Apakah saat ini harga bahan bakar pesawat naik

Penulis: Kurniawan

Infopublik.id

BENGKULU – Jumlah penerbangan di bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu berkurang akibat harga tiket pesawat mahal. Mahalnya harga tiket pesawat dipicu tingginya harga bahan bakar atau avtur.

Kini jumlah penerbangan harian berkurang, biasanya mencapai 6 penerbangan per hari, saat ini menjadi 5 penerbangan. Sementara harga tiket pesawat untuk tujuan Bengkulu – Jakarta atau sebaliknya berkisar 600 hingga 700 ribu rupiah, namun saat ini harga tiket pesawat melambung tinggi hingga 1 koma 3 juta rupiah.

“Jadi memang dalam bulan inilah ya harga tiket kecendrungannya naik. Itu diakibatkan oleh tingginya bahan bakar atau avtur,” kata Armin, Executive General Manager Bandara Fatmawati Bengkulu, Sabtu (27/8).

Armin menambahkan, naiknya harga tiket pesawat dan harga bahan bakar pesawat itu dampak dari adanya perang Rusia dan Ukraina.

“Ini terpengaruh oleh perang Rusia – Ukraina. Ini juga sudah menjadi konsen pak Presiden. Kemaren pak Presiden sudah memerintahkan Menteri Perhubungan dan Menteri BUMN untuk mengusahkan menurunkan harga tiket ini,” ujarnya.

Meski jumlah penerbangan berkurang, Armin mengaku okupansi penumpang harian hingga saat ini belum berkurang.

Jakarta -

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kemungkinan harga avtur yang menjadi bahan bakar pesawat akan tetap alias tidak naik. Dengan begitu harga tiket pesawat diprediksi tidak mengalami kenaikan harga yang pesat lagi.

Belum lagi saat ini maskapai pun mulai menjalankan imbauan Kemenhub untuk menurunkan harga tiket pesawat di waktu-waktu perjalanan sepi.

"Beberapa airlines sudah memberikan tarif-tarif murah dari waktu-waktu tertentu dan di-campaign kepada masyarakat. Nah ini bagian dari balancing adanya kenaikan BBM satu sisi. Jadi satu sisi BBM naik, insyaallah avtur akan tetap (tidak naik), dan tarif (tiket pesawat) murah itu bisa dilakukan," sebut Budi Karya ditemui usai melakukan rapat dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (29/8/2022).

Lebih lanjut dia juga meminta kepada pemerintah daerah untuk ikut serta mengerek harga tiket pesawat dengan memberikan subsidi kepada maskapai. Subsidi yang dimaksud dengan cara memastikan maskapai mendapatkan penumpang dengan keterisian 60% dari jumlah kapasitas pesawat atau jaminan keterisian bagi maskapai.

"Kita minta juga kepada pemda-pemda harus membantu mengatur memberikan subsidi dalam tanda petik. Subsidi itu bukan subsidi, tetapi guarantee occupancy (jaminan keterisian), guarantee bahwa occupancy-nya bisa di atas 60%," kata Budi Karya.

Bagaimana cara memberikan jaminannya? Budi Karya menyerahkan hal tersebut kepada pemerintah daerah. Bisa dengan mempromosikan, membeli tiketnya, ataupun membantu publikasi maskapai.

Menurutnya pun peran pemda sudah mampu meningkatkan keterisian pesawat, pada akhirnya harga tiket pun bisa turun.

"Jadi komitmen dari pemda untuk memasarkan, membeli ataupun mengkomunikasikan tentang penerbangan ke daerahnya. Yang sukses beberapa ada daerah di Toraja, Silampari Sumatera Selatan, ada juga Kalimatan Barat, itu berhasil," kata Budi Karya.

Apalagi untuk pesawat-pesawat propeller yang menerbangkan rute-rute ke pedalaman. Budi Karya meminta Pemda ikut memberikan jaminan keterisian agar maskapai mau memberikan harga tiket pesawat murah.

"Kita tahu kalau pesawat itu di bawah 60% apalagi propeller yang baling-baling itu, mereka rugi. Ini mereka minta guarantee. Tapi, kalau ternyata pesawat itu lebih dari 60%, Pemda tidak perlu mengeluarkan uang," kata Budi Karya.

(ara/ara)

Maskapai penerbangan meminta pemerintah merevisi aturan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat untuk mengatasi lonjakan harga bahan bakar pesawat atau avtur tahun ini. Aturan TBA yang berlaku dinilai tidak relevan dengan kondisi saat ini karena diterbitkan pada Maret 2019 saat harga avtur Pertamina di Bandara Soekarno Hatta masih di bawah Rp 10.000 per liter. 

Mengutip data Pertamina, harga rata-rata avtur di Bandara Soekarno-Hatta saat ini  sudah naik 55,38% selama periode Januari-Juni 2022. Pada Januari 2022, harga rata-rata avtur tercatat sebesar Rp10.654,98/liter. Kemudian di bulan-bulan berikutnya harga terus naik hingga mencapai Rp16.555,88/liter pada Juni 2022. Untuk periode 15-31 Juli 2022, harga avtur bahkan diperkirakan kian tinggi hingga Rp17.362,8/liter.

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Kementeria Perhubungan, Adita Irawati, mengatakan pihaknya belum akan mengevaluasi aturan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat akibat kenaikan harga avtur. Pemerintah baru mengijinkan pemberian fuel surcharge kepada konsumen sebagai dampak kenaikan avtur.

"Prioritas saat ini mengevaluasi fuel surcharge terlebih dahulu sesuai Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) No. 68-2022. Dalam kurun waktu 3 bulan, (sesuai aturan tersebut Kepmenhub No. 68-2022, fuel surcharge) harus dievaluasi," kata Adita kepada Katadata.co.id, Senin (18/7).

 Dia mengatakan, pemberian fuel surcharge membuat maskapai dapat menaikkan tiket pesawat maksimal 10% di atas TBA untuk pesawat bermesin jet. Sementara pesawat bermesin baling-baling (propeller) dapat menaikkan tiket pesawat maksimal 20% di atas TBA.

Kemenhub menghitung biaya operasi pesawat (BOP) didominasi oleh biaya avtur dan pelumas atau hingga 40% dari total BOP. Sementara biaya pemeliharaan dan overhaul mencapai 25%, sewa pesawat hingga 20%, dan biaya lain-lain hingga 15%.

Setidaknya ada dua maskapai yang telah meminta agar Kementerian Perhubungan merevisi TBA tiket pesawat. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra sebelumnya meminta agar regulator mendiskusikan kebijakan TBA secara rutin dengan semua pihak. Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan utama Irfan adalah harga avtur yang terus meningkat.

"(Permenhub 20-2019) perlu di-review, (karena) banyak hal untuk selalu diperhatikan, termasuk (harga) avtur," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra kepada Katadata.co.id, Kamis (30/6). 

President Director of Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro Adi mengatakan Permenhub No. 20-2019 diterbitkan Maret 2019 atau sebelum pandemi Covid-19. Oleh karena itu, ada beberapa faktor yang tidak menjadi perhitungan pemerintah saat itu.

Permenhub No. 20-2019 mengatur tentang sistematika penetapan tarif berdasarkan jarak, pajak, iuran wajib asuransi, dan biaya tambahan. Kebijakan tersebut juga mengatur tarif batas atas dan tarif batas bawah untuk melindungi konsumen dan maskapai penerbangan.

Daniel mengatakan, sebagian rute penerbangan tidak membukukan keuntungan walau tingkat okupansi penumpang telah 100%. Dia mencontohkan rute Pontianak-Putussiabau yang belum mencetak laba walau okupansi penuh.

Menurut Daniel, maskapai harus mengandalkan bisnis kargo dan memaksimalkan okupansi di beberapa rute untuk bisa mencetak laba.  Selain itu, sebagian rute juga telah mengalami pergeseran waktu tempuh. Dengan demikian, formulasi tarif yang diatur dalam Permenhub No. 20-2019 dinilai tidak relevan.

"Kalau ini (Permenhub No. 20-2019) tidak di-review kembali, bukan kami saja, operator lainnya mungkin tidak mau atau tidak sanggup (menerbangkan beberapa rute domestik). Kalau dipaksa mengikuti TBA (tarif batas atas), otomatis kami tidak sanggup untuk menjalankan rute tersebut," kata Daniel dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR, Selasa (28/6).

Reporter: Andi M. Arief

Kapan harga avtur Turun 2022?

Mengutip data One Solution Pertamina, harga avtur di banyak bandara mengalami penurunan untuk periode 1-14 Oktober 2022, dari periode sebelumnya 15-30 September 2022. Harga avtur memang disesuaikan tiap dua mingguan, menghitung penurunan minyak mentah dunia hingga posisi kurs rupiah terhadap dolar AS.

Berapa harga minyak pesawat 1 liter?

Mengutip data Pertamina, harga rata-rata avtur di Bandara Soekarno-Hatta saat ini sudah naik 55,38% selama periode Januari-Juni 2022. Pada Januari 2022, harga rata-rata avtur tercatat sebesar Rp10.654,98/liter. Kemudian di bulan-bulan berikutnya harga terus naik hingga mencapai Rp16.555,88/liter pada Juni 2022.

Berapa liter bahan bakar pesawat sekali terbang?

Ternyata, avtur yang dibutuhkan untuk satu pesawat sebanyak 10.165 liter atau jika dikonversi sebesar Rp 153 juta, loh!

Kenapa avtur Naik?

Menurut Pertamina, kenaikan harga avtur ini bermula dari konflik Ukraina dan Rusia.