dari kondisi postpartum depression yang dialami ibu, maka bayi dapat mengalami kemunduran perkembangan. Namun, postpartum depression merespon dengan baik terhadap pengobatan, terutama pengobatan psikososial dengan fokus interpersonal.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Apakah yang dimaksud dengan depresi postpartum?

Perbesar

ilustrasi bayi (Sumber: Unsplash) / Luma Pimentel

Masa bayi adalah periode waktu kritis di mana hubungan ibu-anak untuk mengembangkan regulasi emosi dan keterikatan dengan orang lain. Ibu yang depresi sering mengalami kesulitan dalam memberikan perawatan yang responsif dan dapat diprediksi kepada bayi mereka. Interaksi ibu yang depresi, sering ditandai dengan ekspresi afektif yang kurang positif dibandingkan interaksi ibu-anak yang tidak depresi.

Bayi yang ibunya mengalami depresi memiliki risiko tinggi mengalami kesulitan emosional, kognitif, dan perilaku, meskipun risikonya dapat berkurang dan relatif singkat. Demikian pula dengan ibu yang mengalami gejala depresi, dapat menurunkan kemungkinan anak mereka akan mengalami kesulitan emosional dan perilaku.

Apakah yang dimaksud dengan depresi postpartum?

Perbesar

Ilustrasi konsumsi antidepresan (Foto oleh cottonbro dari Pexels).

Ada kekhawatiran tentang pengobatan postpartum depression dengan obat antidepresan selama periode ibu menyusui, karena penelitian menunjukkan bahwa metabolit dari beberapa obat hadir dalam ASI. Sebab efek yang dihasilkan dari fisiologis dan perkembangan zat tersebut pada kesehatan bayi umumnya tidak dikenal.

Meskipun obat antidepresan, khususnya inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI), diresepkan untuk depresi postpartum sedang hingga berat, para peneliti telah berfokus pada pengembangan intervensi psikososial alternatif. Studi telah memberikan bukti bahwa psikoedukasi, terapi kelompok suportif, dan terapi perilaku kognitif efektif dalam mengobati postpartum depression.

Selain itu terapi interpersonal, juga dapat membantu pasien meningkatkan komunikasi dengan orang lain, dan bermanfaat bagi wanita yang berisiko mengalami postpartum depression atau depresi pascamelahirkan.

Penulis: Vania Dinda Marella

Apakah yang dimaksud dengan depresi postpartum?

Perbesar

Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

Lanjutkan Membaca ↓

Apakah yang dimaksud dengan depresi postpartum?

  • Apakah yang dimaksud dengan depresi postpartum?
    Liputan6.comAuthor
  • Apakah yang dimaksud dengan depresi postpartum?
    Aditya Eka PrawiraEditor

TOPIK POPULER

POPULER

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10

Berita Terbaru

Berita Terkini Selengkapnya