Apa itu penyakit tb paru

Oleh: Rima Dwi Yanantika, drTuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian. TB diperkirakan sudah ada di dunia sejak 5000 tahun sebelum masehi, namun kemajuan dalam penemuan dan pengendalian penyakit TB baru terjadi dalam dua abad terakhir.

Mycobacterium tuberculosis juga dapat menginfeksi organ tubuh lainnya, seperti kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, dan sendi. Ketika tuberkulosis sudah menginfeksi bagian tubuh lainnya, maka kondisi ini disebut dengan TB ekstra paru.

Ada dua jenis infeksi TB yang berdasarkan tingkat keparahannya. Berikut ini diantaranya:

  • TBC laten

TBC laten terjadi ketika penderitanya memiliki kuman di tubuh tetapi sistem imun berhasil mencegahnya supaya tidak menyebar. Penderitanya pun tidak memiliki gejala apapun, dan tidak menular.

Meski demikian, infeksinya masih hidup dan suatu hari nanti bisa menjadi aktif. Beberapa faktor risiko yang memicu TB laten menjadi aktif adalah mengidap HIV, mengalami infeksi dalam 2 tahun terakhir, rontgen dada menunjukan kondisi yang tidak biasa, atau sistem kekebalan tiba-tiba melemah.

  • TBC aktif

Seseorang yang sudah mengalami TBC aktif adalah saat kuman berkembang biak dan membuatnya menimbulkan gejala dan sakit. Dan juga dapat menyebarkan penyakit ini kepada orang lain. 90% kasus aktif pada orang dewasa berasal dari infeksi TB laten. Infeksi TB laten atau aktif juga dapat resisten terhadap obat. Artinya obat tertentu tidak bekerja melawan bakteri.

Gejala TB Paru

Gejala yang biasa dialami oleh pasien TBC paru antara lain sebagai berikut :

  • Batuk terus – menerus (berdahak maupun tidak berdahak).
  • Demam dan meriang dalam jangka waktu yang panjang;
  • Sesak nafas dan nyeri dada;
  • Berat badan menurun;
  • Ketika batuk terkadang dahak bercampur darah;
  • Nafsu makan yang menurun;
  • Berkeringat di malam hari meski tanpa melakukan kegiatan.

Penularan TB Paru

Bakteri TB ditularkan melalui droplet yang terinfeksi di udara. Begitu tetesan ini memasuki udara, siapa pun di dekatnya dapat menghirupnya. Seseorang dengan TB dapat menularkan bakteri melalui bersin, batuk, berbicara, dan nyanyian.

Pengobatan TB Paru

Pengobatan TB Paru terdiri dari 2 tahap sebagai berikut :

  1. Tahap Awal (Intensif) : berlangsung sejak memulai pengobatan hingga 2 bulan.
  2. Tahap Lanjutan : sejak bulan ke-2 hingga bulan ke-6 atau lebih.

Cara Mencegah Tuberculosis

Pencegahan utama dari tuberculosis (TB) adalah menjaga pola hidup, makan cukup, tidur cukup dan berhenti merokok.

Jika sudah terinfeksi, selain menjalani pengobatan, sebaiknya melakukan cara pencegahan TBC terbaik agar tidak terjadi penyebaran bakteri tersebut dari orang yang sakit ke orang sehat.

Dan jangan lupa untuk vaksin BCG pada bayi untuk mencegah TBC atau menurunkan angka keparahan penyakit TBC.

Penyakit TBC: Apa Penyebab, Gejala, dan Pengobatan yang Tepat

Admin buleleng | 10 Maret 2021 | 220947 kali


Apa itu penyakit tb paru

Banyak yang salah kaprah bahwa TBC sama seperti halnya batuk biasa. Padahal, sejatinya batuk ini lebih berbahaya ketimbang batuk biasa. Oleh karena itu, penanganan dari batuk akibat penyakit TBC (tuberculosis) berbeda penangananya.

TBC ini juga dikenal dengan penyakit yang menular. Tak heran bila penyebarannya juga relatif cukup mudah dan cepat karena bisa melalui udara. Untuk penderita TBC kerap memiliki riwayat tertular dari penderita lainnya. Penyakit TBC ini menyerang paru-paru, yang disebabkan oleh basil Mycrobacterium Tuberculosis.

Bila Tertular, Gejala ini yang Akan Muncul pada Penderita TBC

Penyakit TBC memang tidak mudah dikenali pada stadium awal. Sebab gejalanya memang mirip dengan batuk pada umumnya. Sesaat setelah tertular, gejala-gejala yang muncul terlihat biasa saja seperti orang terkena flu.

Bagaimana gejalanya?

Gejala TBC biasanya batuk, nafsu makan menghilang, demam dan keringat dingin pada malam hari, batuk berdarah, kurang berenergi, rasa nyeri di dana, dan batuk berdahak dengan waktu yang berlangsung cukup lama yakni sekitar 21 hari.

Penyakit TBC ini mudah menyerang apabila sistem kekebalan tubuh sedang menurun. Sehingga jika jika sistem kekebalan tubuh Anda baik-baik saja dan dalam kondisi prima, jangan khawatir akan penyakit TBC ini.

Akan tetapi, tak jarang sistem kekebalan tubuh ini gagal melawan dan melindungi dari serangan TBC karena sistem kekebalan tubuh seringkali juga berfluktuatif dengan cepat karena berbagai faktor. Dan biasanya, meski sudah diberantas oleh sistem kekebalan tubuh, basil ini juga bisa saja tetap aktif. Nah, kondisi inilah yang disebut TBC laten.

Sementara itu, bila basil TBC ini berkembang hingga menyebabkan kerusakan jaringan paru-paru, maka selanjutnya akan menimbulkan kondisi yang disebut dengan tuberculosis aktif.

Bagaimana Proses Diagnosa Risiko Tinggi TBC?

Gejala TBC hampir sama dengan beberapa gejala penyakit pernafasan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengkonsultasikan ke dokter guna menjalankan diagnosa yang tepat. Sehingga bisa diketahui dengan pasti apakah Anda tertular TBC atau tidak.

Dokter biasanya akan menjalankan diagnosis, terdiri dari tes darah, tes dahak, rontgen dada, dan Mantoux test. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui jenis tuberculosis tersebut apakah laten atau aktif. Siapa saja yang termasuk dalam kelompok TBC?

  • Perokok aktif
  • Pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya
  • Sering berhubungan dengan pengidap TBC aktif
  • Orang yang sering menjalani kemoterapi
  • Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah
  • Pengidap HIV/AIDS

Oleh sebab itu, melakukan diagnosa TBC secara dini diperlukan, agar tidak berkembang dari tuberculosis laten menjadi tuberculosis aktif. Ini sebagai langkah pencegahan sekaligus untuk mempermudah pengobatan. Sebab hanya dengan pengobatan yang tepat saja, maka risiko komplikasi yang muncul akibat penyakit TBC dapat dicegah.

Bagaimana Pencegahan dan Pengobatan TBC yang tepat???

TBC memang dapat disembuhkan dengan pengobatan yang benar dan tepat tentunya. Secara umum, pengobatan TBC saat ini dijalankan dengan memberikan beberapa jenis antibiotic kepada pengguna dengan dosis yang tepat, serta dalam jangka waktu tertentu.

Vaksin juga diberikan sebagai langkah pencegahan. Vaksin ini disebut dengan BCG (Bacillus Calmette-Guerin) dan vaksin jenis ini di Indonesia telah diberikan pada bayi-bayi yang belum berusia 2 bulan serta masuk dalam imunisasi dasar.

Langkah pengobatan serta pencegahan TBC sangatlah penting untuk dilakukan. Mengingat penyakit ini tergolong berat dan menular, dengan skema penularan yang relatifcukup mudah, yakni melalui pernapasan. Terlebih lagi juga terdapat risiko komplikasi yang mungkin saja terjadi, yakni:

  • Meningitis
  • Kerusakan sendi
  • Gangguan organ tubuh, seperti ginjal, hati, jantung
  • Merasa nyeri pada punggung

Mengingat besarnya risiko yang bisa muncul karena penyakit TBC ini, maka pengobatan yang diberikan dalam bentuk antibiotik juga sangat beragam. Obat-obatan yang biasa diberikan oleh dokter untuk pengidap TBC aktif antara lain:

  • Isoniazid
  • Rifampicin
  • Pyrazinamide
  • Ethanol

Obatan-obatan tersebut mengandung efek samping, seperti dapat menurunkan efektifitas alat kontrasepsi yang mengandung hormon. Efek samping yang demikian terutama terjadi untuk pengguna obat antibiotik seperti rifampicin.

Sementara itu, untuk ethambutol, berpengaruh pada kondisi penglihatan. Begitu juga dengan isoniazid yang berpotensi merusak saraf.

Selain itu, juga terdapat efek samping umum, seperti muntah, mual, penurunan nafsu makan, sakit kuning, perubahan warna urine menjadi lebih gelap, demam, gatal-gatal, dan ruam pada kulit.

Meski demikian, pengidap diharuskan mengonsumsi antibiotik selama lebih kurang lebih 2 minggu, dan untuk memastikan kesembuhan, dokter biasanya mengharuskan konsumsi antibiotik selama 6 bulan.

Obat resep yang diberikan untuk pengidap TBC harus diminum hingga waktu yang dianjurkan. Ini dikarenakan meski kondisinya membaik, pengidap TBC masih mungkin untuk menurun kembali kondisinya.

Sebagaimana ulasan di atas, penyakit TBC memang tergolong penyakit berat dan menular, yang membutuhkan skema pengobatan dengan jangka waktu cukup panjang serta intensif. Berhenti atau menghentikan pengobatan untuk penderita TBC ini sangat berisiko.

Kenali Penyakit TBC Sejak Awal dan Lakukan Penanganan yang Tepat

Sesuai dengan jenisnya, penyakit TBC adalah penyakit menular yang membutuhkan suatu penanganan intensif serta khusus. Memiliki asuransi kesehatan tentu menjadi satu keuntungan tersendiri bagi seseorang agar jangan sampai penanganan dan pengobatan menjadi terhambat. Terlebih lagi, penyakit TBC ini membutuhkan pengobatan dan perawatan setidaknya 6 bulan hingga pasien benar-benar sembuh.

Apakah penyakit TB paru bisa sembuh?

(Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSND UNDIP): Penyakit Tuberkulosis Bisa Sembuh dengan Pengobatan yang Tepat.

Apa gejala penyakit TB paru?

Bakteri TBC yang tumbuh di paru-paru dapat menimbulkan beberapa gejala penyakit, seperti: Batuk terus-menerus yang berlangsung lama (lebih dari 2–3 minggu) Batuk berdarah. Nyeri dada saat bernapas atau batuk.

Apa perbedaan TB paru dan TBC?

TB/TBC atau Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. TBC tidak hanya dapat menyerang paru-paru, tetapi organ vital lainnya, seperti selaput otak, usus, kelenjar getah bening, dan tulang, dll. Berdasarkan paparan dari Direktur P2PM, Dr. drh.