Apa yang dimaksud dengan proses sosialisasi yang tidak sempurna?

Berikut ini artikel yang membahas tentang perilaku menyimpang, proses pembentukan perilaku menyimpang, sikap anti sosial, sosialisasi yang tidak sempurna, kelompok sosial menurut soerjono soekanto, kerumunan, pengertian kerumunan, bentuk-bentuk kerumunan, publik, ciri masyarakat perkotaan, ciri ciri masyarakat kota.


Perilaku menyimpang seseorang atau kelompok karena akibat proses sosialisasi yang tidak sempurna dan akan berakibat terjadinya benturan sehingga timbul kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur. 

Kelompok sosial yang tidak teratur menurut Soerjono Soekanto, dibedakan menjadi 2 golongan, yakni kerumunan dan publik.

Kerumunan adalah kumpulan orang yang tidak teratur, terjadi secara spontan. Kerumunan merupakan suatu kelompok sosial bersifat sementara. Kerumunan segera berakhir, setelah orang-orang bubar. 

Ukuran utama adanya kerumunan, yaitu kehadiran orang-orang secara fisik. Kerumunan tersebut tidak terorganisasikan. Ia dapat mempunyai pimpinan dan tidak mempunyai sistem pembagian kerja. 

Identitas sosial seseorang biasanya tenggelam kalau orang yang bersangkutan ikut serta dalam kerumunan. Untuk membubarkan suatu kerumunan diperlukan usaha-usaha tertentu sebagai berikut.

  • Usaha mengalihkan pusat perhatian. Misalnya mengusahakan agar individuindividu sadar kembali akan kedudukan dan peranan yang sesungguhnya.
  • Usaha lain yang dapat untuk menakuti mereka misalnya suatu demonstrasi, dibubarkan dengan gas air mata atau dengan tembakantembakan peringatan dari senjata api.
  • Sering kali diusahakan dengan cara memecah belah pendapat umum kerumunan tersebut sehingga terjadi pertentangan antara mereka itu sendiri.

Sering dikatakan, bahwa kerumunan timbul dalam kelas-kelas organisasi sosial suatu masyarakat. Sifatnya yang sementara tidak memungkinkan terbentuknya tradisi dan kebudayaan tersendiri. Alat-alat pengendalian sosial juga tidak dipunyai karena sifatnya hanya spontan. 

Individu-individu yang berkerumun, mereka berkumpul secara kebetulan saja di suatu tempat dan pada waktu yang bersamaan. Hal ini bukanlah berarti bahwa sama sekali tidak ada penyebab mengapa mereka berkumpul. 

Dapat terjadi bahwa yang menjadi sebab karena mempergunakan fasilitas-fasilitas yang sama dalam memenuhi keinginan pribadinya. 

Misalnya membeli karcis kereta api untuk bepergian, karcis THR, karcis bioskop, memesan makanan di restoran, menonton pertandingan tinju di GOR, melihat konser band di stadion, dan lain-lain. Semuanya itu terjadi karena penyaluran keinginan yang terdapat pada diri seseorang. 

Bahkan, kerumunan terjadi disebabkan seseorang ingin meniru perbuatan orang lain, lalu diikuti oleh orang lain yang menyaksikannya. Norma-norma dalam masyarakat atau pemerintah sering membatasi terjadinya kerumunan. 

Masyarakat tertentu melarang atau membatasi diadakannya demonstrasi. Suatu kerumunan yang sudah beraksi, bila datangnya pihak lain yang tidak bertanggung jawab mempunyai kecenderungan merusak. 

Banyak bukti-bukti, bahwa kerumunan liar dianggap sebagai gejala sosial yang kurang disukai dalam masyarakat yang teratur. Sebaliknya ada kerumunan yang dapat diarahkan pada tujuan yang baik seperti kumpulan manusia yang menghadiri suatu ceramah keagamaan.

Oleh karena itu, kerumunan dapat dibedakan atas:

  • kerumunan yang dikendalikan oleh keinginan-keinginan pribadi,
  • kerumunan yang berguna bagi organisasi masyarakat yang timbul dengan sendirinya tanpa diduga sebelumnya.

Atas dasar perbedaan kerumunan tersebut, kita dapati bentuk-bentuk umum kerumunan sebagai berikut.

Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial. Kerumunan ini meliputi kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan dan kerumunan yang dialami sebagai penyalur keinginan saja.

Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum.

Kerumunan yang bertindak secara emosional. Mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik dan bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.

Bersifat immoral: kerumunan yang bersifat merusak moral.

Kerumunan yang bersifat sementara:

Kerumunan yang merupakan halangan tercapainya maksud seseorang.

Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik karena terkena bencana atau musibah lainnya.

Kerumunan penonton yang terjadi karena seseorang ingin melihat adanya kejadian tertentu.

Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Hubungan publik terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi, seperti radio, telepon, televisi, film, dan lain-lainnya. Suatu publik mempunyai suatu pengikut lebih luas dan lebih besar jumlahnya. 

Setiap aksi daripada publik diprakarsai oleh keinginan individual. Individu-individu dalam suatu publik masih mempunyai kesadaran kedudukan sosial yang sesungguhnya, dan masih lebih mementingkan diri sendiri daripada bergabung dalam kerumunan. 

Di samping contoh yang dikemukakan di atas masih banyak perilaku menyimpang. Misalnya penyalahgunaan wewenang, aksi corat-coret di tembok atau pagar, perkelahian, pelanggaran norma-norma kesusilaan, kebut-kebutan, dan minum minuman keras. 

Perilaku menyimpang yang dilaksanakan oleh pemuda atau pelajar ditandai dengan dua cara yang berlawanan, yakni sebagai berikut.

  • Sikap melawan yang biasanya disertai dengan rasa takut, bahwa masyarakat akan hancur karena perbuatan-perbuatan menyimpang.
  • Sikap apatis atau acuh tak acuh biasanya disertai rasa kekecewaan terhadap masyarakat. 

Generasi muda biasanya menghadapi problem-problem sosial dan biologis. Kalau seseorang mencapai usia remaja maka secara fisik dia telah matang, tetapi untuk dapat dikatakan dewasa dalam arti sosial dia masih memerlukan faktor-faktor lainnya. 

Mereka perlu banyak belajar tentang nilai-nilai dan norma masyarakat, lebih-lebih keadaan masyarakat dan kondisinya berbeda-beda sebagai berikut.

Pertama, Pada masyarakat yang masih sederhana, keadaan ini tidak menimbulkan persoalan. Sebab anak memperoleh pendidikan di lingkungan kekerabatannya. Perbedaan kedewasaan sosial dan biologis tidak terlalu menyolok, posisinya di masyarakat ditentukan oleh usianya.

Kedua, Pada masyarakat kota atau masyarakat maju dan kompleks, terhadap pembagian kerja pada bidang-bidang kehidupan. Pada masyarakat yang kompleks tersebut tidak terlalu menuntut kemampuan fisik, tetapi kemampuan yang bersifat ilmiah.

Ketiga, Pada masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, generasi muda seolah-olah terjepit antara norma lama dengan norma baru. Generasi tua tidak menyadari bahwa sekarang ukurannya bukan

lagi segi usia, tetapi kemampuan. Persoalannya adalah bahwa generasi muda sama sekali tidak diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuannya.

Kita wajib selektif terhadap pengaruh kebudayaan dari luar yang masuk. Kebudayaan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa harus kita buang dan mengambil kebudayaan yang sesuai dengan kepribadian bangsa kita. 

Minum minuman keras, kebut-kebutan, dan kebebasan sex juga merupakan perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang, sebab tidak sesuai dengan kepribadian dan kondisi di Indonesia. Beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan sebagai berikut.

  • Kehidupan keagamaan di perkotaan semakin berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan agama di desa.
  • Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus tergantung pada orang lain. Yang penting di sini adalah manusia perorangan atau individu.
  • Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan sebab adanya perbedaan kepentingan, perbedaan paham politik, dan perbedaan agama.
  • Jalan pikiran rasional pada umumnya dianut masyarakat perkotaan. Interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi atau ekonomi.
  • Jalan kehidupan yang cepat di kota-kota mengakibatkan faktor pentingnya waktu bagi warga kota sehingga pembagian waktu sangat penting, untuk mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
  • Di kota-kota, masing-masing individu kurang berani menghadapi orang-orang lain dengan latar belakang yang berbeda, pendidikan yang tidak sama, kepentingan yang berbeda, dan lain-lain.
  • Pembagian kerja di antara masyarakat kota lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
  • Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan, juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa karena sistem pembagian kerja yang tegas tersebut di atas.

Pengertian Penyimpangan Sosial – Dalam hidup sehari-hari, terdapat aturan atau norma yang harus kita patuhi untuk menjaga ketentraman serta kedamaian bersama. Namun, seringkali kita juga melihat bahwa banyak orang-orang yang bertindak diluar norma yang ada dan menyebabkan kegaduhan dan kerugian bagi pihak lain.

Fenomena atau gejala sosial yang sering terjadi ini dianggap merupakan suatu perilaku menyimpang atau yang kita kenal dengan penyimpangan sosial. Dimana orang yang melanggar norma tersebut, seringkali sadar akan perbuatannya tersebut namun tetap melakukannya karena suatu dorongan. Berikut pembahasan mengenai penyimpangan sosial yang terjadi di masyarakat.

A. Pengertian Penyimpangan Sosial

Penyimpangan Sosial atau perilaku menyimpang merupakan suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan seseorang maupun suatu kelompok yang tidak sesuai dengan norma sosial yang berlaku di suatu lingkungan masyarakat maupun kelompok yang telah menyepakati aturan atau norma sosial tersebut.

Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan penyimpangan sosial sebagai suatu tingkah laku, perbuatan, maupun tanggapan individu kepada kelompok atau lingkungan masyarakat yang bertentangan dengan norma dan juga hukum yang berlaku di lingkungan tersebut.

Menurut Profesor Robert M.Z.Lawang yang merupakan profesor ahli sosiologis, perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial dapat didefinisikan sebagai segala tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang ada dan berlaku pada suatu sistem sosial, hal tersebut dapat menimbulkan usaha para pihak yang memiliki wewenang untuk mengatasi dan memperbaiki hal tersebut.

[algolia_carousel]

Bruce J. Cohen juga menyatakan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial merupakan setiap perilaku seseorang atau individu sebagai bentuk atau hasil ketidak berhasilan dalam menyesuaikan diri dengan norma atau peraturan yang berlaku dalam masyarakat maupun kelompok di lingkungan tersebut.

Menurut Marshall B. Clinard dan Robert F. Meier yang menjelaskan bahwa perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial memiliki empat sudut pandang bagaimana cara kita memahami hal tersebut. Hal ini dibahas dalam buku mereka yaitu, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan yang dirilis pada tahun 2004. Berikut empat sudut pandang yang mereka maksud.

  1. Yang pertama, sudut pandang secara statistikal yang mendefinisikan arti perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai segala perilaku yang bertolak belakang dari perilaku atau tindakan yang umum dilakukan.
  2. Yang kedua, sudut pandang secara absolut yang mendefinisikan arti perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai segala perilaku yang dianggap sebagai suatu tindakan menyimpang norma maupun aturan yang ada dari suatu kelompok atau lingkungan masyarakat.
  3. Yang ketiga, sudut pandang menurut para kaum reaktivis yang mendefinisikan arti perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai suatu gejala sosial yang terjadi karena adanya tindakan seseorang ataupun individu yang mengakibatkan reaksi dari lingkungan masyarakat tempat dia berada.
  4. Dan yang terakhir, sudut pandang secara normatif yang mendefinisikan arti perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai sesuatu tindakan menyimpang yang dilakukan oleh seseorang akibat melanggar norma atau aturan yang ada pada lingkungan masyarakat

PENGANTAR RINGKAS SOSIOLOGI: Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial

B. Bentuk dan Contoh Penyimpangan Sosial

Perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial dapat dibagi menjadi dua berdasarkan sifat dan juga perilaku. Penjelasan mengenai bentuk penyimpangan sosial sebagai berikut.

1. Penyimpangan berdasarkan sifat

Terbagi menjadi dua macam, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif.

a. Penyimpangan positif

Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak positif terhadap kehidupan sosial karena memiliki unsur-unsur yang berinovatif, ide-ide yang dibuat juga kreatif serta memperkaya wawasan masyarakat.

Penyimpangan ini juga terarah pada nilai yang ingin dicapai bersama atau kepentingan sosial dan seringkali dianggap sesuatu yang ideal dalam masyarakat. Penyimpangan positif ini biasanya akan diterima karena merupakan bentuk penyesuaian akan perkembangan zaman.

Salah satu contoh dari penyimpangan positif adalah emansipasi wanita, dimana dengan berkembangnya zaman seorang wanita dapat memiliki karier sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain.

Wanita juga zaman dulu digambarkan sebagai seseorang yang bekerja di dapur atau mendampingi suami, namun dengan berkembangnya zaman stigma seperti itu sudah tidak ada lagi.

Selain itu, kemunculan berbagai aplikasi pencarian jodoh dimana yang sebelumnya merupakan sesuatu hal yang kurang baik, sekarang menjadi sesuatu yang normal dilakukan oleh setiap orang.

b. Penyimpangan Negatif

Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak negatif terhadap sistem sosial karena memiliki unsur-unsur yang sifatnya merendahkan dan selalu menyebabkan hal-hal buruk terjadi seperti pencurian, perampokan, hingga pemerkosaan.

Seseorang yang mengalami kejadian buruk tersebut dapat terkena luka bukan hanya secara fisik, namun juga mental. Seperti halnya yang dibahas dalam Buku Pelecehan Seksual dan Pedofilia yang memaparkan mengenai trauma yang ada dibawah alam bawah sadar tiap korban.

Penyimpangan negatif juga bisa dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu, penyimpangan primer atau primary deviation dan penyimpangan sekunder atau secondary deviation. Berikut penjelasannya.

  • Penyimpangan primer, merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang yang sifatnya hanya sementara dan tidak secara terus menerus. Penyimpangan ini juga memiliki sifat yang tidak terlalu signifikan dan tidak terlalu merugikan orang lain. Seperti pada contohnya adalah seorang siswa yang telat datang ke sekolah karena ban sepeda yang tidak disengaja bocor sehingga menghambat perjalanan. Contoh lainnya adalah seorang yang mengendarai motor melanggar aturan lalu lintas tanpa di sengaja.
  • Penyimpangan sekunder, merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang yang sifatnya nyata dan sering dilakukan yang memiliki kemungkinan untuk merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Penyimpangan ini merupakan suatu hal yang tidak dapat ditoleransi karena sudah melanggar norma atau peraturan yang ada, seperti hukum yang berlaku di Indonesia yaitu UUD 1945. Seperti pada contohnya adalah seseorang yang sering minum-minuman beralkohol dan pulang dengan kendaraan pribadi yang dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas dan dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain yang terkena dampaknya.

Psikologi Sosial Terapan ( Untuk Memecahkan Masalah Perilaku Sosial) Fattah Hanurawan

2. Penyimpangan berdasarkan perilaku

Dibagi menjadi tiga macam, yaitu penyimpangan individual, penyimpangan kelompok, dan penyimpangan campuran.

a. Penyimpangan Individual atau individual deviation

Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya hanya dilakukan oleh satu orang atau individu yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan.  Contoh dari penyimpangan individual adalah ketika seorang siswa di sekolah menyontek ketika mengerjakan ujian, baik kepada teman maupun membuat contekan pribadi.

b. Penyimpangan Kelompok atau group deviation

Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan dan biasanya didasari perasaan dan juga dorongan secara kolektif.  Contoh dari penyimpangan kelompok adalah para siswa SMA atau Sekolah Menengah Akhir secara bergerombolan mengadakan balapan motor liar yang mengganggu lalu lintas jalan raya.

c. Penyimpangan Campuran atau combined deviation

Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh seseorang atau individu yang merupakan bagian dari suatu kelompok yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan.  Contoh dari penyimpangan campuran adalah ketika seseorang yang memutuskan untuk bergabung ke organisasi atau kelompok ekstrimis agama, sehingga pandangan individu sudah tertutup dengan nilai-nilai yang ditanam oleh organisasi tersebut, sehingga dapat merugikan orang lain ataupun kelompok agama yang berbeda dengannya.

C. Penyebab Penyimpangan Sosial

Dalam terjadinya penyimpangan sosial terdapat faktor-faktor yang mendorong hal tersebut, yaitu:

1. Perubahan nilai dan norma sosial

Semakin berkembangnya zaman seringkali terdapat beberapa kelompok masyarakat tidak dapat mengikuti perkembangan tersebut, sehingga nilai atau norma yang mereka miliki menjadi berbeda dari yang lain dan sering dikelompokkan sebagai perilaku menyimpang.

Contohnya adalah, dengan semakin banyaknya orang-orang yang menyuarakan pendapat mereka mengenai emansipasi wanita, tetap ada beberapa kelompok yang tidak setuju dengan opini-opini tersebut.

Sehingga yang tadinya kelompok tersebut merupakan mayoritas, dengan perubahan zaman yang ada mereka menjadi minoritas dan dianggap sebagai penyimpangan sosial.

2. Proses sosialisasi yang tidak sempurna

Merupakan penyimpangan yang terjadi kepada seorang individu karena kurangnya edukasi ataupun sosialisasi mengenai norma yang baik dan benar.

Seperti pada contohnya adalah, ketika seorang anak yang kurang diberikan pengetahuan oleh orang tuanya, hal mana yang baik dan hal mana yang seharusnya dihindari.

Keluarga sebagai agen sosialisasi utama yang dapat sangat menentukkan penilaian dari anak tersebut, jadi ketika anak tersebut tidak memiliki nilai atau norma yang dia pahami dengan baik, nilai-nilai menyimpang dapat dengan mudah ditanamkan ke diri anak tersebut karena kurang informasi mengenai hal itu.

3. Teori Labelling

Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang ataupun individu terlebih dahulu sudah dibentuk stigma atau cap negatif dari orang-orang ataupun kelompok disekitarnya.

Seperti pada contohnya, dalam suatu lingkungan masyarakat, terdapat stigma dimana orang yang memiliki tato merupakan orang jahat atau orang yang kurang baik, padahal hal tersebut belum tentu benar.

Namun, karena sudah ada stigma tersebut, membuat segala hal yang dilakukan individu tersebut menjadi negatif dan mendorongnya untuk tidak peduli akan nilai dan norma yang ada karena apapun perbuatannya akan selalu dianggap sebagai suatu hal yang negatif.

Di Indonesia sendiri dengan adanya keberagaman suku bangsa, ras, agama, kelompok serta golongan membuat timbulnya berbagai stigma tertentu yang dapat menimbulkan konflik seperti halnya yang dibahas dalam buku Sistem Sosial Indonesia karya Nasikun.

4. Teori Anomie

Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang maupun kelompok tidak memiliki nilai dan norma yang dapat dipegang dan dijadikan suatu pedoman dalam hidup di sebuah lingkungan masyarakat sehingga memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial.

Seperti pada contohnya, ketika seseorang yang baru pindah ke suatu daerah yang tidak memiliki batasan-batasan, ketika di tempatnya dahulu orang tersebut harus pulang sebelum jam sepuluh malam, sekarang setelah berpindah tempat tidak ada peraturan yang mengatur mengenai jam pulang, sehingga dia tidak mengetahui batasan yang membuatnya melakukan penyimpangan sosial.

5. Teori Differential Association

[algolia_carousel page=2]

Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang atau individu dapat dipengaruhi untuk melakukan perilaku menyimpang jika terus menerus berinteraksi dengan individu lain yang memiliki sifat menyimpang.

Seperti pada contohnya, ketika seorang yang selalu masuk sekolah tepat waktu bergaul dengan siswa lain yang sering tidak masuk sekolah dengan berbagai alasan. Hal tersebut dapat merubah perspektif siswa yang tadinya rajin dan menganggap bolos merupakan suatu hal yang buruk, menjadi memiliki pemikiran kalau bolos atau tidak masuk sekolah merupakan hal yang tidak terlalu buruk sesuai dengan pemikirannya.

Terdapat tiga faktor yang menyebabkan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial menurut Casare Lombroso yang merupakan kriminolog Italia serta pendiri dari Mazhab Kriminologi Positivis Italia, yaitu faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosiologis. Penjelasan untuk ketiga faktor penyebab perilaku menyimpang sebagai berikut:

  • Faktor Biologis, yang dijelaskannya mengenai “si penjahat sejak lahir”. Casare Lombroso menyatakan bahwa terdapat ciri-ciri tertentu yang dapat mengidentifikasi seseorang akan menjadi seorang penjahat atau tidak berdasarkan ciri fisik mereka. Ciri fisik yang dimaksud berupa bentuk muda seseorang, bagaimana kedua buah alis menyambung menjadi satu dan masih banyak lagi.
  • Faktor Psikologis, yang dijelaskannya bahwa seseorang yang melakukan penyimpangan sosial biasanya berkaitan erat dengan kepribadiannya. Dimana hal tersebut bisa dipengaruhi berbagai hal seperti kepribadiannya yang retak atau memang memiliki kepribadian yang berkemungkinan besar melakukan perilaku menyimpang, dan juga faktor lainnya seperti trauma yang dialami seseorang dapat membuat orang tersebut melakukan perilaku menyimpang.
  • Faktor Sosiologis, yang dijelaskannya bahwa seseorang yang melakukan penyimpangan sosial berkaitan erat dengan bagaimana orang tersebut bersosialisasi dengan orang yang kurang tepat.

Dimana seorang individu yang sudah melakukan penyimpangan sosial akan sulit untuk berubah karena tidak memiliki norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat dan harus mempelajari kembali bagaimana untuk tidak melakukan penyimpangan sosial.

Setiap pelanggaran yang dilakukan akan menimbulkan konsekuensi, baik hal tersebut mengubah sesuatu menjadi lebih baik maupun buruk. Begitu pula dengan penyimpangan sosial, dengan adanya perilaku tersebut akan menimbulkan dampak-dampak di tengah lingkungan masyarakat tersebut.

Dengan adanya perilaku menyimpang dari ebrbagai norma yang ada di sistem sosial, akan terjadi pula perubahan di lingkungan sekitarnya. Seperti halnya yang dibahas dalam buku Perilaku Menyimpang: Tinjauan Sosiologis dibawah ini.

Berikut beberapa dampak yang diberikan dengan adanya perilaku penyimpangan sosial:

  • Terciptanya suatu norma atau peraturan sehingga perilaku menyimpang yang terjadi tidak terulang dan di ikuti kembali pada para anggota lingkungan masyarakat yang lain.
  • Pelaku perilaku penyimpangan sosial dikucilkan dari lingkungan masyarakat yang ada, karena mayoritas dari anggota lingkungan masyarakat memandang perilaku menyimpang tersebut sebagai suatu wabah penyakit sehingga mereka memilih untuk tidak mendekatinya.
  • Menciptakan batasan antar kelompok lingkungan yang satu dengan yang lain karena adanya parameter sosial. Hal ini dapat kita lihat contohnya dari beragam suku yang ada di Indonesia, dimana orang suku Jawa memiliki ciri khas berkata lembut sedangkan orang suku Batak memiliki ciri khas berkata tegas. Sehingga perbedaan tersebut kadang membuat kelompok satu dengan kelompok yang lain segan akan satu sama lain.
  • Munculnya kelompok baru yang beranggotakan para penyimpang sosial karena dikucilkan, sehingga menimbulkan rasa solidaritas dan kepedulian akan satu sama lain yang dapat membuat masalah di lingkungan masyarakat sekitar.
  • Dengan adanya penyimpangan sosial memiliki potensi menyebabkan gangguan di lingkungan masyarakat tersebut jika terjadi terus menerus. Tapi ada juga yang malah menjadi menyesuaikan dengan situasi yang terjadi.

Pengantar Teori Sosiologi

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa penyimpangan sosial terbagi menjadi berbagai bentuk yang beragam, dari yang dapat memberikan dampak positif hingga dampak negatif ke masyarakat sekitar. Dengan mempelajari tentang penyimpangan sosial kita jadi mengerti bahwa hal tersebut bukan hanya merugikan diri sendiri tapi juga merugikan orang lain.

Namun, walaupun seseorang telah melakukan penyimpangan sosial atau sikap menyimpang bukan berarti individu tersebut tidak dapat berubah, jika orang tersebut memiliki keinginan dan mengakui kesalahan yang telah dilakukannya maka kita sebagai orang-orang yang ada di sekitarnya harus dapat membantunya menjadi pribadi yang lebih baik.

Nah, seperti itulah penjelasan mengenai penyimpangan sosial yang ada, beserta pengertian, bentuk, penyebab, dan contohnya yang diharapkan dapat membantu Grameds mendapatkan informasi.

Baca juga artikel terkait “Penyimpangan Sosial” :

Jika Grameds memiliki ketertarikan untuk mempelajari mengenai ilmu sosial yang ada di tengah masyarakat saat ini, kamu bisa mempelajarinya dengan membaca referensi-referensi yang ada di internet maupun buku yang hanya bisa kamu dapatkan di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu berusaha untuk menyediakan informasi terbaik dan terbaru untuk kamu.

Pengantar Ringkas Sosiologi : Pemahaman Fakta&Gejala

Penulis: Andrew

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA