Apa yang dimaksud dengan manusia hidup berkelanjutan?

Apa yang dimaksud dengan manusia hidup berkelanjutan?

Jawaban:

Manusia hidup dalam berkelanjutan artinya adalah bahwa manusia hidup dalam waktu yang terus bergerak dari masa ke masa dan melahirkan peristiwa demi peristiwa sejarah yang saling terkait satu sama lain. Oleh sebab itu, manusia sebagai pelaku peristiwa sejarah dalam ruang akan terus hidup berkelanjutan dan berkesinambungan karena waktu tak pernah stagnan melainkan terus bergerak maju.

Semoga membantu :)

Apa yang dimaksud dengan manusia hidup berkelanjutan?

Jawaban:

Manusia Hidup dengan Berkelanjutan Artinya Manusia Hidup Dengan Memperoleh Keturunan

PILAR DAYA

Pengembangan Kapasitas Diri

Dunia yang semakin berkembang dan maju melahirkan tantangan berupa timbulnya berbagai permasalahan sosial dan lingkungan yang semakin kompleks.

SELENGKAPNYA

PILAR DAYA

Literasi Keuangan

Bank BTPN sebagai bagian dari industri jasa keuangan sangat mendukung upaya peningkatan literasi keuangan dengan cara menyediakan edukasi keuangan sebagai suatu rangkaian proses atau kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keyakinan nasabah

SELENGKAPNYA

PILAR DAYA

Peningkatan Kapasitas Usaha

Sektor wirausaha memegang peranan penting dalam menyokong pertumbuhan ekonomi nasional.

SELENGKAPNYA

MADRASAHDIGITAL.CO, Oleh: Hendra Fokker

Hai teman-teman, kali ini kita akan membahas tentang Konsep Manusia Hidup dalam Perubahan dan Keberlanjutan yang merupakan Materi Kelas X Sejarah Peminatan. Yuk, kita simak.

Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dengan konsep perubahan dan keberlanjutan. Konsepsi mengenai hal ini menjadikan kehidupan manusia memiliki catatan sejarahnya masing-masing. Dari awal hidup hingga mati, tentu sudah menjadi suratan takdir, tinggal bagaimana kita mengisi kehidupan.

Baik itu dalam bentuk kegiatan positif atau negatif, semua akan menjadi catatan sejarah bagi setiap manusia. Apabila kita bicara mengenai sejarah kenabian, tentu konsep perubahan dan keberlanjutannya adalah kegiatan yang positif. Berbeda dengan sejarah para tokoh dunia, tentu banyak negatifnya.

Semisal kita bicara mengenai perubahan dan keberlanjutan pada sebuah daerah atau pemukiman. Maka yang akan dibahas adalah perubahan bentuknya, perubahan skema wilayah hingga status wilayah tersebut.

Sedangkan bila yang dibahas adalah suatu masyarakat, maka pembahasan utamanya adalah masyarakat tersebut. Pola kehidupan sosialnya ataupun kebudayaannya. Konteks kebudayaan ini dapat ditinjau dari proses akulturasi ataupun asimilasi budaya lokal dengan yang baru.

Semuanya akan berpengaruh pada hasil yang kemudian terjadi. Apabila tidak ada perubahan, maka yang tertulis adalah akhir. Karena konteks keberlanjutan itu akan berhenti apabila telah menemui perubahan terakhir. Dalam hal ini biasanya menjadi penutup dalam suatu peristiwa sejarah ya gess.

Konsep Manusia Hidup dalam Perubahan

Konsep perubahan ini dapat diartikan sebagai yang utama dalam sebuah kehidupan. Kehidupan akan terus bergerak hingga berakhirnya kehidupan tersebut. Begitu juga dengan masyarakat, akan terus mendapatkan perubahan hingga suatu masyarakat itu berakhir atau berkembang menjadi masyarakat yang baru.

Semisal contoh peristiwa sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Perubahan yang terjadi adalah pada tanggal 16 Agustus 1945 Indonesia belum dapat dikatakan sebagai negara merdeka. Usai dibacakan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945, barulah Indonesia dapat dikatakan sebagai negara merdeka.

Perubahan tersebut adalah perubahan status sebuah negara. Dari yang belum merdeka menjadi sebagai negara yang merdeka. Konsep ruang dan waktu juga menjadi bagian dari perubahan tersebut ya, agar tidak lupa, bisa dibaca kembali materi mengenai Penjelasan Konsep Sejarah dalam Ruang dan Waktu.

Apabila konsep perubahan ini kita contohkan melalui kiprah seorang tokoh, misal Soekarno. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan sejarah tokoh tersebut dalam status sosialnya sebagai seorang Presiden Pertama Republik Indonesia.

Sebelum tahun 1945, Soekarno hanyalah seorang politisi Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tetapi usai dibacakannya Proklamasi, ia didaulat oleh parlemen darurat untuk mengisi sebagai Presiden pertama usai Indonesia merdeka.

Contoh lainnya adalah perubahan ibukota negara Indonesia. Akibat keadaan genting di Jakarta usai Proklamasi, maka pada Januari 1946, ibukota negara dipindahkan ke Jogjakarta. Hal ini tentu mempengaruhi sistem pemerintahan yang ada. Perubahan dalam konteks ini dinamakan perubahan skema wilayah.

Skema wilayah tersebut masuk sebagai konsep perubahan yang dijalani oleh para pelaku (manusia) didalamnya. Perubahan pola keseharian, pola makanan, hingga pola perilaku sosial tentu berbeda antara di Jakarta dengan di Yogyakarta.

Seperti peristiwa menyerahnya Jepang kepada Sekutu usai Hiroshima dan Nagasaki di bom atom Amerika. Proses penyerahan kedaulatan Jepang kepada Sekutu tentu membuat pola para pelaku pada peristiwa itu berubah. Begitupula dengan penyerahan Belanda kepada Jepang di Indonesia, semua mengalami perubahan.

Konsep Manusia Hidup dalam Keberlanjutan

Konsep keberlanjutan ini merupakan mata rantai yang tidak bisa dihilangkan ketika bicara mengenai sejarah. Setiap peristiwa yang terjadi tidak dapat dipisahkan dari peristiwa lain yang mendukungnya. Seperti kita bicara mengenai konsep berpikir sinkronik dan diakronik dalam memahami sejarah.

Memahami sejarah itu diibaratkan sebagai wujud pengelihatan tiga dimensi kata Roeslan Abdulgani. Melihat ke masa lalu, masa kini, dan masa depan. Senada dengan Arnold Toynbee yang menjelaskan bahwa mempelajari ilmu sejarah adalah mempelajari masa lalu untuk membangun masa depan.

Semisal adalah konsep keberlanjutan pada perilaku manusia purba. Perubahan memahami keterampilan bertahan hidup dari yang sederhana hingga modern menjadikan era prasejarah terbagai menjadi beberapa fase. Dari masa Paleolitikhum berlanjut hingga masa Perundagian atau Logam.

Konsep keberlanjutan ini berbanding jauh dengan konsep perubahan. Perubahan identik dengan pola yang cepat, atau tidak berlangsung lama. Sedangkan pola keberlanjutan memiliki waktu yang panjang. Semisal antara masa Paleolitikhum dengan Neolitikhum memiliki rentang puluhan ribu tahun.

Contoh lainnya misal, pada era Wangsa Sanjaya atau Saylendra yang berlangsung hingga 250 tahun lamanya. Nah, kepemimpinan Wangsa Sanjaya atau Saylendra ini adalah masa berganti-gantinya para Raja penguasa di Jawa. Sistem kedinastian inilah yang dimaksud dengan konsep keberlanjutan.

Seperti sejarah keluarga kita, pada beberapa suku mempunyai marga atau identitas keluarga. Misal, kakek buyut kita bernama Soeprapto, biasanya keturunannya pun memakai nama Soeprapto untuk mengidentikasikan keberlanjutan keluarga tersebut. Nah, rentang waktu itu dikenal dengan silsilah keluarga.

Konsep Ruang dan Waktu juga tidak dapat dilepaskan dari alur keberlanjutan ini. Hal itu biasanya diklasifikasikan menjadi skema periodesasi. Keberlanjutan dalam skema periodesasi ini bisa dilihat dari sejarah kepemimpinan di Indonesia.

Periode Revolusi, Periode Orde Lama, Periode Orde Baru, hingga Periode Reformasi. Semua hal itu adalah bagian dari sejarah Indonesia, yang memiliki ruang dan waktu peristiwanya masing-masing.

Semoga bermanfaat. Jangan lupa sebarkan kepada orang lain, agar semakin banyak yang tahu mengenai Konsep Manusia Hidup dalam Perubahan dan Keberlanjutan.