Apakah hari ini hujan meteor

Sabtu, 5 November 2022 | 07:32 WIB

Apakah hari ini hujan meteor

Ilustrasi hujan meteor. Masyarakat Indonesia dapat menyaksikan fenomena hujan meteor Andromedid pada Sabtu (5/11/2022) dan gerhana bulan total pada Selasa (8/11/2022). (Sumber: SHUTTERSTOCK/SKY2020)

Penulis : Rofi Ali Majid | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Seluruh masyarakat Indonesia dapat menyaksikan hujan meteor mulai malam ini, Sabtu (5/11/2022). Hal itu diungkap oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Hujan meteor Andromedid, demikian fenomena ini disebut, dapat disaksikan mulai petang nanti selepas terbenamnya matahari. Anda dapat melihatnya dari arah timur laut hingga barat laut.

"Andromedid adalah hujan meteor yang titik radiannya berada di dekat konstelasi Andromeda, dan bersumber dari sisa debu komet 3D/Biela," terang LAPAN.

"Kelajuan geosmetrik meteor ini mencapai 68.400 km/jam," imbuh lembaga tersebut.

Baca Juga: Catat! 6 Fenomena Langit selama Ramadan Tahun Ini, Ada Konjungsi Planet-planet hingga Hujan Meteor

Terlepas dari itu, fenomena langit lainnya berupa gerhana bulan total akan terjadi pada Selasa (8/11) pekan depan.

Gerhana bulan total itu diprediksi berlangsung selama 1 jam, 24 menit lebih 58 detik, dengan puncak fenomena yang dapat disaksikan pukul 18.00 WIB, 19.00 WITA atau 20.00 WIT.

Tak seperti hujan meteor Andromedid, beberapa wilayah di Indonesia tak bisa menyaksikan fenomena gerhana bulan total ini. Wilayah tersebut meliputi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat serta Bengkulu.

Selain yang disebut di atas, semua wilayah Indonesia bisa menontonnya.

Baca Juga: Kemenag Ajak Salat Gerhana Bulan 8 November 2022, Berikut Sebaran Wilayah dan Tata Caranya


Sumber : Kompas TV, LAPAN

REKOMENDASI UNTUK ANDA

Powered by

Apakah hari ini hujan meteor




Video Pilihan

BERITA LAINNYA


Apakah hari ini hujan meteor
Ilustrasi hujan meteor. Warga di Tanah Air bisa menikmati hujan meteor pada Minggu (31/7) hari ini Foto: AP/Bill Ingalls

Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia akan mendapat hujan meteor pada Minggu (31/7) hari ini. Hujan meteor tersebut dinyatakan Penelit Utama bidang Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin tidak berbahaya.

"Berbahayakah hujan meteor ini? Sama sekali tidak berbahaya. Debu-debu sisa komet habis terbakar pada ketinggian di atas 80 km," kata dia, dikutip dari situs BRIN.

Thomas menambahkan, hujan meteor itu sejatinya telah terjadi sejak Jumat (29/7). Ia merupakan bagian dari rangkaianfenomena langit terkait dengan hujan meteorDelta-Aquariidsdan Alpha-Capricornids.

Menurut Thomas, hujan meteor merupakan fenomena astronomi tahunan yang terjadi ketika meteor tampak meluncur silih berganti dari titik tertentu di langit. Hal itu menyebabkan meteor tampak seperti bintang jatuh atau bintang berpindah.

Meteor sendiri merupakan batuan atau debu antar-planet yang memasuki atmosfer lalu terbakar karena gesekan atmosfer.

Ia menjelaskan sumber dua jenis hujan meteor kali ini berasal dari debu komet yang mendekati Bumi. Rinciannya, Delta Aquariids diduga berasal dari debu-debu komet 96P/Machholz, dan Alpha-Capricornids berasal dari gugusan debu komet 169P/NEAT yang berpapasan dengan bumi.

"Debu-debu komet yang berukuran kecil kecil memasuki atmosfer bumi lalu terbakar menampakkan seperti bintang jatuh. Walau jumlah meteornya sedikit, kadang-kadang hujan meteor ini menampakkan meteor terang dari sisa-sisa komet yang berukuran lebih besar," jelas dia.

Kehadiran fenomena hujan meteor ini memberi pemandangan indah di langit. Thomas pun membeberkan cara menikmati fenomena hujan meteor tersebut beserta waktunya.

Pertama, hujan meteor Delta Aquariids. Thomas menyebut warga RI dapat mengamatinya pada Jumat hingga Sabtu (29/7 - 30/7) mulai pukul 23.00 WIB di ufuk timur. Puncaknya sekitar pukul 02.00 WIB di langit selatan.

Menurutnya, pula Delta-Aquariids ini tergolong hujan meteor yang agak kuat.

"Ada 16 meteor per jamnya. Tapi, untuk melihat hujan meteor ini persyaratannya kondisi cuaca harus cerah, medan pandang ke langit selatan tidak terhalang oleh gedung dan pohon, juga jauh dari polusi cahaya," ujarnya, melalui keterangan tertulis, Jumat (8/7).

Kedua, hujan meteor Alpha-Capricornids. Thomas mengatakan ini bisa diamati pada Sabtu hingga Minggu (30/7 - 31/7) mulai pukul 20.00 WIB di ufuk timur.

"Namun waktu terbaik adalah setelah lewat tengah malam di arah langit selatan. Diperkirakan ada sekitar 5 meteor per jam yang tampak melintas di langit," ungkap dia.

Ia menganjurkan untuk memilih lokasi pengamatan yang minim gangguan cahaya lampu serta medan pandang ke langit selatan yang tidak terhalang pohon atau bangunan sambil berharap cuaca tetap cerah.

Menurutnya, pengamatan meteor lebih baik tanpa alat, karena mata mempunyai medan pandang yang lebih luas.

[Gambas:Video CNN]

(lth/lth)

Hujan meteor tanggal berapa?

Hujan meteor ini akan aktif mulai 20 Oktober hingga 10 Desember 2022, dan berpuncak pada 13 November 2022.

Kapan terjadi hujan meteor 2022?

Aktif sejak 6 hingga 30 November, berintensitas variatif antara 10-15 meteor/jam. Leonid dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah timur laut setelah tengah malam (18 November) hingga redup di arah utara sebelum Matahari terbit.

Bagaimana Terjadinya hujan meteor?

Menurut Thomas, hujan meteor merupakan fenomena astronomi tahunan yang terjadi ketika meteor tampak meluncur silih berganti dari titik tertentu di langit. Hal itu menyebabkan meteor tampak seperti bintang jatuh atau bintang berpindah.

Hujan meteor 2022 terjadi dimana?

Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan fenomena hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids akan terjadi pada akhir Juli 2022 di langit selatan dan dapat diamati dari wilayah Indonesia.