Show Dalam sebuah serangan Denial of Service, si penyerang akan mencoba untuk mencegah akses seorang pengguna terhadap sistem atau jaringan dengan mempergunakan beberapa cara, yakni untuk berikut:
Bentuk serangan Denial of Service awal adalah serangan SYN Flooding Attack, yang pertama kali muncul pada tahun 1996 dan mengeksploitasi terhadap kelemahan yang benar di dalam protokol Transmission Control Protocol (TCP). Serangan-serangan lainnya penghabisannya dikembangkan untuk mengeksploitasi kelemahan yang benar di dalam sistem operasi, layanan jaringan atau aplikasi untuk menjadikan sistem, layanan jaringan, atau aplikasi tersebut tidak dapat melayani pengguna, atau bahkan merasakan crash. Beberapa tool yang dipergunakan untuk memainkan serangan DoS pun banyak dikembangkan setelah itu (bahkan beberapa tool dapat diperoleh secara bebas), termasuk di selangnya Bonk, LAND, Smurf, Snork, WinNuke, dan Teardrop. Meskipun demikian, serangan terhadap TCP merupakan serangan DoS yang sering diterapkan. Hal ini disebabkan sebab macam serangan lainnya (seperti halnya memenuhi ruangan hard disk dalam sistem, mengunci salah seorang akun pengguna yang valid, atau memodifikasi tabel routing dalam sebuah router) memerlukan penetrasi jaringan terlebih dahulu, yang kemungkinan penetrasinya kecil, apalagi bila sistem jaringan tersebut telah diperkuat. Penolakan Layanan secara Terdistribusi (DDos)Cara kerja serangan Distributed Denial of Service sederhana Penolakan Layanan secara Terdistribusi (bahasa Inggris: Distributed Denial of Service (DDos)) adalah salah satu macam serangan Denial of Service yang mempergunakan banyak host penyerang (baik itu mempergunakan komputer yang didedikasikan untuk memainkan penyerangan atau komputer yang "dipaksa" menjadi zombie) untuk menyerang satu buah host target dalam sebuah jaringan. Serangan Denial of Service klasik bersifat "satu lawan satu", sehingga diperlukan sebuah host yang kuat (baik itu dari daya pemrosesan atau sistem operasinya) demi membanjiri lalu lintas host target sehingga mencegah klien yang valid untuk mengakses layanan jaringan pada server yang menjadi target serangan. Serangan DDoS ini mempergunakan teknik yang lebih canggih dibandingkan dengan serangan Denial of Service yang klasik, yakni dengan meningkatkan serangan beberapa kali dengan mempergunakan beberapa buah komputer sekaligus, sehingga dapat berakibat server atau keseluruhan segmen jaringan dapat menjadi "tidak bermanfaat sama sekali" untuk klien. Serangan DDoS pertama kali muncul pada tahun 1999, tiga tahun setelah serangan Denial of Service yang klasik muncul, dengan mempergunakan serangan SYN Flooding, yang berakibat beberapa server web di Internet merasakan "downtime". Pada awal Februari 2000, sebuah serangan yang akbar diterapkan sehingga beberapa situs web terkenal seperti Amazon, CNN, eBay, dan Yahoo! merasakan "downtime" selama beberapa jam. Serangan yang lebih baru lagi pernah dilancarkan pada bulan Oktober 2002 ketika 9 dari 13 root DNS Server diserang dengan mempergunakan DDoS yang paling akbar yang dikata dengan "Ping Flood". Pada puncak serangan, beberapa server tersebut pada tiap detiknya mendapatkan lebih dari 150.000 request paket Internet Control Message Protocol (ICMP). Untungnya, sebab serangan hanya diterapkan selama setengah jam saja, lalu lintas Internet pun tidak terlalu terpengaruh dengan serangan tersebut (setidaknya tidak seluruhnya merasakan kerusakan). Tidak seperti dampaknya yang menjadi suatu kerumitan yang paling tinggi (bagi para administrator jaringan dan server yang memainkan perbaikan server dampak dari serangan), teori dan praktik untuk memainkan serangan DDoS justru sederhana, yakni untuk berikut:
Hampir seluruh platform komputer dapat dibajak untuk sebuah zombie untuk memainkan serangan seperti ini. Sistem-sistem populer, semacam Solaris, Linux, Microsoft Windows dan beberapa varian UNIX dapat menjadi zombie, bila memang sistem tersebut atau aplikasi yang berlangsung di atasnya mempunyai kelemahan yang dieksploitasi oleh penyerang. Beberapa contoh Serangan DoS lainnya adalah:
Pranala luaredunitas.com Page 2
Dalam sebuah serangan Denial of Service, si penyerang akan mencoba untuk mencegah akses seorang pengguna terhadap sistem atau jaringan dengan mempergunakan beberapa cara, yakni untuk berikut:
Bentuk serangan Denial of Service awal adalah serangan SYN Flooding Attack, yang pertama kali muncul pada tahun 1996 dan mengeksploitasi terhadap kelemahan yang benar di dalam protokol Transmission Control Protocol (TCP). Serangan-serangan lainnya penghabisannya dikembangkan untuk mengeksploitasi kelemahan yang benar di dalam sistem operasi, layanan jaringan atau aplikasi untuk menjadikan sistem, layanan jaringan, atau aplikasi tersebut tidak dapat melayani pengguna, atau bahkan merasakan crash. Beberapa tool yang dipergunakan untuk memainkan serangan DoS pun banyak dikembangkan setelah itu (bahkan beberapa tool dapat diperoleh secara bebas), termasuk di selangnya Bonk, LAND, Smurf, Snork, WinNuke, dan Teardrop. Meskipun demikian, serangan terhadap TCP merupakan serangan DoS yang sering diterapkan. Hal ini disebabkan sebab macam serangan lainnya (seperti halnya memenuhi ruangan hard disk dalam sistem, mengunci salah seorang akun pengguna yang valid, atau memodifikasi tabel routing dalam sebuah router) memerlukan penetrasi jaringan terlebih dahulu, yang kemungkinan penetrasinya kecil, apalagi bila sistem jaringan tersebut telah diperkuat. Penolakan Layanan secara Terdistribusi (DDos)Cara kerja serangan Distributed Denial of Service sederhana Penolakan Layanan secara Terdistribusi (bahasa Inggris: Distributed Denial of Service (DDos)) adalah salah satu macam serangan Denial of Service yang mempergunakan banyak host penyerang (baik itu mempergunakan komputer yang didedikasikan untuk memainkan penyerangan atau komputer yang "dipaksa" menjadi zombie) untuk menyerang satu buah host target dalam sebuah jaringan. Serangan Denial of Service klasik bersifat "satu lawan satu", sehingga diperlukan sebuah host yang kuat (baik itu dari daya pemrosesan atau sistem operasinya) demi membanjiri lalu lintas host target sehingga mencegah klien yang valid untuk mengakses layanan jaringan pada server yang menjadi target serangan. Serangan DDoS ini mempergunakan teknik yang lebih canggih dibandingkan dengan serangan Denial of Service yang klasik, yakni dengan meningkatkan serangan beberapa kali dengan mempergunakan beberapa buah komputer sekaligus, sehingga dapat berakibat server atau keseluruhan segmen jaringan dapat menjadi "tidak bermanfaat sama sekali" untuk klien. Serangan DDoS pertama kali muncul pada tahun 1999, tiga tahun setelah serangan Denial of Service yang klasik muncul, dengan mempergunakan serangan SYN Flooding, yang berakibat beberapa server web di Internet merasakan "downtime". Pada awal Februari 2000, sebuah serangan yang akbar diterapkan sehingga beberapa situs web terkenal seperti Amazon, CNN, eBay, dan Yahoo! merasakan "downtime" selama beberapa jam. Serangan yang lebih baru lagi pernah dilancarkan pada bulan Oktober 2002 ketika 9 dari 13 root DNS Server diserang dengan mempergunakan DDoS yang paling akbar yang dikata dengan "Ping Flood". Pada puncak serangan, beberapa server tersebut pada tiap detiknya mendapatkan lebih dari 150.000 request paket Internet Control Message Protocol (ICMP). Untungnya, sebab serangan hanya diterapkan selama setengah jam saja, lalu lintas Internet pun tidak terlalu terpengaruh dengan serangan tersebut (setidaknya tidak seluruhnya merasakan kerusakan). Tidak seperti dampaknya yang menjadi suatu kerumitan yang paling tinggi (bagi para administrator jaringan dan server yang memainkan perbaikan server dampak dari serangan), teori dan praktik untuk memainkan serangan DDoS justru sederhana, yakni untuk berikut:
Hampir seluruh platform komputer dapat dibajak untuk sebuah zombie untuk memainkan serangan seperti ini. Sistem-sistem populer, semacam Solaris, Linux, Microsoft Windows dan beberapa varian UNIX dapat menjadi zombie, bila memang sistem tersebut atau aplikasi yang berlangsung di atasnya mempunyai kelemahan yang dieksploitasi oleh penyerang. Beberapa contoh Serangan DoS lainnya adalah:
Pranala luaredunitas.com Page 3
Dalam sebuah serangan Denial of Service, si penyerang akan mencoba untuk mencegah akses seorang pengguna terhadap sistem atau jaringan dengan mempergunakan beberapa cara, yakni untuk berikut:
Bentuk serangan Denial of Service awal adalah serangan SYN Flooding Attack, yang pertama kali muncul pada tahun 1996 dan mengeksploitasi terhadap kelemahan yang benar di dalam protokol Transmission Control Protocol (TCP). Serangan-serangan lainnya penghabisannya dikembangkan untuk mengeksploitasi kelemahan yang benar di dalam sistem operasi, layanan jaringan atau aplikasi untuk menjadikan sistem, layanan jaringan, atau aplikasi tersebut tidak dapat melayani pengguna, atau bahkan merasakan crash. Beberapa tool yang dipergunakan untuk memainkan serangan DoS pun banyak dikembangkan setelah itu (bahkan beberapa tool dapat diperoleh secara bebas), termasuk di selangnya Bonk, LAND, Smurf, Snork, WinNuke, dan Teardrop. Meskipun demikian, serangan terhadap TCP merupakan serangan DoS yang sering diterapkan. Hal ini disebabkan sebab macam serangan lainnya (seperti halnya memenuhi ruangan hard disk dalam sistem, mengunci salah seorang akun pengguna yang valid, atau memodifikasi tabel routing dalam sebuah router) memerlukan penetrasi jaringan terlebih dahulu, yang kemungkinan penetrasinya kecil, apalagi bila sistem jaringan tersebut telah diperkuat. Penolakan Layanan secara Terdistribusi (DDos)Cara kerja serangan Distributed Denial of Service sederhana Penolakan Layanan secara Terdistribusi (bahasa Inggris: Distributed Denial of Service (DDos)) adalah salah satu macam serangan Denial of Service yang mempergunakan banyak host penyerang (baik itu mempergunakan komputer yang didedikasikan untuk memainkan penyerangan atau komputer yang "dipaksa" menjadi zombie) untuk menyerang satu buah host target dalam sebuah jaringan. Serangan Denial of Service klasik bersifat "satu lawan satu", sehingga diperlukan sebuah host yang kuat (baik itu dari daya pemrosesan atau sistem operasinya) demi membanjiri lalu lintas host target sehingga mencegah klien yang valid untuk mengakses layanan jaringan pada server yang menjadi target serangan. Serangan DDoS ini mempergunakan teknik yang lebih canggih dibandingkan dengan serangan Denial of Service yang klasik, yakni dengan meningkatkan serangan beberapa kali dengan mempergunakan beberapa buah komputer sekaligus, sehingga dapat berakibat server atau keseluruhan segmen jaringan dapat menjadi "tidak bermanfaat sama sekali" untuk klien. Serangan DDoS pertama kali muncul pada tahun 1999, tiga tahun setelah serangan Denial of Service yang klasik muncul, dengan mempergunakan serangan SYN Flooding, yang berakibat beberapa server web di Internet merasakan "downtime". Pada awal Februari 2000, sebuah serangan yang akbar diterapkan sehingga beberapa situs web terkenal seperti Amazon, CNN, eBay, dan Yahoo! merasakan "downtime" selama beberapa jam. Serangan yang lebih baru lagi pernah dilancarkan pada bulan Oktober 2002 ketika 9 dari 13 root DNS Server diserang dengan mempergunakan DDoS yang paling akbar yang dikata dengan "Ping Flood". Pada puncak serangan, beberapa server tersebut pada tiap detiknya mendapatkan lebih dari 150.000 request paket Internet Control Message Protocol (ICMP). Untungnya, sebab serangan hanya diterapkan selama setengah jam saja, lalu lintas Internet pun tidak terlalu terpengaruh dengan serangan tersebut (setidaknya tidak seluruhnya merasakan kerusakan). Tidak seperti dampaknya yang menjadi suatu kerumitan yang paling tinggi (bagi para administrator jaringan dan server yang memainkan perbaikan server dampak dari serangan), teori dan praktik untuk memainkan serangan DDoS justru sederhana, yakni untuk berikut:
Hampir seluruh platform komputer dapat dibajak untuk sebuah zombie untuk memainkan serangan seperti ini. Sistem-sistem populer, semacam Solaris, Linux, Microsoft Windows dan beberapa varian UNIX dapat menjadi zombie, bila memang sistem tersebut atau aplikasi yang berlangsung di atasnya mempunyai kelemahan yang dieksploitasi oleh penyerang. Beberapa contoh Serangan DoS lainnya adalah:
Pranala luaredunitas.com Page 4
Dalam sebuah serangan Denial of Service, si penyerang akan mencoba untuk mencegah akses seorang pengguna terhadap sistem atau jaringan dengan mempergunakan beberapa cara, yakni untuk berikut:
Bentuk serangan Denial of Service awal adalah serangan SYN Flooding Attack, yang pertama kali muncul pada tahun 1996 dan mengeksploitasi terhadap kelemahan yang benar di dalam protokol Transmission Control Protocol (TCP). Serangan-serangan lainnya penghabisannya dikembangkan untuk mengeksploitasi kelemahan yang benar di dalam sistem operasi, layanan jaringan atau aplikasi untuk menjadikan sistem, layanan jaringan, atau aplikasi tersebut tidak dapat melayani pengguna, atau bahkan merasakan crash. Beberapa tool yang dipergunakan untuk memainkan serangan DoS pun banyak dikembangkan setelah itu (bahkan beberapa tool dapat diperoleh secara bebas), termasuk di selangnya Bonk, LAND, Smurf, Snork, WinNuke, dan Teardrop. Meskipun demikian, serangan terhadap TCP merupakan serangan DoS yang sering diterapkan. Hal ini disebabkan sebab macam serangan lainnya (seperti halnya memenuhi ruangan hard disk dalam sistem, mengunci salah seorang akun pengguna yang valid, atau memodifikasi tabel routing dalam sebuah router) memerlukan penetrasi jaringan terlebih dahulu, yang kemungkinan penetrasinya kecil, apalagi bila sistem jaringan tersebut telah diperkuat. Penolakan Layanan secara Terdistribusi (DDos)Cara kerja serangan Distributed Denial of Service sederhana Penolakan Layanan secara Terdistribusi (bahasa Inggris: Distributed Denial of Service (DDos)) adalah salah satu macam serangan Denial of Service yang mempergunakan banyak host penyerang (baik itu mempergunakan komputer yang didedikasikan untuk memainkan penyerangan atau komputer yang "dipaksa" menjadi zombie) untuk menyerang satu buah host target dalam sebuah jaringan. Serangan Denial of Service klasik bersifat "satu lawan satu", sehingga diperlukan sebuah host yang kuat (baik itu dari daya pemrosesan atau sistem operasinya) demi membanjiri lalu lintas host target sehingga mencegah klien yang valid untuk mengakses layanan jaringan pada server yang menjadi target serangan. Serangan DDoS ini mempergunakan teknik yang lebih canggih dibandingkan dengan serangan Denial of Service yang klasik, yakni dengan meningkatkan serangan beberapa kali dengan mempergunakan beberapa buah komputer sekaligus, sehingga dapat berakibat server atau keseluruhan segmen jaringan dapat menjadi "tidak bermanfaat sama sekali" untuk klien. Serangan DDoS pertama kali muncul pada tahun 1999, tiga tahun setelah serangan Denial of Service yang klasik muncul, dengan mempergunakan serangan SYN Flooding, yang berakibat beberapa server web di Internet merasakan "downtime". Pada awal Februari 2000, sebuah serangan yang akbar diterapkan sehingga beberapa situs web terkenal seperti Amazon, CNN, eBay, dan Yahoo! merasakan "downtime" selama beberapa jam. Serangan yang lebih baru lagi pernah dilancarkan pada bulan Oktober 2002 ketika 9 dari 13 root DNS Server diserang dengan mempergunakan DDoS yang paling akbar yang dikata dengan "Ping Flood". Pada puncak serangan, beberapa server tersebut pada tiap detiknya mendapatkan lebih dari 150.000 request paket Internet Control Message Protocol (ICMP). Untungnya, sebab serangan hanya diterapkan selama setengah jam saja, lalu lintas Internet pun tidak terlalu terpengaruh dengan serangan tersebut (setidaknya tidak seluruhnya merasakan kerusakan). Tidak seperti dampaknya yang menjadi suatu kerumitan yang paling tinggi (bagi para administrator jaringan dan server yang memainkan perbaikan server dampak dari serangan), teori dan praktik untuk memainkan serangan DDoS justru sederhana, yakni untuk berikut:
Hampir seluruh platform komputer dapat dibajak untuk sebuah zombie untuk memainkan serangan seperti ini. Sistem-sistem populer, semacam Solaris, Linux, Microsoft Windows dan beberapa varian UNIX dapat menjadi zombie, bila memang sistem tersebut atau aplikasi yang berlangsung di atasnya mempunyai kelemahan yang dieksploitasi oleh penyerang. Beberapa contoh Serangan DoS lainnya adalah:
Pranala luaredunitas.com Page 5Tags (tagged): simorangkir, unkris, simarangkir salah satu, marga batak, toba, berasal dari tarutung, dikenal rura, sekilas, tentang guru mangaloksa, hubungan ke, hasibuan, merantau ke padang, bolak sibuhuan, tapanuli, selatan, center of, studies taripar, laut, si boru sande, balige si, boru, nauli tugu simorangkir Page 6Tags (tagged): simorangkir, unkris, usul marga simorangkir, berasal anak, kedua, si raja, marga, simorangkir tidak, memakai, marga panggabean, silsilah, hasibuan, marga sub marga, hasibuan si, tetap, memakai marga hasibuan, raja maniti, merantau, ke, center of, studies lihat, pula, batak toba marga, batak toba, kategori, marga simorangkir Page 7Tags (tagged): simorangkir, unkris, usul marga simorangkir, berasal anak, kedua, si raja, marga, simorangkir tidak, memakai, marga panggabean, silsilah, hasibuan, marga sub marga, hasibuan si, tetap, memakai marga hasibuan, raja maniti, merantau, ke, pusat ilmu, pengetahuan lihat, pula, batak toba marga, batak toba, kategori, marga simorangkir Page 8Tags (tagged): simorangkir, unkris, simarangkir salah satu, marga batak, toba, berasal dari tarutung, dikenal rura, sekilas, tentang guru mangaloksa, hubungan ke, hasibuan, merantau ke padang, bolak sibuhuan, tapanuli, selatan, pusat ilmu, pengetahuan taripar, laut, si boru sande, balige si, boru, nauli tugu simorangkir Page 9Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM Page 10Tags (tagged): Judul Topik (Artikel) 3, 3 Diva (album), 3 Doa 3 Cinta (film), 3 Doors Down, 3 Februari, 30 Oktober, 30 Persei, 30 Rock, 30 September, 33 (angka), 330, 330 (angka), 330-an, 360-an, 360-an SM, 3600 Detik, 360s, 390 's, 390 SM, 390-an, 390-an SM Page 11Tags (tagged): 3 Title of articles, 3 April, 3 Juno, 3 Letters of John, 3 November, 300, 3000 BC, 303, 30s, 325, 33, 340s, 341, 37, 380's, 381, 387, 3rd century BC, 3rd Millennium, 3rd millennium BC, 3x3 Eyes Page 12Tags (tagged): 3 Title of articles, 3 April, 3 Juno, 3 Letters of John, 3 November, 300, 3000 BC, 303, 30s, 325, 33, 340s, 341, 37, 380's, 381, 387, 3rd century BC, 3rd Millennium, 3rd millennium BC, 3x3 Eyes Page 13Tags (tagged): D Title of articles, Dagoberto Fontes, Dahana, Dahomey, Dai Iswandi, Damarcus Beasley, Damarwulan, Damas, Damascus, dance Didong, dance jaipongan, dance Janger, dance Laweut, Daniel Alejandro Lembo Betancor, Daniel Alfei, Daniel Alves, Daniel Amokachi, Daniel Gygax, Daniel Hernandez Gimenez, Daniel Jara Martinez, Daniel Jarque Page 14Tags (tagged): D Title of articles, Dagoberto Fontes, Dahana, Dahomey, Dai Iswandi, Damarcus Beasley, Damarwulan, Damas, Damascus, dance Didong, dance jaipongan, dance Janger, dance Laweut, Daniel Alejandro Lembo Betancor, Daniel Alfei, Daniel Alves, Daniel Amokachi, Daniel Gygax, Daniel Hernandez Gimenez, Daniel Jara Martinez, Daniel Jarque Page 15Tags (tagged): C Title of articles, Cabinet Development I, Cabinet Dwikora II, Cabinet Dwikora III, cabinet Halim, Cagliari, Cagliari Calcio, Cahkwe, Cai, Cali, California, California Gurls, californium, Cameron Jerome, Cameroon, Cameroon Football Federation, Cameroon national football team, Campo Grande, Campo San Martino, Campobasso, Campodarsego Page 16Tags (tagged): C Title of articles, Cabinet Development I, Cabinet Dwikora II, Cabinet Dwikora III, cabinet Halim, Cagliari, Cagliari Calcio, Cahkwe, Cai, Cali, California, California Gurls, californium, Cameron Jerome, Cameroon, Cameroon Football Federation, Cameroon national football team, Campo Grande, Campo San Martino, Campobasso, Campodarsego Page 17Tags (tagged): B Title of articles, Bacterium, Bacukiki West, Parepare, Badajoz, Badakhshan Province, Badung Strait, Baduy, Baekje, Baerum, Bai'at 'Aqabah First, Bai'at 'Aqabah Second, Baichung Bhutia, Baihakki Khaizan, Balfour (Disambiguation), Balfour Declaration of 1917, Balfour, Ulu Ogan Histories, Balhae, Ballon dOr, Balloon, Balloon Soap, Balochistan (Pakistan) Page 18Tags (tagged): B Title of articles, Bacterium, Bacukiki West, Parepare, Badajoz, Badakhshan Province, Badung Strait, Baduy, Baekje, Baerum, Bai'at 'Aqabah First, Bai'at 'Aqabah Second, Baichung Bhutia, Baihakki Khaizan, Balfour (Disambiguation), Balfour Declaration of 1917, Balfour, Ulu Ogan Histories, Balhae, Ballon dOr, Balloon, Balloon Soap, Balochistan (Pakistan) Page 19Tags (tagged): E Title of articles, Earth, Laweyan, Surakarta, earthenware, earthquake, Ease of Doing Business Index, East Minarti, East Morotai, Morotai Island, East Nusa Tenggara, East of England, Ebenezer Odunlami, Eber, Eberardo Villalobos, Eberardo Villalobos Schad, economy, Economy of Algeria, Economy of Bangladesh, Economy of Cambodia, Eddy Sabara, Ede (gemeente), Edelmiro Arevalo, Eden Ben Basat Page 20Tags (tagged): E Title of articles, Earth, Laweyan, Surakarta, earthenware, earthquake, Ease of Doing Business Index, East Minarti, East Morotai, Morotai Island, East Nusa Tenggara, East of England, Ebenezer Odunlami, Eber, Eberardo Villalobos, Eberardo Villalobos Schad, economy, Economy of Algeria, Economy of Bangladesh, Economy of Cambodia, Eddy Sabara, Ede (gemeente), Edelmiro Arevalo, Eden Ben Basat Page 21Tags (tagged): H Title of articles, hadith Qudsi, Hadjer-Lamis Region, Hadramaut, hadron, Halden, Half-Blood Prince, Half-Blood Prince (character), Hali, Hamengkubuwana VIII, Hamengkubuwana X, Hamengkubuwono I, Hamengkubuwono II, Han Chang Wha, Han Chang-wha, Han Dynasty, Han Empire Kingdom, Hannover (district), Hannover 96, Hanoi, Hanover Page 22Tags (tagged): H Title of articles, hadith Qudsi, Hadjer-Lamis Region, Hadramaut, hadron, Halden, Half-Blood Prince, Half-Blood Prince (character), Hali, Hamengkubuwana VIII, Hamengkubuwana X, Hamengkubuwono I, Hamengkubuwono II, Han Chang Wha, Han Chang-wha, Han Dynasty, Han Empire Kingdom, Hannover (district), Hannover 96, Hanoi, Hanover Page 23Tags (tagged): J Title of articles, Jabu Mahlangu, Jabu Pule, Jaca, Jacatra, Jacksen Tiago, Jackson Arley Martinez Valencia, Jackson Heights, Queens, Jackson Martinez, Jagiellonia Bialystok, Jagoba Arrasate, Jagorawi, Jaguares de Cordoba, jaipongan, Jair, Jair da Rosa Pinto, Jairo Arias, Jakarta newspaper, Jakarta Outer Ring Road, Jakarta Planetarium and Observatory, Jakarta police Kingdom Page 24Tags (tagged): J Title of articles, Jabu Mahlangu, Jabu Pule, Jaca, Jacatra, Jacksen Tiago, Jackson Arley Martinez Valencia, Jackson Heights, Queens, Jackson Martinez, Jagiellonia Bialystok, Jagoba Arrasate, Jagorawi, Jaguares de Cordoba, jaipongan, Jair, Jair da Rosa Pinto, Jairo Arias, Jakarta newspaper, Jakarta Outer Ring Road, Jakarta Planetarium and Observatory, Jakarta police Kingdom Page 25Tags (tagged): M Title of articles, MAA General Assurance, MAA Life, Maad Ibrahim, Maad Ibrahim Majid, machine, machine Embroidery, machine translation, machinist, Madrasah Islamiyah Adabiyah, Madrasah tsanawiyah, Madri, Madrid, Magico Gonzalez, Maginoong Takas, Magione, magma, Mahatma Gandhi, Mahayana, Mahayana Buddhism, Mahboub Jumaa Page 26Tags (tagged): M Title of articles, MAA General Assurance, MAA Life, Maad Ibrahim, Maad Ibrahim Majid, machine, machine Embroidery, machine translation, machinist, Madrasah Islamiyah Adabiyah, Madrasah tsanawiyah, Madri, Madrid, Magico Gonzalez, Maginoong Takas, Magione, magma, Mahatma Gandhi, Mahayana, Mahayana Buddhism, Mahboub Jumaa |