Apa yang kamu ketahui tentang kurikulum operasional di satuan pendidikan?

Baedhowi, B. (2016). KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP): KEBIJAKAN DAN HARAPAN. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 13(65), 171-181. https://doi.org/10.24832/jpnk.v13i65.323

  1. Amien,M.1980.Peranan Kreativitas dalam Pendidikan. Pidato Dies Natalis IKIP Yogyakarta.
  2. As'ad, M. 1995. Psikologi Industri. Yogyakarta:Liberty.
  3. Bafadal,I.1992. Supervisi Pengajaran. Jakarta:Bina Aksara.
  4. Bentley,T.1997. Sharpen Your Team's Skills in Creativity. New York:McGraw-Hill Publishing Company.
  5. Dick,W. and Carey,L..1985.The Systematic Design of Instruction. London:Scott Foresman and Company.
  6. Gagne,R.M.1974.Essentials of Learning for Instruction.New York:Holt, Rinehart and Winston.
  7. Gsgnr, R.M dan Briggs, L.J.1979. Principles of Instructional Design. New York:Holt, Rinehart and Winston.
  8. Gordon,T.1986.Guru yang Efektif.Jakarta:CV Rajawali.
  9. Imron,A.1995.Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
  10. Kanwil Depdikbud DKI Jakarta.1999.Lomba Penguasaan dan Pemahaman Kurikulum 1994 & Suplemennya. Jakarta: Depdikbud DKI Jakarta.
  11. Kemp,J.E.1994. Proses Perancangan Pengajaran. Terjemahan Asril Marjohan.Bandung:ITB.
  12. Kesuma, R.2001. Pengaruh Pengetahuan tentang Pembelajaran, Pengetahuan Administrasi, Kecerdasan Emosional, Gaya Kepemimpinan dan Kreativitas terhadap Kinerja Kepala Sekolah. Disertasi. Jakarta:PPs UNJ Jakarta.
  13. Monks, F.j., Knoers,A.M.P, dan Haditono, R.S.1984. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
  14. Munandar, S.C.U.1999a. Kreativitas dan Keberbakatan:Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta:Gramedia.
  15. Munandar, S.C.U.1995. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
  16. Munandar, S.C.U.1995. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta PT Rineka Cipta.
  17. Nunnaly, J.C.1970. Introduction to Psychologycal Measurement.Tokyo:Tosho Printing Co Ltd.
  18. Rawlinson,J.G. 1983. Berfikir Kreatif & Brainstorming. Terjemahan B.N. Marbun dan Djoerban Wachid. Jakarta:Erlangga.
  19. Rockler, M.J. 1988. Innovative Teaching Strategies. USA:Gorsuch Scarisbrick Publishers.
  20. Semiawan,C.et al. 1987. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.
  21. Semiawan,C. 1997. Perspektif Pendekatan Anak Berbakat. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
  22. Semiawan, C., Munandar.A.S., dan Munandar, S.C.U. 1990. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta:PT Gramedia.
  23. Soedijarto.1998. Memantapkan Kinerja Sistem Pendidikan Nasional dalam Menyiapkan Manusia Indonesia Memasuki Abad ke-21. Jakarta: Proyek Perencanaan Terpadu dan Ketenagaan Dikluspora.
  24. Sund, R.B. and Trowbridge, L.W.1973. Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Colombus Ohio: Charles E. Merrill Publishing Company.
  25. Suprastowo,P. 2001. Guru Pada Era Reformasi: Kajian dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan Balitbang Depdiknas.
  26. Taylor,B. 1998. Performance Review and Evaluation. (http://www.itstime.com/feb98.html).
  27. Tusin, M.I.R.1982. Aspek-Aspek Kognitif dalam Karakteristik Siswa. Jakarta: Pusat Penelitian Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
  28. Usman, M.U.1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
  29. Whitmore, J. 1997. coaching for Performance: Seni Mengarahkan untuk Mendongkrak Kinerja. Jakarta:Gramedia.

A. PENGERTIAN KOSP

Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Sisdiknas/2003).  Pemerintah pusat menetapkan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang menjadi acuan untuk pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan.

Komponen dalam  kurikulum operasional  ini disusun untuk membantu proses berpikir dan mengembangkan  satuan pendidikan. Dalam pengembangannya, dokumen ini juga merupakan hasil refleksi semua unsur pendidik di satuan pendidikan yang kemudian ditinjau secara berkala guna disesuaikan dengan dinamika perubahan dan kebutuhan peserta didik.

Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan

  1. Berpusat pada Peserta Didik –> Pembelajaran harus memenuhi potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah.
  2. Kontekstual–> Menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta  dunia kerja dan industri.
  3. Esensial–> Semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan oleh para pemegang kepentingan tentang kurikulum yang digunakan di satuan pendidikan dapat diperoleh di dokumen tersebut. Bahasanya lugas dan mudah dipahami, tidak mengulang naskah/kutipan yang sudah ada di naskah lain. Dokumen tidak perlu memuat kembali misalnya lampiran Kepmendikbud seperti CP, struktur, dll., dalam dokumen kurikulum operasional
  4. Akuntabel–>Dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual
  5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan –> Pengembangan kurikulum satuan pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk SMK, di bawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan kewenangannya.

B. KOMPONEN KURIKULUM OPERASIONAL DI SATUAN PENDIDIKAN

(Komponen ini menjadi komponen utama yang ditinjau setiap 4-5 tahun)

  1. KarakteristikSatuan Pendidikan–> Dari analisis konteks, dirumuskan karakteristik sekolah yang menggambarkan keunikan sekolah dalam hal peserta didik,  sosial, budaya, guru, dan tenaga kependidikan.
  2. Visi, Misi, dan Tujuan –>

Visi–>1. menggambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam tujuan jangka panjang sekolah dan nilai-nilai yang dituju 2. nilai-nilai yang mendasari penyelenggaraan pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai Profil Pelajar Pancasila

Misi –>1. misi menjawab bagaimana sekolah mencapai visi 2. Nilai-nilai yang penting untuk dipegang selama menjalankan misi

Tujuan –>1. tujuan akhir dari kurikulum sekolah yang berdampak kepada peserta didik 2. tujuan menggambarkan patok-patok (milestone) penting dan selaras dengan misi 3. strategi sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya 4. Kompetensi/karakteristik yang menjadi kekhasan lulusan sekolah tersebut  dan selaras dengan profil Pelajar Pancasila

(Komponen ini menjadi komponen utama yang ditinjau setiap tahun)

3. Pengorganisasian Pembelajaran–> Cara sekolah mengatur muatan kurikulum dalam satu rentang waktu, dan beban belajar,  cara sekolah mengelola pembelajarannya untuk mendukung pencapaian CP dan Profil Pelajar Pancasila (mis: mingguan, sistem blok, atau cara pengorganisasian lainnya).

  • Intrakurikuler, berisi  muatan/mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya jika ada (mulok)
  • Projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, menjelaskan pengelolaan projek yang mengacu pada profil Pelajar Pancasila pada tahun ajaran tersebut.
  • Ekstrakurikuler. Gambaran ekskul dalam bentuk matriks/tabel

4. Rencana Pembelajaran–>Rencana pembelajaran untuk ruang lingkup sekolah: menggambarkan rencana pembelajaran selama setahun ajaran. Berisi alur pembelajaran/unit mapping (untuk sekolah-sekolah yang sudah menjalankan pembelajaran secara integrasi), program prioritas satuan pendidikan

5. Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional–>Kerangka bentuk pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesionalyang dilakukan untuk peningkatan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan di satuan pendidikan. Pelaksanaan ini dilakukan oleh para pemimpin satuan pendidikan secara internal dan bertahap sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.

6. Lampiran–>

  • Contoh-contoh rencana pembelajaran ruang lingkup kelas: menggambarkan rencana pembelajaran per tujuan pembelajaran dan/atau per tema (untuk sekolah-sekolah yang sudah menjalankan pembelajaran secara integrasi)
  • Contoh penguatan Profil Pelajar Pancasila penjabaran pilihan tema dan isu spesifik yang menjadi projek pada tahun ajaran tersebut (deskripsi singkat tentang projek yang sudah dikontekstualisasikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan kebutuhan peserta didik, tidak perlu sampai rincian pembelajarannya)
  • Referensi landasan hukum atau landasan lain yang kontekstual dengan karakteristik sekolah