Apa yang dimaksud dengan iva test

IVA test adalah pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks. Untuk melakukannya, dokter akan menyapukan cotton bud yang sudah dicelup dengan larutan asam asetat ke permukaan jaringan serviks. Jika warna jaringan berubah putih, maka kemungkinan ada sel kanker serviks.

Ditinjau olehdr. Karlina Lestari

IVA test adalah akronim dari tes Inspeksi Visial Asam Asetat

IVA test adalah akronim dari tes Inspeksi Visial Asam Asetat. Prosedur ini dilakukan sebagai bentuk deteksi dini kanker serviks dan hanya bisa dilakukan oleh dokter kandungan atau tenaga kesehatan lain yang kompeten agar penegakan diagnosisnya tidak keliru.Kanker serviks adalah jenis kanker terbanyak kedua yang menyerang perempuan Indonesia setelah kanker payudara. Agar Anda terhindar dari kanker serviks dan efek mematikan yang dibawanya, Anda dapat melakukan deteksi dini. Selain pap smear, kanker serviks juga bisa dideteksi menggunakan IVA test alias pemeriksaan IVA.

Bagaimana prosedur pelaksanaan IVA test?

IVA test adalah pemeriksaan yang sangat sederhana, relatif murah dan mudah, serta bisa dilakukan di dokter kandungan manapun. Dokter biasanya akan melakukan tahapan pemeriksaan IVA sebagai berikut:
  • Anda akan diminta berbaring atau berada dalam posisi duduk bersandar dengan kedua kaki membuka lebar sehingga dokter dapat mengakses vagina Anda dengan mudah.
  • Dokter kemudian akan memasukkan spekulum vagina alias alat seperti cocor bebek untuk membuka dan menahan mulut vagina sehingga dokter dapat melihat leher dan mulut rahim.
  • Setelahnya, dokter akan memasukkan semacam cotton bud yang sudah terlebih dahulu dicelupkan ke dalam larutan asam asetat 3% atau 5% (mirip asam cuka pada umumnya), lalu akan mengoleskannya ke permukaan jaringan serviks.
  • Pemeriksaan kemudian dilanjutkan dengan observasi fisik yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan yang menangani Anda. Namun sebelumnya, Anda akan diminta menunggu beberapa menit agar jaringan epitel di leher rahim yang diolesi asam asetat berubah warna.

Cara membaca hasil IVA test

Hasil IVA test bisa langsung diketahui beberapa saat setelah prosedur dilakukan. Ada tiga kemungkinan hasil yang dapat diperoleh, yaitu negatif, positif, dan diduga kanker serviks. Ketiganya dilihat dari berubah atau tidaknya warna jaringan serviks yang sudah diolesi larutan asam asetat.Bila pada leher rahim tidak menunjukkan warna merah atau merah muda, epitel squamosa dan epitel columnas di leher rahim Anda dalam keadaan baik-baik saja. Sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak ada sel kanker yang terdeteksi.Bila pengolesan asam asetat menghasilkan warna putih pada leher rahim, maka ini bisa menandakan adanya sel kanker serviks. Dugaan akan semakin kuat bila ditemukan gejala lain di sekitar vagina Anda, seperti kutil kelamin dan bercak putih (leukoplakia).Bila tidak ditemukan bercak putih pada leher rahim namun ada gejala lain yang mungkin mengindikasikan kanker, maka dokter belum bisa memastikan ada atau tidaknya sel kanker serviks.Gejala yang dimaksud bisa berupa luka yang butuh perawatan medis, kutil yang tumbuh menyerupai kembang kol, maupun luka yang bernanah atau berdarah ketika disentuh. Untuk memastikan penyebabnya, pemeriksaan lanjutan mungkin akan dilakukan.Sekalipun dokter menyatakan Anda negatif kanker serviks, Anda mungkin akan merasakan ketidaknyamanan selama 1-2 hari setelah menjalani pemeriksaan IVA. Hal itu adalah normal.Namun, Anda harus kembali memeriksakan diri ke dokter bila nyeri tidak hilang dalam dua hari. Bisa jadi, terdapat masalah kesehatan lain yang mendasari keluhan Anda, misalnya infeksi saluran kemih, radang panggul, dan sebagainya.Bila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya dugaan maupun positif kanker serviks, Anda mungkin harus menjalani pemeriksaan tambahan. Hal ini dilakukan untuk memastikan diagnosis kanker dan menghindari perawatan yang tidak perlu.Tes tambahan yang mungkin direkomendasikan dokter adalah tes HPV (untuk mendeteksi ada atau tidaknya DNA HPV di leher rahim) atau Pap Smear (untuk mendeteksi perubahan sel di leher rahim). Kedua pemeriksaan lanjutan ini membutuhkan skill dokter yang lebih tinggi dibanding saat melakukan IVA test.Meski demikian, tidak jarang juga Anda akan langsung direkomendasikan untuk menjalani perawatan tertentu. Apa pun opsi yang Anda pilih, pastikan Anda mendiskusikannya dengan dokter.

Baca Juga

Berbagai Cara Mendeteksi Dini Kanker Serviks yang Penting DiketahuiPap Smear, Pemeriksaan Penting untuk Deteksi Kanker ServiksSeputar Pemeriksaan Radiologi untuk Diagnosis dan Pegobatan

Syarat melakukan pemeriksaan IVA

Tidak semua orang bisa melakukan pemeriksaan IVA sebagai deteksi dini kanker serviks ini. Anda harus memenuhi persyaratan IVA tes sebagai berikut:
  • Sudah pernah melakukan hubungan seksual
  • Tidak melakukan hubungan seksual dalam kurun 24 jam sebelum pemeriksaan
  • Tidak sedang menstruasi
  • Tidak sedang hamil.
IVA test sebetulnya bisa dilakukan oleh semua kelompok umur, hanya saja tes ini mungkin kurang efektif bila diaplikasikan pada wanita yang sudah berusia di atas 50 tahun. Pasalnya, ada kemungkinan terjadi transformasi leher rahim beserta jaringan di dalamnya.Apakah pemeriksaan IVA akurat untuk mendeteksi kanker serviks? Ya, selain mudah dilakukan di puskesmas, tingkat akurasi IVA mencapai 61 persen. Meskipun akurasinya lebih rendah dari Pap Smear, namun hasil pemeriksaan ini cenderung valid. Tidak pernah ada kata terlambat untuk melakukan pemeriksaan IVA. Apalagi, prosedur ini sangat aman dan efektif asalkan dilakukan oleh dokter kandungan atau tenaga medis yang kompeten.

kanker serviksmedical check up

Kementerian Kesehatan RI. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/deteksi-dini-kanker-serviks-dengan-iva
Diakses pada 9 Februari 2020
Medscape. https://www.medscape.com/viewarticle/484034_7
Diakses pada 9 Februari 2020
IACR WHO. http://screening.iarc.fr/doc/RH_via_evidence.pdf
Diakses pada 9 Februari 2020
Pemkab Buleleng. https://ppid.bulelengkab.go.id/assets/data/Test%20dan%20Prosedur%20IVA_891107.pdf
Diakses pada 9 Februari 2020
NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4478664/
Diakses pada 9 Februari 2020
Very Well Health. https://www.verywellhealth.com/what-is-a-via-cervical-cancer-test-3132771
Diakses pada 9 Februari 2020

Radang serviks atau servisitis adalah peradangan yang terjadi pada leher rahim. Gejala servisitis sering tidak disadari, sehingga terlambat untuk ditangani.

03 Jun 2019|Dina Rahmawati

Perbedaan CT Scan dan MRI yang paling utama adalah teknologi yang digunakan untuk mengambil gambar. Keduanya sama-sama untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.

04 Sep 2021|Yanita Nur Indah Sari

Displasia adalah istilah yang mengacu pada perkembangan abnormal sel-sel dalam jaringan atau organ tubuh. Namun, hal ini belum tentu bersifat kanker.

18 Des 2021|Yanita Nur Indah Sari

Dijawab Oleh dr. Vina Liliana

Dijawab Oleh dr. Adhi Pasha Dwitama

IVA test dan pap smear sama-sama bertujuan untuk mendeteksi kanker serviks. Bedanya, tingkat akurasi tes pap smear lebih tinggi, namun IVA test mampu lebih cepat mendeteksi penyakit.

IVA test dan pap smear, dua metode berbeda untuk ketahui kondisi serviks

IVA test dan pap smear adalah pemeriksaan untuk melihat kondisi vagina dan mendeteksi keberadaan sel kanker pada leher rahim (serviks).Pemeriksaan (skrining) ini penting bagi setiap perempuan. Sebab, data dari KPKN Kemenkes melaporkan kanker serviks adalah jenis kanker kedua terbanyak yang diidap penduduk Indonesia.KPKN Kemenkes juga memprediksi jumlah penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus per 100 ribu penduduk. Dalam setiap tahun, muncul 40 ribu kasus kanker serviks.Kedua tes ini memiliki tujuan yang sama, yaitu mendeteksi risiko kanker seviks sejak dini. Namun, Secara umum ada empat perbedaan utama pada IVA test dan pap smear, dari proses hingga hasil akhirnya.

Sekilas tentang IVA test dan pap smear

Hasil tes IVA dan pap smear dapat menentukan tindakan selanjutnya, baik itu pencegahan kanker serviks maupun pengobatan kanker serviks. Skrining dengan IVA test dan pap smear pun mampu menekan risiko kematian akibat kanker serviksKomite Penanggulangan Kanker Nasional Kementerian Kesehatan (KPKN Kemenkes) menganjurkan skrining dengan IVA atau pap smear bisa dilakukan sejak usia 20 tahun sampai 74 tahun.Studi pada Journal of Lower Genital Tract Disease menemukan, memulai skrining pertama sebelum usia 25 tahun mampu mencegah risiko kanker di masa akan datang.Masing-masing tes memiliki perbedaan keuntungan. Dalam hal ini, keuntungan yang didapat pun menyesuaikan dengan kebutuhan setiap para wanita.

Perbedaan metode IVA test dan pap smear

Pap smear menggunakan sampel sel serviks dan diuji di lab

IVA test adalah singkatan dari inspeksi visual asetat. Melansir World Health Organization (WHO), tes IVA memeriksa kondisi leher rahim dengan mengoleskan asam asetat 3%-5%.Saat skrining IVA test, asam asetat dioles ke serviks. Hal ini bertujuan untuk melihat proses peralihan bentuk cairan ke padat (koagulasi) pada protein yang ditemukan di permukaan leher rahim. Hal yang diamati saat IVA test adalah perubahan bentuk protein pada permukaan serviks.Tes IVA biasanya dapat menunjukkan yang perlu diamati adalah adanya bercak putih (acetowhite) dan padat pada dinding rahim. Hasil tes IVA bisa dilihat segera secara kasat mata dalam pencahayaan ruang yang baik.Sementara itu, pap smear adalah pemeriksaan dengan cara mengumpulkan sampel sel dari leher rahim. Berdasarkan paparan National Cancer Institute, sampel sel serviks didapat dengan cara memasukkan alat bernama spekulum agar leher rahim dapat terlihat.Selanjutnya, petugas kesehatan mengambil sel serviks dengan pengeruk atau sikat khusus. Sampel sel serviks dimasukkan ke dalam botol berisi pengawet cair. Nantinya, sampel sel leher rahim ini dibawa ke laboratorium dan diuji apakah ada tanda-tanda perubahan sel yang mengarah ke pertumbuhan kanker.WHO menyatakan IVA test dan pap smear merupakan prosedur yang aman, cepat, dan dapat diandalkan untuk mendeteksi kanker serviks. Perbedaannya adalah IVA test cenderung lebih murah dibanding pap smear.

Perbedaan hasil tes IVA dan pap smear

Gumpalan putih pada IVA menunjukkan adanya dugaan kanker

Perbedaan pada IVA test dan pap smear juga dilihat dari hasilnya.Pada IVA test, jika kondisi serviks tidak bermasalah, maka tidak ditemukan bercak putih pada leher rahim setelah dioles asam asetat. Hal ini dikarenakan pada serviks yang normal, dinding permukaannya mengandung protein yang sangat rendah.Sementara jika hasil menunjukkan adanya bercak putih yang padat sesaat setelah dioles asam asetat, maka hal itu bisa menandakan prakanker serviks. Semakin padat dan semakin banyak bercak putih,  semakin tinggi derajat prakankernya.Ada tiga jenis hasil yang bisa dibaca dari hasil IVA test. Tiga kategori hasil IVA test, yaitu:
  • Negatif, tidak ditemukan area dengan acetowhite atau jika ditemukan, bentuknya samar dan tipis, batas areanya tidak jelas.
  • Positif, area leher rahim dengan acetowhite berwarna buram.
  • Dugaan kanker, ditandai dengan adanya pertumbuhan sel atau luka. Area dengan acetowhite sudah tidak terlihat lagi akibat adanya pendarahan.
Sementara itu, menurut American Cancer Society, ada tiga kategori hasil tes pap smear, yaitu:
  • Negatif, berarti tidak ditemukan luka atau tanda-tanda sel ganas yang dicurigai kanker atau tumor.
  • Kelainan sel epitel, yaitu adanya perubahan sel pada serviks yang berisiko menjadi kanker atau prakanker.
  • Kumpulan sel abnormal ganas, ditandai dengan adanya luka dan pertumbuhan sel yang tidak wajar.

Frekuensi pengulangan IVA test dan pap smear

IVA test hanya sekali, pap smear diulang per tiga tahun

Perbedaan IVA test dan pap smear lainnya adalah soal jadwal pemeriksaan ulang.Pap smear perlu diulang per tiga tahun sekali. Hal ini pun hanya berlaku jika pap smear yang dilakukan hanya untuk mengecek sel yang ada pada serviks, bukan mengecek virus penyebab kanker serviks, Human papilomavirus.Di sisi lain, IVA test tidak perlu diulang. Jadi, jika hasil IVA test pertama Anda negatif, tidak perlu dites lagi beberapa tahun mendatang.

Mana yang lebih akurat antara pemeriksaan IVA dan pap smear?

Sel yang diambil untuk pap smear menunjukkan hasil lebih tepat

Perbedaan lainnya yang bisa dilihat dari IVA test dan pap smear adalah kecepatan dan seberapa akurat hasil tes.Penelitian yang diterbitkan pada Journal of Mid-Life Health menunjukkan, IVA test lebih sensitif daripada pap smear. Penelitian ini menemukan, IVA test 89% lebih sensitif daripada pap smear, yang hanya sebesar 52 persen.Artinya IVA test mampu lebih cepat mendeteksi penyakit. Meski demikian, hasil pap smear dinilai lebih akurat daripada IVA test.Riset ini juga menunjukkan akurasi pap smear bisa mencapai 93% sementara IVA test hanya mencapai 87 persen.

Catatan dari SehatQ

IVA test dan pap smear memiliki empat perbedaan yang kentara. IVA test lebih unggul dalam soal kecepatan mendeteksi penyakit, sementara hasil pap smear lebih akurat.Hal yang bisa digarisbawahi adalah pemeriksaan IVA dan pap smear sama-sama baik untuk mendeteksi risiko kanker serviks. Mendeteksi kanker sedini mungkin berguna untuk Anda menentukan langkah ke depan, apakah harus melakukan tindakan pencegahan atau pengobatan lebih lanjut.Jika Anda sedang mempertimbangkan antara IVA test dan pap smear, tidak ada salahnya konsultasi dulu dengan dokter melalui chat di aplikasi kesehatan SehatQ agar lebih yakin.Download sekarang di Google Play dan Apple Store.

Baca Juga

6 Obat Tradisional Miss V Kering di Rumah untuk Meringankan GejalaSariawan pada Vagina dapat Disebabkan 9 Hal Ini, Hati-hati!Cara Mengatasi Keputihan dengan Bawang Putih, Ini Efek Sampingnya

kelamin perempuankanker servikskesehatan vagina

Komite Penanggulangan Kanker Nasional. http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKServiks.pdf (Diakses pada 24 September 2020)Journal of Lower Genital Tract Disease. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6250286/ (Diakses pada 24 September 2020)National Cancer Institute. https://www.cancer.gov/types/cervical/pap-hpv-testing-fact-sheet (Diakses pada 24 September 2020)American Cancer Society. https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer/detection-diagnosis-staging/screening-tests/pap-test.html (Diakses pada 24 September 2020)World Health Organization (WHO). https://www.who.int/docs/default-source/searo/tobacco/trainees-handbook.pdf?sfvrsn=6778145d_2 (Diakses pada 24 September 2020)Journal of Mid-Life Health. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4481740/ (Diakses pada 24 September 2020)

Penyebab Miss V berdenyut ternyata bermacam-macam. Sensasi bergetar di dalam atau di sekitar vagina ini dapat disebabkan oleh spasme otot, disfungsi dasar panggul, vaginismus, hingga parestesia.

27 Jan 2021|Dina Rahmawati

Gejala HPV perlu Anda sadari sejak dini. Pasalnya, gejala HPV tidak langsung muncul. HPV adalah penyakit yang menular lewat hubungan seksual.

Berbagai mitos seputar keperawanan wanita bereda di masyarakat, seperti selaput dara robek, tidak berdarah saat malam pertama, hingga operasi selaput dara untuk mengembalikan keperawanan.

28 Feb 2020|Nina Hertiwi Putri

Dijawab Oleh dr. Vina Liliana

Dijawab Oleh dr. Dwiana Ardianti

Dijawab Oleh dr. Rahmita Dewi