tirto.id - Sistem sirkulasi pada manusia terdiri dari sistem peredaran darah dan sistem limfatik atau peredaran getah bening. Darah mengalir ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Agar darah dapat mengalir ke seluruh tubuh maka perlu didukung oleh alat-alat peredaran darah, yaitu jantung dan pembuluh darah. Darah selalu beredar di dalam pembuluh darah yaitu pembuluh nadi dan pembuluh balik.
Sementara, sistem peredaran darah manusia berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Berikut ini adalah fungsi sistem peredaran darah manusia:
Sementara, berikut ini adalah fungsi darah dalam tubuh.
1. Plasma Darah Fungsi plasma darah di antaranya adalah membersihkan tekanan osmotik darah, mengangkut sari makanan ke sel-sel, membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan, dan menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi. Berikut ini adalah ciri-ciri dari plasma darah:
-Zat-zat yang diproduksi sel (enzim, hormon, antibodi) -Protein darah (albumin, fi brinogen, globulin) -Zat-zat hasil metabolisme (urea, asam urat, dan lain-lain) -Gas-gas respirasi (oksigen dan karbondioksida)
Berikut ini adalah sejumlah perbedaan mencolok terkait sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). a. Jumlah Darah Eritrosit:
Eritrosit: 100-120 hari Leukosit: 12 hari Trombosit: 8-10 hari c. Tempat Produksi Eritrosit: Sumsum tulang belakang. Leukosit: Sumsum tulang belakang, sebagian jaringan limpa. Trombosit: Hati dan limpa. d. Fungsi Sel Darah Eritrosit: Mengangkat karbon dioksida dan oksigen. Leukosit: Melindungi tubuh terhadap serangan benda asing, bakteri atau virus. Trombosit: Pembekuan darah. e. Bentuk sel darah Eritrosit:
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
MATERI BIOLOGI
atau
tulisan menarik lainnya
Maria Ulfa
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
“Secara keseluruhan, komponen darah manusia terdiri atas plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit (keping darah/platelet). Masing-masing komponen tersebut memiliki fungsi penting. Misalnya seperti sel darah putih yang berfungsi untuk melawan infeksi” Halodoc, Jakarta – Darah merupakan cairan tubuh yang terbentuk dari jaringan hidup, mengalir ke seluruh bagian tubuh melalui kumpulan jaringan pembuluh darah. Darah memiliki fungsi penting bagi kesehatan manusia. Salah satunya memasok zat-zat penting ke seluruh tubuh seperti hormon, oksigen, dan gula. Selain itu, darah juga berperan dalam membuang limbah dari tubuh. Namun, perlu diketahui bahwa darah terdiri dari kombinasi beberapa komponen dengan masing-masing peran yang berbeda. Penasaran apa saja komponen yang melengkapi darah dan apa saja fungsinya? Simak penjelasannya di sini! Komponen Darah Beserta Fungsi Pentingnya Secara keseluruhan, komponen darah manusia terdiri atas plasma darah, sel darah merah, sel darah putih, serta trombosit (keping darah/platelet). Nah, berikut adalah penjelasan dari setiap komponen dan fungsinya, yaitu: Komponen darah cair disebut dengan plasma, yakni campuran antara air, gula, lemak, protein, dan garam. Plasma adalah komponen darah yang berperan dalam mengangkut sel-sel darah ke seluruh tubuh bersama dengan berbagai zat lain. Misalnya seperti nutrisi, antibodi, zat protein pembekuan, hormon, hasil limbah tubuh, serta protein yang membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh. Sel darah merah atau eritrosit adalah sel yang paling melimpah dalam darah. Sebab, sel tersebut terhitung sekitar 40 sampai 45 persen dari volumenya. Secara sederhana, eritrosit berbentuk seperti ‘donat’ tapi tanpa lubang di tengahnya. Produksi sel darah merah dikendalikan oleh eritropoietin, yaitu hormon yang diproduksi oleh ginjal. Namun, eritrosit tidaklah memiliki nukleus layaknya sel tubuh kebanyakan, sehingga dapat dengan mudah berubah bentuk. Kondisi tersebut memudahkannya untuk menyesuaikan diri melalui berbagai pembuluh darah di tubuh. Akan tetapi, tidak adanya nukleus juga membuat kehidupan sel darah merah terbatasi ketika mengalir melalui pembuluh darah terkecil. Sebab, hal ini dapat merusak membran sel darah merah dan menghabiskan energinya. Umumnya, rata-rata sel darah merah hanya bertahan selama 120 hari sejak terbentuk. Sel darah merah mengandung protein khusus yang disebut sebagai hemoglobin. Hemoglobin sendiri berperan penting dalam membantu mengalirkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan kemudian mengembalikan karbon dioksida dari tubuh ke paru-paru, sehingga dapat dihembuskan. Selain itu, hemoglobinlah yang membuat darah tampak merah. Baca juga: Harus Rutin, Ini 4 Manfaat Donor Darah untuk Kesehatan Sel darah putih atau leukosit berfungsi penting dalam melindungi tubuh dari infeksi. Namun, sel darah putih jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan sel darah merah, yaitu hanya terhitung sekitar satu persen dari total darah keseluruhan pada tubuh. Sementara itu, jenis sel darah putih yang paling umum adalah neutrofil, yang merupakan sel dengan respon ‘cepat’ dan menyumbang 55 hingga 70 persen total jumlah sel darah putih. Setiap neutrofil hidup kurang dari sehari, sehingga sumsum tulang akan terus-menerus memproduksinya agar dapat mempertahankan perlindungan dari infeksi. Selain neutrofil, jenis utama sel darah putih lainnya adalah limfosit yang memiliki dua populasi utama. Populasi yang pertama adalah limfosit T yang berperan dalam membantu mengatur fungsi sel kekebalan lainnya. Tak hanya itu, limfosit T juga berperan secara langsung menyerang berbagai sel tumor yang terinfeksi. Populasi kedua adalah limfosit B yang berperan dalam membuat antibodi dalam bentuk protein khusus. Protein tersebut nantinya akan secara khusus menargetkan virus, bakteri dan mikroorganisme lainnya. Baca juga: Apa Fungsi Darah untuk Tubuh Manusia? Trombosit atau platelet tidaklah seperti sel darah merah atau putih. Sebab, trombosit sebenarnya bukan sel, melainkan fragmen sel yang lebih kecil. Komponen darah yang satu ini berperan dalam membantu proses pembekuan darah atau koagulasi. Proses tersebut terjadi dengan berkumpulnya trombosit di area cedera atau luka, dengan menempel pada lapisan pembuluh darah yang terluka. Proses tersebut akan menghasilkan bekuan fibrin yang berfungsi untuk menutupi luka dan mencegah darah bocor keluar. Selain itu, fibrin juga berperan dalam membantu pembentukan struktur awal jaringan baru, sehingga dapat mempercepat penyembuhan. Namun, apabila kadar trombosit terlalu tinggi dari batas normal, hal ini dapat menyebabkan pembekuan yang berlebihan. Akibatnya, risiko stroke dan serangan jantung dapat meningkat. Baca juga: Ini 6 Vitamin dan Suplemen Pelancar Aliran Darah Itulah penjelasan mengenai apa saja komponen pada darah beserta fungsinya. Mulai dari sel darah merah yang mengalirkan oksigen, sel darah putih melawan infeksi, plasma darah yang mengangkut sel darah ke seluruh tubuh, hingga trombosit yang membantu proses pembekuan darah. Maka dari itu, kesehatan darah juga perlu dijaga dengan baik, melalui penerapan pola hidup sehat dan konsumsi vitamin agar kesehatan darah terjaga. Sebab, bila salah satu komponen darah tidak berfungsi dengan baik, maka tubuh dapat mengalami gangguan kesehatan. Melalui aplikasi Halodoc, kamu dapat cek kebutuhan suplemen sesuai dengan pilihanmu. Tentunya tanpa perlu keluar rumah dan mengantre berlama-lama di apotek. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang! Referensi: American Society and Hematology. Diakses pada 2021. The Components of Blood and Their ImportanceMedical News Today. Diakses pada 2021. How does blood work, and what problems can occur?Mayoclinic. Diakses pada 2021. 10 ways to control high blood pressure without medication |