Apa itu window dressing saham

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 2,06 persen pada akhir perdagangan Rabu (6/10/2021). Apakah sentimen window dressing bisa menopang pergerakan IHSG pada akhir tahun ini?

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terpantau parkir di level 6.417 naik 129 poin. Pada awal perdagangan, IHSG dibuka pada level 6.313 dengan level terendah 6.307 dan level tertinggi 6.441 pada hari ini. Ketika penutupan, tercatat total transaksi mencapai Rp20,70 triliun dengan nilai beli bersih atau net buy investor asing sebesar Rp4,35 triliun.

Apa Sebenarnya Window Dressing?

Dilansir dari investopedia.com, window dressing merupakan strategi yang digunakan oleh manajer investasi untuk meningkatkan penampilan kinerja saham atau reksa dana sebelum disajikan kepada investor atau pemegang saham.

Biasanya, manajer investasi menjual saham dengan kerugian besar dan membeli saham dengan harga tinggi menjelang akhir tahun atau kuartal IV. Sekuritas kemudian melaporkan transaksi tersebut sebagai bagian dari kepemilikan dana.

Istilah window dressing juga dapat merujuk pada tindakan yang diambil oleh perusahaan untuk memperbaiki laporan keuangan mereka yang akan datang. Kebijakan yang dilakukan, antara lain menunda pembayaran atau mencari cara untuk membukukan pendapatan lebih awal.

Apa Dampak Window Dressing Bagi Investor?

Laporan keuangan dan daftar kepemilikan dalam saham biasanya dikirim ke investor setiap kuartal. Para investor lantas menggunakan laporan ini untuk memantau pengembalian investasi dana yang mereka miliki.

Ketika kinerja saham menurun, manajer investasi dapat menggunakan window dressing atau menjual saham yang telah melaporkan kerugian besar dan menggantinya dengan saham yang diharapkan menghasilkan keuntungan jangka pendek untuk meningkatkan kinerja dana secara keseluruhan untuk periode pelaporan.

Bagi investor, window dressing memberikan alasan bagus untuk memantau laporan kinerja saham yang dimiliki dengan cermat. Beberapa manajer investasi mungkin mencoba meningkatkan pengembalian melalui window dressing. Ini artinya investor harus berhati-hati terhadap kepemilikan karena angka yang tercatat mungkin tidak sejalan dengan strategi dana secara keseluruhan.

Window dressing dapat meningkatkan pengembalian dana dalam jangka pendek, meskipun efek jangka panjang pada portofolio biasanya negatif.

Kepemilikan ini mungkin menunjukkan kinerja jangka pendek yang lebih tinggi, dalam jangka panjang jenis investasi ini menyeret pengembalian portofolio, dan manajer portofolio seringkali tidak dapat menyembunyikan kinerja buruk untuk waktu yang lama.

Investor pasti akan mengidentifikasi jenis investasi ini, dan akibatnya sering kali menurunkan kepercayaan terhadap pengelola dana dan meningkatkan aliran dana keluar.

Siapa yang Terlibat dalam Window Dressing?

Meskipun aturan pengungkapan dimaksudkan untuk membantu meningkatkan transparansi bagi investor, window dressing masih dapat mengaburkan praktik yang dilakukan manajer investasi.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Iwan Meier dan Ernst Schaumburg dari Northwestern University menemukan karakteristik tertentu dari dana dapat menandakan manajer mungkin terlibat dalam window dressing.

Secara khusus, dana pertumbuhan dengan perputaran tinggi dan manajer yang baru-baru ini membukukan pengembalian yang buruk lebih sering menjadi orang yang akan tampil cantik.

Selain pasar modal, window dressing juga terjadi di berbagai industri. Salah satu contohnya. perusahaan dapat menawarkan produk dengan harga diskon atau mempromosikan penawaran khusus yang meningkatkan penjualan. Upaya promosi ini berupaya meningkatkan laba di hari-hari terakhir periode pelaporan keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :


Editor : Feni Freycinetia Fitriani

Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam

Dalam dunia bisnis, dikenal istilah window dressing. Istilah ini adalah suatu tindakan untuk melebih-lebihkan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan. 

Hal ini dikarenakan keadaan finansial perusahaan menjadi pertimbangan utama bagi seorang investor saat mempertimbangkan penanaman modal.

Window dressing adalah tindakan yang mengacu pada manipulasi data atau aktivitas pada perusahaan, investor yang tidak mengetahui hal ini tentu akan terjebak dan mempercayai apa yang ada dalam laporan keuangan.

Istilah ini juga ada di dunia investasi. Manajer investasi dapat menjual saham berperforma rendah dengan saham dengan nilai tinggi sebelum laporan portofolio kuartal IV dibuat. 

Hasilnya? Investor pemula mungkin akan terbuai dan berpikir bahwa manajer investasi tersebut memiliki rekam jejak baik. 

Penasaran bagaimana cara kerjanya dan apa saja dampaknya bagi investor? Pada artikel kali ini, Lifepal sudah merangkumnya untuk kamu, simak selengkapnya di bawah ini. 

Pengertian window dressing

Beberapa dari kamu mungkin pernah bertanya-tanya apa itu window dressing. Nah, pengertiannya adalah upaya mempercantik laporan keuangan pada sebuah perusahaan. 

Jika kamu menebak bahwa window dressing adalah tindakan curang oleh perusahaan kepada kliennya, maka kamu benar.

Ada banyak perusahaan yang melakukan pemolesan laporan keuangan demi menggaet investor atau klien kepadanya, tetapi dengan cara tidak jujur. 

Sayangnya, window dressing adalah tindakan yang tidak mudah diketahui apalagi oleh investor yang kurang cermat. Metode kecurangan ini menyebabkan buruknya pengambilan keputusan karena dasar penentuannya sudah salah dari awal. 

Selain itu, istilah ini juga terdapat pada dunia investasi. Pengelola portofolio atau manajer investasi dapat memanipulasi portofolio dengan melakukan penjualan dan pembelian saham tertentu tepat sebelum laporan portofolio diterbitkan. Namun, metode ini bukanlah sejenis investasi bodong.

Pembahasan mengenai metode ini dalam investasi akan dijelaskan lebih dalam pada bagian selanjutnya. 

Nah, setelah mengetahui apa itu window dressing, yang penting untuk diketahui selanjutnya adalah cara kerjanya. Metode ini biasanya dilakukan perusahaan ketika mengetahui laporan kinerja mereka akan memburuk pada akhir periode. 

Guna menutupi hal tersebut, perusahaan lalu menjual saham sebelumnya dan menggantikannya dengan saham yang memberikan imbal hasil besar pada jangka pendek. Upaya ini dapat memperbaiki laporan kinerja perusahaan. 

Selain dari segi pendanaan, metode kecurangan ini juga digunakan untuk merekayasa laporan keuangan seperti nilai keuntungan maupun volume penjualan produk. Window dressing biasa dimanfaatkan dengan cara-cara berikut ini.

  1. Mengobral barang-barang modal yang mengalami depresiasi agar total nilai aset seolah bertambah dengan adanya aset baru.
  2. Memberikan diskon lebih awal kepada pelanggan agar meraup untung lebih cepat
  3. Memasukkan pembayaran tagihan ke periode selanjutnya 
  4. Menunda pengeluaran seperti pembagian laba agar saldo akhir lebih tinggi

Dampak window dressing bagi investor

Laporan kinerja atau portofolio umumnya digunakan investor guna menentukan langkah selanjutnya dalam kegiatan pembiayaan yang dilakukan. 

Selain untuk menentukan perpanjangan penanaman modal, dari laporan tersebut juga dapat diketahui return maupun potensi return pada masa mendatang. 

Sayangnya, dengan adanya window dressing, keputusan investor tidak akan seakurat jika dibandingkan dengan laporan kinerja asli. Dalam hal ini, investor harus lebih cermat dan kritis dalam membaca laporan kinerja atau portofolio apalagi ketika memasuki akhir periode bisnis. 

Sikap investor terhadap window dressing

Strategi kecurangan ini membuat beberapa nilai saham naik. Akibatnya, banyak investor mungkin tergiur untuk membeli saham yang nilainya bergerak ke atas disebabkan adanya permintaan dalam jumlah besar. 

Satu hal yang patut diperhatikan adalah apakah kenaikan nilai saham tersebut hanya berlangsung saat akhir periode bisnis ataukah berpotensi mengalami penurunan setelahnya. Investor seharusnya tidak mendasarkan keputusannya kepada kenaikan akhir tahun, melainkan juga menggunakan analisis dan banyak pertimbangan saat melakukan transaksi. 

Lebih lanjut, beberapa hal ini dapat dilakukan investor agar tidak terjebak window dressing.

  • Analisis teknikal dan fundamental

Analisis teknikal dilakukan dengan cara mempelajari pergerakan saham dari waktu ke waktu sedangkan analisis fundamental didapat dari data laporan keuangan perusahaan.

  • Ketelitian membaca laporan keuangan

Satu hal yang dapat dicermati dari laporan keuangan adalah pembayaran pajaknya. Lihat apakah pengeluaran pajak sesuai dengan PPH yang berlaku. Bila tidak, kemungkinan laba pada laporan keuangan tidak mencerminkan nilai sesungguhnya. 

Pelaku yang biasa terlibat dalam window dressing

Window dressing adalah upaya yang dilakukan guna menutup cela perusahaan. Nah, siapakah pelaku di balik kecurangan ini? 

Secara umum, pelaku metode ini adalah manajer yang baru-baru ini mencatatkan rekaman pengelolaan buruk. 

Jika pihak tersebut tiba-tiba memperbaiki track recordnya dengan cepat apalagi bila kemajuannya signifikan, bisa jadi itu adalah pertanda bahwa manajer tersebut melakukan window dressing.

Selain itu, kecurangan ini dapat dilihat dari dana yang memiliki perputaran cepat. Apalagi bila dana tersebut memiliki rekam jejak yang berbeda sebelumnya atau meningkat drastis pada masa akhir periode saja. 

Dua kriteria tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur awal mengenai praktik kecurangan ini di industri manapun termasuk di industri retail.

Di samping itu, satu hal yang dapat dilihat dari praktik kecurangan ini adalah adanya diskon atau penawaran besar-besaran agar profit melonjak naik sebelum laporan keuangan periode tersebut dibuat.

Hal ini lebih masuk akal guna dilakukan daripada melakukan manipulasi seperti disebutkan sebelumnya. 

Window dressing dalam reksadana

Window dressing banyak dilakukan di pasar reksadana. Biasanya, para manajer investasi akan menjual saham berkinerja buruk dan membeli saham-saham lain yang dapat mendongkrak nilai tambah pada portofolio klien pemegang saham

Hal ini dilakukan agar seakan mereka tidak salah pilih dalam mengalokasikan dana investor. 

Oleh karena itu, penghujung tahun kerap dianggap sebagai bulan paling baik sebab transaksi saham akan ramai dengan kegiatan para manajer investasi yang memoles portofolio sahamnya. 

Saham dengan kapitalisasi bernilai besar akan menjadi primadona yang banyak diincar pada akhir tahun guna menutup rekam jejak yang kurang baik pada bulan-bulan sebelumnya.

Window dressing artinya strategi untuk memperindah portofolio saham pada akhir periode, tetapi tidak serta merta semua aktivitas kecurangan ini hanya mempertimbangkan kebutuhan tersebut. 

Keadaan pandemi dan bagaimana pemerintah mengarahkan kebijakannya dalam penekanan laju infeksi juga menjadi bahan konsiderasi. 

Dilansir dari Kontan, upaya pemerintah memerangi pandemi ditambah dengan adanya varian Omicron masih dinilai bagus, terbukti dengan tidak terpengaruhnya volume aktivitas jual-beli saham menjelang tahun baru. 

Meskipun metode ini memiliki konotasi buruk, tetapi beberapa metodenya yang terbukti tidak dilakukan dengan curang, seperti pemberian diskon dan penawaran besar-besaran akhir tahun.

Selain itu, metode ini juga dikenal dapat meningkatkan nilai saham karena saat permintaan saham naik, nilainya juga otomatis naik.

Itulah pembahasan mengenai apa itu window dressing hingga aktivitasnya dalam pasar reksadana. Jangan lupa untuk selalu membuat pertimbangan matang sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi keuangan. 

Tips mencegah risiko window dressing

Tips dari Lifepal! Window dressing merupakan salah satu risiko dan trik dalam investasi. Meski praktik ini terkadang dilakukan oleh beberapa oknum, bukan berarti kamu harus takut untuk berinvestasi, ya.

Sebab, untuk mencapai kebebasan finansial, salah satu cara yang harus dilakukan adalah investasi. Kamu bisa berinvestasi di instrumen apa saja sesuai dengan kondisi finansial dan keinginan kamu. 

Hitung jumlah yang diperlukan untuk bisa mencapai kebebasan finansialmu di sini, ya!

Selain investasi, jangan lupa juga untuk membeli asuransi sebagai proteksi finansial kamu dari risiko-risiko yang tak terduga, ya.

Kamu bisa mencoba asuransi jiwa yang bisa kamu anggap investasi untuk anak atau keluargamu tercinta. Atau, berinvestasi dengan asuransi kesehatan agar tak perlu keluar uang saat sakit juga cukup membuat kondisi finansialmu terjaga, lho!

Pertanyaan seputar window dressing

Apa itu istilah window dressing?

Window dressing adalah strategi mempercantik portofolio investasi yang dilakukan perusahaan maupun manajer investasi.

Efek Window Dressing biasanya ditandai naiknya sejumlah saham dengan kenaikan diatas 5 – 10% hanya dalam satu hari perdagangan bursa. Untuk memperoleh cuan saat fenomena ini terjadi, pastikan Anda cermat dalam memilih saham, biasanya saham pendorong utama indeks.

Apa yang dimaksud window dressing saham?

Apa Itu Window Dressing? Window dressing adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan sampai manajer portofolio lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan performa instrumen tersebut sebelum disajikan kepada klien atau pemegang saham.

Apa itu window dressing dan contohnya?

Dikutip dari Investopedia, window dressing adalah suatu strategi investasi yang dilakukan oleh manajer investasi atau reksadana untuk mempercantik kinerja dalam suatu portofolio keuangan sebelum disajikan pada investor atau para pemegang saham.

Bagaimana cara window dressing?

Window dressing biasa dimanfaatkan dengan cara-cara berikut ini..
Mengobral barang-barang modal yang mengalami depresiasi agar total nilai aset seolah bertambah dengan adanya aset baru..
Memberikan diskon lebih awal kepada pelanggan agar meraup untung lebih cepat..
Memasukkan pembayaran tagihan ke periode selanjutnya..
Tujuan Window Dressing adalah untuk menarik minat investor agar yakin berinvestasi. Walau tujuannya “mempercantik” portofolio atau laporan keuangan, hal ini tetap dilakukan secara legal.