Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu kegiatan akademik yang bisa diikuti oleh mahasiswa di libur semester. Secara formal, Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu, yang berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di daerah setingkat desa. KKN sendiri merupakan kegiatan intrakurikuler kampus yang menjadi perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Harapannya, dengan dalam kegiatan KKN, civitas akademika kampus mampu memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan terjun langsung ke daerah dan masyarakat yang membutuhkan intervensi. Nah, perlu kamu ketahui bahwa yang diwajibkan oleh kampus adalah kegiatan pengabdian masyarakatnya, bukan KKN-nya. Soalnya, pelaksanaan pengabdian masyarakat haruslah sesuai dengan budaya akademik, keahlian, dan/atau otonomi keilmuan civitas akademika, serta kondisi sosial budaya masyarakat. Nggak heran kalau nggak semua kampus mewajibkan kegiatan KKN. Di sebagian kampus, ada yang menjadikan kegiatan magang sebagai pengganti magang dan juga menjadi syarat kelulusan. Tapi, ada juga kampus yang mewajibkan keduanya. Kalau ditanya, “Zaman sekarang apa, sih gunanya ikut KKN? Kenapa nggak cukup magang aja yang diwajibkan, karena lebih relevan dengan dunia kerja?” Youthmanual berani jamin kalau kegiatan KKN nggak kalah penting dengan kegiatan-kegiatan intrakurikuler kampus lainnya (termasuk magang), baik dalam hal kerelevanan dengan dunia kerja dan pengembangan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Setelah ngobrol bareng beberapa mahasiswa dan alumni yang sudah mengikuti kegiatan KKN semasa kuliah, inilah manfaat ikutan kegiatan KKN yang pastinya nggak ketinggalan zaman. 1. KKN bikin kamu jadi pribadi yang tangguh dan toleran. Lingkungan dan situasi yang akan kamu hadapi selama KKN akan menempatkan kamu pada survival chance yang jauh lebih rendah dibanding ngekost. Nggak cuma mampu bertahan di lingkungan baru yang (mungkin) penuh kekurangan, tapi juga bertahan ketika hidup bareng orang-orang baru yang nggak pernah kamu kenal. Karakternya pun bermacam-macam—mungkin ada yang bakal klop dengan kamu, mungkin juga bakal ada yang bikin kamu pusing tujuh keliling. 2. KKN jadi ajang untuk kamu membuktikan bahwa apa yang kamu pelajari di kampus tidaklah sia-sia. Yup, dengan menyusun berbagai program kerja (proker) yang nggak hanya sesuai dengan keahlianmu, tapi juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh desa KKN-mu. Nggak perlu yang mahal dan ribet, mungkin aja bentuknya sesimpel memasang arah dan penerangan jalan atau penyuluhan pentingnya pembukuan untuk usaha mikro dan kecil. Mewujudkan tagline “mahasiswa adalah agen perubahan”, gitu. 3. KKN menginspirasi kamu dan masyarakat sekitar untuk menjadi lebih baik. Tahu nggak, sih, kalau kehadiran kamu di desa KKN aja udah memberikan inspirasi untuk warga di sana? Kehadiran kamu mengajarkan orang-orang yang tinggal di pelosok sana untuk memiliki cita-cita, semangat yang tinggi, dan kemauan untuk menjadi yang lebih baik—dan kamulah yang memiliki kehormatan sebagai “penuntun” mereka. Dijamin bikin kamu bangga jadi mahasiswa! 4. KKN membangun sikap humble dalam dirimu. Pastinya masih ingat, kan, kalau sikap humble adalah hal yang paling untuk dimiliki untuk dapat mengejar kesuksesan di masa depan? Dengan kegiatan KKN, kamu jadi lebih peka dengan apa yang sebenarnya terjadi di sekitarmu dan memahami permasalahan nyata yang perlu segera diintervensi dengan solusi dan inovasi yang masuk akal. Jadi nggak cuma mimpi ngawang-ngawang aja. Hehehe. KKN Packing List: Daftar Keperluan yang Harus Kamu Bawa Selama Kuliah Kerja Nyata Siapa yang bingung ketika packing barang-barang untuk keperluan KKN, harus mulai darimana? Ketika packing untuk KKN, harus kamu pahami bahwa kamu nggak boleh sampai melupakan barang-barang printilan, dan membawa terlalu banyak barang pun juga nggak ada gunanya. Dua-duanya sama-sama ngerepotin! Makanya, disini Youthmanual merangkum daftar barang-barang yang harus kamu bawa selama KKN, yang tentunya bisa banget disesuaikan dengan kebutuhan atau kewajiban yang sesuai dengan kebijakan kampus kamu—beserta tips dan trik agar packing kamu lebih efisien. Pakaian
Perlengkapan tidur
Perlengkapan mandi
Perlengkapan makan
Perlengkapan mencuci
Lainnya
Kebutuhan Unit/Kelompok
Oya, sebelum mulai packing, hal-hal berikut ini juga perlu untuk kamu perhatikan.
Panduan Lengkap Membuat Program Kerja, Agenda, dan Laporan KKN Barangkali belum tahu, kegiatan KKN selama satu bulan ternyata nggak cuma tidur-tiduran dan genjreng gitar bareng temen-temen tiap malem, lho, gaes. Selama KKN, kamu wajib menjalankan suatu program kerja, baik kolektif bersama teman-teman satu kelompok unit maupun masing-masing individu. Program kerja (disingkat menjadi proker) adalah rangkaian kegiatan yang direncanakan secara runut dan wajib diselesaikan dalam suatu periode, yang sesuai dengan tujuan kelompok yang ingin dicapai. Nah, selama KKN, agenda besar kamu adalah melaksanakan suatu program kerja di desamu. Beda kampus, beda pula kebijakannya. Ada kampus yang mewajibkan suatu kelompok unit untuk membuat program kerja dan menjalankannya secara kolektif, ada yang mewajibkan kelompok unit KKN untuk menjalankan program kerja dari DPL (Dosen Pembimbing Lapangan), ada juga yang masing-masing diwajibkan untuk membuat proker yang sesuai dengan keahlian di program studi kuliahnya. Jadi, sebelum berangkat KKN, pastikan kamu sudah mengetahui kebijakan mana yang berlaku di kampusmu, ya. Kalau selama KKN kamu hanya diwajibkan untuk mengikuti dan melaksanakan program kerja yang sudah disusun oleh DPL, mungkin kamu nggak perlu pusing mikirin gimana caranya membuat sebuah proker. Tapi untuk kamu yang diwajibkan membuat proker sendiri baik secara kolektif ataupun masing-masing, worry not! Kamu bisa ikuti cara mudah menyusun program kerja di bawah ini. 1. Riset is a must! Agar nggak bingung harus mulai dari mana, kamu bisa mulai dari melakukan riset kecil-kecilan terlebih dahulu mengenai bagaimana situasi dan kondisi di desa KKN-mu. Di zaman yang serba memudahkan kehidupan ini, ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk meriset segala sesuatu, misalnya:
2. Susun prioritas masing-masing masalah Setelah melakukan riset kesana-kemari, kamu pasti menemukan beberapa masalah yang terjadi dan membutuhkan intervensi di desa KKN-mu. Kalau semuanya kamu bikinin prokernya, bisa-bisa masa KKN kamu nambah jadi bertahun-tahun! Dari data-data dan permasalahan yang sudah kamu kumpulkan selama riset, sekarang saatnya kamu membuat prioritas: manakah permasalah yang harus kamu jadikan sebagai latar belakang program kerjamu? Untuk mempermudah kamu dalam menentukannya, kamu harus pertimbangkan:
3. Susun rancangan Jika kamu sudah mendapatkan masalah yang ingin kamu intervensi, saatnya kamu merancang proker kamu menjadi sebuah rencana yang runut. Dalam membuat rancangan sebuah proker, ada empat hal yang paling penting kamu tuangkan, yaitu:
Realisasi proker KKN idealnya berjalan sesuai dengan rencana dan rancangan proyek yang sudah kamu rancang sedemikian rupa. Umumnya, untuk merekam kegiatan dan kemajuan program kerja yang kamu lakukan setiap harinya, pihak kampus menyediakan buku agenda (daily log) yang bisa kamu isi tiap harinya agar kamu bisa keep track dengan jadwal prokermu. Kalau kampusmu tidak menyediakan buku agenda KKN, kamu juga bisa membuat agendamu sendiri. Hal yang harus kamu tuliskan dalam agendamu adalah:
Setelah proker selesai dilaksanakan dan dievaluasi berdasarkan output ideal, kamu wajib menyusun laporan akhir KKN sebagai salah satu indikator penilaian yang dikumpulkan kepada DPL masing-masing melalui koordinator lapangan masing-masing kelompok unit. Laporan KKN dibuat secara kolektif, alias satu kelompok unit cukup bekerjasama untuk membuat satu laporan KKN. Di bawah ini adalah panduan lengpap yang bisa kamu gunakan untuk membuat laporan KKN. Isi Laporan KKN (berdasarkan urutan)
Format Laporan
Berbagai Konflik yang Bisa Saja Terjadi Selama Kamu Menjalani Kuliah Kerja Nyata—Dan Bagaimana Cara Menyikapinya Pengalaman Kuliah Kerja Nyata (KKN) emang pengalaman sekali seumur hidup yang nggak akan bisa kamu lupakan. Makanya, selama KKN, jangan dianggap beban, gaes! Dibawa seru aja biar pengalaman yang kamu dapatkan makin berkesan Meskipun begitu, nggak jarang KKN kamu bakal berjalan sehepi cerita para senior. Oke lah, selama sebulan (atau lebih) kamu bisa hidup leha-leha di desa setelah mengerjakan program kerja yang cuma makan waktu dua hari. Tapi, yang namanya belasan anak muda yang nggak saling kenal tiba-tiba disuruh hidup bersama di negeri orang, pasti bakal ada satu atau dua konflik yang muncul dan membuat kehidupan KKN kalian nggak flawless bak tayangan FTV. Kalau konflik-konflik berikut ini terjadi selama kamu menjalani KKN, gimana, tuh, cara kamu menyikapinya? 1. Kekurangan uang Ngaku, deh, masih banyak mahasiswa yang belum pandai mengatur keuangan untuk dirinya sendiri—apalagi mengatur orang lain. Terlebih selama KKN, kamu bakal mengeluarkan biaya yang jumlahnya pasti berbeda dengan biaya kebutuhan kamu seperti biasanya. Singkatnya, kamu bakal tinggal di tempat yang belum kamu kenal, dan kamu nggak tahu bagaimana cara menyusun budget yang tepat untuk bisa survive disana bersama-sama. Alhasil, kekurangan uang bisa saja terjadi, baik secara individual (kamu/anggota unit lain) maupun kolektif (unit kelompok). Uang adalah perkara yang sensitif, sehingga kamu nggak bisa menyelesaikannya hanya dengan sekadar bilang “minjem” atau “nyumbang”, karena nggak semua orang memiliki kondisi ekonomi yang sama. Duh! Lalu, apa yang bisa kamu lakukan untuk menyikapi hal ini?
2. “Diperas” Kepala Desa dan Warga Sekitar Tujuan kamu melaksanakan KKN pastinya untuk menjalankan program kerja (proker) yang sudah kamu susun bersama-sama dengan anggota unit kelompok lain untuk membantu desa dimana kamu tinggal. Proker yang akan kamu jalankan pun harus sesuai dengan misi pembangunan serta masih berada dalam batas kemampuan kamu sebagai mahasiswa, baik secara materi maupun tenaga. Tentunya Kepala Desa dan warga sekitar akan menyambut kamu dengan tangan terbuka—karena kamu turut membantu pembangunan wilayah mereka. Tapi... kalau sekiranya mereka terkesan demanding dan lama-lama malah meminta kamu untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan unit kelompok kamu, kamu bakal gimana? Lalu, apa yang bisa kamu lakukan untuk menyikapi hal ini?
3. Adaptasi gaya hidup Meski hidup selama KKN penuh dengan keterbatasan, nggak jarang ada mahasiswa yang memandang KKN sebagai the perfect getaway. Tinggal bersama segerombolan anak muda yang asik (amin!) dan jauh dari pengawasan tentunya bisa menjadi ajang untuk melepas kepenatan dan bersenang-senang menikmati hidup tanpa perlu mikirin tugas kuliah atau skripsi. Aih. Mungkin bagi kamu ngumpul bareng ketawa-ketiwi di balkon rumah sambil genjreng gitar dan sampai tengah malam adalah kegiatan bonding yang asyik banget. Tapi, gara-gara ini kamu jadi membuat lingkungan di sekitar kamu menjadi terganggu—baik dengan keramaian maupun dengan “pelanggaran” nilai dan norma yang masih berlaku di sana. Warga sekitar jadi risih dan hilang respect sama kamu, deh. Lalu, apa yang bisa kamu lakukan untuk menyikapi hal ini?
4. Merasa nggak cocok dengan anggota unit kelompok Bisa langsung memahami sekian banyak orang dalam waktu yang singkat emang nggak gampang. Apalagi nantinya kalian bakal survive bareng-bareng selama sebulan di tempat asing. Kerjasama dan teamwork-nya harus kece banget, tuh! Boro-boro bisa membangun teamwork yang baik, kamu juga belum tentu bisa dengan semua orang yang ada di unit kelompok KKN kamu. Terlebih lagi, kamu hanya memiliki waktu yang singkat untuk mengenali watak dan sifat satu sama lain dan proses adaptasi kalian terasa seperti “kagetan”. Makanya, nggak jarang perbedaan watak dan sifat ini dapat menimbulkan konflik yang bisa menyebabka perpecahan. Lalu, apa yang bisa kamu lakukan untuk menyikapi hal ini?
Sebelum Pulang, Sebaiknya Kamu... Melengkapi agenda KKN, udah. Merampungkan proker, udah. Bikin laporan KKN, udah. Habis itu, ngapain lagi? Berhubung KKN adalah pengalaman sekali seumur hidup, kamu kudu banget, nih, memanfaatkan pengalaman ini dengan sebaik-baiknya agar kamu nggak sampai nyesel sepulang KKN nanti karena nggak sempet ngelakukin anu-itu. So, selain menunaikan tugas-tugas wajib dari DPL, jangan sampai lupa untuk melakukan 3 hal berikut ini sebelum pulang ke rumah masing-masing, ya! 1. Bikin acara kecil-kecilan untuk ngumpul bareng warga sekitar Apa yang seharusnya terjadi dalam masa KKN adalah kamu sebagai agen perubahan membantu menyelesaikan masalah dan memberikan solusi kepada masyarakat (dalam hal ini warga desa) agar hidup mereka bisa menjadi jauh lebih baik. Padahal, tanpa kamu sadari, yang terjadi malah yang sebaliknya, lho. Sure, kamu berkontribusi untuk mereka dengan kemampuan dan pengetahuan yang kamu punya. Tapi, jangan lupa kalau nggak ada bantuan dari mereka, mungkin aja kamu nggak bakal bisa survive di sana. Apalagi kamu yang udah terbiasa tinggal di kota, pasti kamu bakal surprise banget dengan keramahan warga lokal di desa KKN kamu. Mulai dari menyediakan tempat tinggal, bersedia ditanya-tanya soal jalan agar nggak nyasar, sampai minjemin peralatan masak dan lahan jemuran, mereka bersedia membantu kesulitan kamu semampu mereka. Pokoknya, kamu udah dianggap anak sendiri, deh, sama para warga selama disana. Nah, nggak ada salahnya kalau kamu dan teman-temanmu membalas kebaikan mereka dengan “mengundang” mereka untuk saling bersilaturahmi sekalian pamitan. Boleh banget, nih, kamu undang mereka untuk syukuran kecil-kecilan atau bikin pentas hiburan di balai desa sebagai apresiasi dan pernyataan terima kasih kamu atas bantuan mereka selama ini di minggu terakhir masa KKN kamu! 2. Eksplorasi keindahan lokal KKN itu nggak melulu dibablas dengan merampungkan program kerja, lho. Kalau kelompok kamu bisa bekerja sama dengan baik untuk menyelesaikannya, kalian bisa banget menyisihkan waktu untuk melakukan kegiatan hiburan. Mumpung KKN berlangsung di waktu libur kuliah, sayang banget, dong kamu nggak nikmatin masa liburan kamu ini. Apalagi kamu lagi di desa KKN yang notabene bisa kamu eksplorasi ala backpacker kekinian bareng temen-temen kamu. Ihiy! Eits, mentang-mentang judulnya desa, kamu nggak boleh meng-underestimate lokasinya, lho, ya. Potensi wisata alam di tempat yang belum terekspos bisa jadi bakal lebih keren dan hits dari yang biasa kamu lihat di feeds Instagram. Coba deh, kamu tanyakan kepada warga sekitar soal objek wisata lokal apa yang bisa kamu kunjungi di tempat tersebut. Pasti bakal ada tempat wisata lokal yang bisa kamu jadikan tempat seru-seruan bareng temen. Jangan lupa juga nyobain makanan khas daerahnya biar berasa kayak turis betulan. Atau, kamu juga bisa menyewa kendaraan umum dan rame-rame mengeksplorasi desa. Siapa tahu kamu bisa nemuin hidden gem yang nggak bakal kamu lupakan seumur hidup! 3. Bernostalgia bareng temen-temen kelompok Ini, nih, hal paling penting yang harus kamu lakukan detik-detik terakhir hari KKN. Ngumpul seru-seruan terakhir kali sebelum pulang kudu banget dijalanin! Bakalan seru banget, lho, nostalgiaan sama temen-temen sekelompok yang udah tinggal dan kerja bareng selama kurang lebih satu bulan di daerah yang nun jauh dari kampung halaman. Bertahan hidup di lingkungan asing barengan orang baru aja dikenal pastinya bakal memberikan kalian semua banyak pelajaran berharga. Jadi, jangan lupa kumpulin anggota kelompok kamu untuk duduk bareng di malam sebelum kalian pulang. Sambil seru-seruan metik gitar atau bikin api unggun, kalian bisa sharing kesan dan pesan selama mengikuti KKN, dan merefeksikan diri dengan apa aja pelajaran hidup yang kalian dapatkan selama satu bulan terakhir. Jangan lupa ucapkan terima kasih kamu kepada teman-temanmu yang udah saling membantu tanpa pamrih dalam mengarungi susah-senangnya survive di negeri orang. Boleh juga, nih, sekalian bikin rencana untuk ngumpul bareng lagi setelah KKN usai untuk tetep bisa keep in touch. Dari yang dulunya kalian saling nggak kenal sampai sekarang jadi kompak dan solid, pasti banyaaak banget kenangan yang bisa kalian ceritakan untuk selalu diingat seumur hidup sebelum kalian balik lagi menjadi mahasiswa sibuk di fakultas masing-masing. Tiati baper. Yha.
|