Kalau berhubungan keluar darah apakah tanda hamil?

Kalau berhubungan keluar darah apakah tanda hamil?
Kalau berhubungan keluar darah apakah tanda hamil?

Keluar darah setelah berhubungan saat hamil tentunya membuat Anda dan pasangan merasa khawatir. Jangan sampai ini jadi pertanda Anda mengalami keguguran atau masalah pada kandungan. Sebenarnya, apakah kondisi ini berbahaya bagi kandungan dan apa yang sebaiknya Anda lakukan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak penjelasan berikut, yuk, Bu!

Salah satu kekhawatiran utama yang berhubungan dengan keluar darah setelah berhubungan seks saat hamil adalah keguguran.

Padahal, berhubungan seks saat hamil pada dasarnya aman dan boleh dilakukan.

Kandungan Anda dilindungi dengan baik oleh kantung ketuban sehingga aman dari benturan dan tekanan yang berasal dari luar tubuh.

Meski begitu, perubahan hormonal mungkin membuat Anda tidak nyaman saat berhubungan intim.

Lalu, apakah keluar darah saat hamil muda setelah berhubungan merupakan pertanda keguguran?

Mengutip Mayo Clinic, hal ini tidaklah benar karena penyebab keguguran bukanlah karena hubungan badan, melainkan perkembangan janin yang tidak normal.

Apalagi bila darah yang keluar hanya berupa bercak atau flek, sebenarnya ibu tak perlu terlalu cemas.

Meski begitu, bila memiliki riwayat melahirkan prematur, keguguran berulang, atau masalah plasenta pada kehamilan sebelumnya, dokter mungkin akan menyarankan untuk menunda hubungan seksual.

Biasanya, jika pernah mengalami beberapa kondisi tersebut, ibu hamil disarankan menunda berhubungan intim selama trimester pertama untuk berjaga-jaga.

Apa penyebab keluar darah saat berhubungan saat hamil?

Selama kehamilan, pasokan darah ke organ-organ reproduksi wanita meningkat drastis. Hal ini berguna untuk menyalurkan nutrisi yang optimal bagi perkembangan bayi.

Nah, untuk memenuhi peningkatan suplai darah ini, tubuh membentuk banyak pembuluh darah halus di sekitar vagina.

Banyaknya gerakan saat berhubungan seks menyebabkan pembuluh darah halus tersebut pecah. Akibatnya, keluar sedikit bercak darah setelah berhubungan saat hamil.

Melansir American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), kondisi ini cukup sering terjadi selama 12 minggu pertama kehamilan.

Kurang lebih 15-25% ibu hamil mungkin pernah mengalaminya. Jadi, Anda tidak perlu khawatir berlebihan.

Ini karena penyebab keluar darah saat berhubungan saat hamil bukan karena janin yang mati di dalam kandungan, melainkan dari pembuluh darah.

Perdarahan seperti ini umumnya tidak berbahaya, Anda bisa tetap berhubungan seks selama masa kehamilan berlangsung.

Meski begitu, sebaiknya sampaikan hal ini ke pasangan agar ia lebih berhati-hati di waktu berikutnya, apalagi bila kondisi keluar darah setelah hubungan intim terjadi saat hamil muda.

Selain itu, Anda dan pasangan bisa mencoba mengganti posisi bercinta saat hamil yang dirasa lebih nyaman.

Bila Anda lebih rileks, potensi keluarnya bercak darah bisa lebih dicegah.

Perlukah memeriksakan diri ke dokter?

Meskipun keluar darah setelah berhubungan saat hamil pada dasarnya hal yang wajar, tetapi Anda sebaiknya tetap melaporkan hal ini pada dokter.

Bahkan lebih amannya, laporkanlah setiap perdarahan vagina yang Anda alami di setiap tahap kehamilan.

Walaupun kemungkinan keguguran kecil, perdarahan vagina setelah seks selama kehamilan dapat menandakan masalah lain.

Apalagi bila perdarahan yang terjadi cukup banyak, ini bisa saja disebabkan oleh komplikasi kehamilan yang berbahaya bagi kandungan seperti terlepasnya plasenta atau plasenta previa.

Oleh karena itu, sebaiknya Anda waspada bila keluar darah setelah berhubungan intim saat hamil diikuti oleh satu atau lebih dari gejala-gejala berikut ini.

  • Kram perut yang terjadi terus menerus.
  • Nyeri hebat di sekitar panggul dan perut bawah.
  • Darah dari vagina mengucur dengan deras, terasa sakit maupun tidak.
  • Cairan vagina mengandung gumpalan jaringan.
  • Demam tinggi dengan suhu lebih dari 38ºCelsius dengan atau tanpa gejala menggigil.
  • Timbul kontraksi rahim setelah aktivitas seksual tapi tidak hilang bahkan setelah seks telah lama usai.

Anda sebaiknya mengenakan pantyliner atau pembalut tipis jika sering mengalami bercak darah. Tujuannya untuk melacak perdarahan yang terjadi saat hamil, baik setelah berhubungan seks maupun tidak.

Perhatikanlah berapa banyak darah yang keluar, warnanya apa, dan apakah mengandung gumpalan atau tidak.

Bila perlu, bawalah sampel darah tersebut ke dokter untuk diperiksa guna mendapatkan diagnosis yang tepat.

Namun, bila darah yang keluar setelah berhubungan intim saat hamil muda mengucur dengan deras, segeralah mencari pertolongan ke rumah sakit terdekat.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

“Keluarnya darah setelah berhubungan intim saat hamil tentu bikin khawatir. Namun, hal ini jarang mengindikasikan kondisi berbahaya apabila terjadi sesekali. Supaya lebih waspada, ketahui berbagai faktor yang bisa memicu perdarahan setelah berhubungan intim pada ibu hamil.”

Halodoc, Jakarta – Saat hamil, bukan berarti ibu harus mengucapkan selamat tinggal pada kegiatan berhubungan intim dengan suami. Berhubungan intim saat hamil masih dianggap cukup aman dilakukan selama kondisi kandungan ibu sehat dan kuat. Berhubungan intim ketika menjalani kehamilan membantu ibu menurunkan tingkat stres dan membangun hubungan yang semakin erat dengan pasangan.

Namun, setelah selesai sesi bercinta yang menggairahkan, ada beberapa ibu hamil yang mengalami pendarahan. Tentunya kondisi ini bikin ibu jadi panik dan khawatir dengan kondisi janin. Pendarahan setelah berhubungan intim saat hamil belum tentu disebabkan oleh sesuatu yang berbahaya. Ini ulasannya.

  1. Rahim Menjadi Lebih Sensitif

Saat menjalani kehamilan hormon kehamilan menyebabkan serviks menjadi lebih sensitif dari biasanya. Hal ini karena suplai darah ke vagina dan leher rahim meningkat cukup cepat saat ibu hamil. Kondisi ini menyebabkan ibu hamil kerap alami perdarahan ketika menjalani hubungan intim. Tidak ada salahnya kunjungi rumah sakit terdekat untuk memastikan kondisi ini tidak membahayakan ibu atau janin.

Penyebab suplai darah ke vagina dan leher rahim meningkat karena terbentuknya banyak kelompok pembuluh darah halus untuk memenuhi kebutuhan oksigen ibu dan janin yang tinggi. Hubungan seks saat hamil yang terlalu intens atau lebih bersemangat dari bisa menyebabkan pembuluh halus ini pecah, sehingga muncul bercak darah atau pendarahan ringan.

Pendarahan karena hal ini umumnya tidak berbahaya. Ibu bisa tetap berhubungan intim di lain waktu, tetapi minta pasangan untuk melakukannya dengan lebih lembut. Ibu dan suami bisa mengganti posisi bercinta dengan yang lebih aman, misalnya spooning atau penetrasi dari belakang untuk mencegah pendarahan.

Selain itu, penyakit polip rahim juga bisa menyebabkan ibu hamil mengalami pendarahan setelah berhubungan intim. Dilansir dari Cleveland Clinic, polip rahim adalah pertumbuhan jaringan yang tidak normal di serviks dan terjadi karena tingkat estrogen yang tinggi. Sebagian besar polip rahim bersifat jinak dan bisa ditangani dengan melakukan terapi.

Mengalami pendarahan ringan sesekali setelah berhubungan intim saat hamil trimester kedua atau ketiga masih termasuk hal yang wajar. Kemungkinan ibu mengalami keguguran setelah berhubungan seks saat hamil juga sangat kecil, bahkan risikonya hampir nol besar setelah usia kehamilan mencapai 12 minggu. Jadi, ibu hamil enggak perlu khawatir ketika ingin berhubungan intim karena janin aman terlindungi dalam kantung ketuban rahim dan leher rahim tertutup rapat oleh lendir.

Apakah Aman untuk Kondisi Janin?

Umumnya, melakukan hubungan intim saat menjalani masa kehamilan adalah salah satu kondisi yang cukup aman untuk dilakukan, asal ibu tidak mengalami beberapa masalah pada kehamilan. Namun, jika ibu pernah mengalami kondisi keguguran berulang, riwayat melahirkan bayi secara prematur, perdarahan melalui vagina, alami gangguan pada posisi plasenta, bicarakan kondisi ini pada tim medis atau dokter kandungan. Ibu bisa gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter seputar berhubungan intim saat kehamilan agar kesehatan ibu dan janin tetap terjaga.

Dilansir dari situs halaman National Health Service UK, hindari melakukan hubungan intim ketika ibu hamil mengalami pecah ketuban dini. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko infeksi pada janin. Jangan lupa untuk cari tahu posisi hubungan intim yang aman bagi ibu hamil agar kegiatan ini tidak berisiko bagi ibu dan janin di dalam kandungan.

Referensi:
Fox News. Diakses pada 2019. 9 Benefits of Sex During Pregnancy
National Health Service UK. Diakses pada 2019. Sex During Pregnancy
Cleveland Clinic. Diakses pada 2019. Uterine Polyps