Apa saja bahan bahan yang keluar ketika terjadi letusan gunung berapi gunung api?

Home Pendidikan Bahan-Bahan Material Yang Dikeluarkan Gunung Api Saat Meletus / Erupsi

Bahan-Bahan Material yang dikeluarkan Gunung Api Saat Meletus / Erupsi - Gunung berapi, saat gunung meletus meletus akan merilis berbagai bahan yang berasal dari dalam gunung berapi, apakah bahan yang mengeluarkan gunung api tersebut? Bahan Lava, Lahar, Gas, Piroklastik, semua bahan ini adalah material vulkanik yang berdampak pada manusia dan alam, baik efek positif maupun menguntungkan dari material vulkanik, atau bahkan efek negatif atau efek berbahaya yang dikeluarkan oleh gunung berapi. 

Dalam diskusi sebelumnya kita telah membahas bentuk-bentuk vulkanik dan karakteristiknya, dan kali ini kita akan menjelaskan materi vulkanik yang dikeluarkan, Oh ya diskusi sebelumnya juga membahas manfaat dan kerugian gunung berapi, keseluruhan diskusi berada dalam lingkup gunung berapi, segera Kami masuk ke penjelasan tentang bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi di bawah ini.

Bahan-Bahan Material yang dikeluarkan Gunung Api

1]. Lava adalah cairan tanah liat dan panas yang dilepaskan dari gunung berapi. Jika lahar sangat cair dan mengalir menuruni lereng gunung berapi yang disebut lahar. Lahar terbagi menjadi lahar panas dan lahar dingin. Lava terjadi ketika lahar yang keluar pada saat erupsi bercampur dengan air danau di kawah gunung berapi atau air hujan yang turun bersamaan dengan letusannya.

Misalnya, banjir lahar panas Gunung Kelud di Jawa Timur. Lava dingin terjadi ketika lahar padat yang telah menumpuk lamadi di sekitar kawah, terdampar terus menerus sehingga menjadi berat dan mengalir turun seperti banjir lahar dingin [galado]. Contoh. Banjir lahar Gunung Galunggung, Gunung Merapi di Jawa Tengah, dan Gunung Merapi Singgalang di Sumatera Barat.

2]. Gas yang keluar dari gunung berapi tersebut disebut sebagai pernafasan. Letusan gunung berapi yang memancarkan gas [ekhslasi] pernah terjadi ke gunung berapi di dataran tinggi Dieng dan Gunung Merapi di Jawa Tengah. Di Dataran Tinggi Dieng ledakan gas beracun meletus pada tahun 1979 yang menewaskan ratusan penduduk desa setempat.

3]. Bahan piroklastik, yaitu puing-puing padat yang diseburkan oleh gunung berapi. Gunung Karakatau pada tahun 1883 menyemprotkan piroklastik ke lapisan stratosfer dan abu dibawa oleh angin sampai menjadi selibat pada paralel khatulistiwa. Di Gunung Merapi dalam letusan itu menimbulkan awan panas [wedus gembel] dan hujan abu.

Demikian artikel tentang Bahan-Bahan Material Yang Dikeluarkan Gunung Api Saat Meletus / Erupsi semoga bermanfaat.terima kasih.

Gunung api seringkali meletus dan mengeluarkan bahan-bahan dari dalam perut bumi. 

Kita tentu sering melihat hanya asap dan lava saja yang keluar dari gunung api, namau ada banyak bahan lepas yang dikeluarkan gunung api. 

Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung api dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: 

a. Bahan-bahan padat atau efflata

Menurut ukuran besarnya, efflata dapat dibagi menjadi:

1.    bom, merupakan batu-batu besar

2.    lapili, ukuran sebesar kerikil

Menurut asalnya, efflata dibedakan:

1.    Efflata allogen, berasal dari batu-batuan sekitar kawah yang, terlempar ketika terjadi letusari.

2.    Efflata autogen, berasal dari magma, disebut juga bahan piroklastika efflata yang merupakan hasil kerja eksplosif gunung api.


b. Bahan-bahan cair


Bahan cair terjadi jika magma bersifat cair, tak terdapat sumbat magma di puncaknya. Bahan cair merupakan hasil kerja efusif dairi gunung api.



Bahan-bahan cair itu dapat dibedakan:

1.    lava, magma yang meleleh di luar pada lereng gunung api

2.    lahar panas, merupakan campuran magma dan air, jadi merupakan lumpur panas yang mengalir

3.    lahar dingin, terjadi karena efflata porus' di puncak gunung menjadi lumpur pada waktu hujan lebat dan mengalir pada lereng dan lembah-lembah.

c. Bahan-bahan gas atau ekshalasi

Gas-gas yang dikeluarkan oleh gunung api, dapat berupa gas belerang [HS] yang disebut solfatar.

Daerah ini menghasilkan belerang [sebagai tambang belerang atau sulfur]. Sedang sumber gas yang mengeluarkan H0 [uap air] disebut fumarol. 

Sumber gas yang mengeluarkan C0 disebut mofet. Gas C0 lebih berat daripada oksigen. Oleh karena itu letaknya di tempat-tempat yang rendah [lembah]. Gas C0 berbahaya bagi kehidupan.



Contoh: di Dieng terdapat solfatar, fumarol, dan mofet Tanda-tanda gunung api akan meletus


a.temperatur di sekitar kawah naik

b.banyak sumber air menjadi kering

c.sering timbul gempa gunung api

d.binatang banyak yang berpindah 

e.sering terdengar suara gemuruh

Ada beberapa tanda atau gejala yang bisa dipakai sebagai pedoman bahwa gunung api sudah padam atau hampir padam. 

Tanda-tanda atau gejala-gejala itu disebut gejala post vulkanisme atau gejala pasca vulkanik.



Gejala post vulkanisme itu antara lain:


a. Ekshalasi, yaitu-yang berupa fumarol [H0]; solfatar [HS] dan mofet [CO]. Jika di suatu daerah kita temukan gejala seperti itu, berarti daerah gunung api itu sudah padam, atau hampir padam. Contoh: Dieng [Jawa Tengah].


b.Mata air panas air tanah yang terletak di dekat dapur magma, maka akan keluar sebagai air panas. Bisa juga uap air yang berasal dari dapur magma, setelah sampai di atas mengalami kondensasi menjadi air panas. Contoh: Cimelati [Jawa Barat].


c.Mata air makdani; mata air makdani selain panas juga mengandung mineral, antara lain belerang.


Contoh: Maribaya [Jawa Barat], Baturaden, dan Dieng [Jawa Tengah].   

d. Mata air panas yang memancar atau geyser; Biasanya  air panas. semacam ini tidak memancar terus-menerus, tetapi secara berkala

Contoh: di Islandia [Selandia Baru], dan Yellowstone Park [Amerika Serikat]

c. Bunsen [1846] mengatakan, terjadinya geyser karena gas-gas panas yang asalnya dari magma memanaskan air yang terdapat di dalam bumi. 

Namun uap air yang terjadi tidak dapat mengadakan sirkulasi, tetapi terakumulasi pada suatu tempat. 

Uap air yang terakumulasi tekanannya makin kuat, sampai suatu saat bisa memancarkan air di atasnya, dan terjadilah geyser. 

Material-material yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi. Foto: Pixabay

Gunung berapi adalah peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas bertekanan tinggi. Gunung berapi berpotensi mengalami erupsi atau letusan yang dapat mengeluarkan material-material khusus.

Mengutip dalam modul Pengenalan Gunung Api yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, gunung berapi diklasifikasikan ke dalam empat sumber erupsi, di antaranya adalah:

  • Erupsi pusat, yaitu erupsi yang keluar melalui kawah utama.

  • Erupsi samping, merupakan erupsi yang keluar dari lereng tubuhnya.

  • Erupsi celah, yaitu erupsi yang muncul pada retakan atau sesar, yang dapat memanjang sampai beberapa kilometer

  • Erupsi eksentrik, yang sejenis dengan erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping, melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah gunung berapi sekitar 13 sampai 17 persen dari total jumlah gunung api aktif di seluruh dunia. Bahkan, beberapa gunung berapi di Indonesia masih perlu diawasi karena sewaktu-waktu dapat meletus.

Letusan gunung berapi membawa material-material baik dalam bentuk padat, cair, ataupun gas. Lantas, apa saja material-material yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi? Simak penjelasannya berikut ini.

Material erupsi gunung berapi, salah satunya dalam wujud padat adalah abu vulkanik. Foto: Pixabay

Erupsi gunung berapi akan mengeluarkan material yang beragam, mulai dari material yang berwujud padat/eflata, cair, dan gas. Erupsi tersebut dapat berasal dari dalam dapur magma atau pun material di sekitar kawah.

Dirangkum dalam konten edukasi Kemdikbud RI dengan judul Material Letusan Gunung Api, material-material tersebut digolongkan ke dalam tiga pembagian jenis material berdasarkan wujud fisiknya, yaitu:

Material padat atau eflata adalah material letusan gunung api berwujud padat. Ada dua macam material padat, yakni eflata autogen dan eflata alogen.

Eflata autogen merupakan material padat yang berasal dari dapur magma yang terbawa bersama lava yang keluar saat letusan terjadi. Sementara itu, eflata alogen adalah material padat yang berasal dari material di sekitar kawah yang ikut terlontar saat letusan.

Material padat hasil letusan gunung berapi, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Bom, merupakan material padat yang berbentuk bongkahan batu-batu besar. Material seperti ini sering dimanfaatkan manusia untuk kepentingan konstruksi bangunan.

  • Lapili, merupakan material padat berupa batu-batu kerikil yang lebih kecil. Sama seperti bom, material ini juga banyak dimanfaatkan untuk kepentingan bahan bangunan.

  • Tuff adalah butiran halus hasil letusan gunung berapi yang banyak mengandung silika. Tuff lebih sering disebut dengan istilah ash atau abu vulkanik, serta memiliki sifat berbahaya yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan.

Material cair yang dikeluarkan dari hasil letusan gunung berapi adalah lahar panas. Foto: Pixabay

Material cair atau efusifa adalah material hasil letusan gunung api, yang berbentuk material cair meliputi lava dan lahar, baik lahar dingin maupun lahar panas. Berikut adalah penjelasannya.

  • Lava, adalah magma yang meleleh. Lava yang mengalami pendinginan karena telah terlalu lama berada di udara luar, akan mengeras dan berubah menjadi bantuan beku/basaltis.

  • Lahar, merupakan lava yang sudah bercampur dengan material lain yang ada disekitar kawah gunung api. Lahar panas terbentuk saat gunung sedang erupsi, sedangkan lahar dingin [lahar hujan] terjadi saat gunung sedang tidak erupsi.

3. Material gas/ekshalasi

Seperti namanya, material gas atau ekshalasi adalah salah satu dari material-material yang dikeluarkan saat terjdi letusan gunung merapi. Berikut adalah jenis-jenis hasil letusannya.

  • Mofet [CO2], adalah gas hasil letusan gunung berapi yang berbahaya karena bersifat racun. Gas ini sangat dianjurkan untuk dihindari karena bisa membahayakan nyawa siapa pun yang menghirupnya.

  • Fumarol [H2O], berupa uap air yang panas.

  • Solfatar [H2S], merupakan gas belerang yang berbahaya jika terlalu pekat karena dapat menimbulkan keracunan.

  • Awan panas, merupakan asap yang keluar saat gunung berapi meletus dengan temperatur yang tinggi, dan mengalami daya luncur menuruni lereng hingga mencapai 200 km/jam.

Video yang berhubungan