Apa yang menyebabkan wilayah asia tenggara tanahnya subur

tuliskan contoh latar belakang masalah perubahan sosialjangan yg ada di google ya terimakasih!!​

Jelaskan kehidupan flora dan fauna di benua Australia?​

sekolah sebagai salah satu agen sosialisasi fositifnegatif ​

apa nama kota yang dilalui garis bujur utama​

tolong gimana kerjain nya​

Buatlah pertanyaan terkait kenaikan harga BBM secara hukum

35. Perhatikan macam-macam kebutuhan yang ada atau diinginkan oleh manusia di bawah ini terkait kelangsungan hidupnya! No. A 1. makanan 2. piano 3. me … ja, sepatu kursi B pakaian video V perumahan parabola sepak bola Berdasarkan macam-macam kebutuhan pada tabel tersebut, yang termasuk dalam kebutuhan sekunder adalah .... a. A1, B1, dan C1 b. A1, B2, dan C1 c. A2, B1, dan C3 d. A3, B3, dan C3​

Buatlah pertanyaan terkait jual beli bayi secara agama dan hukum!

35. Perhatikan macam-macam kebutuhan yang ada atau diinginkan oleh manusia di bawah ini terkait kelangsungan hidupnya! No. A B 1. makanan pakaian vide … o 2. piano 3. meja, sepatu kursi C perumahan parabola sepak bola Berdasarkan macam-macam kebutuhan pada tabel tersebut, yang termasuk dalam kebutuhan sekunder adalah .... [HOTS]a. A1, B1, dan C1 b. A1, B2, dan C1 c. A2, B1, dan C3d. A3, B3, dan C3​

APA KAH itu media masa​

Apa yang menyebabkan wilayah asia tenggara tanahnya subur

Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun oleh ulah manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan bencana antara lain :

Bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia (man-made hazards) yang menurut United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR) dapat dikelompokkan menjadi bahaya geologi (geological hazards), bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards), bahaya biologi (biological hazards), bahaya teknologi (technological hazards) dan penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation) Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta elemen-elemen di dalam kota/ kawasan yang berisiko bencana Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera ? Jawa – Nusa Tenggara ? Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Data menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat (Arnold, 1986).

Gempa bumi yang disebabkan karena interaksi lempeng tektonik dapat menimbulkan gelombang pasang apabila terjadi di samudera. Dengan wilayah yang sangat dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik ini, Indonesia sering mengalami tsunami. Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah seismik aktif lainnya (Puspito, 1994). Selama kurun waktu 1600-2000 terdapat 105 kejadian tsunami yang 90 persen di antaranya disebabkan oleh gempa tektonik, 9 persen oleh letusan gunung berapi dan 1 persen oleh tanah longsor (Latief dkk, 2000). Wilayah pantai di Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana tsunami terutama pantai barat Sumatera, pantai selatan Pulau Jawa, pantai utara dan selatan pulau-pulau Nusa Tenggara, pulau-pulau di Maluku, pantai utara Irian Jaya dan hampir seluruh pantai di Sulawesi. Laut Maluku adalah daerah yang paling rawan tsunami. Dalam kurun waktu tahun 1600-2000, di daerah ini telah terjadi 32 tsunami yang 28 di antaranya diakibatkan oleh gempa bumi dan 4 oleh meletusnya gunung berapi di bawah laut.

Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi topografi permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik secara fisik maupun kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas manusia, kerusakan lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti di banyak daerah di Indonesia. Pada tahun 2006 saja terjadi bencana tanah longsor dan banjir bandang di Jember, Banjarnegara, Manado, Trenggalek dan beberapa daerah lainnya. Meskipun pembangunan di Indonesia telah dirancang dan didesain sedemikian rupa dengan dampak lingkungan yang minimal, proses pembangunan tetap menimbulkan dampak kerusakan lingkungan dan ekosistem. Pembangunan yang selama ini bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam (terutama dalam skala besar) menyebabkan hilangnya daya dukung sumber daya ini terhadap kehidupan mayarakat. Dari tahun ke tahun sumber daya hutan di Indonesia semakin berkurang, sementara itu pengusahaan sumber daya mineral juga mengakibatkan kerusakan ekosistem yang secara fisik sering menyebabkan peningkatan risiko bencana.

Pada sisi lain laju pembangunan mengakibatkan peningkatan akses masyarakat terhadap ilmu dan teknologi. Namun, karena kurang tepatnya kebijakan penerapan teknologi, sering terjadi kegagalan teknologi yang berakibat fatal seperti kecelakaan transportasi, industri dan terjadinya wabah penyakit akibat mobilisasi manusia yang semakin tinggi. Potensi bencana lain yang tidak kalah seriusnya adalah faktor keragaman demografi di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2004 mencapai 220 juta jiwa yang terdiri dari beragam etnis, kelompok, agama dan adat-istiadat. Keragaman tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki bangsa lain. Namun karena pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diimbangi dengan kebijakan dan pembangunan ekonomi, sosial dan infrastruktur yang merata dan memadai, terjadi kesenjangan pada beberapa aspek dan terkadang muncul kecemburuan sosial. Kondisi ini potensial menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat yang dapat berkembang menjadi bencana nasional.

Apa yang menyebabkan wilayah asia tenggara tanahnya subur

Apa yang menyebabkan wilayah asia tenggara tanahnya subur
Lihat Foto

Jodocus Hodius/Wikimedia Commons

Peta Asia Tenggara Insulae Indiae Orientalis karya kartografer Jodocus Hondius terbit 1606. Dalam peta ini Hondius membuat catatan berlabuhnya Francis Drake di Cilacap, menandai berakhirnya teka-teki rupa pesisir selatan Jawa, juga bentuk sesungguhnya pulau itu.

KOMPAS.com - ASEAN atau asosiasi negara-negara Asia Tenggara, secara astronomis terletak 28°LU–11°LS dan 93°BT–141°BT.

Letak ini berpengaruh terhadap perekonomian dan kehidupan masyarakat di ASEAN.

Dari situs resmi ASEAN, berikut Kompas.com rangkum pengaruh letak astronomi terhadap karakteristik dan kehidupan masyarakatnya:

Cuaca dan iklim

Lokasi geografis di sekitar garis ekuator atau garis khatulistiwa ini membuat seluruh negara-negara di Asia Tenggara beriklim tropis dan subtropis.

Di iklim tropis, hanya ada dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau. Musim dipengaruhi oleh angin muson atau monsoon yang berganti setiap setengah tahun sekali.

Baca juga: Letak Geografis dan Batas Wilayah ASEAN

Angin muson timur membawa musim kemarau di bulan Mei sampai September, sedangkan muson barat membawa musim hujan di bulan November sampai Maret.

Dengan adanya musim hujan, negara-negara di ASEAN mendapat curah hujan yang tinggi. Rata-rata satu tahunnya 1.500 milimeter. Banyak wilayah yang curahnya dua hingga tiga kali lipat angka itu.

Keanekaragaman hayati

Karena beriklim sama, ASEAN relatif punya kekayaan alam yang sama.

Wilayah ASEAN menguasai empat titik keanekaragaman hayati.

Tiga dari 17 negara paling beragam di dunia adalah anggota ASEAN. Mereka adalah Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Baca juga: Bukti Kekayaan Hayati, 115 Spesies Baru Ditemukan di Asia Tenggara

Wilayah ASEAN menjadi rumah bagi 9 persen burung endemik dan 11 persen spesies mamalia. Ini membuat ASEAN wilayah dengan proporsi burung endemik terbesar di dunia.

Begitu juga tumbuhan berpembuluh endemik, sekitar 25 persen dari total yang ada di dunia, ada di negara-negara ASEAN.

Selama dua dekade terakhir, lebih dari 2.000 spesies baru ditemukan di wilayah ASEAN.

Begitu pula dengan kekayaan bawah laut. Wilayah ASEAN menjadi pusat keanekaragaman hayati laut yang dikenal sebagai Coral Triangle atau Segitiga Terumbu.

Di lautan ASEAN, ada beragam jenis terumbu karang. Luas terumbu karang sekitar 70.000 kilometer persegi atau 28 persen dari total terumbu karang di dunia.

Baca juga: 2050, Asia Tenggara Terancam Kekurangan Hasil Laut

Perekonomian

Lanskap Asia Tenggara ditandai dengan banyaknya pegunungan, dataran hijau, dan dataran tinggi.

Sementara perairannya umumnya laut dangkal dan jumlah sungai yang sangat banyak. Sungai ini berpengaruh pada perekonomian negara-negara ASEAN.

Iklim yang mendukung dan banyaknya sungai membuat sebagian besar negara ASEAN mengandalkan agrikultur sebagai sumber pangan dan ekspor.

Selain pangan, negara-negara ASEAN juga menghasilkan pisang, karet, kelapa sawit, dan kelapa.

Kekayaan bumi yang menguntungkan antara lain minyak, emas, timah, tembaga, dan mineral lainnya.

Baca juga: Isuzu Siap Ekspor Traga ke ASEAN

Negara-negara ASEAN juga jadi pusat pengolahan tekstil, garmen, elektronik, gula.

Banyaknya hutan tropis di Asia Tenggara juga membuat negara-negara ASEAN jadi pengekspor kayu dan buah-buahan.

Penduduk Asia Tenggara yang padat, mencapai 500 juta, juga menjadi pasar yang memikat dunia. Seper sepuluh penduduk dunia tinggal di Asia Tenggara.

Pembagian Waktu

Sepuluh negara di Asia Tenggara dipisah oleh empat zona waktu berbeda. Berdasarkan Greenwich Mean Time (GMT) atau Coordinated Universal Time (UTC), berikut pembagiannya:

  • UTC+06:30: Myanmar
  • UTC+07:00: Kamboja, Laos, Thailand, Vietnam, dan Indonesia bagian barat
  • UTC+08:00: Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, dan Indonesia bagian tengah
  • UTC+09:00: Indonesia bagian timur

Namun pada 1995, Singapura mengusulkan agar empat zona waktu itu dijadikan satu. Penyatuan zona ini guna melancarkan bisnis dan perekonomian.

Baca juga: Ihwal Kesamaan Waktu, ASEAN Masih Sukar Bersepakat

ASEAN diusulkan bersatu dengan China mengikuti UTC+08.00.

Selain Singapura, Malaysia juga mengusulkannya pada 2004. Usulan ini terus bergulir kendati belum semua anggota ASEAN setuju.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.