Apa sebutan empat injil utama di pb

Show

Injil Matius yaitu satu di selang empat Injil Akad Baru (PB). Injil secara tradisi disalin dalam urutan dengan Matius terlebih dulu, disusul dengan Markus, Lukas dan Yohanes. Bersama-sama Injil Markus dan Lukas, Injil ini digolongkan Injil sinoptis.

Kitab Matius mempunyai amanat tentang "Kabar Baik" (injil; bahasa Inggris: gospel) bahwa Yesus yaitu Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan, ini dapat terlihat melewati contoh Doa Bapa Kami. Melewati Kerajaan Allah inilah Yesus Kristus hendak memulihkan kondisi Bumi dan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, hal inilah yang hendak dibuat menjadi kesaksian untuk semua bangsa, barulah yang akhir sekali sistem dunia ini habis . Melewati Yesus itulah Tuhan menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Akad Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Patut itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk semua dunia.

Penulis

Walaupun dokumen ini tidak mencantumkan nama penulisnya, namun kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak anggaran tahun 130 M menyalakan bahwa injil ini ditulis oleh Matius. Matius yaitu seorang pemungut cukai (petugas pajak pada masa waktu seratus tahun itu) yang dibuat menjadi salah satu dari kedua belas rasul Yesus. Meskipun mempunyai yang menduga ditulis oleh Matius lain yang hidup 80 tahun setelah Yesus wafat. Namun, penemuan naskah papirus yang sekarang disimpan di Magdalen College, Oxford, Inggris, menunjukkan bahwa Injil Matius ini sudah berakhir ditulis sebelum tahun 66 M[1].

Waktu penulisan dan Tema

Dalam injil ini hanya terdapat sedikit fakta yang dapat menunjukkan kapan tulisan ini dibuat; sehingga tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dikuatkan. Beberapa berbakat konservatif mempunyai alasan kuat untuk memperkirakan bahwa dia ditulis sebelum Yerusalem dihancurkan, selang tahun 60 sampai 65, ketika Matius mempunyai di Palestina atau Antiokia di Siria. Mempunyai berbakat liberal yang memperkirakan selang tahun 180 dan 200. Semua berbakat sepakat bahwa tulisan-tulisan Ignatius merujuk, namun tidak mengutip langsung injil Matius, yang berfaedah injil ini sudah berakhir ditulis pada awal seratus tahun ke-2 Masehi.

Penemuan naskah-naskah papirus, "The Oxford Papyri", oleh Prof. Casten Peter Thiede, memberi bukti kuat bahwa Injil Matius ditulis sebelum tahun 65 M. Di selang naskah-naskah tersebut ditemukan 3 lembar yang mengandung ayat-ayat dari Injil Matius pasal 26, tentang pengurapan Yesus di rumah Simon, orang lepra di Betania, dan pengkhianatannya oleh Yudas Iskariot. Di naskah-naskah itu juga ditemukan surat dari seorang petani bernama Harmiysis yang mengajukan banding pada pengadilan Romawi untuk menambah jumlah ternaknya dengan menyebut tanggal "tahun ke-12 kaisar Nero, Epeieph 30." atau pada penanggalan Gregorian, 24 Juli 65/66 M.[2]

Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli-ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama yaitu Injil Markus.

Bahasa penulisan

Catatan para bapa gereja mengindikasikan bahwa Injil Matius awalnya ditulis dalam bahasa Aram, yaitu bahasa sehari-hari pada masa waktu seratus tahun itu di Israel, dengan tulisan Ibrani.

  • Pada tahun 130-an, Papias, uskup di Hieropolis di Asia Minor, menulis, "Matius menyusun perkataan-perkataan-Nya [Tuhan] dalam bahasa Aram, dan setiap orang menerjemahkannya sebisanya" [3]
  • Sekitar tahun 180 Irenaeus dari Lyons menulis bahwa:
Karenanya Matius menerbitkan Suatu Injil tertulis di selang orang-orang Ibrani dalam bahasa dialek mereka, ketika Petrus dan Paulus mengabarkan (Injil) di Roma dan meletakkan dasar Gereja. Setelah keberangkatan (kematian) mereka, Markus, murid dan penerjemah Petrus, juga menyerahkan kepada kita dalam tulisan apa yang dikotbahkan Petrus. Juga Lukas, kenalan seperjalanan Paulus, mencatat dalam satu kitab, Injil yang disampaikan kepadanya. Setelahnya, Yohanes, murid Tuhan, yang pernah pula bersandar di dada-Nya, menerbitkan sendiri sebuah Injil selama Dia tinggal di Efesus di Asia.[4]
  • Beberapa waktu setelah tahun 244 peneliti Kitab Suci, Origen menulis, "Di selang empat Injil, yaitu yang tak terbantahkan dalam Gereja Allah di kolong langit, saya mempelajari dari tradisi bahwa yang pertama ditulis oleh Matius, yang pernah dibuat menjadi pemungut cukai, tetapi pengahabisan dibuat menjadi rasul Yesus Kristus, dan [Injil] itu dipersiapkan untuk orang yang berpindah keyakinan (converts) dari Yudaisme dan menerbitkannya dalam bahasa Ibrani."[5]
  • Eusebius sendiri menyalakan bahwa "Matius mulai dengan mengabarkan (Injil) kepada orang Ibrani, dan ketika dia membulatkan tekad untuk pergi ke orang-orang (bangsa) lain juga, dia menurunkan Injilnya sendiri dalam tulisan bahasa asalnya [bahasa Aram], supaya untuk mereka yang hendak ditinggalkannya kekosongan yang diakibatkan oleh kepergiannya dapat diisi dengan apa yang ditulisnya."[6]

Latar Belakangan

Bila Injil Markus ditulis untuk orang Romawi dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi, karenanya Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi.

Latar Belakangan Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk:

  1. ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat Akad Lama (PL) untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
  2. hal merunut garis silsilah Yesus, berasal dari Abraham (Matius 1:1-17);
  3. pernyataannya yang bertali-tali bahwa Yesus yaitu "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
  4. penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung, dan
  5. petunjuk yang didapatnya kepada berbagai adat Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).

Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada semua gereja, serta dengan saksama menyalakan lingkup universal Injil (misalnya Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20). Secara umum, kitab ini bertemakan Yesus, Raja Mesianis.

Tujuan

Matius menulis Injil ini

  1. untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata tentang kehidupan Yesus,
  2. untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus yaitu Anak Allah yang dinubuatkan oleh nabi-nabi Akad Lama, yang sudah lama dinantikan, dan
  3. untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melewati Yesus Kristus dalam perkara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Matius ingin sekali supaya pembacanya memahami bahwa:

  1. Nyaris semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak bersedia percaya karena Dia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis (yang hendak membebaskan mereka dari penjajahan Romawi.
  2. Hanya pada yang akhir sekali masa waktu seratus tahun, Yesus hendak datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.

Ayat-ayat terkenal

  • Matius 5-7: Khotbah di bukit, yang mengandung selang lain:
    • Matius 5:44: "Tetapi Saya (Yesus) berucap kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah untuk mereka yang menganiaya kamu."
    • Matius 6:9-13: Doa Bapa Kami
    • Matius 6:33: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, karenanya semuanya itu hendak ditambahkan kepadamu."
    • Matius 7:12: (Etika timbal balik) Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi semua hukum Taurat dan kitab para nabi.
  • Matius 28:18-20: (Amanat Besar) Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melaksanakan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Saya menyertai kamu senantiasa sampai kepada yang akhir sekali masa waktu seratus tahun."

Detail isi

Kitab ini bisa dibagi ke dalam empat bagian:

  1. Mengandung silsilah, kelahiran, dan masa pertumbuhan Yesus (1; 2).
  2. Nasihat dan gerakan Yohanes Pembaptis persiapan terhadap misi umum Yesus Kristus (3; 4:11).
  3. Nasihat dan gerakan Yesus di Galilea (4:12-20:16).
  4. Penderitaan, wafat, dan kebangkitan Yesus (20:17-28).

Menurut judul perikop LAI Terjemahan Baru[7]
Kisah kelahiran

Pembaptisan dan pelayanan mula-mula

Khotbah di Bukit (5–7)

Penyembuhan dan Mujizat

Instruksi untuk para murid sebagai misionaris

Respon untuk Yesus

  • Yesus dan Yohanes Pembaptis (11:2-19)
  • Yesus mengecam beberapa kota (11:20-24)
  • Ajakan Juru Selamat (11:25-30)
  • Murid-murid memetik gandum pada hari Sabat (12:1–8)
  • Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat (12:9:15a)
  • Yesus Pelayan Tuhan (12:15b-21)
  • Yesus dan Beelzebul (12:22–37)
  • Tanda Yunus (12:38–42; 16:1–4)
  • Kembalinya roh jahat (12:43-45)
  • Yesus dan sanak saudaraNya (12:46-50)

Perumpamaan Yesus

Kehidupan dalam komunitas Kristen

Yesus di Yerusalem

Kotbah tentang yang akhir sekali masa waktu seratus tahun

Yesus dihakimi, disalib, mati, dikuburkan, lalu dibangkitkan

Ciri-ciri Injil Matius

Tujuh ciri utama menandai Injil ini:

  1. Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
  2. Nasihat dan pelayanan Yesus di ronde penyembuhan dan pelepasan disajikan secara sangat teratur. Karena hal ini, karenanya pada seratus tahun kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
  3. Kelima nasihat utama mengandung materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus:
    • selama pelayanan-Nya di Galilea dan
    • tentang hal-hal terakhir (eskatologi).
  4. Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan Akad Lama jauh lebih banyak daripada kitab lain di Akad Baru.
  5. Kerajaan Sorga/Kerajaan Allah diceritakan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di Akad Baru.
  6. Matius menekankan:
    • standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (Mat 5-7)
    • kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
    • kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada yang akhir sekali masa waktu seratus tahun.
  7. Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang dibuat menjadi milik Yesus di pengahabisan hari (Mat 16:18; Mat 18:17).

Lihat pula

Referensi

Pustaka tambahan

  • (Indonesia) Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002
  • (Indonesia) Pengantar Kitab Matius di Situs Web Sabda.org
  • (Inggris) Albright, W.F. and C.S. Mann. "Matthew." The Anchor Bible Series. New York: Doubleday & Company, 1971.
  • (Inggris) Brown, Raymond E. The Birth of the Messiah: A Commentary on the Infancy Narratives in Matthew and Luke. London: G. Chapman, 1977.
  • (Inggris) France, R.T. The Gospel According to Matthew: an Introduction and Commentary. Leicester: Inter-Varsity, 1985.
  • (Inggris) Gundry, Robert H. Matthew a Commentary on his Literary and Theological Art. Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 1982.
  • (Inggris) Hill, David. The Gospel of Matthew. Grand Rapids: Eerdmans, 1981
  • (Inggris) Jones, Alexander. The Gospel According to St. Matthew. London: Geoffrey Chapman, 1965.
  • (Inggris) McLaughlin, Ra. "The Adoption of Jesus: On Matthew 1:1-25". Reformed Perspectives Magazine, vol. 7, no. 35. 2005.
  • (Inggris) Schweizer, Eduard. The Good News According to Matthew. Atlanta: John Knox Press, 1975

Tautan luar


edunitas.com


Page 2

Injil Matius yaitu satu di selang empat Injil Akad Baru (PB). Injil secara tradisi disalin dalam urutan dengan Matius terlebih dulu, disusul dengan Markus, Lukas dan Yohanes. Bersama-sama Injil Markus dan Lukas, Injil ini digolongkan Injil sinoptis.

Kitab Matius mempunyai amanat tentang "Kabar Baik" (injil; bahasa Inggris: gospel) bahwa Yesus yaitu Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan, ini dapat terlihat melewati contoh Doa Bapa Kami. Melewati Kerajaan Allah inilah Yesus Kristus hendak memulihkan kondisi Bumi dan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, hal inilah yang hendak dibuat menjadi kesaksian untuk semua bangsa, barulah yang akhir sekali sistem dunia ini habis . Melewati Yesus itulah Tuhan menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Akad Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Patut itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk semua dunia.

Penulis

Walaupun dokumen ini tidak mencantumkan nama penulisnya, namun kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak anggaran tahun 130 M menyalakan bahwa injil ini ditulis oleh Matius. Matius yaitu seorang pemungut cukai (petugas pajak pada masa waktu seratus tahun itu) yang dibuat menjadi salah satu dari kedua belas rasul Yesus. Walaupun mempunyai yang menduga ditulis oleh Matius lain yang hidup 80 tahun setelah Yesus wafat. Namun, penemuan naskah papirus yang sekarang disimpan di Magdalen College, Oxford, Inggris, menunjukkan bahwa Injil Matius ini sudah berakhir ditulis sebelum tahun 66 M[1].

Waktu penulisan dan Tema

Dalam injil ini hanya terdapat sedikit fakta yang dapat menunjukkan kapan tulisan ini dibuat; sehingga tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dikuatkan. Beberapa berbakat konservatif mempunyai alasan kuat untuk memperkirakan bahwa dia ditulis sebelum Yerusalem dihancurkan, selang tahun 60 sampai 65, ketika Matius mempunyai di Palestina atau Antiokia di Siria. Mempunyai berbakat liberal yang memperkirakan selang tahun 180 dan 200. Semua berbakat sepakat bahwa tulisan-tulisan Ignatius merujuk, namun tidak mengutip langsung injil Matius, yang berfaedah injil ini sudah berakhir ditulis pada awal seratus tahun ke-2 Masehi.

Penemuan naskah-naskah papirus, "The Oxford Papyri", oleh Prof. Casten Peter Thiede, memberi bukti kuat bahwa Injil Matius ditulis sebelum tahun 65 M. Di selang naskah-naskah tersebut ditemukan 3 lembar yang mengandung ayat-ayat dari Injil Matius pasal 26, tentang pengurapan Yesus di rumah Simon, orang lepra di Betania, dan pengkhianatannya oleh Yudas Iskariot. Di naskah-naskah itu juga ditemukan surat dari seorang petani bernama Harmiysis yang mengajukan banding pada pengadilan Romawi untuk menambah banyak ternaknya dengan menyebut tanggal "tahun ke-12 kaisar Nero, Epeieph 30." atau pada penanggalan Gregorian, 24 Juli 65/66 M.[2]

Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli-ahli lainnya beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama yaitu Injil Markus.

Bahasa penulisan

Catatan para bapa gereja mengindikasikan bahwa Injil Matius awalnya ditulis dalam bahasa Aram, yaitu bahasa sehari-hari pada masa waktu seratus tahun itu di Israel, dengan tulisan Ibrani.

  • Pada tahun 130-an, Papias, uskup di Hieropolis di Asia Minor, menulis, "Matius menyusun perkataan-perkataan-Nya [Tuhan] dalam bahasa Aram, dan setiap orang menerjemahkannya sebisanya" [3]
  • Sekitar tahun 180 Irenaeus dari Lyons menulis bahwa:
Karenanya Matius menerbitkan Suatu Injil tertulis di selang orang-orang Ibrani dalam bahasa dialek mereka, ketika Petrus dan Paulus mengabarkan (Injil) di Roma dan menaruh dasar Gereja. Setelah keberangkatan (kematian) mereka, Markus, murid dan penerjemah Petrus, juga menyerahkan kepada kita dalam tulisan apa yang dikotbahkan Petrus. Juga Lukas, sahabat seperjalanan Paulus, mencatat dalam satu kitab, Injil yang disampaikan kepadanya. Setelahnya, Yohanes, murid Tuhan, yang pernah pula bersandar di dada-Nya, menerbitkan sendiri sebuah Injil selama Dia tinggal di Efesus di Asia.[4]
  • Beberapa waktu setelah tahun 244 peneliti Kitab Suci, Origen menulis, "Di selang empat Injil, yaitu yang tak terbantahkan dalam Gereja Allah di kolong langit, saya mempelajari dari tradisi bahwa yang pertama ditulis oleh Matius, yang pernah dibuat menjadi pemungut cukai, tetapi pengahabisan dibuat menjadi rasul Yesus Kristus, dan [Injil] itu dipersiapkan untuk orang yang berpindah keyakinan (converts) dari Yudaisme dan menerbitkannya dalam bahasa Ibrani."[5]
  • Eusebius sendiri menyalakan bahwa "Matius mulai dengan mengabarkan (Injil) kepada orang Ibrani, dan ketika dia membulatkan tekad untuk pergi ke orang-orang (bangsa) lain juga, dia menurunkan Injilnya sendiri dalam tulisan bahasa asalnya [bahasa Aram], supaya untuk mereka yang hendak dilepaskannya kekosongan yang diakibatkan oleh kepergiannya dapat diberi pokok dengan apa yang ditulisnya."[6]

Latar Belakangan

Bila Injil Markus ditulis untuk orang Romawi dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi, karenanya Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi.

Latar Belakangan Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk:

  1. ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat Akad Lama (PL) untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
  2. hal merunut garis silsilah Yesus, berasal dari Abraham (Matius 1:1-17);
  3. pernyataannya yang bertali-tali bahwa Yesus yaitu "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
  4. penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung, dan
  5. petunjuk yang didapatnya kepada beragam adat Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).

Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada semua gereja, serta dengan saksama menyalakan lingkup universal Injil (misalnya Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20). Secara umum, kitab ini bertemakan Yesus, Raja Mesianis.

Tujuan

Matius menulis Injil ini

  1. untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata tentang kehidupan Yesus,
  2. untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus yaitu Anak Allah yang dinubuatkan oleh nabi-nabi Akad Lama, yang sudah lama dinantikan, dan
  3. untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melewati Yesus Kristus dalam perkara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Matius berhasrat sekali supaya pembacanya memahami bahwa:

  1. Nyaris semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak bersedia percaya karena Dia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis (yang hendak memerdekakan mereka dari penjajahan Romawi.
  2. Hanya pada yang akhir sekali masa waktu seratus tahun, Yesus hendak datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.

Ayat-ayat terkenal

  • Matius 5-7: Khotbah di bukit, yang mengandung selang lain:
    • Matius 5:44: "Tetapi Saya (Yesus) berucap kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah untuk mereka yang menganiaya kamu."
    • Matius 6:9-13: Doa Bapa Kami
    • Matius 6:33: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, karenanya semuanya itu hendak ditambahkan kepadamu."
    • Matius 7:12: (Etika timbal balik) Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah pokok semua hukum Taurat dan kitab para nabi.
  • Matius 28:18-20: (Amanat Besar) Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melaksanakan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Saya menyertai kamu senantiasa sampai kepada yang akhir sekali masa waktu seratus tahun."

Detail pokok

Kitab ini bisa dibagi ke dalam empat bagian:

  1. Mengandung silsilah, lahir, dan masa pertumbuhan Yesus (1; 2).
  2. Nasihat dan gerakan Yohanes Pembaptis persiapan terhadap misi umum Yesus Kristus (3; 4:11).
  3. Nasihat dan gerakan Yesus di Galilea (4:12-20:16).
  4. Penderitaan, wafat, dan kebangkitan Yesus (20:17-28).

Menurut judul perikop LAI Terjemahan Baru[7]
Kisah lahir

Pembaptisan dan pelayanan mula-mula

Khotbah di Bukit (5–7)

Penyembuhan dan Mujizat

Instruksi untuk para murid sebagai misionaris

Respon untuk Yesus

  • Yesus dan Yohanes Pembaptis (11:2-19)
  • Yesus mengecam beberapa kota (11:20-24)
  • Ajakan Juru Selamat (11:25-30)
  • Murid-murid memetik gandum pada hari Sabat (12:1–8)
  • Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat (12:9:15a)
  • Yesus Pelayan Tuhan (12:15b-21)
  • Yesus dan Beelzebul (12:22–37)
  • Tanda Yunus (12:38–42; 16:1–4)
  • Kembalinya roh jahat (12:43-45)
  • Yesus dan sanak saudaraNya (12:46-50)

Perumpamaan Yesus

Kehidupan dalam komunitas Kristen

Yesus di Yerusalem

Kotbah tentang yang akhir sekali masa waktu seratus tahun

Yesus dihakimi, disalib, mati, dikuburkan, lalu dibangkitkan

Ciri-ciri Injil Matius

Tujuh ciri utama menandai Injil ini:

  1. Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
  2. Nasihat dan pelayanan Yesus di ronde penyembuhan dan pelepasan disajikan secara sangat teratur. Karena hal ini, karenanya pada seratus tahun kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
  3. Kelima nasihat utama mengandung materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus:
    • selama pelayanan-Nya di Galilea dan
    • tentang hal-hal terakhir (eskatologi).
  4. Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan Akad Lama jauh lebih banyak daripada kitab lain di Akad Baru.
  5. Kerajaan Sorga/Kerajaan Allah diceritakan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di Akad Baru.
  6. Matius menekankan:
    • standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (Mat 5-7)
    • kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
    • kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada yang akhir sekali masa waktu seratus tahun.
  7. Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang dibuat menjadi milik Yesus di pengahabisan hari (Mat 16:18; Mat 18:17).

Lihat pula

Referensi

Pustaka tambahan

  • (Indonesia) Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002
  • (Indonesia) Pengantar Kitab Matius di Situs Web Sabda.org
  • (Inggris) Albright, W.F. and C.S. Mann. "Matthew." The Anchor Bible Series. New York: Doubleday & Company, 1971.
  • (Inggris) Brown, Raymond E. The Birth of the Messiah: A Commentary on the Infancy Narratives in Matthew and Luke. London: G. Chapman, 1977.
  • (Inggris) France, R.T. The Gospel According to Matthew: an Introduction and Commentary. Leicester: Inter-Varsity, 1985.
  • (Inggris) Gundry, Robert H. Matthew a Commentary on his Literary and Theological Art. Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 1982.
  • (Inggris) Hill, David. The Gospel of Matthew. Grand Rapids: Eerdmans, 1981
  • (Inggris) Jones, Alexander. The Gospel According to St. Matthew. London: Geoffrey Chapman, 1965.
  • (Inggris) McLaughlin, Ra. "The Adoption of Jesus: On Matthew 1:1-25". Reformed Perspectives Magazine, vol. 7, no. 35. 2005.
  • (Inggris) Schweizer, Eduard. The Good News According to Matthew. Atlanta: John Knox Press, 1975

Tautan luar


edunitas.com


Page 3

Injil Matius yaitu satu di selang empat Injil Akad Baru (PB). Injil secara tradisi disalin dalam urutan dengan Matius terlebih dulu, disusul dengan Markus, Lukas dan Yohanes. Bersama-sama Injil Markus dan Lukas, Injil ini digolongkan Injil sinoptis.

Kitab Matius mempunyai amanat tentang "Kabar Baik" (injil; bahasa Inggris: gospel) bahwa Yesus yaitu Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan, ini dapat terlihat melewati contoh Doa Bapa Kami. Melewati Kerajaan Allah inilah Yesus Kristus hendak memulihkan kondisi Bumi dan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, hal inilah yang hendak dibuat menjadi kesaksian untuk semua bangsa, barulah yang akhir sekali sistem dunia ini habis . Melewati Yesus itulah Tuhan menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Akad Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Patut itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk semua dunia.

Penulis

Walaupun dokumen ini tidak mencantumkan nama penulisnya, namun kesaksian semua bapa gereja yang mula-mula (sejak anggaran tahun 130 M menyalakan bahwa injil ini ditulis oleh Matius. Matius yaitu seorang pemungut cukai (petugas pajak pada masa waktu seratus tahun itu) yang dibuat menjadi salah satu dari kedua belas rasul Yesus. Walaupun mempunyai yang menduga ditulis oleh Matius lain yang hidup 80 tahun setelah Yesus wafat. Namun, penemuan naskah papirus yang sekarang disimpan di Magdalen College, Oxford, Inggris, menunjukkan bahwa Injil Matius ini sudah berakhir ditulis sebelum tahun 66 M[1].

Waktu penulisan dan Tema

Dalam injil ini hanya terdapat sedikit fakta yang dapat menunjukkan kapan tulisan ini dibuat; sehingga tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dikuatkan. Beberapa berbakat konservatif mempunyai alasan kuat untuk memperkirakan bahwa dia ditulis sebelum Yerusalem dihancurkan, selang tahun 60 sampai 65, ketika Matius mempunyai di Palestina atau Antiokia di Siria. Mempunyai berbakat liberal yang memperkirakan selang tahun 180 dan 200. Semua berbakat sepakat bahwa tulisan-tulisan Ignatius merujuk, namun tidak mengutip langsung injil Matius, yang berfaedah injil ini sudah berakhir ditulis pada awal seratus tahun ke-2 Masehi.

Penemuan naskah-naskah papirus, "The Oxford Papyri", oleh Prof. Casten Peter Thiede, memberi bukti kuat bahwa Injil Matius ditulis sebelum tahun 65 M. Di selang naskah-naskah tersebut ditemukan 3 lembar yang mengandung ayat-ayat dari Injil Matius pasal 26, tentang pengurapan Yesus di rumah Simon, orang lepra di Betania, dan pengkhianatannya oleh Yudas Iskariot. Di naskah-naskah itu juga ditemukan surat dari seorang petani bernama Harmiysis yang mengajukan banding pada pengadilan Romawi untuk menambah banyak ternaknya dengan menyebut tanggal "tahun ke-12 kaisar Nero, Epeieph 30." atau pada penanggalan Gregorian, 24 Juli 65/66 M.[2]

Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis, sedangkan ahli-ahli lainnya beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama yaitu Injil Markus.

Bahasa penulisan

Catatan para bapa gereja mengindikasikan bahwa Injil Matius awalnya ditulis dalam bahasa Aram, yaitu bahasa sehari-hari pada masa waktu seratus tahun itu di Israel, dengan tulisan Ibrani.

  • Pada tahun 130-an, Papias, uskup di Hieropolis di Asia Minor, menulis, "Matius menyusun perkataan-perkataan-Nya [Tuhan] dalam bahasa Aram, dan setiap orang menerjemahkannya sebisanya" [3]
  • Sekitar tahun 180 Irenaeus dari Lyons menulis bahwa:
Karenanya Matius menerbitkan Suatu Injil tertulis di selang orang-orang Ibrani dalam bahasa dialek mereka, ketika Petrus dan Paulus mengabarkan (Injil) di Roma dan menaruh dasar Gereja. Setelah keberangkatan (kematian) mereka, Markus, murid dan penerjemah Petrus, juga menyerahkan kepada kita dalam tulisan apa yang dikotbahkan Petrus. Juga Lukas, sahabat seperjalanan Paulus, mencatat dalam satu kitab, Injil yang disampaikan kepadanya. Setelahnya, Yohanes, murid Tuhan, yang pernah pula bersandar di dada-Nya, menerbitkan sendiri sebuah Injil selama Dia tinggal di Efesus di Asia.[4]
  • Beberapa waktu setelah tahun 244 peneliti Kitab Suci, Origen menulis, "Di selang empat Injil, yaitu yang tak terbantahkan dalam Gereja Allah di kolong langit, saya mempelajari dari tradisi bahwa yang pertama ditulis oleh Matius, yang pernah dibuat menjadi pemungut cukai, tetapi pengahabisan dibuat menjadi rasul Yesus Kristus, dan [Injil] itu dipersiapkan untuk orang yang berpindah keyakinan (converts) dari Yudaisme dan menerbitkannya dalam bahasa Ibrani."[5]
  • Eusebius sendiri menyalakan bahwa "Matius mulai dengan mengabarkan (Injil) kepada orang Ibrani, dan ketika dia membulatkan tekad untuk pergi ke orang-orang (bangsa) lain juga, dia menurunkan Injilnya sendiri dalam tulisan bahasa asalnya [bahasa Aram], supaya untuk mereka yang hendak dilepaskannya kekosongan yang diakibatkan oleh kepergiannya dapat diberi pokok dengan apa yang ditulisnya."[6]

Latar Belakangan

Bila Injil Markus ditulis untuk orang Romawi dan Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi, karenanya Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi.

Latar Belakangan Yahudi dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk:

  1. ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat Akad Lama (PL) untuk membuktikan bahwa Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
  2. hal merunut garis silsilah Yesus, berasal dari Abraham (Matius 1:1-17);
  3. pernyataannya yang bertali-tali bahwa Yesus yaitu "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat 9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
  4. penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan "Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut nama Allah secara langsung, dan
  5. petunjuk yang didapatnya kepada beragam adat Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun (berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).

Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada semua gereja, serta dengan saksama menyalakan lingkup universal Injil (misalnya Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20). Secara umum, kitab ini bertemakan Yesus, Raja Mesianis.

Tujuan

Matius menulis Injil ini

  1. untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata tentang kehidupan Yesus,
  2. untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus yaitu Anak Allah yang dinubuatkan oleh nabi-nabi Akad Lama, yang sudah lama dinantikan, dan
  3. untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melewati Yesus Kristus dalam perkara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Matius berhasrat sekali supaya pembacanya memahami bahwa:

  1. Nyaris semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak bersedia percaya karena Dia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis (yang hendak memerdekakan mereka dari penjajahan Romawi.
  2. Hanya pada yang akhir sekali masa waktu seratus tahun, Yesus hendak datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.

Ayat-ayat terkenal

  • Matius 5-7: Khotbah di bukit, yang mengandung selang lain:
    • Matius 5:44: "Tetapi Saya (Yesus) berucap kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah untuk mereka yang menganiaya kamu."
    • Matius 6:9-13: Doa Bapa Kami
    • Matius 6:33: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, karenanya semuanya itu hendak ditambahkan kepadamu."
    • Matius 7:12: (Etika timbal balik) Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah pokok semua hukum Taurat dan kitab para nabi.
  • Matius 28:18-20: (Amanat Besar) Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melaksanakan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Saya menyertai kamu senantiasa sampai kepada yang akhir sekali masa waktu seratus tahun."

Detail pokok

Kitab ini bisa dibagi ke dalam empat bagian:

  1. Mengandung silsilah, lahir, dan masa pertumbuhan Yesus (1; 2).
  2. Nasihat dan gerakan Yohanes Pembaptis persiapan terhadap misi umum Yesus Kristus (3; 4:11).
  3. Nasihat dan gerakan Yesus di Galilea (4:12-20:16).
  4. Penderitaan, wafat, dan kebangkitan Yesus (20:17-28).

Menurut judul perikop LAI Terjemahan Baru[7]
Kisah lahir

Pembaptisan dan pelayanan mula-mula

Khotbah di Bukit (5–7)

Penyembuhan dan Mujizat

Instruksi untuk para murid sebagai misionaris

Respon untuk Yesus

  • Yesus dan Yohanes Pembaptis (11:2-19)
  • Yesus mengecam beberapa kota (11:20-24)
  • Ajakan Juru Selamat (11:25-30)
  • Murid-murid memetik gandum pada hari Sabat (12:1–8)
  • Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat (12:9:15a)
  • Yesus Pelayan Tuhan (12:15b-21)
  • Yesus dan Beelzebul (12:22–37)
  • Tanda Yunus (12:38–42; 16:1–4)
  • Kembalinya roh jahat (12:43-45)
  • Yesus dan sanak saudaraNya (12:46-50)

Perumpamaan Yesus

Kehidupan dalam komunitas Kristen

Yesus di Yerusalem

Kotbah tentang yang akhir sekali masa waktu seratus tahun

Yesus dihakimi, disalib, mati, dikuburkan, lalu dibangkitkan

Ciri-ciri Injil Matius

Tujuh ciri utama menandai Injil ini:

  1. Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.
  2. Nasihat dan pelayanan Yesus di ronde penyembuhan dan pelepasan disajikan secara sangat teratur. Karena hal ini, karenanya pada seratus tahun kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini untuk membina orang yang baru bertobat.
  3. Kelima nasihat utama mengandung materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat pengajaran Yesus:
    • selama pelayanan-Nya di Galilea dan
    • tentang hal-hal terakhir (eskatologi).
  4. Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai penggenapan Akad Lama jauh lebih banyak daripada kitab lain di Akad Baru.
  5. Kerajaan Sorga/Kerajaan Allah diceritakan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di Akad Baru.
  6. Matius menekankan:
    • standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (Mat 5-7)
    • kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
    • kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada yang akhir sekali masa waktu seratus tahun.
  7. Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang dibuat menjadi milik Yesus di pengahabisan hari (Mat 16:18; Mat 18:17).

Lihat pula

Referensi

Pustaka tambahan

  • (Indonesia) Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002
  • (Indonesia) Pengantar Kitab Matius di Situs Web Sabda.org
  • (Inggris) Albright, W.F. and C.S. Mann. "Matthew." The Anchor Bible Series. New York: Doubleday & Company, 1971.
  • (Inggris) Brown, Raymond E. The Birth of the Messiah: A Commentary on the Infancy Narratives in Matthew and Luke. London: G. Chapman, 1977.
  • (Inggris) France, R.T. The Gospel According to Matthew: an Introduction and Commentary. Leicester: Inter-Varsity, 1985.
  • (Inggris) Gundry, Robert H. Matthew a Commentary on his Literary and Theological Art. Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Company, 1982.
  • (Inggris) Hill, David. The Gospel of Matthew. Grand Rapids: Eerdmans, 1981
  • (Inggris) Jones, Alexander. The Gospel According to St. Matthew. London: Geoffrey Chapman, 1965.
  • (Inggris) McLaughlin, Ra. "The Adoption of Jesus: On Matthew 1:1-25". Reformed Perspectives Magazine, vol. 7, no. 35. 2005.
  • (Inggris) Schweizer, Eduard. The Good News According to Matthew. Atlanta: John Knox Press, 1975

Tautan luar


edunitas.com


Page 4

Injil Sinoptik adalah Injil Perjanjian Baru dalam Alkitab yang ditulis oleh Matius, Markus, dan Lukas. Injil sinoptik seringkali menulis kisah yang sama tentang Yesus, namun dengan penjelasan dan panjang yang tidak sama, namun mempunyai urutan yang sama dan banyak memakai kata yang sama. Kemiripan di sela tiga buku tersebut sangat tidak jauh sehingga banyak peneliti yang menandainya sbg masalah sinoptik. Sekarang ini, para peneliti mendukung hipotesis dua-sumber, bahwa Lukas dan Matius mengambil beberapa dari Markus yang semakin awal.

Apa sebutan empat injil utama di pb

Nyaris seluruh inti Injil Markus dapat dijumpai di Injil Matius, dan telah tersedia banyak kemiripan Injil Markus dan Injil Lukas. Namun, Injil Matius dan Injil Lukas mempunyai banyak materi yang sama, yang tak dijumpai dalam Injil Markus.

Injil kanonikal ke-4, Injil Yohanes, tidak sama jauh dengan sinoptik dalam Kristologi, pengajaran Yesus, mukjizat, gaya tulisan, dan lainnya.

Daftar inti

  • 1 Asal kata
  • 2 Hipotesa
  • 3 Referensi
  • 4 Lihat juga
  • 5 Tautan luar

Asal kata

Kata sinoptik berasal dari kombinasi dari bahasa Yunani συν (syn = bersama) dan οψις (opsis = melihat) sbg menandakan bahwa inti dari ketiga Injil tersebut dapat diamankan berdampingan.

Seorang sejarawan Gereja perdana, Eusebius dari Kaisaria (100 tahun ke-4, menyusun sebuah cara yang memungkinkan para sarjana sbg menemukan teks-teks yang paralel. Namun baru pada 100 tahun ke-18, Johann Jakob Griesbach mengembangkan pemahaman modern tentang Injil sinoptis.

Hipotesa

Griesbach memakainya sbg mempelajari dan memperlihatkan bahwa para penulis kitab Injil Matius dan Lukas sudah memakai Injil Markus dalam penulisan mereka. Hipotesis ini berasal dari tradisi Gereja yang paling awal, yang berpegang pada hipotesis Augustinian. Dalam bangun-bangunnya yang semakin dipertajam, hipotesis ini sudah memperoleh dukungan dari para pandai sejak awal 100 tahun ke-20. Namun kebanyakan rekan mereka mendukung hipotesis modern yang mencetuskan bahwa Markus adalah Injil yang pertama ditulis. Hipotesis ini didasarkan pada bukti-bukti internal dari naskah aslinya.

Apa sebutan empat injil utama di pb

Hipotesa ini adalah Injil Matius dan Injil Lukas ditulis terpisah, masing-masing memakai Injil Markus dan dokumen kedua yang dinamakan "Q" sbg sumbernya. Q dirumuskan sbg materi yang "umum" dijumpai dalam Injil Matius dan Injil Lukas, tetapi tak telah tersedia dalam Injil Markus.

Ketiga Injil Sinoptik mengandung banyak kisah yang sama, sering dalam urutan yang sama dan kadang-kadang dengan kata-kata yang akurat sama. Salah satu hipotesa tentang kemiripan ini adalah "Hipotesa dua sumber" (two-source hypothesis), yaitu bahwa Injil Matius dan Lukas masing-masing mengambil dari Injil Markus dan Naskah Q (lihat babak "Hipotesa"). Sampai kini dokumen hipotetis ini belum pernah ditemukan atau diceritakan dalam teks-teks Kristen. Karena sejarah tak sukses menemukan sedikitpun bukti telah tersedianya Sumber Q ini, karenanya banyak pandai modern menolak hipotesa ini.[1]

Dalam buku The Four Gospels: A Study of Origins ("Empat Injil: Studi Asal Muasal") (1924), Burnett Hillman Streeter berpendapat bahwa telah tersedia sumber lain yang juga bersifat hipotetik (dugaan), yang dinamakan "sumber L",[2] yang mendasari materi dalam Injil Lukas yang tak ditemukan dalam Injil Markus maupun Matius.[3] Ini dinamakan sbg "Hipotesa Empat Dokument" ("Four Document Hypothesis")

Referensi

Lihat juga

Tautan luar


edunitas.com


Page 5

Injil Sinoptik adalah Injil Perjanjian Baru dalam Alkitab yang ditulis oleh Matius, Markus, dan Lukas. Injil sinoptik seringkali menulis kisah yang sama tentang Yesus, namun dengan penjelasan dan panjang yang tidak sama, namun mempunyai urutan yang sama dan banyak memakai kata yang sama. Kemiripan di sela tiga buku tersebut sangat tidak jauh sehingga banyak peneliti yang menandainya sbg masalah sinoptik. Sekarang ini, para peneliti mendukung hipotesis dua-sumber, bahwa Lukas dan Matius mengambil beberapa dari Markus yang semakin awal.

Apa sebutan empat injil utama di pb

Nyaris seluruh inti Injil Markus dapat dijumpai di Injil Matius, dan telah tersedia banyak kemiripan Injil Markus dan Injil Lukas. Namun, Injil Matius dan Injil Lukas mempunyai banyak materi yang sama, yang tak dijumpai dalam Injil Markus.

Injil kanonikal ke-4, Injil Yohanes, tidak sama jauh dengan sinoptik dalam Kristologi, pengajaran Yesus, mukjizat, gaya tulisan, dan lainnya.

Daftar inti

  • 1 Asal kata
  • 2 Hipotesa
  • 3 Referensi
  • 4 Lihat juga
  • 5 Tautan luar

Asal kata

Kata sinoptik berasal dari kombinasi dari bahasa Yunani συν (syn = bersama) dan οψις (opsis = melihat) sbg menandakan bahwa inti dari ketiga Injil tersebut dapat diamankan berdampingan.

Seorang sejarawan Gereja perdana, Eusebius dari Kaisaria (100 tahun ke-4, menyusun sebuah cara yang memungkinkan para sarjana sbg menemukan teks-teks yang paralel. Namun baru pada 100 tahun ke-18, Johann Jakob Griesbach mengembangkan pemahaman modern tentang Injil sinoptis.

Hipotesa

Griesbach memakainya sbg mempelajari dan memperlihatkan bahwa para penulis kitab Injil Matius dan Lukas sudah memakai Injil Markus dalam penulisan mereka. Hipotesis ini berasal dari tradisi Gereja yang paling awal, yang berpegang pada hipotesis Augustinian. Dalam bangun-bangunnya yang semakin dipertajam, hipotesis ini sudah memperoleh dukungan dari para pandai sejak awal 100 tahun ke-20. Namun kebanyakan rekan mereka mendukung hipotesis modern yang mencetuskan bahwa Markus adalah Injil yang pertama ditulis. Hipotesis ini didasarkan pada bukti-bukti internal dari naskah aslinya.

Apa sebutan empat injil utama di pb

Hipotesa ini adalah Injil Matius dan Injil Lukas ditulis terpisah, masing-masing memakai Injil Markus dan dokumen kedua yang dinamakan "Q" sbg sumbernya. Q dirumuskan sbg materi yang "umum" dijumpai dalam Injil Matius dan Injil Lukas, tetapi tak telah tersedia dalam Injil Markus.

Ketiga Injil Sinoptik mengandung banyak kisah yang sama, sering dalam urutan yang sama dan kadang-kadang dengan kata-kata yang akurat sama. Salah satu hipotesa tentang kemiripan ini adalah "Hipotesa dua sumber" (two-source hypothesis), yaitu bahwa Injil Matius dan Lukas masing-masing mengambil dari Injil Markus dan Naskah Q (lihat babak "Hipotesa"). Sampai kini dokumen hipotetis ini belum pernah ditemukan atau diceritakan dalam teks-teks Kristen. Karena sejarah tak sukses menemukan sedikitpun bukti telah tersedianya Sumber Q ini, karenanya banyak pandai modern menolak hipotesa ini.[1]

Dalam buku The Four Gospels: A Study of Origins ("Empat Injil: Studi Asal Muasal") (1924), Burnett Hillman Streeter berpendapat bahwa telah tersedia sumber lain yang juga bersifat hipotetik (dugaan), yang dinamakan "sumber L",[2] yang mendasari materi dalam Injil Lukas yang tak ditemukan dalam Injil Markus maupun Matius.[3] Ini dinamakan sbg "Hipotesa Empat Dokument" ("Four Document Hypothesis")

Referensi

Lihat juga

Tautan luar


edunitas.com


Page 6

Injil Sinoptik adalah Injil Perjanjian Baru dalam Alkitab yang ditulis oleh Matius, Markus, dan Lukas. Injil sinoptik seringkali menulis kisah yang sama tentang Yesus, namun dengan penjelasan dan panjang yang tidak sama, namun mempunyai urutan yang sama dan banyak memakai kata yang sama. Kemiripan di sela tiga buku tersebut sangat tidak jauh sehingga banyak peneliti yang menandainya sbg masalah sinoptik. Sekarang ini, para peneliti mendukung hipotesis dua-sumber, bahwa Lukas dan Matius mengambil beberapa dari Markus yang semakin awal.

Apa sebutan empat injil utama di pb

Nyaris seluruh inti Injil Markus dapat dijumpai di Injil Matius, dan telah tersedia banyak kemiripan Injil Markus dan Injil Lukas. Namun, Injil Matius dan Injil Lukas mempunyai banyak materi yang sama, yang tak dijumpai dalam Injil Markus.

Injil kanonikal ke-4, Injil Yohanes, tidak sama jauh dengan sinoptik dalam Kristologi, pengajaran Yesus, mukjizat, gaya tulisan, dan lainnya.

Daftar inti

  • 1 Asal kata
  • 2 Hipotesa
  • 3 Referensi
  • 4 Lihat juga
  • 5 Tautan luar

Asal kata

Kata sinoptik berasal dari kombinasi dari bahasa Yunani συν (syn = bersama) dan οψις (opsis = melihat) sbg menandakan bahwa inti dari ketiga Injil tersebut dapat diamankan berdampingan.

Seorang sejarawan Gereja perdana, Eusebius dari Kaisaria (100 tahun ke-4, menyusun sebuah cara yang memungkinkan para sarjana sbg menemukan teks-teks yang paralel. Namun baru pada 100 tahun ke-18, Johann Jakob Griesbach mengembangkan pemahaman modern tentang Injil sinoptis.

Hipotesa

Griesbach memakainya sbg mempelajari dan memperlihatkan bahwa para penulis kitab Injil Matius dan Lukas sudah memakai Injil Markus dalam penulisan mereka. Hipotesis ini berasal dari tradisi Gereja yang paling awal, yang berpegang pada hipotesis Augustinian. Dalam bangun-bangunnya yang semakin dipertajam, hipotesis ini sudah memperoleh dukungan dari para pandai sejak awal 100 tahun ke-20. Namun kebanyakan rekan mereka mendukung hipotesis modern yang mencetuskan bahwa Markus adalah Injil yang pertama ditulis. Hipotesis ini didasarkan pada bukti-bukti internal dari naskah aslinya.

Apa sebutan empat injil utama di pb

Hipotesa ini adalah Injil Matius dan Injil Lukas ditulis terpisah, masing-masing memakai Injil Markus dan dokumen kedua yang dinamakan "Q" sbg sumbernya. Q dirumuskan sbg materi yang "umum" dijumpai dalam Injil Matius dan Injil Lukas, tetapi tak telah tersedia dalam Injil Markus.

Ketiga Injil Sinoptik mengandung banyak kisah yang sama, sering dalam urutan yang sama dan kadang-kadang dengan kata-kata yang akurat sama. Salah satu hipotesa tentang kemiripan ini adalah "Hipotesa dua sumber" (two-source hypothesis), yaitu bahwa Injil Matius dan Lukas masing-masing mengambil dari Injil Markus dan Naskah Q (lihat babak "Hipotesa"). Sampai kini dokumen hipotetis ini belum pernah ditemukan atau diceritakan dalam teks-teks Kristen. Karena sejarah tak sukses menemukan sedikitpun bukti telah tersedianya Sumber Q ini, karenanya banyak pandai modern menolak hipotesa ini.[1]

Dalam buku The Four Gospels: A Study of Origins ("Empat Injil: Studi Asal Muasal") (1924), Burnett Hillman Streeter berpendapat bahwa telah tersedia sumber lain yang juga bersifat hipotetik (dugaan), yang dinamakan "sumber L",[2] yang mendasari materi dalam Injil Lukas yang tak ditemukan dalam Injil Markus maupun Matius.[3] Ini dinamakan sbg "Hipotesa Empat Dokument" ("Four Document Hypothesis")

Referensi

Lihat juga

Tautan luar


edunitas.com


Page 7

Injil Sinoptik adalah Injil Perjanjian Baru dalam Alkitab yang ditulis oleh Matius, Markus, dan Lukas. Injil sinoptik seringkali menulis kisah yang sama tentang Yesus, namun dengan penjelasan dan panjang yang tidak sama, namun mempunyai urutan yang sama dan banyak memakai kata yang sama. Kemiripan di sela tiga buku tersebut sangat tidak jauh sehingga banyak peneliti yang menandainya sbg masalah sinoptik. Sekarang ini, para peneliti mendukung hipotesis dua-sumber, bahwa Lukas dan Matius mengambil beberapa dari Markus yang semakin awal.

Apa sebutan empat injil utama di pb

Nyaris seluruh inti Injil Markus dapat dijumpai di Injil Matius, dan telah tersedia banyak kemiripan Injil Markus dan Injil Lukas. Namun, Injil Matius dan Injil Lukas mempunyai banyak materi yang sama, yang tak dijumpai dalam Injil Markus.

Injil kanonikal ke-4, Injil Yohanes, tidak sama jauh dengan sinoptik dalam Kristologi, pengajaran Yesus, mukjizat, gaya tulisan, dan lainnya.

Daftar inti

  • 1 Asal kata
  • 2 Hipotesa
  • 3 Referensi
  • 4 Lihat juga
  • 5 Tautan luar

Asal kata

Kata sinoptik berasal dari kombinasi dari bahasa Yunani συν (syn = bersama) dan οψις (opsis = melihat) sbg menandakan bahwa inti dari ketiga Injil tersebut dapat diamankan berdampingan.

Seorang sejarawan Gereja perdana, Eusebius dari Kaisaria (100 tahun ke-4, menyusun sebuah cara yang memungkinkan para sarjana sbg menemukan teks-teks yang paralel. Namun baru pada 100 tahun ke-18, Johann Jakob Griesbach mengembangkan pemahaman modern tentang Injil sinoptis.

Hipotesa

Griesbach memakainya sbg mempelajari dan memperlihatkan bahwa para penulis kitab Injil Matius dan Lukas sudah memakai Injil Markus dalam penulisan mereka. Hipotesis ini berasal dari tradisi Gereja yang paling awal, yang berpegang pada hipotesis Augustinian. Dalam bangun-bangunnya yang semakin dipertajam, hipotesis ini sudah memperoleh dukungan dari para pandai sejak awal 100 tahun ke-20. Namun kebanyakan rekan mereka mendukung hipotesis modern yang mencetuskan bahwa Markus adalah Injil yang pertama ditulis. Hipotesis ini didasarkan pada bukti-bukti internal dari naskah aslinya.

Apa sebutan empat injil utama di pb

Hipotesa ini adalah Injil Matius dan Injil Lukas ditulis terpisah, masing-masing memakai Injil Markus dan dokumen kedua yang dinamakan "Q" sbg sumbernya. Q dirumuskan sbg materi yang "umum" dijumpai dalam Injil Matius dan Injil Lukas, tetapi tak telah tersedia dalam Injil Markus.

Ketiga Injil Sinoptik mengandung banyak kisah yang sama, sering dalam urutan yang sama dan kadang-kadang dengan kata-kata yang akurat sama. Salah satu hipotesa tentang kemiripan ini adalah "Hipotesa dua sumber" (two-source hypothesis), yaitu bahwa Injil Matius dan Lukas masing-masing mengambil dari Injil Markus dan Naskah Q (lihat babak "Hipotesa"). Sampai kini dokumen hipotetis ini belum pernah ditemukan atau diceritakan dalam teks-teks Kristen. Karena sejarah tak sukses menemukan sedikitpun bukti telah tersedianya Sumber Q ini, karenanya banyak pandai modern menolak hipotesa ini.[1]

Dalam buku The Four Gospels: A Study of Origins ("Empat Injil: Studi Asal Muasal") (1924), Burnett Hillman Streeter berpendapat bahwa telah tersedia sumber lain yang juga bersifat hipotetik (dugaan), yang dinamakan "sumber L",[2] yang mendasari materi dalam Injil Lukas yang tak ditemukan dalam Injil Markus maupun Matius.[3] Ini dinamakan sbg "Hipotesa Empat Dokument" ("Four Document Hypothesis")

Referensi

Lihat juga

Tautan luar


edunitas.com


Page 8

Injil Yohanes (Injil menurut Yohanes) merupakan salah satu kitab yang terdapat di Kontrak Baru. Kitab yang termasuk dalam rangkaian Injil kanonik ini memiliki gaya dan bangun yang menciptakannya unik dan berlainan dengan ketiga Injil yang lain (Injil Markus, Injil Matius, Injil Lukas)[1], walaupun begitu Injil ini tetap memuat wawasan kejadian yang sama dengan ketiga Injil yang lain.[2] Injil Yohanes menekankan mengenai keilahian Yesus Kristus, Anak Allah.[2] Tidak berada Injil lain yang menekankan sifat kemanusiawian sekaligus keilahianNya dengan tegas dan jelas selain Injil ini.[2] Waktu penulisannya diperkirakan terjadi pada tahun 40-140 M.[2] Memang tidak disebutkan dengan jelas siapa yang menulis Injil ini, tetapi Yohanes anak Zebedeus merupakan orang yang diperkirakan menulisnya.[2]

Konteks Surat

Surat ini ditujukan bagi golongan pembaca yang menyendiri.[3] Golongan ini merupakan cabang dari persekutuan umat purba yang tradisinya berpusat pada Yesus dan murid-muridNya.[3] Bahasa yang dipergunakan oleh golongan pembaca merupakan bahasa Yunani, karena itu penulis menerjemahkan beberapa istilah Yahudi ke dalam bahasa Yunani (misal: Mesias, Rabuni, Rabi, dll). [3] Golongan pembaca ini bertikai dengan beberapa pihak.[3] Pertama dengan pengikut Yohanes Pembaptis, kedua dengan orang Yahudi.[3] Terlepas dari itu, tulisan-tulisan Yohanes dilatarbelakangi oleh pemikiran filsafat Gnostikisme kepada melawan pengaruh arus tersebut dalam tubuh jemaat.[4] Hal ini ditegaskan dengan istilah-istilah yang dipergunakan dalam tulisan Yohanes, seperti kosmos, maut, hidup, anak-anak Allah, dan lain-lain.[4]

Penulis

Menurut tradisi yang mengembang pada zaman Ireneus, seorang bapak gereja pada zaman ke-2, penulis Injil ini merupakan Yohanes bin Zebedeus, murid Yesus.[3] Tradisi yang dianut oleh gereja hingga sekarang juga menyamakan penulis Injil dengan "murid yang dikasihi Yesus".[3] Dalam seluruh Injil ini, nama Yohanes bin Zebedeus tidak disebutkan sama sekali, padahal menurut Injil Sinoptik, murid-murid yang sangat akrab dengan Yesus merupakan Petrus, Yohanes bin Zebedeus, dan Yakobus bin Zebedeus (Matius 17:1;Markus 5:37;14:33); hal ini menunjukkan bahwa Yohanes sendirilah yang menuturkan kisah-kisah dalam Injil tersebut.[3] Penguatan argumen bahwa Yohanes bin Zebedeus kepada penulis Injil ini terdapat dalam Yohanes 21:22-23 karena ia murid yang hidup cukup lama dibandingkan Yakobus yang mati terbunuh pada 41 M.[3] Kanon Muratori mengindikasikan bahwa Yohanes menyusun Injil ini dengan sepengetahuan bahkan atas sorongan rasul-rasul yang lain, diantaranya Andreas. Bukan juga Petrus karena Yohanes 13:23; 20:2; 21:20 menjelaskan seandainya ia merupakan murid yang dipertentangkan.[3]

Waktu dan Tempat Penulisan

Waktu penulisannya diperkirakan terjadi pada tahun 40-140 M.[2] Menurut Irenaeus, Injil Yohanes ditulis di Asia Kecil, yaitu di Efesus ketika pertumbuhan gereja mulai matang dan timbul kepentingan akan nasihat yang bertambah lanjut mengenai kaidah iman.[2] Penemuan-penemuan arkeologi mengindikasikan Injil Yohanes memuat detail akurat mengenai Bait Allah di Yerusalem dan sekeliling yang terkaitnya sebelum tahun 70 M (misalnya Yohanes 9:7; 10:22-23; 19:13) yang mendukung bahwa Injil ini ditulis sebelum tahun 70 M, yaitu ketika Bait Allah dihancurkan.[5]

Maksud Penulisan

Maksud Injil ini ditulis merupakan kepada melawan Gnostikisme dengan mempertahankan suatu kepercayaan (apologetic).[2] Yohanes mencetuskan tujuan kepada tulisannya dalam 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu kepada kata Yunani yang diterjemahkan "percaya", yaitu aorist subjunctive ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan present subjunctive ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Kalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis kepada meyakinkan orang yang tidak percaya kepada percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Seandainya yang kedua, Yohanes menulis kepada menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun berada nasihat palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bandingkan 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, pokok dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua kepada tujuan utama. Injil ini juga ditujukan bagi mereka yang memiliki minat terhadap filsafat.[2] Kisah-kisah yang terkandung dalam Injil Yohanes juga sengaja ditulis kepada melengkapi berita mengenai kehidupan dan pekerjaan Yesus yang sudah berada pada masa itu dan yang sudah dinyatakan secara tertulis di dalam Injil-injil Sinoptis.[2] Walaupun berada pakar yang meragukan beradanya ketergantungan Injil ini dengan Injil Sinoptik, biasanya pakar menerima bahwa Injil ini memang memiliki ketergantungan dengan Injil-injil yang lain, sangat tidak, penulisnya mengetahui pokok ketiga Injil yang lain.[5]

Ayat-ayat Terkenal

  • Yohanes 1:1: Pada mulanya merupakan Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu merupakan Allah.
  • Yohanes 1:14: Firman itu sudah dijadikan manusia, dan diam di selang kita, dan kita sudah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya kepada Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
  • Yohanes 3:16: Karena begitu luhur kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia sudah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang abadi.

Bangun dan Pokok

Bangun dan pokok Injil Yohanes, dapat dijabarkan kepada berikut:[2]

  • Pembukaan Surat (1:1-18)
  • Periode Renungan (1:19-4:54)
    • Kesaksian Yohanes (1:19-51)
    • Kesaksian Pekerjaan Yesus (2:1-22)
    • Kesaksian Perkataan Yesus (2:23-4:54)
  • Periode Perdebatan selang Orang yang Percaya dan Tidak Percaya (5:1-6:71)
    • Dinyatakan dalam Afal (5:1-18)
    • Dinyatakan dalam Argumentasi (5:19-47)
    • Dinyatakan dalam Peragaan (6:1-21)
    • Dinyatakan dalam Nasihat (6:22-71)
  • Periode Pertentangan selang Orang yang Percaya dan Tidak Percaya (7:1-11:53)
    • Pertentangan dijelaskan pada:
      • Sanak Keluarga Yesus (7:1-9)
      • Pada Orang Jumlah (7:10-52)
      • Wanita yang berzinah (7:53-8:11)
      • Kaum Farisi dan Orang Yahudi (8:12-59)
    • Pertentangan digambarkan dalam:
      • Kejadian Orang Buta (9:1-41)
      • Nasihat Gembala yang elok (10:1-21)
      • Argumentasi (10:22-42)
      • Kebangkitan Lazarus (11:1-53)
  • Periode Genting (11:54-12:36a)
  • Periode Pertemuan (12:36b-17:26)
    • Peneguhan Iman
      • Peralihan (12:36b-13:30)
      • Pertemuan dengan Para Murid (13:31-16:33)
      • Pertemuan dengan Bapa (17:1-26)
  • Periode Pelaksanaan (18:1-20:31)
    • Kemenangan atas Ketidakpercayaan
      • Pengkhianatan (18:1-27)
      • Pengadilan di Depan Pilatus (18:28-19:16)
      • Penyaliban (19:38-42)
      • Penguburan (19:38-42)
      • Kebangkitan (20:1-29)
  • Kata Penutup (21:1-25)
    • Tanggung Jawab Kepercayaan

Beberapa Tema Teologis

Logos atau Firman

Gagasan mengenai logos memiliki latar belakang yang luas, elok dalam dunia Yahudi maupun Yunani.[3] Tetapi gagasan logos dalam Injil Yohanes memiliki maksud-maksud tertentu, diantaranya: pertama, Yohanes merujuk kepada situasi sebelum penciptaan kepada menggambarkan hubungan Yesus dengan Bapa (1:1).[3] Hal ini dikaitkan dengan Kejadian 1:1 "pada mulanya" yang bersedia menekankan mengenai keberadaan firman sebelum segala sesuatu berada.[3] Yohanes 1:1 secara jelas juga bersedia mencetuskan keilahian firman itu, bahwa firman itu memiliki sifat Allah.[3] Kedua, Yohanes mencetuskan seandainya firman itu berperan dalam penciptaan dunia (1:3), ia tidak membedakan selang kuasa penciptaan yang dipunyai Logos dan Allah. Logos juga dibedakan dari hasil ciptaan dengan menggunakan kata "ada" sedangkan kepada menciptakan ia menggunakan kata "diciptakan".[3] Ketiga, Yohanes mengaitkan Logos dengan manusia (Yoh.1:14), Logos itu dijadikan manusia melintasi nubuatan nabi dimana firman Tuhan memberikan daya dan pemenuhan hidup.[6] Bagi Yohanes, "daging" menandakan bahwa Logos dijadikan manusia secara utuh.[3]

Kesatuan Bapa dan Anak

Injil Yohanes menekankan kesatuan yang kuat selang Bapa dan Anak (Yoh.10:30), hal ini juga nampak dalam Yoh.1:1 bahwa pada mulanya merupakan Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu merupakan Allah.[3] Penekanan ini jelas terlihat dari ungkapan "Diri sendiri dan Bapa merupakan satu", atau "Bapa di dalam Diri sendiri dan Diri sendiri di dalam Engkau (Bapa)".[3]

Kata-kata: "Diri sendiri adalah" atau "Akulah"

Ini merupakan ungkapan yang bersifat pernyataan kepada para pendengar dan pembaca, dan dalam Injil Yohanes ungkapan ini seringkali dipergunakan, seperti 'Akulah Roti Hidup" (6:35, 48), "Akulah terang dunia" (8:12), 'Akulah pintu bagi domba-dombaKu" (10:7), dan lain-lain.[3] Kata seperti roti, terang, pintu, merupakan unsur yang penting bagi orang-orang pada zaman itu, dengan demikian bersedia menunjukkan betapa pentingnya Yesus dalam kehidupan mereka.[3] Penggunaan ungkapan "Diri sendiri merupakan...." bersedia menekankan keilahian Yesus kepada Tuhan yang datang ke dalam dunia kepada memberikan keselamatan kepada setiap orang yang percaya padaNya.[3]

Keunikan

  • Tidak pernah menyebut nama "Yohanes" bin Zebedeus, saudara Yakobus, yang merupakan salah satu 3 murid terkemuka Yesus Kristus
  • Menyebut "Yohanes Pembaptis" hanya dengan nama "Yohanes", padahal istilah "Pembaptis" digunakan di Injil-injil lain (justru kepada membedakan dengan Yohanes, murid Yesus).
  • Tidak pernah menyebut nama "Maria", yang melahirkan Yesus, tetapi selalu menggunakan istilah "ibu-Nya".
  • Menggunakan semakin kurang 90 istilah bahasa Yunani yang tidak dijumpai di Injil-injil lain.[7]

Beberapa Judul Perikop dalam Injil

Menurut judul perikop LAI Terjemahan Baru:[8]

Tujuh Hal Terkait

Injil keempat ini bersedia menekankan bahwa Yesus merupakan Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma.[2] Berada tujuh hal yang secara khusus terkait dengan tanda, nasihat, pernyataan, termasuk kebangkitan Yesus yang dapat dijadikan dasar bagi pengakuan mengenai keilahian Yesus:

Lihat juga

Referensi

  1. ^ David L. Bartlett. 2003. Pelayanan dalam Kontrak Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 114-142.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l Merrill C. Tenney. 1995. Survei Kontrak Baru. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas. Hlm 231-245.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u Samuel Benyamin Hakh. 2010. Kontrak Baru: Sejarah dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 302-310.
  4. ^ a b Bambang Subandrijo. 2010. Menyingkap Pesan-pesan Peranjian Baru 2.Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 82-84.
  5. ^ a b The New Oxford Annotated Bible. 4th ed. New York: Oxford Press, 2010.
  6. ^ Graham N. Stanton. 1989. The Gospels and Jesus. New York: Oxford University Press. Hlm 114.
  7. ^ May, Herbert G. and Bruce G. Metzger, The New Oxford Annotated Bible with the Apocrypha, Revised Standard Version, New York: Oxford University Press, 1977, p. 1286
  8. ^ Judul perikop menurut TB LAI

Pranala luar


edunitas.com


Page 9

Injil Yohanes (Injil menurut Yohanes) merupakan salah satu kitab yang terdapat di Kontrak Baru. Kitab yang termasuk dalam rangkaian Injil kanonik ini memiliki gaya dan susunan yang menciptakannya unik dan berlainan dengan ketiga Injil yang lain (Injil Markus, Injil Matius, Injil Lukas)[1], walaupun begitu Injil ini tetap memuat wawasan kejadian yang sama dengan ketiga Injil yang lain.[2] Injil Yohanes menekankan mengenai keilahian Yesus Kristus, Anak Allah.[2] Tidak berada Injil lain yang menekankan sifat kemanusiawian sekaligus keilahianNya dengan tegas dan jelas selain Injil ini.[2] Waktu penulisannya diperkirakan terjadi pada tahun 40-140 M.[2] Memang tidak disebutkan dengan jelas siapa yang menulis Injil ini, tetapi Yohanes anak Zebedeus merupakan orang yang diperkirakan menulisnya.[2]

Konteks Surat

Surat ini ditujukan bagi golongan pembaca yang menyendiri.[3] Golongan ini merupakan cabang dari persekutuan umat purba yang tradisinya berpusat pada Yesus dan murid-muridNya.[3] Bahasa yang dipergunakan oleh golongan pembaca merupakan bahasa Yunani, karena itu penulis menerjemahkan beberapa istilah Yahudi ke dalam bahasa Yunani (misal: Mesias, Rabuni, Rabi, dll). [3] Golongan pembaca ini bertikai dengan beberapa pihak.[3] Pertama dengan pengikut Yohanes Pembaptis, kedua dengan orang Yahudi.[3] Terlepas dari itu, tulisan-tulisan Yohanes dilatarbelakangi oleh pemikiran filsafat Gnostikisme kepada melawan pengaruh arus tersebut dalam tubuh jemaat.[4] Hal ini ditegaskan dengan istilah-istilah yang dipergunakan dalam tulisan Yohanes, seperti kosmos, maut, hidup, anak-anak Allah, dan lain-lain.[4]

Penulis

Menurut tradisi yang mengembang pada zaman Ireneus, seorang bapak gereja pada zaman ke-2, penulis Injil ini merupakan Yohanes bin Zebedeus, murid Yesus.[3] Tradisi yang dianut oleh gereja hingga sekarang juga menyamakan penulis Injil dengan "murid yang dikasihi Yesus".[3] Dalam seluruh Injil ini, nama Yohanes bin Zebedeus tidak disebutkan sama sekali, padahal menurut Injil Sinoptik, murid-murid yang sangat dekat dengan Yesus merupakan Petrus, Yohanes bin Zebedeus, dan Yakobus bin Zebedeus (Matius 17:1;Markus 5:37;14:33); hal ini menunjukkan bahwa Yohanes sendirilah yang menuturkan kisah-kisah dalam Injil tersebut.[3] Penguatan argumen bahwa Yohanes bin Zebedeus kepada penulis Injil ini terdapat dalam Yohanes 21:22-23 karena ia murid yang hidup cukup lama dibandingkan Yakobus yang mati terbunuh pada 41 M.[3] Kanon Muratori mengindikasikan bahwa Yohanes menyusun Injil ini dengan sepengetahuan bahkan atas sorongan rasul-rasul yang lain, diantaranya Andreas. Bukan juga Petrus karena Yohanes 13:23; 20:2; 21:20 menjelaskan kalau ia merupakan murid yang dipertentangkan.[3]

Waktu dan Tempat Penulisan

Waktu penulisannya diperkirakan terjadi pada tahun 40-140 M.[2] Menurut Irenaeus, Injil Yohanes ditulis di Asia Kecil, yaitu di Efesus ketika pertumbuhan gereja mulai matang dan timbul kepentingan akan nasihat yang bertambah lanjut mengenai kaidah iman.[2] Penemuan-penemuan arkeologi mengindikasikan Injil Yohanes memuat detail akurat mengenai Bait Allah di Yerusalem dan sekeliling yang terkaitnya sebelum tahun 70 M (misalnya Yohanes 9:7; 10:22-23; 19:13) yang mendukung bahwa Injil ini ditulis sebelum tahun 70 M, yaitu ketika Bait Allah dihancurkan.[5]

Maksud Penulisan

Maksud Injil ini ditulis merupakan kepada melawan Gnostikisme dengan mempertahankan suatu keyakinan (apologetic).[2] Yohanes menyatakan tujuan kepada tulisannya dalam 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu kepada kata Yunani yang diterjemahkan "percaya", yaitu aorist subjunctive ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan present subjunctive ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis kepada meyakinkan orang yang tidak percaya kepada percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis kepada menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun berada nasihat palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bandingkan 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, pokok dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua kepada tujuan utama. Injil ini juga ditujukan bagi mereka yang memiliki minat terhadap filsafat.[2] Kisah-kisah yang terkandung dalam Injil Yohanes juga sengaja ditulis kepada melengkapi berita mengenai kehidupan dan pekerjaan Yesus yang sudah berada pada masa itu dan yang sudah disebutkan secara tertulis di dalam Injil-injil Sinoptis.[2] Walaupun berada pakar yang meragukan beradanya ketergantungan Injil ini dengan Injil Sinoptik, biasanya pakar menerima bahwa Injil ini memang memiliki ketergantungan dengan Injil-injil yang lain, sangat tidak, penulisnya mengetahui pokok ketiga Injil yang lain.[5]

Ayat-ayat Terkenal

  • Yohanes 1:1: Pada mulanya merupakan Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu merupakan Allah.
  • Yohanes 1:14: Firman itu sudah menjadi manusia, dan diam di selang kita, dan kita sudah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya kepada Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
  • Yohanes 3:16: Karena begitu luhur kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia sudah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang tidak berkesudahan.

Susunan dan Pokok

Susunan dan pokok Injil Yohanes, dapat dijabarkan kepada berikut:[2]

  • Pembukaan Surat (1:1-18)
  • Periode Renungan (1:19-4:54)
    • Kesaksian Yohanes (1:19-51)
    • Kesaksian Pekerjaan Yesus (2:1-22)
    • Kesaksian Perkataan Yesus (2:23-4:54)
  • Periode Perdebatan selang Orang yang Percaya dan Tidak Percaya (5:1-6:71)
    • Disebutkan dalam Afal (5:1-18)
    • Disebutkan dalam Argumentasi (5:19-47)
    • Disebutkan dalam Peragaan (6:1-21)
    • Disebutkan dalam Nasihat (6:22-71)
  • Periode Pertentangan selang Orang yang Percaya dan Tidak Percaya (7:1-11:53)
    • Pertentangan dijelaskan pada:
      • Sanak Keluarga Yesus (7:1-9)
      • Pada Orang Jumlah (7:10-52)
      • Wanita yang berzinah (7:53-8:11)
      • Kaum Farisi dan Orang Yahudi (8:12-59)
    • Pertentangan digambarkan dalam:
      • Kejadian Orang Buta (9:1-41)
      • Nasihat Gembala yang adun (10:1-21)
      • Argumentasi (10:22-42)
      • Kebangkitan Lazarus (11:1-53)
  • Periode Genting (11:54-12:36a)
  • Periode Pertemuan (12:36b-17:26)
    • Peneguhan Iman
      • Peralihan (12:36b-13:30)
      • Pertemuan dengan Para Murid (13:31-16:33)
      • Pertemuan dengan Bapa (17:1-26)
  • Periode Pelaksanaan (18:1-20:31)
    • Kemenangan atas Ketidakpercayaan
      • Pengkhianatan (18:1-27)
      • Pengadilan di Depan Pilatus (18:28-19:16)
      • Penyaliban (19:38-42)
      • Penguburan (19:38-42)
      • Kebangkitan (20:1-29)
  • Kata Penutup (21:1-25)
    • Tanggung Jawab Kepercayaan

Beberapa Tema Teologis

Logos atau Firman

Gagasan mengenai logos memiliki latar belakang yang luas, adun dalam dunia Yahudi maupun Yunani.[3] Tetapi gagasan logos dalam Injil Yohanes memiliki maksud-maksud tertentu, diantaranya: pertama, Yohanes merujuk kepada situasi sebelum penciptaan kepada menggambarkan hubungan Yesus dengan Bapa (1:1).[3] Hal ini dikaitkan dengan Kejadian 1:1 "pada mulanya" yang bersedia menekankan mengenai keberadaan firman sebelum segala sesuatu berada.[3] Yohanes 1:1 secara jelas juga bersedia menyatakan keilahian firman itu, bahwa firman itu memiliki sifat Allah.[3] Kedua, Yohanes menyatakan kalau firman itu berperan dalam penciptaan dunia (1:3), ia tidak membedakan selang kuasa penciptaan yang dipunyai Logos dan Allah. Logos juga dibedakan dari hasil ciptaan dengan menggunakan kata "ada" sedangkan kepada menciptakan ia menggunakan kata "diciptakan".[3] Ketiga, Yohanes mengaitkan Logos dengan manusia (Yoh.1:14), Logos itu menjadi manusia melintasi nubuatan nabi dimana firman Tuhan memberikan daya dan pemenuhan hidup.[6] Bagi Yohanes, "daging" menandakan bahwa Logos menjadi manusia secara utuh.[3]

Kesatuan Bapa dan Anak

Injil Yohanes menekankan kesatuan yang kuat selang Bapa dan Anak (Yoh.10:30), hal ini juga nampak dalam Yoh.1:1 bahwa pada mulanya merupakan Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu merupakan Allah.[3] Penekanan ini jelas terlihat dari ungkapan "Diri sendiri dan Bapa merupakan satu", atau "Bapa di dalam Diri sendiri dan Diri sendiri di dalam Engkau (Bapa)".[3]

Kata-kata: "Diri sendiri adalah" atau "Akulah"

Ini merupakan ungkapan yang bersifat pernyataan kepada para pendengar dan pembaca, dan dalam Injil Yohanes ungkapan ini seringkali dipergunakan, seperti 'Akulah Roti Hidup" (6:35, 48), "Akulah terang dunia" (8:12), 'Akulah pintu bagi domba-dombaKu" (10:7), dan lain-lain.[3] Kata seperti roti, terang, pintu, merupakan unsur yang penting bagi orang-orang pada zaman itu, dengan demikian bersedia menunjukkan betapa pentingnya Yesus dalam kehidupan mereka.[3] Penggunaan ungkapan "Diri sendiri merupakan...." bersedia menekankan keilahian Yesus kepada Tuhan yang datang ke dalam dunia kepada memberikan keselamatan kepada setiap orang yang percaya padaNya.[3]

Keunikan

  • Tidak pernah menyebut nama "Yohanes" bin Zebedeus, saudara Yakobus, yang merupakan salah satu 3 murid terkemuka Yesus Kristus
  • Menyebut "Yohanes Pembaptis" hanya dengan nama "Yohanes", padahal istilah "Pembaptis" dipakai di Injil-injil lain (justru kepada membedakan dengan Yohanes, murid Yesus).
  • Tidak pernah menyebut nama "Maria", yang melahirkan Yesus, tetapi selalu menggunakan istilah "ibu-Nya".
  • Menggunakan lebih kurang 90 istilah bahasa Yunani yang tidak dijumpai di Injil-injil lain.[7]

Beberapa Judul Perikop dalam Injil

Menurut judul perikop LAI Terjemahan Baru:[8]

Tujuh Hal Terkait

Injil keempat ini bersedia menekankan bahwa Yesus merupakan Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma.[2] Berada tujuh hal yang secara khusus terkait dengan tanda, nasihat, pernyataan, termasuk kebangkitan Yesus yang dapat menjadi dasar bagi pengakuan mengenai keilahian Yesus:

Lihat juga

Referensi

  1. ^ David L. Bartlett. 2003. Pelayanan dalam Kontrak Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 114-142.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l Merrill C. Tenney. 1995. Survei Kontrak Baru. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas. Hlm 231-245.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u Samuel Benyamin Hakh. 2010. Kontrak Baru: Sejarah dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 302-310.
  4. ^ a b Bambang Subandrijo. 2010. Menyingkap Pesan-pesan Peranjian Baru 2.Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 82-84.
  5. ^ a b The New Oxford Annotated Bible. 4th ed. New York: Oxford Press, 2010.
  6. ^ Graham N. Stanton. 1989. The Gospels and Jesus. New York: Oxford University Press. Hlm 114.
  7. ^ May, Herbert G. and Bruce G. Metzger, The New Oxford Annotated Bible with the Apocrypha, Revised Standard Version, New York: Oxford University Press, 1977, p. 1286
  8. ^ Judul perikop menurut TB LAI

Pranala luar


edunitas.com


Page 10

Injil Yohanes (Injil menurut Yohanes) merupakan salah satu kitab yang terdapat di Kontrak Baru. Kitab yang termasuk dalam rangkaian Injil kanonik ini memiliki gaya dan susunan yang menciptakannya unik dan berlainan dengan ketiga Injil yang lain (Injil Markus, Injil Matius, Injil Lukas)[1], walaupun begitu Injil ini tetap memuat wawasan kejadian yang sama dengan ketiga Injil yang lain.[2] Injil Yohanes menekankan mengenai keilahian Yesus Kristus, Anak Allah.[2] Tidak berada Injil lain yang menekankan sifat kemanusiawian sekaligus keilahianNya dengan tegas dan jelas selain Injil ini.[2] Waktu penulisannya diperkirakan terjadi pada tahun 40-140 M.[2] Memang tidak disebutkan dengan jelas siapa yang menulis Injil ini, tetapi Yohanes anak Zebedeus merupakan orang yang diperkirakan menulisnya.[2]

Konteks Surat

Surat ini ditujukan bagi golongan pembaca yang menyendiri.[3] Golongan ini merupakan cabang dari persekutuan umat purba yang tradisinya berpusat pada Yesus dan murid-muridNya.[3] Bahasa yang dipergunakan oleh golongan pembaca merupakan bahasa Yunani, karena itu penulis menerjemahkan beberapa istilah Yahudi ke dalam bahasa Yunani (misal: Mesias, Rabuni, Rabi, dll). [3] Golongan pembaca ini bertikai dengan beberapa pihak.[3] Pertama dengan pengikut Yohanes Pembaptis, kedua dengan orang Yahudi.[3] Terlepas dari itu, tulisan-tulisan Yohanes dilatarbelakangi oleh pemikiran filsafat Gnostikisme kepada melawan pengaruh arus tersebut dalam tubuh jemaat.[4] Hal ini ditegaskan dengan istilah-istilah yang dipergunakan dalam tulisan Yohanes, seperti kosmos, maut, hidup, anak-anak Allah, dan lain-lain.[4]

Penulis

Menurut tradisi yang mengembang pada zaman Ireneus, seorang bapak gereja pada zaman ke-2, penulis Injil ini merupakan Yohanes bin Zebedeus, murid Yesus.[3] Tradisi yang dianut oleh gereja hingga sekarang juga menyamakan penulis Injil dengan "murid yang dikasihi Yesus".[3] Dalam seluruh Injil ini, nama Yohanes bin Zebedeus tidak disebutkan sama sekali, padahal menurut Injil Sinoptik, murid-murid yang sangat dekat dengan Yesus merupakan Petrus, Yohanes bin Zebedeus, dan Yakobus bin Zebedeus (Matius 17:1;Markus 5:37;14:33); hal ini menunjukkan bahwa Yohanes sendirilah yang menuturkan kisah-kisah dalam Injil tersebut.[3] Penguatan argumen bahwa Yohanes bin Zebedeus kepada penulis Injil ini terdapat dalam Yohanes 21:22-23 karena ia murid yang hidup cukup lama dibandingkan Yakobus yang mati terbunuh pada 41 M.[3] Kanon Muratori mengindikasikan bahwa Yohanes menyusun Injil ini dengan sepengetahuan bahkan atas sorongan rasul-rasul yang lain, diantaranya Andreas. Bukan juga Petrus karena Yohanes 13:23; 20:2; 21:20 menjelaskan kalau ia merupakan murid yang dipertentangkan.[3]

Waktu dan Tempat Penulisan

Waktu penulisannya diperkirakan terjadi pada tahun 40-140 M.[2] Menurut Irenaeus, Injil Yohanes ditulis di Asia Kecil, yaitu di Efesus ketika pertumbuhan gereja mulai matang dan timbul kepentingan akan nasihat yang bertambah lanjut mengenai kaidah iman.[2] Penemuan-penemuan arkeologi mengindikasikan Injil Yohanes memuat detail akurat mengenai Bait Allah di Yerusalem dan sekeliling yang terkaitnya sebelum tahun 70 M (misalnya Yohanes 9:7; 10:22-23; 19:13) yang mendukung bahwa Injil ini ditulis sebelum tahun 70 M, yaitu ketika Bait Allah dihancurkan.[5]

Maksud Penulisan

Maksud Injil ini ditulis merupakan kepada melawan Gnostikisme dengan mempertahankan suatu keyakinan (apologetic).[2] Yohanes menyatakan tujuan kepada tulisannya dalam 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu kepada kata Yunani yang diterjemahkan "percaya", yaitu aorist subjunctive ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan present subjunctive ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis kepada meyakinkan orang yang tidak percaya kepada percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis kepada menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun berada nasihat palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bandingkan 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, pokok dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua kepada tujuan utama. Injil ini juga ditujukan bagi mereka yang memiliki minat terhadap filsafat.[2] Kisah-kisah yang terkandung dalam Injil Yohanes juga sengaja ditulis kepada melengkapi berita mengenai kehidupan dan pekerjaan Yesus yang sudah berada pada masa itu dan yang sudah disebutkan secara tertulis di dalam Injil-injil Sinoptis.[2] Walaupun berada pakar yang meragukan beradanya ketergantungan Injil ini dengan Injil Sinoptik, biasanya pakar menerima bahwa Injil ini memang memiliki ketergantungan dengan Injil-injil yang lain, sangat tidak, penulisnya mengetahui pokok ketiga Injil yang lain.[5]

Ayat-ayat Terkenal

  • Yohanes 1:1: Pada mulanya merupakan Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu merupakan Allah.
  • Yohanes 1:14: Firman itu sudah menjadi manusia, dan diam di selang kita, dan kita sudah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya kepada Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
  • Yohanes 3:16: Karena begitu luhur kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia sudah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang tidak berkesudahan.

Susunan dan Pokok

Susunan dan pokok Injil Yohanes, dapat dijabarkan kepada berikut:[2]

  • Pembukaan Surat (1:1-18)
  • Periode Renungan (1:19-4:54)
    • Kesaksian Yohanes (1:19-51)
    • Kesaksian Pekerjaan Yesus (2:1-22)
    • Kesaksian Perkataan Yesus (2:23-4:54)
  • Periode Perdebatan selang Orang yang Percaya dan Tidak Percaya (5:1-6:71)
    • Disebutkan dalam Afal (5:1-18)
    • Disebutkan dalam Argumentasi (5:19-47)
    • Disebutkan dalam Peragaan (6:1-21)
    • Disebutkan dalam Nasihat (6:22-71)
  • Periode Pertentangan selang Orang yang Percaya dan Tidak Percaya (7:1-11:53)
    • Pertentangan dijelaskan pada:
      • Sanak Keluarga Yesus (7:1-9)
      • Pada Orang Jumlah (7:10-52)
      • Wanita yang berzinah (7:53-8:11)
      • Kaum Farisi dan Orang Yahudi (8:12-59)
    • Pertentangan digambarkan dalam:
      • Kejadian Orang Buta (9:1-41)
      • Nasihat Gembala yang adun (10:1-21)
      • Argumentasi (10:22-42)
      • Kebangkitan Lazarus (11:1-53)
  • Periode Genting (11:54-12:36a)
  • Periode Pertemuan (12:36b-17:26)
    • Peneguhan Iman
      • Peralihan (12:36b-13:30)
      • Pertemuan dengan Para Murid (13:31-16:33)
      • Pertemuan dengan Bapa (17:1-26)
  • Periode Pelaksanaan (18:1-20:31)
    • Kemenangan atas Ketidakpercayaan
      • Pengkhianatan (18:1-27)
      • Pengadilan di Depan Pilatus (18:28-19:16)
      • Penyaliban (19:38-42)
      • Penguburan (19:38-42)
      • Kebangkitan (20:1-29)
  • Kata Penutup (21:1-25)
    • Tanggung Jawab Kepercayaan

Beberapa Tema Teologis

Logos atau Firman

Gagasan mengenai logos memiliki latar belakang yang luas, adun dalam dunia Yahudi maupun Yunani.[3] Tetapi gagasan logos dalam Injil Yohanes memiliki maksud-maksud tertentu, diantaranya: pertama, Yohanes merujuk kepada situasi sebelum penciptaan kepada menggambarkan hubungan Yesus dengan Bapa (1:1).[3] Hal ini dikaitkan dengan Kejadian 1:1 "pada mulanya" yang bersedia menekankan mengenai keberadaan firman sebelum segala sesuatu berada.[3] Yohanes 1:1 secara jelas juga bersedia menyatakan keilahian firman itu, bahwa firman itu memiliki sifat Allah.[3] Kedua, Yohanes menyatakan kalau firman itu berperan dalam penciptaan dunia (1:3), ia tidak membedakan selang kuasa penciptaan yang dipunyai Logos dan Allah. Logos juga dibedakan dari hasil ciptaan dengan menggunakan kata "ada" sedangkan kepada menciptakan ia menggunakan kata "diciptakan".[3] Ketiga, Yohanes mengaitkan Logos dengan manusia (Yoh.1:14), Logos itu menjadi manusia melintasi nubuatan nabi dimana firman Tuhan memberikan daya dan pemenuhan hidup.[6] Bagi Yohanes, "daging" menandakan bahwa Logos menjadi manusia secara utuh.[3]

Kesatuan Bapa dan Anak

Injil Yohanes menekankan kesatuan yang kuat selang Bapa dan Anak (Yoh.10:30), hal ini juga nampak dalam Yoh.1:1 bahwa pada mulanya merupakan Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu merupakan Allah.[3] Penekanan ini jelas terlihat dari ungkapan "Diri sendiri dan Bapa merupakan satu", atau "Bapa di dalam Diri sendiri dan Diri sendiri di dalam Engkau (Bapa)".[3]

Kata-kata: "Diri sendiri adalah" atau "Akulah"

Ini merupakan ungkapan yang bersifat pernyataan kepada para pendengar dan pembaca, dan dalam Injil Yohanes ungkapan ini seringkali dipergunakan, seperti 'Akulah Roti Hidup" (6:35, 48), "Akulah terang dunia" (8:12), 'Akulah pintu bagi domba-dombaKu" (10:7), dan lain-lain.[3] Kata seperti roti, terang, pintu, merupakan unsur yang penting bagi orang-orang pada zaman itu, dengan demikian bersedia menunjukkan betapa pentingnya Yesus dalam kehidupan mereka.[3] Penggunaan ungkapan "Diri sendiri merupakan...." bersedia menekankan keilahian Yesus kepada Tuhan yang datang ke dalam dunia kepada memberikan keselamatan kepada setiap orang yang percaya padaNya.[3]

Keunikan

  • Tidak pernah menyebut nama "Yohanes" bin Zebedeus, saudara Yakobus, yang merupakan salah satu 3 murid terkemuka Yesus Kristus
  • Menyebut "Yohanes Pembaptis" hanya dengan nama "Yohanes", padahal istilah "Pembaptis" dipakai di Injil-injil lain (justru kepada membedakan dengan Yohanes, murid Yesus).
  • Tidak pernah menyebut nama "Maria", yang melahirkan Yesus, tetapi selalu menggunakan istilah "ibu-Nya".
  • Menggunakan lebih kurang 90 istilah bahasa Yunani yang tidak dijumpai di Injil-injil lain.[7]

Beberapa Judul Perikop dalam Injil

Menurut judul perikop LAI Terjemahan Baru:[8]

Tujuh Hal Terkait

Injil keempat ini bersedia menekankan bahwa Yesus merupakan Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma.[2] Berada tujuh hal yang secara khusus terkait dengan tanda, nasihat, pernyataan, termasuk kebangkitan Yesus yang dapat menjadi dasar bagi pengakuan mengenai keilahian Yesus:

Lihat juga

Referensi

  1. ^ David L. Bartlett. 2003. Pelayanan dalam Kontrak Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 114-142.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l Merrill C. Tenney. 1995. Survei Kontrak Baru. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas. Hlm 231-245.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u Samuel Benyamin Hakh. 2010. Kontrak Baru: Sejarah dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 302-310.
  4. ^ a b Bambang Subandrijo. 2010. Menyingkap Pesan-pesan Peranjian Baru 2.Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 82-84.
  5. ^ a b The New Oxford Annotated Bible. 4th ed. New York: Oxford Press, 2010.
  6. ^ Graham N. Stanton. 1989. The Gospels and Jesus. New York: Oxford University Press. Hlm 114.
  7. ^ May, Herbert G. and Bruce G. Metzger, The New Oxford Annotated Bible with the Apocrypha, Revised Standard Version, New York: Oxford University Press, 1977, p. 1286
  8. ^ Judul perikop menurut TB LAI

Pranala luar


edunitas.com


Page 11

Injil Yohanes (Injil menurut Yohanes) merupakan salah satu kitab yang terdapat di Kontrak Baru. Kitab yang termasuk dalam rangkaian Injil kanonik ini memiliki gaya dan bangun yang menciptakannya unik dan berlainan dengan ketiga Injil yang lain (Injil Markus, Injil Matius, Injil Lukas)[1], walaupun begitu Injil ini tetap memuat wawasan kejadian yang sama dengan ketiga Injil yang lain.[2] Injil Yohanes menekankan mengenai keilahian Yesus Kristus, Anak Allah.[2] Tidak berada Injil lain yang menekankan sifat kemanusiawian sekaligus keilahianNya dengan tegas dan jelas selain Injil ini.[2] Waktu penulisannya diperkirakan terjadi pada tahun 40-140 M.[2] Memang tidak disebutkan dengan jelas siapa yang menulis Injil ini, tetapi Yohanes anak Zebedeus merupakan orang yang diperkirakan menulisnya.[2]

Konteks Surat

Surat ini ditujukan bagi golongan pembaca yang menyendiri.[3] Golongan ini merupakan cabang dari persekutuan umat purba yang tradisinya berpusat pada Yesus dan murid-muridNya.[3] Bahasa yang dipergunakan oleh golongan pembaca merupakan bahasa Yunani, karena itu penulis menerjemahkan beberapa istilah Yahudi ke dalam bahasa Yunani (misal: Mesias, Rabuni, Rabi, dll). [3] Golongan pembaca ini bertikai dengan beberapa pihak.[3] Pertama dengan pengikut Yohanes Pembaptis, kedua dengan orang Yahudi.[3] Terlepas dari itu, tulisan-tulisan Yohanes dilatarbelakangi oleh pemikiran filsafat Gnostikisme kepada melawan pengaruh arus tersebut dalam tubuh jemaat.[4] Hal ini ditegaskan dengan istilah-istilah yang dipergunakan dalam tulisan Yohanes, seperti kosmos, maut, hidup, anak-anak Allah, dan lain-lain.[4]

Penulis

Menurut tradisi yang mengembang pada zaman Ireneus, seorang bapak gereja pada zaman ke-2, penulis Injil ini merupakan Yohanes bin Zebedeus, murid Yesus.[3] Tradisi yang dianut oleh gereja hingga sekarang juga menyamakan penulis Injil dengan "murid yang dikasihi Yesus".[3] Dalam seluruh Injil ini, nama Yohanes bin Zebedeus tidak disebutkan sama sekali, padahal menurut Injil Sinoptik, murid-murid yang sangat akrab dengan Yesus merupakan Petrus, Yohanes bin Zebedeus, dan Yakobus bin Zebedeus (Matius 17:1;Markus 5:37;14:33); hal ini menunjukkan bahwa Yohanes sendirilah yang menuturkan kisah-kisah dalam Injil tersebut.[3] Penguatan argumen bahwa Yohanes bin Zebedeus kepada penulis Injil ini terdapat dalam Yohanes 21:22-23 karena ia murid yang hidup cukup lama dibandingkan Yakobus yang mati terbunuh pada 41 M.[3] Kanon Muratori mengindikasikan bahwa Yohanes menyusun Injil ini dengan sepengetahuan bahkan atas sorongan rasul-rasul yang lain, diantaranya Andreas. Bukan juga Petrus karena Yohanes 13:23; 20:2; 21:20 menjelaskan seandainya ia merupakan murid yang dipertentangkan.[3]

Waktu dan Tempat Penulisan

Waktu penulisannya diperkirakan terjadi pada tahun 40-140 M.[2] Menurut Irenaeus, Injil Yohanes ditulis di Asia Kecil, yaitu di Efesus ketika pertumbuhan gereja mulai matang dan timbul kepentingan akan nasihat yang bertambah lanjut mengenai kaidah iman.[2] Penemuan-penemuan arkeologi mengindikasikan Injil Yohanes memuat detail akurat mengenai Bait Allah di Yerusalem dan sekeliling yang terkaitnya sebelum tahun 70 M (misalnya Yohanes 9:7; 10:22-23; 19:13) yang mendukung bahwa Injil ini ditulis sebelum tahun 70 M, yaitu ketika Bait Allah dihancurkan.[5]

Maksud Penulisan

Maksud Injil ini ditulis merupakan kepada melawan Gnostikisme dengan mempertahankan suatu kepercayaan (apologetic).[2] Yohanes mencetuskan tujuan kepada tulisannya dalam 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu kepada kata Yunani yang diterjemahkan "percaya", yaitu aorist subjunctive ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan present subjunctive ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Kalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis kepada meyakinkan orang yang tidak percaya kepada percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Seandainya yang kedua, Yohanes menulis kepada menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun berada nasihat palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bandingkan 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, pokok dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua kepada tujuan utama. Injil ini juga ditujukan bagi mereka yang memiliki minat terhadap filsafat.[2] Kisah-kisah yang terkandung dalam Injil Yohanes juga sengaja ditulis kepada melengkapi berita mengenai kehidupan dan pekerjaan Yesus yang sudah berada pada masa itu dan yang sudah dinyatakan secara tertulis di dalam Injil-injil Sinoptis.[2] Walaupun berada pakar yang meragukan beradanya ketergantungan Injil ini dengan Injil Sinoptik, biasanya pakar menerima bahwa Injil ini memang memiliki ketergantungan dengan Injil-injil yang lain, sangat tidak, penulisnya mengetahui pokok ketiga Injil yang lain.[5]

Ayat-ayat Terkenal

  • Yohanes 1:1: Pada mulanya merupakan Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu merupakan Allah.
  • Yohanes 1:14: Firman itu sudah dijadikan manusia, dan diam di selang kita, dan kita sudah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya kepada Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
  • Yohanes 3:16: Karena begitu luhur kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia sudah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang abadi.

Bangun dan Pokok

Bangun dan pokok Injil Yohanes, dapat dijabarkan kepada berikut:[2]

  • Pembukaan Surat (1:1-18)
  • Periode Renungan (1:19-4:54)
    • Kesaksian Yohanes (1:19-51)
    • Kesaksian Pekerjaan Yesus (2:1-22)
    • Kesaksian Perkataan Yesus (2:23-4:54)
  • Periode Perdebatan selang Orang yang Percaya dan Tidak Percaya (5:1-6:71)
    • Dinyatakan dalam Afal (5:1-18)
    • Dinyatakan dalam Argumentasi (5:19-47)
    • Dinyatakan dalam Peragaan (6:1-21)
    • Dinyatakan dalam Nasihat (6:22-71)
  • Periode Pertentangan selang Orang yang Percaya dan Tidak Percaya (7:1-11:53)
    • Pertentangan dijelaskan pada:
      • Sanak Keluarga Yesus (7:1-9)
      • Pada Orang Jumlah (7:10-52)
      • Wanita yang berzinah (7:53-8:11)
      • Kaum Farisi dan Orang Yahudi (8:12-59)
    • Pertentangan digambarkan dalam:
      • Kejadian Orang Buta (9:1-41)
      • Nasihat Gembala yang elok (10:1-21)
      • Argumentasi (10:22-42)
      • Kebangkitan Lazarus (11:1-53)
  • Periode Genting (11:54-12:36a)
  • Periode Pertemuan (12:36b-17:26)
    • Peneguhan Iman
      • Peralihan (12:36b-13:30)
      • Pertemuan dengan Para Murid (13:31-16:33)
      • Pertemuan dengan Bapa (17:1-26)
  • Periode Pelaksanaan (18:1-20:31)
    • Kemenangan atas Ketidakpercayaan
      • Pengkhianatan (18:1-27)
      • Pengadilan di Depan Pilatus (18:28-19:16)
      • Penyaliban (19:38-42)
      • Penguburan (19:38-42)
      • Kebangkitan (20:1-29)
  • Kata Penutup (21:1-25)
    • Tanggung Jawab Kepercayaan

Beberapa Tema Teologis

Logos atau Firman

Gagasan mengenai logos memiliki latar belakang yang luas, elok dalam dunia Yahudi maupun Yunani.[3] Tetapi gagasan logos dalam Injil Yohanes memiliki maksud-maksud tertentu, diantaranya: pertama, Yohanes merujuk kepada situasi sebelum penciptaan kepada menggambarkan hubungan Yesus dengan Bapa (1:1).[3] Hal ini dikaitkan dengan Kejadian 1:1 "pada mulanya" yang bersedia menekankan mengenai keberadaan firman sebelum segala sesuatu berada.[3] Yohanes 1:1 secara jelas juga bersedia mencetuskan keilahian firman itu, bahwa firman itu memiliki sifat Allah.[3] Kedua, Yohanes mencetuskan seandainya firman itu berperan dalam penciptaan dunia (1:3), ia tidak membedakan selang kuasa penciptaan yang dipunyai Logos dan Allah. Logos juga dibedakan dari hasil ciptaan dengan menggunakan kata "ada" sedangkan kepada menciptakan ia menggunakan kata "diciptakan".[3] Ketiga, Yohanes mengaitkan Logos dengan manusia (Yoh.1:14), Logos itu dijadikan manusia melintasi nubuatan nabi dimana firman Tuhan memberikan daya dan pemenuhan hidup.[6] Bagi Yohanes, "daging" menandakan bahwa Logos dijadikan manusia secara utuh.[3]

Kesatuan Bapa dan Anak

Injil Yohanes menekankan kesatuan yang kuat selang Bapa dan Anak (Yoh.10:30), hal ini juga nampak dalam Yoh.1:1 bahwa pada mulanya merupakan Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu merupakan Allah.[3] Penekanan ini jelas terlihat dari ungkapan "Diri sendiri dan Bapa merupakan satu", atau "Bapa di dalam Diri sendiri dan Diri sendiri di dalam Engkau (Bapa)".[3]

Kata-kata: "Diri sendiri adalah" atau "Akulah"

Ini merupakan ungkapan yang bersifat pernyataan kepada para pendengar dan pembaca, dan dalam Injil Yohanes ungkapan ini seringkali dipergunakan, seperti 'Akulah Roti Hidup" (6:35, 48), "Akulah terang dunia" (8:12), 'Akulah pintu bagi domba-dombaKu" (10:7), dan lain-lain.[3] Kata seperti roti, terang, pintu, merupakan unsur yang penting bagi orang-orang pada zaman itu, dengan demikian bersedia menunjukkan betapa pentingnya Yesus dalam kehidupan mereka.[3] Penggunaan ungkapan "Diri sendiri merupakan...." bersedia menekankan keilahian Yesus kepada Tuhan yang datang ke dalam dunia kepada memberikan keselamatan kepada setiap orang yang percaya padaNya.[3]

Keunikan

  • Tidak pernah menyebut nama "Yohanes" bin Zebedeus, saudara Yakobus, yang merupakan salah satu 3 murid terkemuka Yesus Kristus
  • Menyebut "Yohanes Pembaptis" hanya dengan nama "Yohanes", padahal istilah "Pembaptis" digunakan di Injil-injil lain (justru kepada membedakan dengan Yohanes, murid Yesus).
  • Tidak pernah menyebut nama "Maria", yang melahirkan Yesus, tetapi selalu menggunakan istilah "ibu-Nya".
  • Menggunakan semakin kurang 90 istilah bahasa Yunani yang tidak dijumpai di Injil-injil lain.[7]

Beberapa Judul Perikop dalam Injil

Menurut judul perikop LAI Terjemahan Baru:[8]

Tujuh Hal Terkait

Injil keempat ini bersedia menekankan bahwa Yesus merupakan Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma.[2] Berada tujuh hal yang secara khusus terkait dengan tanda, nasihat, pernyataan, termasuk kebangkitan Yesus yang dapat dijadikan dasar bagi pengakuan mengenai keilahian Yesus:

Lihat juga

Referensi

  1. ^ David L. Bartlett. 2003. Pelayanan dalam Kontrak Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm 114-142.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l Merrill C. Tenney. 1995. Survei Kontrak Baru. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas. Hlm 231-245.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u Samuel Benyamin Hakh. 2010. Kontrak Baru: Sejarah dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 302-310.
  4. ^ a b Bambang Subandrijo. 2010. Menyingkap Pesan-pesan Peranjian Baru 2.Bandung: Bina Media Informasi. Hlm 82-84.
  5. ^ a b The New Oxford Annotated Bible. 4th ed. New York: Oxford Press, 2010.
  6. ^ Graham N. Stanton. 1989. The Gospels and Jesus. New York: Oxford University Press. Hlm 114.
  7. ^ May, Herbert G. and Bruce G. Metzger, The New Oxford Annotated Bible with the Apocrypha, Revised Standard Version, New York: Oxford University Press, 1977, p. 1286
  8. ^ Judul perikop menurut TB LAI

Pranala luar


edunitas.com


Page 12

Apa sebutan empat injil utama di pb

Galileo di depan sidang Inkuisisi Romawi.

Inkuisisi (dengan huruf I besar) yaitu istilah yang secara lebar dipakai bagi menyebut pengadilan terhadap bidaah oleh Gereja Katolik Roma. Istilah ini juga bisa bermakna tribunal gerejawi atau lembaga dalam Gereja Katolik Roma yang bekerja melawan atau menyingkirkan bidaah, sejumlah gerakan ekspurgasi historis terhadap bidaah (yang digiatkan oleh Gereja Katolik Roma), atau pengadilan atas seseorang yang didakwa bidaah[1]

Tribunal dan institusi inkuisisi

Sebelum zaman ke-12, Gereja Katolik menekan bidaah sedikit demi sedikit, pada umumnya melewati suatu sistem pelarangan dan penahanan. Meskipun jumlah negara mengizinkan Gereja bagi mempergunakan hukuman mati, mula-mula izin tersebut tidak sering dimanfaatkan, karena bangun hukuman itu ditentang jumlah pihak Gereja.[2][3]

Pada zaman ke-12, bagi melawan penyebaran Katarisme, prosekusi terhadap bidaah menjadi semakin sering. Gereja menugaskan dewan-dewan yang beranggota uskup-uskup dan uskup-uskup luhur bagi melakukan inkuisisi. (Lihat Inkuisisi Episkopal)

Pada zaman ke-13, paus memberikan tugas melakukan inkuisisi bagi ordo Dominikan. Para inkuisitor bertindak atas nama dan dengan otoritas penuh Sri Paus. Mereka mempergunakan prosedur-prosedur inkuisisi, suatu praktik hukum yang umum pada masa itu. Mereka mengadili bidaah sendirian, dengan menggunakan penguasa-penguasa setempat bagi mendirikan suatu tribunal dan bagi memprosekusi kaum bidaah. Sesudah penghabisan zaman ke-15, seorang Inkuisitor Luhur mengepalai tiap inkuisisi. Inkuisisi dalam cara ini bertahan sampai zaman ke-19.[4]

Pada zaman ke-16, Paus Paulus III membentuk suatu sistem tribunal, dibawahi oleh "Kongregasi Suci Tertinggi Inkuisisi Universal", dijalankan oleh para kardinal dan pejabat-pejabat Gereja lainnya. Sistem ini kelak dikenal bagi Inkuisisi Romawi. Pada 1908 Santo Paus Pius X mengganti nama organisasi tersebut menjadi "Kongregasi Suci Tertinggi Jawatan Suci". nama ini yang belakang sekali digantikan menjadi Kongregasi Doktrin Iman[5] Pada 1965, nama inilah yang dipergunakan sampai sekarang.

Tujuan

Dalam suatu buku panduan bagi para inkuisitor tahun 1578 tercantum tujuan dari hukuman inkuisisi: ...... quoniam punitio non refertur primo & per se in correctionem & bonum eius qui punitur, sed in bonum publicum ut alij terreantur, & a malis committendis avocentur. (Terjemahan dari Bahasa Latin: "...... karena hukuman bukan dijatuhkan terutama dan per se demi perbaikan dan kebaikan si terhukum, melainkan demi kebaikan masyarakat supaya orang-orang lain menjadi takut dan menjauhkan diri dari kejahatan-kejahatan yang akan mereka lakukan.")[6]

Catatan kaki

Pranala luar

  • Inquisisi oleh Jewish Virtual Library
  • FAQ mengenai Inkuisisi oleh James Hannam
  • Catholic Encyclopedia: "Inkuisisi"
  • Arsip Rahasia Inkuisisi. PBS
  • Inkuisisi Protestan: "Reformasi" Intoleransi dan Penganiayaan oleh Dave Armstrong
  • "The Immeasurable Curiousity of Edward Peters", p.4 as found in the Pennsylvania Gazzette, a publication of the University of Pennsylvania
  • "One Cheer for the Inquisition" online copy of the Catholic Dossier article by Gerard Bradley, Professor of Law, University of Notre Dame.
  • Spain and the Spaniard
  • Scholarly studies including Lea's History
  • Jewish Virtual Library on the Spanish Inquisition
  • Galileo Project: Christianity: Inquisition
  • Inkuisisi Spanyol (1478-1813) (dalam Bahasa Spanyol)
  • Indeks jalannya perkara pengadilan dan dokumen-dokumen lain dari Inkuisisi Portugis (dalam Bahasa Portugis)
  • Yudaisme Bawah Tanah dalam Bayang-Bayang Inkuisisi, Dr. Rivkah Shafek Lissak
  • Jalan Kaum Cathar oleh filsuf Yves Maris.
  • L. D. Barnett, "Dua dokumen Inkuisisi", dalam The Jewish Quarterly Review, New Ser., Jilid 15, No. 2 (Okt., 1924), hal. 213-239
  • Inkuisisi atas umat Yahudi 1481-1834 (dari Encyclopaedia Judaica 1971)

edunitas.com


Page 13

Apa sebutan empat injil utama di pb

Galileo di depan sidang Inkuisisi Romawi.

Inkuisisi (dengan huruf I besar) yaitu istilah yang secara lebar dipakai bagi menyebut pengadilan terhadap bidaah oleh Gereja Katolik Roma. Istilah ini juga bisa bermakna tribunal gerejawi atau lembaga dalam Gereja Katolik Roma yang bekerja melawan atau menyingkirkan bidaah, sejumlah gerakan ekspurgasi historis terhadap bidaah (yang digiatkan oleh Gereja Katolik Roma), atau pengadilan atas seseorang yang didakwa bidaah[1]

Tribunal dan institusi inkuisisi

Sebelum zaman ke-12, Gereja Katolik menekan bidaah sedikit demi sedikit, pada umumnya melewati suatu sistem pelarangan dan penahanan. Meskipun jumlah negara mengizinkan Gereja bagi mempergunakan hukuman mati, mula-mula izin tersebut tidak sering dimanfaatkan, karena bangun hukuman itu ditentang jumlah pihak Gereja.[2][3]

Pada zaman ke-12, bagi melawan penyebaran Katarisme, prosekusi terhadap bidaah menjadi semakin sering. Gereja menugaskan dewan-dewan yang beranggota uskup-uskup dan uskup-uskup luhur bagi melakukan inkuisisi. (Lihat Inkuisisi Episkopal)

Pada zaman ke-13, paus memberikan tugas melakukan inkuisisi bagi ordo Dominikan. Para inkuisitor bertindak atas nama dan dengan otoritas penuh Sri Paus. Mereka mempergunakan prosedur-prosedur inkuisisi, suatu praktik hukum yang umum pada masa itu. Mereka mengadili bidaah sendirian, dengan menggunakan penguasa-penguasa setempat bagi mendirikan suatu tribunal dan bagi memprosekusi kaum bidaah. Sesudah penghabisan zaman ke-15, seorang Inkuisitor Luhur mengepalai tiap inkuisisi. Inkuisisi dalam cara ini bertahan sampai zaman ke-19.[4]

Pada zaman ke-16, Paus Paulus III membentuk suatu sistem tribunal, dibawahi oleh "Kongregasi Suci Tertinggi Inkuisisi Universal", dijalankan oleh para kardinal dan pejabat-pejabat Gereja lainnya. Sistem ini kelak dikenal bagi Inkuisisi Romawi. Pada 1908 Santo Paus Pius X mengganti nama organisasi tersebut menjadi "Kongregasi Suci Tertinggi Jawatan Suci". nama ini yang belakang sekali digantikan menjadi Kongregasi Doktrin Iman[5] Pada 1965, nama inilah yang dipergunakan sampai sekarang.

Tujuan

Dalam suatu buku panduan bagi para inkuisitor tahun 1578 tercantum tujuan dari hukuman inkuisisi: ...... quoniam punitio non refertur primo & per se in correctionem & bonum eius qui punitur, sed in bonum publicum ut alij terreantur, & a malis committendis avocentur. (Terjemahan dari Bahasa Latin: "...... karena hukuman bukan dijatuhkan terutama dan per se demi perbaikan dan kebaikan si terhukum, melainkan demi kebaikan masyarakat supaya orang-orang lain menjadi takut dan menjauhkan diri dari kejahatan-kejahatan yang akan mereka lakukan.")[6]

Catatan kaki

Pranala luar

  • Inquisisi oleh Jewish Virtual Library
  • FAQ mengenai Inkuisisi oleh James Hannam
  • Catholic Encyclopedia: "Inkuisisi"
  • Arsip Rahasia Inkuisisi. PBS
  • Inkuisisi Protestan: "Reformasi" Intoleransi dan Penganiayaan oleh Dave Armstrong
  • "The Immeasurable Curiousity of Edward Peters", p.4 as found in the Pennsylvania Gazzette, a publication of the University of Pennsylvania
  • "One Cheer for the Inquisition" online copy of the Catholic Dossier article by Gerard Bradley, Professor of Law, University of Notre Dame.
  • Spain and the Spaniard
  • Scholarly studies including Lea's History
  • Jewish Virtual Library on the Spanish Inquisition
  • Galileo Project: Christianity: Inquisition
  • Inkuisisi Spanyol (1478-1813) (dalam Bahasa Spanyol)
  • Indeks jalannya perkara pengadilan dan dokumen-dokumen lain dari Inkuisisi Portugis (dalam Bahasa Portugis)
  • Yudaisme Bawah Tanah dalam Bayang-Bayang Inkuisisi, Dr. Rivkah Shafek Lissak
  • Jalan Kaum Cathar oleh filsuf Yves Maris.
  • L. D. Barnett, "Dua dokumen Inkuisisi", dalam The Jewish Quarterly Review, New Ser., Jilid 15, No. 2 (Okt., 1924), hal. 213-239
  • Inkuisisi atas umat Yahudi 1481-1834 (dari Encyclopaedia Judaica 1971)

edunitas.com


Page 14

Apa sebutan empat injil utama di pb

Galileo di depan sidang Inkuisisi Romawi.

Inkuisisi (dengan huruf I besar) yaitu istilah yang secara lebar dipakai bagi menyebut pengadilan terhadap bidaah oleh Gereja Katolik Roma. Istilah ini juga bisa bermakna tribunal gerejawi atau lembaga dalam Gereja Katolik Roma yang bekerja melawan atau menyingkirkan bidaah, sejumlah gerakan ekspurgasi historis terhadap bidaah (yang digiatkan oleh Gereja Katolik Roma), atau pengadilan atas seseorang yang didakwa bidaah[1]

Tribunal dan institusi inkuisisi

Sebelum zaman ke-12, Gereja Katolik menekan bidaah sedikit demi sedikit, pada umumnya melewati suatu sistem pelarangan dan penahanan. Meskipun jumlah negara mengizinkan Gereja bagi mempergunakan hukuman mati, mula-mula izin tersebut tidak sering dimanfaatkan, karena bangun hukuman itu ditentang jumlah pihak Gereja.[2][3]

Pada zaman ke-12, bagi melawan penyebaran Katarisme, prosekusi terhadap bidaah menjadi semakin sering. Gereja menugaskan dewan-dewan yang beranggota uskup-uskup dan uskup-uskup luhur bagi melakukan inkuisisi. (Lihat Inkuisisi Episkopal)

Pada zaman ke-13, paus memberikan tugas melakukan inkuisisi bagi ordo Dominikan. Para inkuisitor bertindak atas nama dan dengan otoritas penuh Sri Paus. Mereka mempergunakan prosedur-prosedur inkuisisi, suatu praktik hukum yang umum pada masa itu. Mereka mengadili bidaah sendirian, dengan menggunakan penguasa-penguasa setempat bagi mendirikan suatu tribunal dan bagi memprosekusi kaum bidaah. Sesudah penghabisan zaman ke-15, seorang Inkuisitor Luhur mengepalai tiap inkuisisi. Inkuisisi dalam cara ini bertahan sampai zaman ke-19.[4]

Pada zaman ke-16, Paus Paulus III membentuk suatu sistem tribunal, dibawahi oleh "Kongregasi Suci Tertinggi Inkuisisi Universal", dijalankan oleh para kardinal dan pejabat-pejabat Gereja lainnya. Sistem ini kelak dikenal bagi Inkuisisi Romawi. Pada 1908 Santo Paus Pius X mengganti nama organisasi tersebut menjadi "Kongregasi Suci Tertinggi Jawatan Suci". nama ini yang belakang sekali digantikan menjadi Kongregasi Doktrin Iman[5] Pada 1965, nama inilah yang dipergunakan sampai sekarang.

Tujuan

Dalam suatu buku panduan bagi para inkuisitor tahun 1578 tercantum tujuan dari hukuman inkuisisi: ...... quoniam punitio non refertur primo & per se in correctionem & bonum eius qui punitur, sed in bonum publicum ut alij terreantur, & a malis committendis avocentur. (Terjemahan dari Bahasa Latin: "...... karena hukuman bukan dijatuhkan terutama dan per se demi perbaikan dan kebaikan si terhukum, melainkan demi kebaikan masyarakat supaya orang-orang lain menjadi takut dan menjauhkan diri dari kejahatan-kejahatan yang akan mereka lakukan.")[6]

Catatan kaki

Pranala luar

  • Inquisisi oleh Jewish Virtual Library
  • FAQ mengenai Inkuisisi oleh James Hannam
  • Catholic Encyclopedia: "Inkuisisi"
  • Arsip Rahasia Inkuisisi. PBS
  • Inkuisisi Protestan: "Reformasi" Intoleransi dan Penganiayaan oleh Dave Armstrong
  • "The Immeasurable Curiousity of Edward Peters", p.4 as found in the Pennsylvania Gazzette, a publication of the University of Pennsylvania
  • "One Cheer for the Inquisition" online copy of the Catholic Dossier article by Gerard Bradley, Professor of Law, University of Notre Dame.
  • Spain and the Spaniard
  • Scholarly studies including Lea's History
  • Jewish Virtual Library on the Spanish Inquisition
  • Galileo Project: Christianity: Inquisition
  • Inkuisisi Spanyol (1478-1813) (dalam Bahasa Spanyol)
  • Indeks jalannya perkara pengadilan dan dokumen-dokumen lain dari Inkuisisi Portugis (dalam Bahasa Portugis)
  • Yudaisme Bawah Tanah dalam Bayang-Bayang Inkuisisi, Dr. Rivkah Shafek Lissak
  • Jalan Kaum Cathar oleh filsuf Yves Maris.
  • L. D. Barnett, "Dua dokumen Inkuisisi", dalam The Jewish Quarterly Review, New Ser., Jilid 15, No. 2 (Okt., 1924), hal. 213-239
  • Inkuisisi atas umat Yahudi 1481-1834 (dari Encyclopaedia Judaica 1971)

edunitas.com


Page 15

Apa sebutan empat injil utama di pb

Galileo di depan sidang Inkuisisi Romawi.

Inkuisisi (dengan huruf I besar) yaitu istilah yang secara lebar dipakai bagi menyebut pengadilan terhadap bidaah oleh Gereja Katolik Roma. Istilah ini juga bisa bermakna tribunal gerejawi atau lembaga dalam Gereja Katolik Roma yang bekerja melawan atau menyingkirkan bidaah, sejumlah gerakan ekspurgasi historis terhadap bidaah (yang digiatkan oleh Gereja Katolik Roma), atau pengadilan atas seseorang yang didakwa bidaah[1]

Tribunal dan institusi inkuisisi

Sebelum zaman ke-12, Gereja Katolik menekan bidaah sedikit demi sedikit, pada umumnya melewati suatu sistem pelarangan dan penahanan. Meskipun jumlah negara mengizinkan Gereja bagi mempergunakan hukuman mati, mula-mula izin tersebut tidak sering dimanfaatkan, karena bangun hukuman itu ditentang jumlah pihak Gereja.[2][3]

Pada zaman ke-12, bagi melawan penyebaran Katarisme, prosekusi terhadap bidaah menjadi semakin sering. Gereja menugaskan dewan-dewan yang beranggota uskup-uskup dan uskup-uskup luhur bagi melakukan inkuisisi. (Lihat Inkuisisi Episkopal)

Pada zaman ke-13, paus memberikan tugas melakukan inkuisisi bagi ordo Dominikan. Para inkuisitor bertindak atas nama dan dengan otoritas penuh Sri Paus. Mereka mempergunakan prosedur-prosedur inkuisisi, suatu praktik hukum yang umum pada masa itu. Mereka mengadili bidaah sendirian, dengan menggunakan penguasa-penguasa setempat bagi mendirikan suatu tribunal dan bagi memprosekusi kaum bidaah. Sesudah penghabisan zaman ke-15, seorang Inkuisitor Luhur mengepalai tiap inkuisisi. Inkuisisi dalam cara ini bertahan sampai zaman ke-19.[4]

Pada zaman ke-16, Paus Paulus III membentuk suatu sistem tribunal, dibawahi oleh "Kongregasi Suci Tertinggi Inkuisisi Universal", dijalankan oleh para kardinal dan pejabat-pejabat Gereja lainnya. Sistem ini kelak dikenal bagi Inkuisisi Romawi. Pada 1908 Santo Paus Pius X mengganti nama organisasi tersebut menjadi "Kongregasi Suci Tertinggi Jawatan Suci". nama ini yang belakang sekali digantikan menjadi Kongregasi Doktrin Iman[5] Pada 1965, nama inilah yang dipergunakan sampai sekarang.

Tujuan

Dalam suatu buku panduan bagi para inkuisitor tahun 1578 tercantum tujuan dari hukuman inkuisisi: ...... quoniam punitio non refertur primo & per se in correctionem & bonum eius qui punitur, sed in bonum publicum ut alij terreantur, & a malis committendis avocentur. (Terjemahan dari Bahasa Latin: "...... karena hukuman bukan dijatuhkan terutama dan per se demi perbaikan dan kebaikan si terhukum, melainkan demi kebaikan masyarakat supaya orang-orang lain menjadi takut dan menjauhkan diri dari kejahatan-kejahatan yang akan mereka lakukan.")[6]

Catatan kaki

Pranala luar

  • Inquisisi oleh Jewish Virtual Library
  • FAQ mengenai Inkuisisi oleh James Hannam
  • Catholic Encyclopedia: "Inkuisisi"
  • Arsip Rahasia Inkuisisi. PBS
  • Inkuisisi Protestan: "Reformasi" Intoleransi dan Penganiayaan oleh Dave Armstrong
  • "The Immeasurable Curiousity of Edward Peters", p.4 as found in the Pennsylvania Gazzette, a publication of the University of Pennsylvania
  • "One Cheer for the Inquisition" online copy of the Catholic Dossier article by Gerard Bradley, Professor of Law, University of Notre Dame.
  • Spain and the Spaniard
  • Scholarly studies including Lea's History
  • Jewish Virtual Library on the Spanish Inquisition
  • Galileo Project: Christianity: Inquisition
  • Inkuisisi Spanyol (1478-1813) (dalam Bahasa Spanyol)
  • Indeks jalannya perkara pengadilan dan dokumen-dokumen lain dari Inkuisisi Portugis (dalam Bahasa Portugis)
  • Yudaisme Bawah Tanah dalam Bayang-Bayang Inkuisisi, Dr. Rivkah Shafek Lissak
  • Jalan Kaum Cathar oleh filsuf Yves Maris.
  • L. D. Barnett, "Dua dokumen Inkuisisi", dalam The Jewish Quarterly Review, New Ser., Jilid 15, No. 2 (Okt., 1924), hal. 213-239
  • Inkuisisi atas umat Yahudi 1481-1834 (dari Encyclopaedia Judaica 1971)

edunitas.com


Page 16

Ino Yamanaka (山中いの, Yamanaka Ino?) adalah tokoh fiktif di serial anime dan manga Naruto. Seiyuu Ino adalah Ryouka Yuzuki, yang juga telah mengisi berbagai anime Jepang.

Daftar pokok

  • 1 Kemampuan
  • 2 Part I
  • 3 Part II

Kemampuan

Pada kemunculan awal, jurus-jurus yang dikeluarkan Ino adalah jurus andalan klannya, yaitu shintenshin dan juga jurus-jurus ninja lainnya. Sementara di Naruto Shippuden, Ino adalah seorang ninja medis yang hanya dapat menyembuhkan luka kecil saja. Ino cepat dekat dengan Sai, kenalan rekan Sakura. Sama seperti Sakura, Ino menyukai Sasuke Uchiha. Sbg saingan, mereka berlomba-lomba untuk memperoleh Sasuke, yang tak pernah melirik Ino maupun Sakura atau gadis-gadis lainnya sedikitpun. Sbg gadis yang cantik, Ino cepat bergaul dengan siapa pun. Meskipun sedikit genit, beliau feminim dan merupakan orang pertama yang mengajarkan bagaimana cara berdandan atau bersolek pada Sakura. Meski berlomba, mereka mulai berteman kembali pada Naruto Shippuden. Hobi Ino adalah merangkai bunga dan bersolek.

Part I

Ujian Chūnin

Meskipun membuat penampilan singkat beberapa sebelumnya dalam seri, Ino memulai debutnya selama Ujian Chunin. Dia menggunakan Mind Body Switch Technique untuk memasuki pikiran Sakura dan menghafal semua jawaban ujiannya, kemudian dikirim pikirannya ke dalam pikiran Chōji dan Shikamaru untuk memberi mereka jawaban. Dalam Hutan Kematian, Ino memiliki banyak kilas balik masa kecilnya ketika mereka melihat Sakura dalam bahaya, beliau dan timnya membantu Sakura dan Rock Lee melawan Genin Otogakure, sampai Sasuke memaksa Genin Oto mundur.

Pertandingan pertama Ino dalam Ujian Chunin adalah melawan Sakura. Kedua tak pertempuran serius pada awalnya karena Ino sedang peduli tentang Sakura, meskipun dia tak berhasrat menyakiti Sakura. Ino dan Sakura berjuang serius sesudahnya, dan dipakai beberapa akbar energi mereka dalam ronde. Ino kemudian mencoba untuk memasuki pikiran Sakura setelah memotong rambutnya dan mengirim chakra ke dalamnya untuk melumpuhkan dirinya. Dia sukses, tetapi ditolak oleh batin Sakura. kehabisan chakra, Ino dan Sakura dibebankan pada satu sama lain untuk satu agresi terakhir, dan memukul satu sama lain, sehingga mereka berdua yang dieliminasi. Ketika mereka sadar, mereka mulai menjadi kenalan lagi, tetapi sedang mempertahankan persaingan mereka selama Sasuke.

Part II

Sasuke dan Sai

Ino membuat kemunculan pertamanya segera setelah Tim Kakashi dan Tim Guy kembali dari penghematan sukses Gaara, setelah datang untuk mengambil Chōji untuk misi mereka dengan Asuma. Dia muncul lagi setelah Naruto dan timnya kembali dari usaha mereka gagal untuk mengambil Sasuke. Setelah pertemuan Sai, beliau dengan cepat menjadi tertarik padanya, juga mencatat bahwa beliau mirip Sasuke.

Ketika mereka semua pergi keluar untuk makan malam, Ino berusaha untuk memperoleh perhatian Sai dengan beberapa menggoda halus. Ketika Sai mencoba untuk berteman Ino dan Choji, setelah sebelumnya sampai pada kesimpulan bahwa perempuan (khususnya Sakura), tak suka mendengar bagaimana mereka benar-benar tampak, Sai mencoba pendekatan yang berlawanan dengan memanggil Ino "cantik", yang merupakan kebalikan dari apa yang berhasrat beliau beritahukan. Hal ini mengakibatkan Ino tersipu, dan enraging Sakura, Sai yang sebelumnya disebut "jelek".


edunitas.com


Page 17

Ino Yamanaka (山中いの, Yamanaka Ino?) adalah tokoh fiktif di serial anime dan manga Naruto. Seiyuu Ino adalah Ryouka Yuzuki, yang juga telah mengisi berbagai anime Jepang.

Daftar pokok

  • 1 Kemampuan
  • 2 Part I
  • 3 Part II

Kemampuan

Pada kemunculan awal, jurus-jurus yang dikeluarkan Ino adalah jurus andalan klannya, yaitu shintenshin dan juga jurus-jurus ninja lainnya. Sementara di Naruto Shippuden, Ino adalah seorang ninja medis yang hanya dapat menyembuhkan luka kecil saja. Ino cepat akrab dengan Sai, sahabat rekan Sakura. Sama seperti Sakura, Ino menyukai Sasuke Uchiha. Sbg saingan, mereka berlomba-lomba untuk memperoleh Sasuke, yang tak pernah melirik Ino maupun Sakura atau gadis-gadis lainnya sedikitpun. Sbg gadis yang cantik, Ino cepat bergaul dengan siapa pun. Meskipun sedikit genit, beliau feminim dan merupakan orang pertama yang mengajarkan bagaimana cara berdandan atau bersolek pada Sakura. Meski berlomba, mereka mulai berkawan kembali pada Naruto Shippuden. Hobi Ino adalah merangkai bunga dan bersolek.

Part I

Ujian Chūnin

Meskipun membuat penampilan singkat beberapa sebelumnya dalam seri, Ino memulai debutnya selama Ujian Chunin. Dia menggunakan Mind Body Switch Technique untuk memasuki pikiran Sakura dan menghafal semua jawaban ujiannya, kemudian dikirim pikirannya ke dalam pikiran Chōji dan Shikamaru untuk memberi mereka jawaban. Dalam Hutan Kematian, Ino memiliki banyak kilas balik masa kecilnya ketika mereka melihat Sakura dalam bahaya, beliau dan timnya membantu Sakura dan Rock Lee melawan Genin Otogakure, sampai Sasuke memaksa Genin Oto mundur.

Pertandingan pertama Ino dalam Ujian Chunin adalah melawan Sakura. Kedua tak pertempuran serius pada awalnya karena Ino sedang peduli tentang Sakura, meskipun dia tak berhasrat menyakiti Sakura. Ino dan Sakura berjuang serius sesudahnya, dan dipakai beberapa besar energi mereka dalam ronde. Ino kemudian mencoba untuk memasuki pikiran Sakura setelah memotong rambutnya dan mengirim chakra ke dalamnya untuk melumpuhkan dirinya. Dia sukses, tetapi ditolak oleh batin Sakura. kehabisan chakra, Ino dan Sakura dibebankan pada satu sama lain untuk satu agresi terakhir, dan memukul satu sama lain, sehingga mereka berdua yang dieliminasi. Ketika mereka sadar, mereka mulai menjadi sahabat lagi, tetapi sedang mempertahankan persaingan mereka selama Sasuke.

Part II

Sasuke dan Sai

Ino membuat kemunculan pertamanya segera setelah Tim Kakashi dan Tim Guy kembali dari penghematan sukses Gaara, setelah datang untuk mengambil Chōji untuk misi mereka dengan Asuma. Dia muncul lagi setelah Naruto dan timnya kembali dari usaha mereka gagal untuk mengambil Sasuke. Setelah pertemuan Sai, beliau dengan cepat menjadi tertarik padanya, juga mencatat bahwa beliau mirip Sasuke.

Ketika mereka semua pergi keluar untuk makan malam, Ino berusaha untuk memperoleh perhatian Sai dengan beberapa menggoda halus. Ketika Sai mencoba untuk berkawan Ino dan Choji, setelah sebelumnya sampai pada kesimpulan bahwa perempuan (khususnya Sakura), tak suka mendengar bagaimana mereka benar-benar terlihat, Sai mencoba pendekatan yang berlawanan dengan memanggil Ino "cantik", yang merupakan kebalikan dari apa yang berhasrat beliau beritahukan. Hal ini mengakibatkan Ino tersipu, dan enraging Sakura, Sai yang sebelumnya disebut "jelek".

Karakter dalam seri Naruto

 
 

edunitas.com


Page 18

Ino Yamanaka (山中いの, Yamanaka Ino?) adalah tokoh fiktif di serial anime dan manga Naruto. Seiyuu Ino adalah Ryouka Yuzuki, yang juga telah mengisi berbagai anime Jepang.

Daftar pokok

  • 1 Kemampuan
  • 2 Part I
  • 3 Part II

Kemampuan

Pada kemunculan awal, jurus-jurus yang dikeluarkan Ino adalah jurus andalan klannya, yaitu shintenshin dan juga jurus-jurus ninja lainnya. Sementara di Naruto Shippuden, Ino adalah seorang ninja medis yang hanya dapat menyembuhkan luka kecil saja. Ino cepat akrab dengan Sai, sahabat rekan Sakura. Sama seperti Sakura, Ino menyukai Sasuke Uchiha. Sbg saingan, mereka berlomba-lomba untuk memperoleh Sasuke, yang tak pernah melirik Ino maupun Sakura atau gadis-gadis lainnya sedikitpun. Sbg gadis yang cantik, Ino cepat bergaul dengan siapa pun. Meskipun sedikit genit, beliau feminim dan merupakan orang pertama yang mengajarkan bagaimana cara berdandan atau bersolek pada Sakura. Meski berlomba, mereka mulai berkawan kembali pada Naruto Shippuden. Hobi Ino adalah merangkai bunga dan bersolek.

Part I

Ujian Chūnin

Meskipun membuat penampilan singkat beberapa sebelumnya dalam seri, Ino memulai debutnya selama Ujian Chunin. Dia menggunakan Mind Body Switch Technique untuk memasuki pikiran Sakura dan menghafal semua jawaban ujiannya, kemudian dikirim pikirannya ke dalam pikiran Chōji dan Shikamaru untuk memberi mereka jawaban. Dalam Hutan Kematian, Ino memiliki banyak kilas balik masa kecilnya ketika mereka melihat Sakura dalam bahaya, beliau dan timnya membantu Sakura dan Rock Lee melawan Genin Otogakure, sampai Sasuke memaksa Genin Oto mundur.

Pertandingan pertama Ino dalam Ujian Chunin adalah melawan Sakura. Kedua tak pertempuran serius pada awalnya karena Ino sedang peduli tentang Sakura, meskipun dia tak berhasrat menyakiti Sakura. Ino dan Sakura berjuang serius sesudahnya, dan dipakai beberapa besar energi mereka dalam ronde. Ino kemudian mencoba untuk memasuki pikiran Sakura setelah memotong rambutnya dan mengirim chakra ke dalamnya untuk melumpuhkan dirinya. Dia sukses, tetapi ditolak oleh batin Sakura. kehabisan chakra, Ino dan Sakura dibebankan pada satu sama lain untuk satu agresi terakhir, dan memukul satu sama lain, sehingga mereka berdua yang dieliminasi. Ketika mereka sadar, mereka mulai menjadi sahabat lagi, tetapi sedang mempertahankan persaingan mereka selama Sasuke.

Part II

Sasuke dan Sai

Ino membuat kemunculan pertamanya segera setelah Tim Kakashi dan Tim Guy kembali dari penghematan sukses Gaara, setelah datang untuk mengambil Chōji untuk misi mereka dengan Asuma. Dia muncul lagi setelah Naruto dan timnya kembali dari usaha mereka gagal untuk mengambil Sasuke. Setelah pertemuan Sai, beliau dengan cepat menjadi tertarik padanya, juga mencatat bahwa beliau mirip Sasuke.

Ketika mereka semua pergi keluar untuk makan malam, Ino berusaha untuk memperoleh perhatian Sai dengan beberapa menggoda halus. Ketika Sai mencoba untuk berkawan Ino dan Choji, setelah sebelumnya sampai pada kesimpulan bahwa perempuan (khususnya Sakura), tak suka mendengar bagaimana mereka benar-benar terlihat, Sai mencoba pendekatan yang berlawanan dengan memanggil Ino "cantik", yang merupakan kebalikan dari apa yang berhasrat beliau beritahukan. Hal ini mengakibatkan Ino tersipu, dan enraging Sakura, Sai yang sebelumnya disebut "jelek".

Karakter dalam seri Naruto

 
 

edunitas.com


Page 19

Ino Yamanaka (山中いの, Yamanaka Ino?) adalah tokoh fiktif di serial anime dan manga Naruto. Seiyuu Ino adalah Ryouka Yuzuki, yang juga telah mengisi berbagai anime Jepang.

Daftar pokok

  • 1 Kemampuan
  • 2 Part I
  • 3 Part II

Kemampuan

Pada kemunculan awal, jurus-jurus yang dikeluarkan Ino adalah jurus andalan klannya, yaitu shintenshin dan juga jurus-jurus ninja lainnya. Sementara di Naruto Shippuden, Ino adalah seorang ninja medis yang hanya dapat menyembuhkan luka kecil saja. Ino cepat dekat dengan Sai, kenalan rekan Sakura. Sama seperti Sakura, Ino menyukai Sasuke Uchiha. Sbg saingan, mereka berlomba-lomba untuk memperoleh Sasuke, yang tak pernah melirik Ino maupun Sakura atau gadis-gadis lainnya sedikitpun. Sbg gadis yang cantik, Ino cepat bergaul dengan siapa pun. Meskipun sedikit genit, beliau feminim dan merupakan orang pertama yang mengajarkan bagaimana cara berdandan atau bersolek pada Sakura. Meski berlomba, mereka mulai berteman kembali pada Naruto Shippuden. Hobi Ino adalah merangkai bunga dan bersolek.

Part I

Ujian Chūnin

Meskipun membuat penampilan singkat beberapa sebelumnya dalam seri, Ino memulai debutnya selama Ujian Chunin. Dia menggunakan Mind Body Switch Technique untuk memasuki pikiran Sakura dan menghafal semua jawaban ujiannya, kemudian dikirim pikirannya ke dalam pikiran Chōji dan Shikamaru untuk memberi mereka jawaban. Dalam Hutan Kematian, Ino memiliki banyak kilas balik masa kecilnya ketika mereka melihat Sakura dalam bahaya, beliau dan timnya membantu Sakura dan Rock Lee melawan Genin Otogakure, sampai Sasuke memaksa Genin Oto mundur.

Pertandingan pertama Ino dalam Ujian Chunin adalah melawan Sakura. Kedua tak pertempuran serius pada awalnya karena Ino sedang peduli tentang Sakura, meskipun dia tak berhasrat menyakiti Sakura. Ino dan Sakura berjuang serius sesudahnya, dan dipakai beberapa akbar energi mereka dalam ronde. Ino kemudian mencoba untuk memasuki pikiran Sakura setelah memotong rambutnya dan mengirim chakra ke dalamnya untuk melumpuhkan dirinya. Dia sukses, tetapi ditolak oleh batin Sakura. kehabisan chakra, Ino dan Sakura dibebankan pada satu sama lain untuk satu agresi terakhir, dan memukul satu sama lain, sehingga mereka berdua yang dieliminasi. Ketika mereka sadar, mereka mulai menjadi kenalan lagi, tetapi sedang mempertahankan persaingan mereka selama Sasuke.

Part II

Sasuke dan Sai

Ino membuat kemunculan pertamanya segera setelah Tim Kakashi dan Tim Guy kembali dari penghematan sukses Gaara, setelah datang untuk mengambil Chōji untuk misi mereka dengan Asuma. Dia muncul lagi setelah Naruto dan timnya kembali dari usaha mereka gagal untuk mengambil Sasuke. Setelah pertemuan Sai, beliau dengan cepat menjadi tertarik padanya, juga mencatat bahwa beliau mirip Sasuke.

Ketika mereka semua pergi keluar untuk makan malam, Ino berusaha untuk memperoleh perhatian Sai dengan beberapa menggoda halus. Ketika Sai mencoba untuk berteman Ino dan Choji, setelah sebelumnya sampai pada kesimpulan bahwa perempuan (khususnya Sakura), tak suka mendengar bagaimana mereka benar-benar tampak, Sai mencoba pendekatan yang berlawanan dengan memanggil Ino "cantik", yang merupakan kebalikan dari apa yang berhasrat beliau beritahukan. Hal ini mengakibatkan Ino tersipu, dan enraging Sakura, Sai yang sebelumnya disebut "jelek".


edunitas.com


Page 20

Apa sebutan empat injil utama di pb

Fragmen lukisan Matthias Grünewald, ~ 1510

Huruf INRI yaitu huruf-huruf singkatan dari kata-kata Latin yang terletak di atas salib Yesus: IESVS·NAZARENVS·REX·IVDÆORVM (Iesus Nazarenus, Rex Iudaeorum, yang berfaedah "Yesus orang Nazaret, Raja orang Yahudi"), diletakkan oleh Pontius Pilatus.

Pada banyak gambar tulisan ini seringkali diletakkan, biasanya di atas tubuh Kristus yang disalib.

Dalam kitab Yohanes bab 19 ayat 19 – 22, peristiwa ini ditulis sebagai berikut:

Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi". Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, karena tempat di mana Yesus disalibkan letaknya tidak jauh kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Karenanya kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Dia mengatakan: Saya yaitu Raja orang Yahudi. Jawab Pilatus: "Apa yang kutulis, tetap tertulis".[1]

Daftar isi

  • 1 Nazaret
  • 2 Raja
  • 3 Yahudi
  • 4 Lihat juga
  • 5 Referensi

Nazaret

Nama Nazaret diyakini berasal dari akar kata Ibrani "נצר" (netzer; = "Tunas" atau "taruk yang tumbuh"). Huruf "z" pada "Nazaret" dalam bahasa Ibrani ditulis dengan huruf "צ" (tsade [TS atau TZ]), seperti pada "netzer" (= bahasa Indonesia "tunas; taruk"), bukanlah huruf "ז" (zayin [Z]) yang membentuk kata "nazar" (= bahasa Indonesia "kaul"). Hal ini dikuatkan dengan penyebutan kota Nazaret dalam teks rabbinik Yahudi dari seratus tahun ke-4 M, misalnya "Midrash Qoheleth", yang memakai ejaan "N-TS-R" (menguatkan referensi Matius 2:23 kepada Yesaya 11:1). Penemuan suatu tulisan Ibrani di Kaisarea pada tahun 1962 juga menguatkan ejaan "N-TS-R". Walaupun tulisan dari Kaisarea ini bertarikh ~ 300 M, isinya berisi catatan penugasan suatu keluarga imam ke kota Nazaret pada tahun ~ 150 M, yang menunjukkan bahwa pengejaan nama kota ini jauh lebih tua dari catatan itu sendiri.[2]

Yesus Kristus dibesarkan di Nazaret, sehingga dikenal dengan sebutan "Yesus orang Nazaret"+. Kata Ibrani "נצר" (netzer; ="Tunas" atau "taruk yang tumbuh") mungkin adalah akar kata dari nama Nazaret. Yesus disebut sebagai "orang Nazaret" (Matius 2:23; bahasa Yunani: Ναζωραῖος, Nazōraios; bahasa Ibrani: נצרי, netzeri) yang bisa berfaedah "orang dari Nazaret" atau "sang Tunas". Dia hendak timbul sebagai Tunas dari tunggul Isai, yaitu ayah Daud,[3] sebagaimana dinubuatkan oleh nabi Yesaya dalam kitabnya pasal 11:1:

"Suatu tunas hendak keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang hendak tumbuh dari pangkalnya hendak berbuah."[4]

Dengan demikian sebutan di atas kayu salib INRI, yang biasanya diartikan: "Yesus orang Nazaret raja orang Yahudi" mampu pula diartikan: "Yesus, sang Tunas, Raja orang Yahudi".

Raja

Sebelum mati, Yakub, leluhur bangsa Israel, memanggil anak-anaknya dan berkata: "Datanglah bersama-sama menjadi satu kumpulan, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang hendak kamu alami di pengahabisan hari. Tentang Yehuda, Yakub berkata:

  • Yehuda yaitu seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; dia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?
  • Tongkat kerajaan tidak hendak berangkat dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari selang kakinya, sampai dia (Shiloh = Mesias) datang yang berhak atasnya, karenanya kepadanya hendak takluk bangsa-bangsa.
  • Dia hendak menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; dia hendak mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur. Matanya hendak merah karena anggur dan giginya hendak putih karena susu.[5]

Yesus Kristus yaitu keturunan suku Yehuda yang menerima warisan wasiat Yakub karena dibuat menjadi "Raja" atas segala raja.

Yahudi

Kata "Yahudi" merujuk kepada leluhur bangsa itu yaitu Yehuda, putra Yakub (yang juga dinamakan Israel). Teks Torah mencatat bahwa nama Yehuda merujuk kepada maksud Lea sebagai memuji Yahweh, karena telah sukses mendapat empat orang anak.[6]

Sekali ini saya hendak bersyukur kepada TUHAN

Nama Yehuda berasal dari kata odeh, yang berfaedah Saya hendak menaikkan pujian. Dalam sastra rabinik klasik, nama ini ditafsirkan sebagai kombinasi dari nama Tuhan Yahweh dan suatu dalet (huruf d dalam abjad Ibrani); dalam Gematria (perhitungan angka huruf), huruf dalet mempunyai nilai 4. Menurut sumber-sumber rabinik ini, angka ini merujuk Yehuda sebagai anak lelaki keempat Yakub.[7] Jadi dalam bahasa Ibrani, kata "orang Yahudi" yaitu "Yehudim" mengacu kepada "orang-orang yang menaikkan pujian" untuk Allah.

Dengan demikian sebutan di atas kayu salib INRI, yang biasanya diartikan: "Yesus orang Nazaret raja orang Yahudi" mampu pula diartikan: "Yesus, sang Tunas, Raja orang-orang yang menaikkan pujian".

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Yohanes 19:18-22
  2. ^ Michael. Avi-Yonah, “A List of Priestly Courses from Caesarea.” Israel Exploration Journal 12 (1962):137-139.
  3. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  4. ^ Yesaya 11:1
  5. ^ Peristiwa 49:8-12
  6. ^ Peristiwa 29:35
  7. ^ Nashim Sotah 10b


edunitas.com


Page 21

Apa sebutan empat injil utama di pb

Fragmen lukisan Matthias Grünewald, ~ 1510

Huruf INRI yaitu huruf-huruf singkatan dari kata-kata Latin yang terletak di atas salib Yesus: IESVS·NAZARENVS·REX·IVDÆORVM (Iesus Nazarenus, Rex Iudaeorum, yang berfaedah "Yesus orang Nazaret, Raja orang Yahudi"), diletakkan oleh Pontius Pilatus.

Pada banyak gambar tulisan ini seringkali diletakkan, biasanya di atas tubuh Kristus yang disalib.

Dalam kitab Yohanes bab 19 ayat 19 – 22, peristiwa ini ditulis sebagai berikut:

Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi". Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, karena tempat di mana Yesus disalibkan letaknya tidak jauh kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Karenanya kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Dia mengatakan: Saya yaitu Raja orang Yahudi. Jawab Pilatus: "Apa yang kutulis, tetap tertulis".[1]

Daftar isi

  • 1 Nazaret
  • 2 Raja
  • 3 Yahudi
  • 4 Lihat juga
  • 5 Referensi

Nazaret

Nama Nazaret diyakini berasal dari akar kata Ibrani "נצר" (netzer; = "Tunas" atau "taruk yang tumbuh"). Huruf "z" pada "Nazaret" dalam bahasa Ibrani ditulis dengan huruf "צ" (tsade [TS atau TZ]), seperti pada "netzer" (= bahasa Indonesia "tunas; taruk"), bukanlah huruf "ז" (zayin [Z]) yang membentuk kata "nazar" (= bahasa Indonesia "kaul"). Hal ini dikuatkan dengan penyebutan kota Nazaret dalam teks rabbinik Yahudi dari seratus tahun ke-4 M, misalnya "Midrash Qoheleth", yang memakai ejaan "N-TS-R" (menguatkan referensi Matius 2:23 kepada Yesaya 11:1). Penemuan suatu tulisan Ibrani di Kaisarea pada tahun 1962 juga menguatkan ejaan "N-TS-R". Walaupun tulisan dari Kaisarea ini bertarikh ~ 300 M, isinya berisi catatan penugasan suatu keluarga imam ke kota Nazaret pada tahun ~ 150 M, yang menunjukkan bahwa pengejaan nama kota ini jauh lebih tua dari catatan itu sendiri.[2]

Yesus Kristus dibesarkan di Nazaret, sehingga dikenal dengan sebutan "Yesus orang Nazaret"+. Kata Ibrani "נצר" (netzer; ="Tunas" atau "taruk yang tumbuh") mungkin adalah akar kata dari nama Nazaret. Yesus disebut sebagai "orang Nazaret" (Matius 2:23; bahasa Yunani: Ναζωραῖος, Nazōraios; bahasa Ibrani: נצרי, netzeri) yang bisa berfaedah "orang dari Nazaret" atau "sang Tunas". Dia hendak timbul sebagai Tunas dari tunggul Isai, yaitu ayah Daud,[3] sebagaimana dinubuatkan oleh nabi Yesaya dalam kitabnya pasal 11:1:

"Suatu tunas hendak keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang hendak tumbuh dari pangkalnya hendak berbuah."[4]

Dengan demikian sebutan di atas kayu salib INRI, yang biasanya diartikan: "Yesus orang Nazaret raja orang Yahudi" mampu pula diartikan: "Yesus, sang Tunas, Raja orang Yahudi".

Raja

Sebelum mati, Yakub, leluhur bangsa Israel, memanggil anak-anaknya dan berkata: "Datanglah bersama-sama menjadi satu kumpulan, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang hendak kamu alami di pengahabisan hari. Tentang Yehuda, Yakub berkata:

  • Yehuda yaitu seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; dia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?
  • Tongkat kerajaan tidak hendak berangkat dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari selang kakinya, sampai dia (Shiloh = Mesias) datang yang berhak atasnya, karenanya kepadanya hendak takluk bangsa-bangsa.
  • Dia hendak menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; dia hendak mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur. Matanya hendak merah karena anggur dan giginya hendak putih karena susu.[5]

Yesus Kristus yaitu keturunan suku Yehuda yang menerima warisan wasiat Yakub karena dibuat menjadi "Raja" atas segala raja.

Yahudi

Kata "Yahudi" merujuk kepada leluhur bangsa itu yaitu Yehuda, putra Yakub (yang juga dinamakan Israel). Teks Torah mencatat bahwa nama Yehuda merujuk kepada maksud Lea sebagai memuji Yahweh, karena telah sukses mendapat empat orang anak.[6]

Sekali ini saya hendak bersyukur kepada TUHAN

Nama Yehuda berasal dari kata odeh, yang berfaedah Saya hendak menaikkan pujian. Dalam sastra rabinik klasik, nama ini ditafsirkan sebagai kombinasi dari nama Tuhan Yahweh dan suatu dalet (huruf d dalam abjad Ibrani); dalam Gematria (perhitungan angka huruf), huruf dalet mempunyai nilai 4. Menurut sumber-sumber rabinik ini, angka ini merujuk Yehuda sebagai anak lelaki keempat Yakub.[7] Jadi dalam bahasa Ibrani, kata "orang Yahudi" yaitu "Yehudim" mengacu kepada "orang-orang yang menaikkan pujian" untuk Allah.

Dengan demikian sebutan di atas kayu salib INRI, yang biasanya diartikan: "Yesus orang Nazaret raja orang Yahudi" mampu pula diartikan: "Yesus, sang Tunas, Raja orang-orang yang menaikkan pujian".

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Yohanes 19:18-22
  2. ^ Michael. Avi-Yonah, “A List of Priestly Courses from Caesarea.” Israel Exploration Journal 12 (1962):137-139.
  3. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  4. ^ Yesaya 11:1
  5. ^ Peristiwa 49:8-12
  6. ^ Peristiwa 29:35
  7. ^ Nashim Sotah 10b


edunitas.com


Page 22

Apa sebutan empat injil utama di pb

Fragmen lukisan Matthias Grünewald, ~ 1510

Huruf INRI yaitu huruf-huruf singkatan dari kata-kata Latin yang terletak di atas salib Yesus: IESVS·NAZARENVS·REX·IVDÆORVM (Iesus Nazarenus, Rex Iudaeorum, yang berfaedah "Yesus orang Nazaret, Raja orang Yahudi"), diletakkan oleh Pontius Pilatus.

Pada banyak gambar tulisan ini seringkali diletakkan, biasanya di atas tubuh Kristus yang disalib.

Dalam kitab Yohanes bab 19 ayat 19 – 22, peristiwa ini ditulis sebagai berikut:

Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi". Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, karena tempat di mana Yesus disalibkan letaknya tidak jauh kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Karenanya kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Dia mengatakan: Saya yaitu Raja orang Yahudi. Jawab Pilatus: "Apa yang kutulis, tetap tertulis".[1]

Daftar isi

  • 1 Nazaret
  • 2 Raja
  • 3 Yahudi
  • 4 Lihat juga
  • 5 Referensi

Nazaret

Nama Nazaret diyakini berasal dari akar kata Ibrani "נצר" (netzer; = "Tunas" atau "taruk yang tumbuh"). Huruf "z" pada "Nazaret" dalam bahasa Ibrani ditulis dengan huruf "צ" (tsade [TS atau TZ]), seperti pada "netzer" (= bahasa Indonesia "tunas; taruk"), bukanlah huruf "ז" (zayin [Z]) yang membentuk kata "nazar" (= bahasa Indonesia "kaul"). Hal ini dikuatkan dengan penyebutan kota Nazaret dalam teks rabbinik Yahudi dari seratus tahun ke-4 M, misalnya "Midrash Qoheleth", yang memakai ejaan "N-TS-R" (menguatkan referensi Matius 2:23 kepada Yesaya 11:1). Penemuan suatu tulisan Ibrani di Kaisarea pada tahun 1962 juga menguatkan ejaan "N-TS-R". Walaupun tulisan dari Kaisarea ini bertarikh ~ 300 M, isinya berisi catatan penugasan suatu keluarga imam ke kota Nazaret pada tahun ~ 150 M, yang menunjukkan bahwa pengejaan nama kota ini jauh lebih tua dari catatan itu sendiri.[2]

Yesus Kristus dibesarkan di Nazaret, sehingga dikenal dengan sebutan "Yesus orang Nazaret"+. Kata Ibrani "נצר" (netzer; ="Tunas" atau "taruk yang tumbuh") mungkin adalah akar kata dari nama Nazaret. Yesus disebut sebagai "orang Nazaret" (Matius 2:23; bahasa Yunani: Ναζωραῖος, Nazōraios; bahasa Ibrani: נצרי, netzeri) yang bisa berfaedah "orang dari Nazaret" atau "sang Tunas". Dia hendak timbul sebagai Tunas dari tunggul Isai, yaitu ayah Daud,[3] sebagaimana dinubuatkan oleh nabi Yesaya dalam kitabnya pasal 11:1:

"Suatu tunas hendak keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang hendak tumbuh dari pangkalnya hendak berbuah."[4]

Dengan demikian sebutan di atas kayu salib INRI, yang biasanya diartikan: "Yesus orang Nazaret raja orang Yahudi" mampu pula diartikan: "Yesus, sang Tunas, Raja orang Yahudi".

Raja

Sebelum mati, Yakub, leluhur bangsa Israel, memanggil anak-anaknya dan berkata: "Datanglah bersama-sama menjadi satu kumpulan, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang hendak kamu alami di pengahabisan hari. Tentang Yehuda, Yakub berkata:

  • Yehuda yaitu seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; dia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?
  • Tongkat kerajaan tidak hendak berangkat dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari selang kakinya, sampai dia (Shiloh = Mesias) datang yang berhak atasnya, karenanya kepadanya hendak takluk bangsa-bangsa.
  • Dia hendak menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; dia hendak mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur. Matanya hendak merah karena anggur dan giginya hendak putih karena susu.[5]

Yesus Kristus yaitu keturunan suku Yehuda yang menerima warisan wasiat Yakub karena dibuat menjadi "Raja" atas segala raja.

Yahudi

Kata "Yahudi" merujuk kepada leluhur bangsa itu yaitu Yehuda, putra Yakub (yang juga dinamakan Israel). Teks Torah mencatat bahwa nama Yehuda merujuk kepada maksud Lea sebagai memuji Yahweh, karena telah sukses mendapat empat orang anak.[6]

Sekali ini saya hendak bersyukur kepada TUHAN

Nama Yehuda berasal dari kata odeh, yang berfaedah Saya hendak menaikkan pujian. Dalam sastra rabinik klasik, nama ini ditafsirkan sebagai kombinasi dari nama Tuhan Yahweh dan suatu dalet (huruf d dalam abjad Ibrani); dalam Gematria (perhitungan angka huruf), huruf dalet mempunyai nilai 4. Menurut sumber-sumber rabinik ini, angka ini merujuk Yehuda sebagai anak lelaki keempat Yakub.[7] Jadi dalam bahasa Ibrani, kata "orang Yahudi" yaitu "Yehudim" mengacu kepada "orang-orang yang menaikkan pujian" untuk Allah.

Dengan demikian sebutan di atas kayu salib INRI, yang biasanya diartikan: "Yesus orang Nazaret raja orang Yahudi" mampu pula diartikan: "Yesus, sang Tunas, Raja orang-orang yang menaikkan pujian".

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Yohanes 19:18-22
  2. ^ Michael. Avi-Yonah, “A List of Priestly Courses from Caesarea.” Israel Exploration Journal 12 (1962):137-139.
  3. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  4. ^ Yesaya 11:1
  5. ^ Peristiwa 49:8-12
  6. ^ Peristiwa 29:35
  7. ^ Nashim Sotah 10b


edunitas.com


Page 23

Apa sebutan empat injil utama di pb

Fragmen lukisan Matthias Grünewald, ~ 1510

Huruf INRI yaitu huruf-huruf singkatan dari kata-kata Latin yang terletak di atas salib Yesus: IESVS·NAZARENVS·REX·IVDÆORVM (Iesus Nazarenus, Rex Iudaeorum, yang berfaedah "Yesus orang Nazaret, Raja orang Yahudi"), diletakkan oleh Pontius Pilatus.

Pada banyak gambar tulisan ini seringkali diletakkan, biasanya di atas tubuh Kristus yang disalib.

Dalam kitab Yohanes bab 19 ayat 19 – 22, peristiwa ini ditulis sebagai berikut:

Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi". Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, karena tempat di mana Yesus disalibkan letaknya tidak jauh kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani. Karenanya kata imam-imam kepala orang Yahudi kepada Pilatus: "Jangan engkau menulis: Raja orang Yahudi, tetapi bahwa Dia mengatakan: Saya yaitu Raja orang Yahudi. Jawab Pilatus: "Apa yang kutulis, tetap tertulis".[1]

Daftar isi

  • 1 Nazaret
  • 2 Raja
  • 3 Yahudi
  • 4 Lihat juga
  • 5 Referensi

Nazaret

Nama Nazaret diyakini berasal dari akar kata Ibrani "נצר" (netzer; = "Tunas" atau "taruk yang tumbuh"). Huruf "z" pada "Nazaret" dalam bahasa Ibrani ditulis dengan huruf "צ" (tsade [TS atau TZ]), seperti pada "netzer" (= bahasa Indonesia "tunas; taruk"), bukanlah huruf "ז" (zayin [Z]) yang membentuk kata "nazar" (= bahasa Indonesia "kaul"). Hal ini dikuatkan dengan penyebutan kota Nazaret dalam teks rabbinik Yahudi dari seratus tahun ke-4 M, misalnya "Midrash Qoheleth", yang memakai ejaan "N-TS-R" (menguatkan referensi Matius 2:23 kepada Yesaya 11:1). Penemuan suatu tulisan Ibrani di Kaisarea pada tahun 1962 juga menguatkan ejaan "N-TS-R". Walaupun tulisan dari Kaisarea ini bertarikh ~ 300 M, isinya berisi catatan penugasan suatu keluarga imam ke kota Nazaret pada tahun ~ 150 M, yang menunjukkan bahwa pengejaan nama kota ini jauh lebih tua dari catatan itu sendiri.[2]

Yesus Kristus dibesarkan di Nazaret, sehingga dikenal dengan sebutan "Yesus orang Nazaret"+. Kata Ibrani "נצר" (netzer; ="Tunas" atau "taruk yang tumbuh") mungkin adalah akar kata dari nama Nazaret. Yesus disebut sebagai "orang Nazaret" (Matius 2:23; bahasa Yunani: Ναζωραῖος, Nazōraios; bahasa Ibrani: נצרי, netzeri) yang bisa berfaedah "orang dari Nazaret" atau "sang Tunas". Dia hendak timbul sebagai Tunas dari tunggul Isai, yaitu ayah Daud,[3] sebagaimana dinubuatkan oleh nabi Yesaya dalam kitabnya pasal 11:1:

"Suatu tunas hendak keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang hendak tumbuh dari pangkalnya hendak berbuah."[4]

Dengan demikian sebutan di atas kayu salib INRI, yang biasanya diartikan: "Yesus orang Nazaret raja orang Yahudi" mampu pula diartikan: "Yesus, sang Tunas, Raja orang Yahudi".

Raja

Sebelum mati, Yakub, leluhur bangsa Israel, memanggil anak-anaknya dan berkata: "Datanglah bersama-sama menjadi satu kumpulan, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang hendak kamu alami di pengahabisan hari. Tentang Yehuda, Yakub berkata:

  • Yehuda yaitu seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; dia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?
  • Tongkat kerajaan tidak hendak berangkat dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari selang kakinya, sampai dia (Shiloh = Mesias) datang yang berhak atasnya, karenanya kepadanya hendak takluk bangsa-bangsa.
  • Dia hendak menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; dia hendak mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur. Matanya hendak merah karena anggur dan giginya hendak putih karena susu.[5]

Yesus Kristus yaitu keturunan suku Yehuda yang menerima warisan wasiat Yakub karena dibuat menjadi "Raja" atas segala raja.

Yahudi

Kata "Yahudi" merujuk kepada leluhur bangsa itu yaitu Yehuda, putra Yakub (yang juga dinamakan Israel). Teks Torah mencatat bahwa nama Yehuda merujuk kepada maksud Lea sebagai memuji Yahweh, karena telah sukses mendapat empat orang anak.[6]

Sekali ini saya hendak bersyukur kepada TUHAN

Nama Yehuda berasal dari kata odeh, yang berfaedah Saya hendak menaikkan pujian. Dalam sastra rabinik klasik, nama ini ditafsirkan sebagai kombinasi dari nama Tuhan Yahweh dan suatu dalet (huruf d dalam abjad Ibrani); dalam Gematria (perhitungan angka huruf), huruf dalet mempunyai nilai 4. Menurut sumber-sumber rabinik ini, angka ini merujuk Yehuda sebagai anak lelaki keempat Yakub.[7] Jadi dalam bahasa Ibrani, kata "orang Yahudi" yaitu "Yehudim" mengacu kepada "orang-orang yang menaikkan pujian" untuk Allah.

Dengan demikian sebutan di atas kayu salib INRI, yang biasanya diartikan: "Yesus orang Nazaret raja orang Yahudi" mampu pula diartikan: "Yesus, sang Tunas, Raja orang-orang yang menaikkan pujian".

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Yohanes 19:18-22
  2. ^ Michael. Avi-Yonah, “A List of Priestly Courses from Caesarea.” Israel Exploration Journal 12 (1962):137-139.
  3. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  4. ^ Yesaya 11:1
  5. ^ Peristiwa 49:8-12
  6. ^ Peristiwa 29:35
  7. ^ Nashim Sotah 10b


edunitas.com


Page 24

Ino Yamanaka (山中いの, Yamanaka Ino?) adalah tokoh fiktif di serial anime dan manga Naruto. Seiyuu Ino adalah Ryouka Yuzuki, yang juga telah mengisi berbagai anime Jepang.

Daftar isi

  • 1 Kemampuan
  • 2 Part I
  • 3 Part II

Kemampuan

Pada kemunculan awal, jurus-jurus yang dikeluarkan Ino adalah jurus andalan klannya, adalah shintenshin dan juga jurus-jurus ninja lainnya. Sementara di Naruto Shippuden, Ino adalah seorang ninja medis yang hanya bisa menyembuhkan luka kecil saja. Ino cepat dekat dengan Sai, teman rekan Sakura. Sama seperti Sakura, Ino menyukai Sasuke Uchiha. Sebagai saingan, mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan Sasuke, yang tidak pernah melirik Ino maupun Sakura atau gadis-gadis lainnya sedikitpun. Sebagai gadis yang cantik, Ino cepat bergaul dengan siapa pun. Meskipun sedikit genit, ia feminim dan merupakan orang pertama yang mengajarkan bagaimana metode berdandan atau bersolek pada Sakura. Meski bersaing, mereka mulai berkawan kembali pada Naruto Shippuden. Hobi Ino adalah merangkai bunga dan bersolek.

Part I

Ujian Chūnin

Meskipun menciptakan penampilan singkat beberapa sebelumnya dalam seri, Ino memulai debutnya selama Ujian Chunin. Dia menggunakan Mind Body Switch Technique untuk memasuki tipu daya Sakura dan menghafal semua jawaban ujiannya, kesudahan dikirim tipu dayanya ke dalam tipu daya Chōji dan Shikamaru untuk memberi mereka jawaban. Dalam Hutan Kematian, Ino memiliki banyak kilas belakang masa kecilnya ketika mereka melihat Sakura dalam bahaya, ia dan timnya membantu Sakura dan Rock Lee melawan Genin Otogakure, mencapai Sasuke memaksa Genin Oto mundur.

Pertandingan pertama Ino dalam Ujian Chunin adalah melawan Sakura. Kedua tidak pertempuran serius pada awalnya sebab Ino masih peduli tentang Sakura, meskipun dia tidak akan menyakiti Sakura. Ino dan Sakura berjuang serius setelahnya, dan digunakan sebagian akbar energi mereka dalam ronde. Ino kesudahan mencoba untuk memasuki tipu daya Sakura setelah memotong rambutnya dan mengirim chakra ke dalamnya untuk melumpuhkan dirinya. Dia berhasil, tetapi diusir oleh batin Sakura. kehabisan chakra, Ino dan Sakura dibebankan pada satu sama lain untuk satu serangan terakhir, dan memukul satu sama lain, sehingga mereka berdua yang dieliminasi. Ketika mereka sadar, mereka mulai menjadi teman lagi, tetapi masih mempertahankan persaingan mereka selama Sasuke.

Part II

Sasuke dan Sai

Ino menciptakan kemunculan pertamanya segera setelah Tim Kakashi dan Tim Guy kembali dari penghematan sukses Gaara, setelah datang untuk mengambil Chōji untuk misi mereka dengan Asuma. Dia muncul lagi setelah Naruto dan timnya kembali dari usaha mereka gagal untuk mengambil Sasuke. Setelah pertemuan Sai, ia dengan cepat menjadi tertarik padanya, juga mencatat bahwa ia mirip Sasuke.

Ketika mereka semua pergi keluar untuk makan malam, Ino berusaha untuk mendapatkan perhatian Sai dengan beberapa menggoda halus. Ketika Sai mencoba untuk berkawan Ino dan Choji, setelah sebelumnya mencapai pada kesimpulan bahwa perempuan (khususnya Sakura), tidak suka mendengar bagaimana mereka benar-benar terlihat, Sai mencoba pendekatan yang berlawanan dengan memanggil Ino "cantik", yang merupakan kebalikan dari apa yang akan ia beritahukan. Hal ini berakibat Ino tersipu, dan enraging Sakura, Sai yang sebelumnya dikata "jelek".


edunitas.com


Page 25

Ino Yamanaka (山中いの, Yamanaka Ino?) adalah tokoh fiktif di serial anime dan manga Naruto. Seiyuu Ino adalah Ryouka Yuzuki, yang juga telah mengisi beragam anime Jepang.

Daftar isi

  • 1 Kemampuan
  • 2 Part I
  • 3 Part II

Kemampuan

Pada kemunculan awal, jurus-jurus yang dikeluarkan Ino adalah jurus andalan klannya, adalah shintenshin dan juga jurus-jurus ninja lainnya. Sementara di Naruto Shippuden, Ino adalah seorang ninja medis yang hanya bisa menyembuhkan luka kecil saja. Ino cepat dekat dengan Sai, kenalan rekan Sakura. Sama seperti Sakura, Ino menyukai Sasuke Uchiha. Sbg saingan, mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan Sasuke, yang tidak pernah melirik Ino maupun Sakura atau gadis-gadis lainnya sedikitpun. Sbg gadis yang cantik, Ino cepat berkenalan dengan siapa pun. Walaupun sedikit genit, ia feminim dan adalah orang pertama yang mengajarkan bagaimana metode berdandan atau bersolek pada Sakura. Meski berlomba, mereka mulai berkawan kembali pada Naruto Shippuden. Hobi Ino adalah merangkai bunga dan bersolek.

Part I

Ujian Chūnin

Walaupun menciptakan penampilan singkat beberapa sebelumnya dalam seri, Ino memulai debutnya selama Ujian Chunin. Dia menggunakan Mind Body Switch Technique untuk memasuki tipu daya Sakura dan menghafal seluruh jawaban ujiannya, kesudahan dikirim tipu dayanya ke dalam tipu daya Chōji dan Shikamaru untuk memberi mereka jawaban. Dalam Hutan Kematian, Ino memiliki jumlah kilas belakang masa kecilnya saat mereka melihat Sakura dalam bahaya, ia dan timnya menolong Sakura dan Rock Lee melawan Genin Otogakure, mencapai Sasuke memaksa Genin Oto mundur.

Pertandingan pertama Ino dalam Ujian Chunin adalah melawan Sakura. Kedua tidak pertempuran serius pada awal mulanya sebab Ino masih peduli tentang Sakura, walaupun dia tidak akan menyakiti Sakura. Ino dan Sakura berjuang serius setelahnya, dan dipergunakan sebagian akbar energi mereka dalam ronde. Ino kesudahan mencoba untuk memasuki tipu daya Sakura setelah memotong rambutnya dan mengirim chakra ke dalamnya untuk melumpuhkan dirinya. Dia sukses, tetapi diusir oleh batin Sakura. kehabisan chakra, Ino dan Sakura dibebankan pada satu sama lain untuk satu serangan terakhir, dan memukul satu sama lain, sehingga mereka berdua yang dieliminasi. Saat mereka sadar, mereka mulai menjadi kenalan lagi, tetapi masih mempertahankan persaingan mereka selama Sasuke.

Part II

Sasuke dan Sai

Ino menciptakan kemunculan pertamanya segera setelah Tim Kakashi dan Tim Guy kembali dari penghematan sukses Gaara, setelah datang untuk mengambil Chōji untuk misi mereka dengan Asuma. Dia muncul lagi setelah Naruto dan timnya kembali dari usaha mereka gagal untuk mengambil Sasuke. Setelah pertemuan Sai, ia dengan cepat menjadi tertarik padanya, juga mencatat bahwa ia mirip Sasuke.

Saat mereka seluruh pergi keluar untuk makan malam, Ino berusaha untuk mendapatkan perhatian Sai dengan beberapa menggoda halus. Saat Sai mencoba untuk berkawan Ino dan Choji, setelah sebelumnya mencapai pada kesimpulan bahwa perempuan (khususnya Sakura), tidak suka mendengar bagaimana mereka benar-benar terlihat, Sai mencoba pendekatan yang berlawanan dengan memanggil Ino "cantik", yang adalah kebalikan dari apa yang akan ia beritahukan. Hal ini berakibat Ino tersipu, dan enraging Sakura, Sai yang sebelumnya dikata "jelek".


edunitas.com


Page 26

Ino Yamanaka (山中いの, Yamanaka Ino?) adalah tokoh fiktif di serial anime dan manga Naruto. Seiyuu Ino adalah Ryouka Yuzuki, yang juga telah mengisi beragam anime Jepang.

Daftar isi

  • 1 Kemampuan
  • 2 Part I
  • 3 Part II

Kemampuan

Pada kemunculan awal, jurus-jurus yang dikeluarkan Ino adalah jurus andalan klannya, adalah shintenshin dan juga jurus-jurus ninja lainnya. Sementara di Naruto Shippuden, Ino adalah seorang ninja medis yang hanya bisa menyembuhkan luka kecil saja. Ino cepat dekat dengan Sai, kenalan rekan Sakura. Sama seperti Sakura, Ino menyukai Sasuke Uchiha. Sbg saingan, mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan Sasuke, yang tidak pernah melirik Ino maupun Sakura atau gadis-gadis lainnya sedikitpun. Sbg gadis yang cantik, Ino cepat berkenalan dengan siapa pun. Walaupun sedikit genit, ia feminim dan adalah orang pertama yang mengajarkan bagaimana metode berdandan atau bersolek pada Sakura. Meski berlomba, mereka mulai berkawan kembali pada Naruto Shippuden. Hobi Ino adalah merangkai bunga dan bersolek.

Part I

Ujian Chūnin

Walaupun menciptakan penampilan singkat beberapa sebelumnya dalam seri, Ino memulai debutnya selama Ujian Chunin. Dia menggunakan Mind Body Switch Technique untuk memasuki tipu daya Sakura dan menghafal seluruh jawaban ujiannya, kesudahan dikirim tipu dayanya ke dalam tipu daya Chōji dan Shikamaru untuk memberi mereka jawaban. Dalam Hutan Kematian, Ino memiliki jumlah kilas belakang masa kecilnya saat mereka melihat Sakura dalam bahaya, ia dan timnya menolong Sakura dan Rock Lee melawan Genin Otogakure, mencapai Sasuke memaksa Genin Oto mundur.

Pertandingan pertama Ino dalam Ujian Chunin adalah melawan Sakura. Kedua tidak pertempuran serius pada awal mulanya sebab Ino masih peduli tentang Sakura, walaupun dia tidak akan menyakiti Sakura. Ino dan Sakura berjuang serius setelahnya, dan dipergunakan sebagian akbar energi mereka dalam ronde. Ino kesudahan mencoba untuk memasuki tipu daya Sakura setelah memotong rambutnya dan mengirim chakra ke dalamnya untuk melumpuhkan dirinya. Dia sukses, tetapi diusir oleh batin Sakura. kehabisan chakra, Ino dan Sakura dibebankan pada satu sama lain untuk satu serangan terakhir, dan memukul satu sama lain, sehingga mereka berdua yang dieliminasi. Saat mereka sadar, mereka mulai menjadi kenalan lagi, tetapi masih mempertahankan persaingan mereka selama Sasuke.

Part II

Sasuke dan Sai

Ino menciptakan kemunculan pertamanya segera setelah Tim Kakashi dan Tim Guy kembali dari penghematan sukses Gaara, setelah datang untuk mengambil Chōji untuk misi mereka dengan Asuma. Dia muncul lagi setelah Naruto dan timnya kembali dari usaha mereka gagal untuk mengambil Sasuke. Setelah pertemuan Sai, ia dengan cepat menjadi tertarik padanya, juga mencatat bahwa ia mirip Sasuke.

Saat mereka seluruh pergi keluar untuk makan malam, Ino berusaha untuk mendapatkan perhatian Sai dengan beberapa menggoda halus. Saat Sai mencoba untuk berkawan Ino dan Choji, setelah sebelumnya mencapai pada kesimpulan bahwa perempuan (khususnya Sakura), tidak suka mendengar bagaimana mereka benar-benar terlihat, Sai mencoba pendekatan yang berlawanan dengan memanggil Ino "cantik", yang adalah kebalikan dari apa yang akan ia beritahukan. Hal ini berakibat Ino tersipu, dan enraging Sakura, Sai yang sebelumnya dikata "jelek".


edunitas.com