Apa yang terjadi jika air tidak ada di planet Bumi

KOMPAS.TV- Apa yang terjadi jika Bumi kering? Padahal air adalah sumber kehidupan bagi mahluk hidup di Bumi.

Menyadur Livescience.com Bumi terbentuk dari rangkaian tabrakan yang terjadi kurang dari 100 juta tahun setelah tata surya bersatu. Sekitar 72% permukaan Bumi tertutup oleh air.

Bagaimana jika semua air itu musnah? Merangkum dari How Stuff Works, INSH World, ZME Science, dan Bobo.id berikut ulasannya:

  1.  Suhu Bumi melonjak drastis, diperkirakan  bisa mencapai lebih dari 65 derajat selsius.
  2. Akan mirip planet asing, bentuk fisik Bumi  berubah, karena peningkatan gas rumah kaca.
  3. Mahluk hidup mati, karena bumi kehilangan siklus air yang mempertahankan suhu, keseimbangan, cadangan zat cair untuk planet.
  4. Semua jadi daratan berpasir,  dasar laut akan menjadi benua  tandus, kering, dan berpasir. 
  5. Gunung berapi akan mati karena air yang jadi bahan utama pembuat magma sudah musnah.
  6. Tabrakan lempeng tektonik, gara-gara tidak ada beban berbentuk air penahan lempeng tektonik tersebut supaya tetap dalam posisi yang datar.

Baca Juga: SpaceX Luncurkan 47 Starlink Usai Satelitnya yang Telah Mengorbit Bumi Dihantam Badai Matahari!

Editor Video & Grafis: Joshua Victor

Penulis : Sunbhio-Pratama

Sumber : diolah dari berbagai sumber

Apa yang terjadi jika air tidak ada di planet Bumi

Apa yang terjadi jika air tidak ada di planet Bumi
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK/Johan Swanepoel

Ilustrasi planet Bumi.

KOMPAS.com – Gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara dua atom. Hingga saat ini, gaya gravitasi di Bumi tidak pernah berubah.

Alasan mengapa gaya gravitasi tidak pernah berubah adalah karena massa Bumi yang juga tidak pernah berubah.

Satu-satunya cara untuk mengubah gravitasi di Bumi secara tiba-tiba adalah dengan mengubah massa planet.

Meski demikian, perubahan massa yang cukup besar untuk menghasilkan perubahan gravitasi pun tidak bisa terjadi dalam waktu dekat.

Apa yang terjadi jika tidak ada gaya gravitasi?

Tanpa gaya gravitasi, kondisi Bumi akan berubah secara signifikan. Ini akan memiliki pengaruh besar pada hampir semua hal karena ada begitu banyak yang dipengaruhi oleh gravitasi.

Baca juga: Urutan Struktur Planet Bumi

Dilansir dari How Stuff Works, saat tidak ada gaya gravitasi, berbagai benda, baik yang berukuran kecil maupun besar, akan mulai mengambang.

Tak hanya benda-benda seperti mobil, meja, dan tempat tidur yang akan melayang, tetapi juga atmosfer dan air di laut, danau, serta sungai.

Tanpa gaya gravitasi, udara di atmosfer akan segera “terbebaskan” ke luar angkasa. Tanpa udara di atmosfer, makhluk hidup apapun akan segera mati dan cairan akan menguap ke luar angkasa.

Dengan kata lain, tidak akan ada makhluk hidup atau apapun yang bertahan lama jika tidak ada gaya gravitasi di Bumi.

Sebaliknya, jika gaya gravitasi berlipat ganda, kondisi di Bumi pun akan sama buruknya karena semua benda akan menjadi dua kali lebih berat.

Baca juga: Temuan Berlian di Mantel Bumi Ungkap Mineral Baru yang Belum Pernah Terlihat Sebelumnya

Sebagian besar struktur rumah akan runtuh dengan cepat jika bebannya menjadi berlipat ganda.

Tanaman, arus listrik, tekanan udara, dan banyak hal lainnya akan bermasalah jika gaya gravitasi di Bumi berlipat ganda.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya

Kehidupan mahluk hidup di bumi ini meliputi, manusia, fauna dan flora tidak dapat terlepas dari peran air. Mulai dari kebutuhan untuk dikonsumsi seperti makan dan minuman, untuk kebutuhan rumah tangga, kebersihan badan, industri kecil hingga kebutuhan industri besar.

Air menjadi unsur paling menarik untuk ditelusuri, seperti yang kita ketahui air merupakan zat yang bersifat cair, tidak memiliki rasa, tidak memiliki bebauan dan tidak berwarna. Menurut berbagai penelitian sampai saat ini air baru hanya ditemukan di planet Bumi, meskipun begitu peneliti antariksa sudah melakukan penelitian dan penjelajahan dengan berbagai alat dan robot ke objek antariksa dan planet-planet di sekitar Bumi.

Fakta Tentang Air dan Sejarahnya

Tahukah kalian jika bumi ini mayoritas berisikan air sekitar 70% dari total keseluruhan elemen atau unsur yang ada di Bumi. Persentase tersebut meliputi segala air yang ada di berbagai segmentasi lapisan bumi seperti air tanah, sungai air laut, di danau, di dalam awan dan turun kembali menjadi hujan. Tapi apakah kita mengetahui, dari manakah air pertama kali berasal? Atau seperti apakah sejarah air di planet bumi, kenapa hanya ada di Bumi?

Air berdasarkan reaksi kimia merupakan campuran dari hydrogen dan oksigen lalu disebutlah sebagai H20. Menurut para peneliti, air yang ada di bumi dahulu berasal dari ledakan Big Bang sekitar 14 milyar tahun yang lalu. Kemudian dari kejadian tersebut menghasilkan planet Bumi dengan proses yang rumit sehingga sampai sekarang masih menjadi perdebatan dikalangan ilmuan dan peneliti.

Seorang peneliti bernama Adam Sarafian dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) menemukan bahwa lautan telah ada jauh lebih lama daripada yang diperkirakan sebelumnya, pada masa ketika tata surya sedang terbentuk. Sehingga tidak heran jika planet Bumi mendapatkan julukan sebagai planet biru.

Ilmuwan menduga pada usia planet Bumi masih muda, keadaan planet Bumi kering dan tanpa air sama sekali. Namun, dikarenakan suatu energi dari pusat bumi, membuat permukaan bumi mencair. Akan tetapi ada pula yang percaya bahwa air muncul dan mengalir di permukaan bumi karena diakibatkan oleh tabrakan Komet.

Sementara ahli geologi memberikan pernyataan bahwa molekul air bisa ada di bumi karena proses penguapan atau tiupan angin dari ruang angkasa. Peneliti lainnya tidak hanya menganalisa elemen-elemen didalam bumi tapi juga di luar angkasa seperti pengaruh meteorit dan asteroid. Salah satunya adalah asteroid Vesta yang berusia sekitar 14 juta tahun, ternyata ditemukan bahwa asteroid Vesta mempunyai cadangan iar didalam objek ruang angkasa tersebut. peneliti menduga asteroid inilah yang menjadi cikal bakal air yang ada di Bumi. Setelah beberapa waktu berselang, peneliti menemukan pula bahwa bentuk batuan Bumi memiliki kandungan yang serupa dengan asteroid Vesta.

Dampak Air Menghilang dari Bumi

Jika tadi kita membahas bagaimana air muncul atau terbentuk di Bumi maka bayangkan jika di Bumi ini akan habis? Ironisnya air yang kita pakai dan lihat selama ini akan berkurang seiring berkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk dunia. Bagaimana tidak, penggunaannya yang tidak hanya individual tapi juga untuk industri.

Pernahkah kita berpikir jika air di muka Bumi ini yang mana terdapat 70% dibanding elemen bumi lainnya, menghilang atau lenyap dari Bumi dengan seketika? Apa yang akan terjadi dengan Bumi dan mahluk hidup yang ada di dalamnya? Beberapa dari kita mungkin cenderung meremehkan kehadiran air di Bumi ini, tanpa rasa bersalah menghambur-hamburkan air bersih, tidak menghematnya dan sebagainya. Seandainya air di Bumi lenyap dalam semalam, berikut dampak-dampaknya yang akan terjadi:

1. Musnahnya Semua Mahluk Hidup

Beberapa waktu yang lalu terjadi longsor sedalam 100 kaki dalam 100 tahun terakhir di California yang diakibatkan oleh penurunan volum air tanah. Hal itu membuat lapisan kulit bumi semakin menipis. Fenomena itu turut berdampak pada pergerakan lempeng tektonik dan akhirnya dapat menyebabkan gempa bumi.

Penelitian setiap tahunnya juga menunjukan berkurangnya air tanah, dimana membuat ketinggian pegunungan Sierra Nevada, di Negara Spanyol bertambah beberapa millimeter.  Menurut fakta yang dijabarkan oleh Central Intelligence Agency (CIA) Meski bumi 70% berisi air tapi hanya ada 3% persediaan air tawar dan kurang dari 1% yang tersedia secara bebas, sisanya masih berbentuk berupa es seperti di kutub utara & selatan, puncak pegunungan es, gletser dan kepingan salju yang akan turun.

Bahkan air yang sulit dicari di beberapa wilayah telah menciptakan bencana kemanusiaan seperti jutaan orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang dapat dicegah dengan meminum air yang bersih. Pepohohan tidak lagi dapat melakukan fotosintesis karena sumber air sebagai salah satu bahan utama prosesnya menghilang, dengan kata lain pohon akan segera mati, oksigen tidak akan ada lagi dan imbasnya manusia tidak lagi bisa bernapas. Bisa dibayangkan mahluk hidup akan mengalami bencana yang tidak dapat dicegah, pengurangan mahluk hidup secara masif mau tidak mau akan terjadi.

2. Bumi Akan Berbeda

Lalu bagaimana bentuk planet bumi tanpa air? Bayangkan air laut menghilang, maka dataran atau daratan tempat kita berpijak akan terasa sangat tinggi karena kita bisa langsung melihat dasar bawah laut yang paling dalam dikarenakan airnya telah menghilang. Kedua kutub akan musnah dan hanya akan menyisakan bebatuan serta kontur daratannya yang kering dengan gunung-gunung bebatuan.

Tidak akan ada lagi awan yang akan menghiasi langit dan mengitari bumi lagi yang mengakibatkan tidak turunnya hujan dan salju seperti sedia kalanya disetiap musimnya. Selain hujan dan salju bentuk cuaca yang tidak akan kita dapati ketika sudah tidak ada air di Bumi adalah badai dan Guntur. Planet bumi dalam waktu singkat akan berubah dari planet biru menjadi planet coklat karena permukaan bumi yang berubah menjadi padang pasir.

3. Dampak ke sosial dan ekonomi

Sebelum sumber air lainnya yang terdapat di berbagai tanaman terutama hutan hujan tropis habis, manusia akan segera memburu persediaan air. Manusia akan saling berebut dan akan terjadi dampak pada ketahanan serta kedamaian di suatu negara. Satu sama lain akan saling menyakiti dan berebut buah serta tanaman yang terdapat kandungan air, singkatnya suatu Negara tidak akan ada lagi, atau bisa saja sesama keluarga akan saling berebut dengan sumber air yang masih ada.

4. Temperature suhu Bumi

Dampak lainnya jika air menghilang dari planet bumi adalah peningkatan pada suhu di Bumi. Lautan merupakan sumber terbaik dalam menyerap karbon. Saat masih ada air di Bumi, hal tersebut dapat mencegah panas bumi sehingga suhunya hanya mencapai 36 derajat celcius. Jika planet kelebihan karbondioksida dan tidak ada air. Maka pemanasan global pun tak dapat dihindari, dengan kata lain suhu di bumi akan terasa membakar dan dapat menyakiti kulit manusia.

Demikian penjelasan jika bumi yang kita tempati ini kehilangan air. Semoga dapat membantu kita semua untuk berusaha menjaga bumi dari kerusakan di masa mendatang.